PENDAHULUAN
Penyampaian RK3K Penawaran menjadi kewajiban bagi para Penyedia Jasa yang mengikuti lelang.
Isian RK3K Penawaran telah dicontohkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
14/PRT/M/2013 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
Ketika calon Penyedia Jasa telah ditetapkan sebagai pemenang lelang, maka selanjutnya Penyedia
Jasa yang bersangkutan wajib membuat RK3K Pelaksanaan seperti yang ditetapkan pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 sebagaimana pada Lampiran 2 dengan
ketentuan:
a. Menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan
pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre-Construction
Meeting (PCM);
b. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi
Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi
Bahaya K3 Rendah;
c. Menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK Konstruksi Bidang PU dalam harga
penawaran sebagai bagian dari biaya umum;
d. Membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari
Dokumen Serah Terima Pekerjaan Pekerjaan pada akhir kegiatan;
e. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam
bentuk laporan bulanan;
f. menindak lanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
g. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak
menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K;
h. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan
pekerjaan konstruksi;
i. Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
1) Tempat kerja;
2) Peralatan kerja;
3) Cara kerja;
4) Alat Pelindung Kerja;
5) Alat Pelindung Diri;
6) Rambu-rambu; dan
7) Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
RK3K yang telah dibuat di awal kegiatan tersebut, dipresentasikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) untuk mendapat persetujuan.
Peraturan mengenai K3 Konstruksi yang menjadi dasar dan pedoman dalam Menyusun RK3K
Penawaran dan RK3K Pelaksanaan antara lain adalah:
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PER/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2013 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011, tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
konstruksi dan Jasa Konsultansi;
1. RK3K Penawaran adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak yang
dibuat/disusun oleh Penyedia Jasa sebagai lampiran penawaran pada saat mengikuti proses
lelang.
2. RK3K Pelaksanaan adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa. RK3K
yang sudah disetujui selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa
dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Identifikasi Bahaya dan
Pengendalian Risiko Bahaya
NO JENIS/TYPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA SASARAN K3 PENGENDALIAN RISIKO PROGRAM SUMBER BIAYA (Rp)
& RISIKO K3 PROYEK K3 DAYA
1 2 3 4 5 6 7
VI PERKERASAN ASPAL
1. Laston Lapis Antara (AC-BC) - Terbentur alat berat
(gradasi - Kecelkaan di lokasi AMP
halus/kasar) - Tergilas alat berat (wheel
loader, asphalt
finisher,tandem
roller,pneumatic tire roller)
- Kecelakaan akibat alat berat
terguling
- Kecelakaan akibat dump truck
terperosok
- Kejatuhan material
- Tertusuk benda tajam
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
3. Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja
(SKB)No. 168/KPTS/1971 dan No. 207/Kab/B.Ch/1971 tentang Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 146 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.KEP.68/MEN/2004
tentang Pencegahan dan Penganggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
7. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenaga-
kerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan Koperasi No. KEP.20/DJPPK/
VI/2005 tentang Petunjuk Teknis Untuk Pelaksanaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
8. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan Penge-
lolaan Lingkungan Hidup
9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.11/MENLH/3/1994,
tentang Proyek Konstruksi yang Wajib Melakukan AMDAL
10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2002, tentang
Pedoman, Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup & Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
11. Sistem Manajemen Lingkungan Standar ISO 14001:2004
a. Sasaran K3
- Menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam bekerja
- Menghindari kecelakaan-kecelakaan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang dilakukan
- Zero Accident
b. Program K3
- Kebijakan K3
- Administratif dan Prosedur
- Identifikasi ahaya
- Project Safety Review
- Pembinaan dan Pelatihan
- Safety Meeting dan Safety Committee
- Safety Promotion
- Safe Working Practices
- Sistim Ijin Kerja
- Safety Inspection
- Equipment Inspection
- Keselamatan Kontraktor
- Lalulintas Jalan
- PengelolaanLingkungan
- Pengelolaan Limbah dan B3
- Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran
- Keadaan Darurat
- Investigasi Kecelakaan dan Pelaporan
- Audit K3
c. Organisasi K3
KOP SURAT
SURAT PERNYATAAN
Materai Rp.
10.000