PENGERTIAN
Menurut sejarah kata plafon yang sekarang di pakai berasal
dari Bahasa Belanda, yaitu plafond yang merujuk pada makna garis
batas horisontal antara dinding dengan atap. Namun plafon sendiri
memiliki arti bagian konstruksi yang merupakan lapisan pembatas
antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga dapat
dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.
B. FUNGSI
Plafon yang merupakan pembatas antara dinding dengan
atap memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya adalah sebagai
berikut.
Plafon sebagai penambah nilai estetika ruangan. Plafon
yang dijadikan sebagai langit-langit memiliki bentuk dan desain
yang beragam dan dapat dikreasikan sendiri sehingga dapat
memberikan kesan tersendiri terhadap suatu ruang. Penggunaan
plafon dalam ruangan juga memberikan kesan lebih rapi.
Plafon sebagai penutup. Yang dimaksud plafon sebagai
penutup adalah plafon yang diletakan di bawah rangka atap dimana
biasanya dibawah rangka atap terdapat berbagai macam kabel
listrik seperti, kabel lampu atau kabel telpon ataupun rangka atap.
Hal-hal tersebut dapat mengganggu penampilan dari suatu ruangan
sehingga penggunaan plafon dapat berfungsi untuk menutupi halhal tersebut agar tidak mengurangi nilai estetika suatu ruangan.
Selain dua fungsi diatas plafon juga dapat berfungsi sebagai
bantalan udara atau insulator panas. Fungsi plafon adalah
menahan dan mengikat udara agar tetap berada di dalam
bangunan. Udara yang masuk dari pintu dan jendela dialirkan ke
bagian atap ditangkap dan diikat dalam plafon dengan tujuan suhu
bangunan tetap terjaga kestabilannya. Salah satu kunci plafon
dapat berfungsi maksimal sebagai bantalan udara adalah dengan
di
tengah-tengah
plafond
dan
ruangan.
Bagian
Selain
list
plafon
dan
ceiling
rose
yang
mampu
Ada dua bahan utama rangka plafon, yaitu kayu dan logam.
A. Kayu
Kayu alam yang berserat menerus sepanjang
batang dan bersifat lentur dapat digunakan sebagai
balok maupun papan. Sementara kayu olahan yang
terbuat dari bahan dasar serbuk kayu atau sisa-sisa
potongan kayu yang dipres mesin tidak memiliki kedua
sifat utama itu. Karena itu hindari batang rangka plafon
yang terbuat dari kayu olahan.
B. Logam
Umumnya bahan logam memiliki ikatan molekul
yang lebih padat sehingga bersifat kuat dan lentur. Oleh
karena itu, logam dapat berfungsi sebagai balok atau
sebagai batang yang dapat digantungi beban. Batang
logam terbuat dari pelat-pelat memanjang yang dirol
menjadi batang T dan batang U. Batang tersebut mampu
menjadi penggantung panel atau bidang plafon dalam
berbagai variasi sistem hubungan disesuaikan dengan
fungsinya. Logam yang biasa digunakan adalah besi,
baja dan aluminium, agar tahan karat, batang besi atau
baja perlu digalvanisasi.
berkembangnya
zaman,
plafon
yang
dulunya
Relatif kuat.
Proses pemasangannya mudah.
Harga murah dan mudah di dapat.
2. Gypsum
Gypsum merupakan jenis plafon yang paling
Relatif kuat.
Pengerjaannya cepat.
Terdapat berbagai macam bentuk.
Sambungan antar gypsum tidak terlihat.
Harga murah dan mudah di dapat.
Sedangkan
kekurangan
dari
plafon
gypsum
Dalam
pemasangan
kayu
lambersiring
dipaku
4. Metal
Bahan
dasar
dari
plafon
jenis
ini
adalah
sebagai berikut:
PVC:
berikut:
Harganya mahal
6. Fiber Cement
Fiber cement adalah bahan alternatif plafon yang
terbuat dari semen, pasir silika, serat selulosa, gypsum,
dan zat aditif sebagai penguat. Pada ketebalan yang
sama, papan fiber cement lebih berat dibanding gypsum.
Hal ini dikarenakan fiber cement mengandung bahan
semen dan pasir. Dengan kondisi seperti itu maka
pemasangan fiber semen harus menggunakan alat yang
lebih canggih seperti bor dan gergaji mesin. Fiber semen
mempunyai harga yang relatif lebih mahal dibanding
gypsum. Sebaiknya material yang satu ini digunakan
untuk bagian eksterior saja.
Kelebihan dari plafon fiber semen adalah sebagai
berikut:
merambat api.
Dapat dipasang memakai rangka kayu dan besi
hollow.
7. Kaca
Pemakaian kaca sebagai plafon masih jarang
ditemukan di Indonesia. Hal ini karena kaca bisa
memasukkan cahaya dan panas dalam jumlah yang
sangat besar, sehingga kurang cocok dengan iklim di
Indonesia yang sub tropis. Jika menggunakan plafon
kaca di Indonesia, suhu ruangan akan menjadi tinggi dan
rumah pun menjadi tidak nyaman lagi untuk ditinggali.
Karena itu, plafon kaca biasanya digunakan hanya untuk
aksen. Untuk menjaga keamanan, kaca yang digunakan
sebaiknya adalah kaca tempered dengan ketebalan
minimal
10
mm.
Pemasangannya
pun
harus
8. Kain
Penggunaan
kain
sebagai
plafon
biasanya
dari
plafon
jenis
kain
adalah
sebagai berikut:
Mudah kotor.
9. Bambu
Bambu yang digunakan untuk plafon biasanya
sudah
dipotong
tipis-tipis
dan
kemudian
dianyam
ini
bertujuan
agar
lembaran
gedhek
tidak
Perawatan mudah
Proses pemasangan mudah.
Kekurangan dari plafon jenis bambu adalah
sebagai berikut:
E. TEKNIK PEMASANGAN
Dalam proses pemasangan plafon baik dengan rangka kayu
maupun rangka besi hollow tidaklah begitu berbeda. Berikut ini
adalah langkah kerja pemasangan plafon.
Membersihkan langitlangit yang akan di pasang plafon dari
material yang tidak terpakai sehingga pemasangan plafon akan
lebih mudah dilakukan.
Memasang penggantung plafon. Pengecekan harus terus
dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat dan
berada pada posisi yang aman karena plafon harus terpasang
dalam keadaan kuat.
Tes
beban
gantung
menggunakan
beban
pemberat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmusipil.com/metode-kerja-pemasangan-plafond
http://mugiabadi.blogspot.com/2014/01/macam-macam-jenis-plafonrumah.html
https://sites.google.com/site/hargajualpasangatapplafonpvc/
http://pututh.blogspot.com/2010/11/menggambar-konstruksi-plafondlangit.html
http://bahanbangunanz.blogspot.com/2014/03/daftar-harga-gypsum-dangrc-terbaru.html
http://duniaplafond.blogspot.com/2008/11/mengolah-gipsum-menjadielemen.html
http://www.desainic.com/10-desain-lampu-plafon-yang-cantik/
http://www.desainic.com/10-desain-lampu-plafon-yang-cantik/
Mahasiswa :
Adinda Astuti Astaning Widhi
(1404205056)
(1404205088)
(1404205091)
(1404205093)
(1404205094)
Aliya Hudiyanita
(1404205095)
Septian Aprilianto
(1404205106)
Kelas
:D
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
Maret 2015