Anda di halaman 1dari 15

A.

PENGERTIAN
Menurut sejarah kata plafon yang sekarang di pakai berasal
dari Bahasa Belanda, yaitu plafond yang merujuk pada makna garis
batas horisontal antara dinding dengan atap. Namun plafon sendiri
memiliki arti bagian konstruksi yang merupakan lapisan pembatas
antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga dapat
dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.
B. FUNGSI
Plafon yang merupakan pembatas antara dinding dengan
atap memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya adalah sebagai
berikut.
Plafon sebagai penambah nilai estetika ruangan. Plafon
yang dijadikan sebagai langit-langit memiliki bentuk dan desain
yang beragam dan dapat dikreasikan sendiri sehingga dapat
memberikan kesan tersendiri terhadap suatu ruang. Penggunaan
plafon dalam ruangan juga memberikan kesan lebih rapi.
Plafon sebagai penutup. Yang dimaksud plafon sebagai
penutup adalah plafon yang diletakan di bawah rangka atap dimana
biasanya dibawah rangka atap terdapat berbagai macam kabel
listrik seperti, kabel lampu atau kabel telpon ataupun rangka atap.
Hal-hal tersebut dapat mengganggu penampilan dari suatu ruangan
sehingga penggunaan plafon dapat berfungsi untuk menutupi halhal tersebut agar tidak mengurangi nilai estetika suatu ruangan.
Selain dua fungsi diatas plafon juga dapat berfungsi sebagai
bantalan udara atau insulator panas. Fungsi plafon adalah
menahan dan mengikat udara agar tetap berada di dalam
bangunan. Udara yang masuk dari pintu dan jendela dialirkan ke
bagian atap ditangkap dan diikat dalam plafon dengan tujuan suhu
bangunan tetap terjaga kestabilannya. Salah satu kunci plafon
dapat berfungsi maksimal sebagai bantalan udara adalah dengan

memperhatikan jarak antara lantai dan batas plafon. Untuk rumah


tinggal ketinggian plafon biasanya berkisar antar 2,80 3,80 meter.
Ketinggian plafon dari atas lantai memang dapat mempengaruhi
suhu udara dalam ruang. Namun jika salah dalam pemilihan jenis
dan bentuk plafon dapat menyebabkan sirkulasi udara yang buruk
sehingga ruangan terasa panas dan plafon sebagai bantalan udara
tidak berkerja maksimal.
C. KELENGKAPAN
Kelengkapan plafon terdiri dari lis plafon dan ceiling rose. Lis
plafon tidak berfungsi struktural, melainkan sebagai finishing atau
bahan pelapis akhir yang bersifat merapikan. Dengan adanya lis,
batas antara dinding yang vertical dengan plafon yang horizontal.
Selain itu kehadiran lis plafond dapat meningkatkan nilai estetika
pada plafon, begitu juga interiornya. Bahan lis juga berfariasi, ada
lis yang terbuat dari gypsum atau bubuk gypsum yang kemudian di
pres. Ada dari kayu yang diberi motif ukiran, da nada juga yang
terbuat dari PVC.
Kemudian Ceiling rose tidak berfungsi secara struktural, tapi
hanya hadir sebagai penghias plafon. Letak ceiling rose biasanya
terletak

di

tengah-tengah

plafond

dan

ruangan.

Bagian

kelengkapan plafon ini memiliki detail ornamen sehingga akan


tampil semakin menawan jika dipasang lampu gantung.

Selain

list

plafon

dan

ceiling

rose

yang

mampu

mempercantik plafon adalah lampu. Selain untuk penerangan pada


ruangan. Dengan adanya lampu juga akan memepercantik plafon
pada suatu rungan. Misalnya dengan pengunaan lampu tanam,
atau lampu- lampu hias lainnya.
Dalam pemasangan plafon pastilah dibutuhkan rangka untuk
menunjang bebannya. Berikut ini adalah bahan rangka plafon.

Ada dua bahan utama rangka plafon, yaitu kayu dan logam.
A. Kayu
Kayu alam yang berserat menerus sepanjang
batang dan bersifat lentur dapat digunakan sebagai
balok maupun papan. Sementara kayu olahan yang
terbuat dari bahan dasar serbuk kayu atau sisa-sisa
potongan kayu yang dipres mesin tidak memiliki kedua
sifat utama itu. Karena itu hindari batang rangka plafon
yang terbuat dari kayu olahan.
B. Logam
Umumnya bahan logam memiliki ikatan molekul
yang lebih padat sehingga bersifat kuat dan lentur. Oleh
karena itu, logam dapat berfungsi sebagai balok atau
sebagai batang yang dapat digantungi beban. Batang
logam terbuat dari pelat-pelat memanjang yang dirol
menjadi batang T dan batang U. Batang tersebut mampu
menjadi penggantung panel atau bidang plafon dalam
berbagai variasi sistem hubungan disesuaikan dengan
fungsinya. Logam yang biasa digunakan adalah besi,
baja dan aluminium, agar tahan karat, batang besi atau
baja perlu digalvanisasi.

D. JENIS-JENIS PENUTUP PLAFON


Seiring

berkembangnya

zaman,

plafon

yang

dulunya

menggunakan gypsum atau triplek sekarang berkembang menjadi


beragam. Sudah banyak masyarakat yang menggunakan plafon
alternatif karena harganya yang lebih murah dan modelnya yang
lebih menarik serta perawatannya yang lebih mudah. Berikut ini

adalah beberapa macam jenis plafon baik yang biasa digunakan


maupun yang sedang menjadi alternatif.
1. Triplek
Plafon jenis triplek merupakan jenis yang sering
digunakan di Indonesia karena harganya yang murah
dan terjangkau serta bahannya mudah di dapat dan
relatif kuat. Selain itu proses pemasangannya juga tidak
sulit. Untuk rangkanya dapat menggunakan kayu kaso
dengan ukuran minimal 4m x 6m sedangkan untuk
tripleknya umumnya berukuran 122 cm x 244 cm dengan
ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Harga untuk plafon
triplek mulai dari Rp 45.000-Rp 80.000 perlembar
tergantung dari ketebalan triplek itu sendiri.
Beberapa kelebihan dari plafon triplek adalah
sebagai berikut:

Relatif kuat.
Proses pemasangannya mudah.
Harga murah dan mudah di dapat.

Sedangkan kekurangan dari plafon triplek adalah


sebagai berikut:

Tidak tahan air.


Sambungan antar triplek terlihat jelas apabila tidak

dipoles sedemikian hingga.


Mudah lapuk.
Tidak tahan terhadap rayap.

2. Gypsum
Gypsum merupakan jenis plafon yang paling

disukai oleh masyarakat Indonesia. Rangka untuk plafon


gypsum menggunakan metal furing atau kayu namun
untuk rumah bertingkat dianjurkan untuk menggunakan
metal furing. Harga dari plafon gypsum berkisar antara
Rp 50.000-Rp 60.000 per lembar di lihat dari merknya.
Kelebihan dari plafon gypsum adalah sebagai
berikut:

Relatif kuat.
Pengerjaannya cepat.
Terdapat berbagai macam bentuk.
Sambungan antar gypsum tidak terlihat.
Harga murah dan mudah di dapat.
Sedangkan

kekurangan

dari

plafon

gypsum

adalah sebagai berikut:


Tidak tahan api dan air.
Tidak tahan rayap.
Mudah lapuk.
3. Kayu
Jenis kayu yang umum digunakan sebagai plafon
adalah kayu lambersiring. Plafon kayu biasanya di
finishing menggunakan cat limpra agar detail kayu
terlihat.

Dalam

pemasangan

kayu

lambersiring

membutuhkan ketelitian yang tinggi. Memberikan kesan


klasik. Selain kayu lambersiring jenis kayu lainnya yang
dapat digunakan adalah jati, kamper, damar dan merbau.
Kelebihan dari plafon jenis kayu adalah sebagai
berikut:

Memberikan kesan elegan dan klasik.


Pemasangannya mudah hanya perlu

dipaku

dengan rangka atap.


Kekurangan dari plafon jenis kayu adalah sebagai
berikut:

Mudah terkena rayap dan keropos apabila kayu

tersebut tidak berkualitas.


Harga lebih mahal dibandingkan dengan gypsum.
Mudah memuai dan menyusut.

4. Metal
Bahan

dasar

dari

plafon

jenis

ini

adalah

lempengan metal tipis yang di embos sehingga tercetak


berbagai macam motif ukiran dan kemudian ditambah
finishing dengan cat minyak. Untuk saat ini motif atau
corak ukir pada plafon metal lebih dominan dengan
unsur klasik.
Kelebihan dari plafon metal adalah sebagai
berikut:

Anti air, anti rayap dan tahan lama.


Sedangkan kekurangan dari plafon metal adalah

sebagai berikut:

Harganya yang relatif mahal.

5. PVC (Polyvinyl Chloride)


Plafon yang terbuat dari bahan pvc sangat ringan
dan memiliki banyak keunggulan seperti tahan air, anti
rayap, tak merambat api dan mudah dibersihkan. Selain
itu desain elegan, praktis dan pemasangannya cepat.
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari plafon

PVC:

Ringan dan kuat.


Anti rayap dan anti air.
Tidak merambat api.
Tahan terhadap panas dan lembab.
Perawatan mudah.
Motif dan bentuk beragam.
Dapat di bongkar pasang.
Harga murah.
Sedangkan kekurangan dari PVC adalah sebagai

berikut:

Harganya mahal

6. Fiber Cement
Fiber cement adalah bahan alternatif plafon yang
terbuat dari semen, pasir silika, serat selulosa, gypsum,
dan zat aditif sebagai penguat. Pada ketebalan yang
sama, papan fiber cement lebih berat dibanding gypsum.
Hal ini dikarenakan fiber cement mengandung bahan
semen dan pasir. Dengan kondisi seperti itu maka
pemasangan fiber semen harus menggunakan alat yang
lebih canggih seperti bor dan gergaji mesin. Fiber semen
mempunyai harga yang relatif lebih mahal dibanding
gypsum. Sebaiknya material yang satu ini digunakan
untuk bagian eksterior saja.
Kelebihan dari plafon fiber semen adalah sebagai
berikut:

Tahan terhadap air, rayap, benturan, dan tidak

merambat api.
Dapat dipasang memakai rangka kayu dan besi
hollow.

Mudah ditemui di pasaran.


Sedangkan kekurangan dari plafon fiber semen

adalah sebagai berikut:

Pemasangannya lebih susah karena bahannya

keras dan berat.


Sambungan kurang rapi dan mudah retak.
Jika dipasang pada rangka besi hollow, maka harus

memakai paku khusus.


Harga lebih mahal daripada gypsum.
Perawatan lebih sulit.

7. Kaca
Pemakaian kaca sebagai plafon masih jarang
ditemukan di Indonesia. Hal ini karena kaca bisa
memasukkan cahaya dan panas dalam jumlah yang
sangat besar, sehingga kurang cocok dengan iklim di
Indonesia yang sub tropis. Jika menggunakan plafon
kaca di Indonesia, suhu ruangan akan menjadi tinggi dan
rumah pun menjadi tidak nyaman lagi untuk ditinggali.
Karena itu, plafon kaca biasanya digunakan hanya untuk
aksen. Untuk menjaga keamanan, kaca yang digunakan
sebaiknya adalah kaca tempered dengan ketebalan
minimal

10

mm.

Pemasangannya

pun

harus

menggunakan rangka yang kuat pada semua sisi,


sehingga kaca dapat terjepit kuat dan tidak mudah
bergerak. Apabila luas plafon cukup besar, sebaiknya
digunakan kisi-kisi yang jaraknya berdekatan satu sama
lain, agar kaca tertopang dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa kelebihan plafon kaca:

Relatif kuat dengan jenis kaca tertentu.


Menambah nilai estetika.

Sedangkan kekurangan dari plafon kaca adalah


sebagai berikut:

Proses pemasangan cukup sulit.


Cahaya yang masuk keruangan sulit di control.
Harga mahal.

8. Kain
Penggunaan

kain

sebagai

plafon

biasanya

bertujuan untuk memperkuat suasana di salah satu


ruangan di dalam rumah. Hal ini disebut dengan
penurunan plafon (down ceiling).
Kelebihan dari plafon jenis kain adalah sebagai
berikut:

Harga relatif murah karena dapat menggunakan

kain yang sudah ada.


Dapat dikreasikan sesuai keinginan.
Proses pemasangan mudah.
Perawatan mudah.
Kekurangan

dari

plafon

jenis

kain

adalah

sebagai berikut:

Mudah kotor.

9. Bambu
Bambu yang digunakan untuk plafon biasanya
sudah

dipotong

tipis-tipis

dan

kemudian

dianyam

menjadi sebuah lembaran besar atau yang disebut


gedhek. Saat akan memasangnya, lembaran ini tinggal
dipaku ke rangka kayu di atasnya. Namun rangka yang

dipakai haruslah lebih rapat dari rangka kayu biasanya,


hal

ini

bertujuan

agar

lembaran

gedhek

tidak

melengkung nantinya. Karena gedhek terbuat dari


anyaman bambu, terdapat celah-celah kecil yang dapat
dimanfaatkan oleh serangga-serangga kecil dan debu
bisa masuk ke dalam ruang. Untuk mencegahnya,
sebaiknya beri lapisan dasar dahulu, misalnya triplek,
baru kemudian gedhek dipasang diatas lapisan tersebut.
Kelebihan dari plafon jenis bambu adalah
sebagai berikut:

Perawatan mudah
Proses pemasangan mudah.
Kekurangan dari plafon jenis bambu adalah

sebagai berikut:

Mudah terkena debu dan serangga.

E. TEKNIK PEMASANGAN
Dalam proses pemasangan plafon baik dengan rangka kayu
maupun rangka besi hollow tidaklah begitu berbeda. Berikut ini
adalah langkah kerja pemasangan plafon.
Membersihkan langitlangit yang akan di pasang plafon dari
material yang tidak terpakai sehingga pemasangan plafon akan
lebih mudah dilakukan.
Memasang penggantung plafon. Pengecekan harus terus
dilakukan untuk memastikan setiap penggantung terikat kuat dan
berada pada posisi yang aman karena plafon harus terpasang
dalam keadaan kuat.

Tes

beban

gantung

menggunakan

beban

pemberat.

Sebelum material plafon diikat pada penggantung perlu dilakukan


tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan material
penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafon
secara keseluruhan.
Mengukur kedataran penggantung plafon menggunakan
waterpass dan rambu ukur. Menentukan batas-batas pemasangan
plafon dengan benang ukur.
Ini adalah gambar pemasangan penggantung plafon pada
rangka kayu.

Sedangkan ini adalah gambar pemasangan penggantung


plafon pada rangka baja.

Pemasangan plafon menggunakan paku.

Setelah itu mengecek kembali kedataran plafon yang sudah


di pasang.
F. KESIMPULAN
Plafon merupakan komponen penting pada suatu ruangan
baik dari segi fungsi maupun estetika, plafon juga memiliki jenis
yang beragam dengan keugulan masing- masing dan harganya
juga bervariasi. Selain itu plafon juga dapat didekorasi agar terlihat
semakin cantik dan mempertegas nuasa dalam ruang.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmusipil.com/metode-kerja-pemasangan-plafond
http://mugiabadi.blogspot.com/2014/01/macam-macam-jenis-plafonrumah.html
https://sites.google.com/site/hargajualpasangatapplafonpvc/
http://pututh.blogspot.com/2010/11/menggambar-konstruksi-plafondlangit.html
http://bahanbangunanz.blogspot.com/2014/03/daftar-harga-gypsum-dangrc-terbaru.html
http://duniaplafond.blogspot.com/2008/11/mengolah-gipsum-menjadielemen.html
http://www.desainic.com/10-desain-lampu-plafon-yang-cantik/
http://www.desainic.com/10-desain-lampu-plafon-yang-cantik/

Teori dan Metode Perancangan Arsitektur 1


Tugas

Bahan Penyusun Langit-Langit

Mahasiswa :
Adinda Astuti Astaning Widhi

(1404205056)

Ni Komang Puja Astiti Adra S.

(1404205088)

Muhammad Putra Utomo

(1404205091)

David Ario Mulyo Irawan

(1404205093)

I Putu Gede Kresnanda W.

(1404205094)

Aliya Hudiyanita

(1404205095)

Septian Aprilianto

(1404205106)
Kelas

:D

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai