Anda di halaman 1dari 29

Makalah

“ METODE PEMBANGUNAN DAN PEMBONGKARAN


KONTRUKSI ”

DISUSUN OLEH :
RANDI
(2020121043)

Prodi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
ASPAL “. Pada makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
saya mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Makassar, 22 Oktober 2022


Penyusun

Randi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I KONSTRUKSI JALAN ASPAL


1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Definisi aspal
1.5 Fungsi aspal
1.6 Jenis aspal
1.7 Tahap pembangunan jalan aspal

BAB II KONSTRUKSI JALAN BETON


2.1 Latar belakang
2.2 Rumusan masalah
2.3 Tujuan
2.4 Pengertian beton
2.5 Sifat-sifat beton
2.6 Jenis-jenis beton
2.7 Kekuatab Beton
2.8 Aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung
2.9 Kelebihan dan kekurangan beton

BAB III KONSTRUKSI BANGUNAN


3.1 Latar belakang
3.2 Rumusan masalah
3.3 Tujuan
3.4 Definisi konstruksi bangunan
3.5 Fungsi konstruksi bangunan
3.6 Jenis konstruksi bangunan
3.7 Tahap pembangunan konstruksi bangunan

BAB IV KONSTRUKSI KEAIRAN


4.1 Latar belakang
4.2 Rumusan masalah
4.3 Tujuan
4.4 Definisi bangunan air
4.5 Tujuan dan manfaat bangunan air
4.6 Jenis jenis bangunan air
4.7 Faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KONTRUKSI JALAN ASPAL
1.1 Latar Belakang
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, dan
bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu,
dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,aspal merupakan
material pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).
Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam
kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama material
lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal yang
terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal
mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. ( The Blue Book–
Building & Construction, 2009).
Aspal merupakan distilat paling bawah dari minyak bumi, yang memiliki banyak sekali
manfaat dan kegunaan. Aspal dapat digunakan di dalam bermacam produk – produk,
termasuk:
a. Jalan aspal
b. Dasar pondasi dan subdasar,
c. Dinding untuk lubang di jalanan, trotoar kakilima, jalan untuk mobil, lereng-lereng,
jembatan-jembatan, dan bidang parkir,
d. Tambalan lubang di jalanan,
e. Jalan dan penutup tanah,
f. Atap bangunan, dan
g. Minyak bakar
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi aspal ?
2. Apa fungsi aspal ?
3. Apa saja jenis - jenis aspal ?
4. Sepertia apa sifat – sifat fisik aspal ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi aspal
2. Untuk mengetahui apa fungsi aspal
3. Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis aspal
4. Untuk mengetahui sepertia apa sifat – sifat fisik aspal

1.4 Definisi Aspal


Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen
merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis
permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal
minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat
dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada
suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat
kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom
karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal
adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar).
Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal
adalah senyawa polar.
1.5 Fungsi Aspal
Fungsi aspal antara lain adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water
proofing, protect terhadap erosi)
b) Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c) Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas
lapis pondasi sebelum lapis berikutnya
d) Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang
telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara
keduanya.
e) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
1.6 Jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Aspal Alam
 Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a) Batuan = asbuton
b) Plastis = trinidad
c) Cair = Bermuda
 Menurut kemurniannya terdiri dari :
a) Murni = Bermuda
b) Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad
2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang
dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung
aspal. Jenis dari aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut:
3. Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat
berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal
keras. Jenis-jenisnya :
a) Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume
lalu lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
b) Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume
lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
c) Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume
lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
d) Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan
aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS.
Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC –
250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS.
5. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang
bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik
(nonionik). Jenis-jenisnya adalah:
6. Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel
aspal bermuatan ion-negatif.
a) Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat
setelah kontak dengan agregat.
b) Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih
cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1):Mengikat
lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).
c) Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.
d) Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air
atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga
partikel-partikel aspal bermuatan ion positif.
e) Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat
setelah kontak dengan agregat.
f) Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat
setelah kontak dengan agregat.
g) Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat
setelah kontak dengan agregat.
h) Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang
setelah kontak dengan agregat.
i) Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah
kontak dengan aggregat.
j) Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah
kontak dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya
memisah dengan cepat dari air setelah kontak dengan udara.
1.7 Sifat – Sifat Fisik Aspal
Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja campuran
beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan sebagai
bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal ini di
sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan
pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan
campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi
berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal telah mngalami penuan. Kemampuan
aspal untuk menghambat laju penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian
bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat –sifat
awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang baik
akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif yang
biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi,
titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji
yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT)
dan Rolling
Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses
penuaan yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat
aspal terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal tesebut mengalami
pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami
perubahan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan kohesi
adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi dan kohesi
aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat ini
mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu ujian
kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah
adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal
yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi.
Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya yang
digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam air
dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau kombinasi
air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan agregat
akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat pada
permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari
pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak
terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperature menurun
dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat
perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan
fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan
oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang
paling penting yang menentukan kecepatan penuaan.
BAB II
KONTRUKSI JALAN BETON
2.1 Latar Belakang
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murahdan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin taktergantikan dalam dunia konstruksi.Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegang antarik yang
rendah, daktibilitas rendah dan keseragaman mutu
yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan
yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasi,
dan variasi bahan tambahnya agardapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih
maksimal. Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangatdipengaruhi oleh
keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan, umumnya
beton yang disuplai
oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan dasarnya. U
ntuk mendapatkan kualitas dan keseragaman betonsesuai seperti yang disyaratkan maka
pelaksanakan pembuatan betonharus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur.
Yangdimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalahkuat tekan beton
pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatasmaka diperlukan adanya kontrol
kualitas yang dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yangdisyaratkan sedini
mungkin.Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-baturaksasa hanya dengan
mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.Perekat dan penguat bangunan ini awalnya
merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman
KerajaanRomawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantasdinamai
pozzuolana.
2.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Memperdalam pengetahuan kita mengenai macam bahan pembuatan beton.
b) Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun betonc)
c) Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksid)
d) Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedunge)
e) Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada
kontruksi bangunan gedung
2.3 Rumusan Masalah
a) Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan dinding bangunan?
b) Apa saja bahan dasar penyusun beton?
c) Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
d) Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
e) Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung
2.4 Pengertian Beton
Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir ygdiaduk dengan air
untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam pengertianumum beton berarti campuran
bahan bangunan berupa pasir dan kerikil ataukoral kemudian diikat semen bercampur air.
Sifat beton berubah karena sifatsemen, agregat dan air, maupun perbandingan
pencampurannya. Untukmendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu
dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat. Seiring dengan
penambahanumur,beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana(f’c)
pada usia 28 hari.Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrauliklain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campurantambahan yang
membentuk massa padat(SNI-03-2847-2002). Beton juga dapatdidefinisikan sebagai bahan
bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapatditentukan terlebih dahulu dengan
mengadakan perencanaan dan pengawasanyang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih
(Dr. Wuryati Samekto, M.Pd danCandra Rahmadiyanto, S.T.,2001)
2.5 Sifat-sifat Beton
Sifat dan karakteristik beton:
1) Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekanyang tinggi serta
tegangan hancur tarik yang rendah
2) Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yangmemikul momen
lengkung atau tarikan
3) Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akanterjadi retak yang
makin lama makin besar
4) Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panasdan dikenal dengan
proses hidrasi.
5) Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekanantar butiran sehingga
beton dapat dipadatkan dengan mudah
6) Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak
semakin jauh sehingga kekuatan betonakan berkurang.
7) Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untukmemeriksa dan
mengetahui perbandingan campuran agardihasilkan kekuatan beton yang tinggi
8) Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban betonharus dipertahankan
untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9) Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemenkonstruksi akan
mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
10) Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka
dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik.
11) Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalammenerima gaya
tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12) Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan hargayang relative rendah.
13) Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masakonstruksinya mencapai 50
tahun serta elemen konstruksinya yangmempunyai kekakuan tinggi serta aman
terhadap bahayakebakaran.
14) Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendirikonstruksi dengan massa jenis
γc sekitar 2400 kg/m3 bahan inimemiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara
dengan 1 kN,di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan betonsangat
berat.
15) Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsiwaktu berupa susut dan
rangkak.
2.6 Jenis-jenis Beton
Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu :
1) Beton KerasSifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatankarakteristik, kekuatan
tekan, tegangan dan regangan, susut danrangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan
dan kekedapanterhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalahkekuatan
tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton ang ada kaitannya dengan
struktur beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain :
a) Uji kekuatan tekan ( compression test)
b) Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )
c) Uji kekuatan lenturd.
d) Uji lekatan antara beton dan tulangane.
e) Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.

2) Beton Segar
Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh manamempengaruhi pemilihan peralatan yang
dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat
beton pada saat mengeras. Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton :
a) Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lamaoleh beton yang
mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dankestabilan volume.
b) Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam
kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding.
Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara, tetapi
kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat empiris. Hanya sedikit yang
memenuhi standart, dan semua test tersebut bersifat ‘a single point test’ jadi tidak dapat
dibandingkan satu samalainnya karena mereka mengukur sifat-sifat beton yang berbeda.
Walaupun begitu adalah penting untukmendapatkan beberapa dari sifat workabilitas
karena pentinguntuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan
antara lain:
a) Slump test
b) Compaction testc.
c) Flow testd.
d) Remoulding teste.
e) Penetration testf
f) Mixer testdansegregation.
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapatdibedakan menjadi sepuluh
macam yaitu:
a. Beton Mortar
Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir,dan air. Ada tiga ragam
mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar
semen yang dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro
cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.
b. Beton Ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakaiagregat yang berbobot ringan.
Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk
gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah gelembung
udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah
sehingga ukurannya juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih
ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya
diaplikasikan pada dinding non-struktur.
c. Beton Non-Pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidakmenggunakan pasir, melainkan
hanya kerikil, semen, dan air. Hal inimenyebabkan terbentuknya rongga udara di
celah-celah kerikilsehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena
tidakmemakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit.Penggunaan
beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolomdan dinding sederhana, bata
beton, serta buis beton.
d. Beton Hampa
Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer
adukan beton memakai vacuum khusus.Akibatnya beton pun hanya mengandung air
yang telah bereaksidengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat
tinggi.Tak heran, beton hampa banyak sekali dimanfaatkan dalam pendirian
bangunan-bangunan pencakar langit.
e. Beton Bertulang
Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dantulangan baja. Perlu
diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadapgaya tekan, tetapi lemah dengan gaya
tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan
beton tersebutterhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang pada
struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan
sebagainya.
f. Beton Pra-Tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekalidengan beton bertulang.
Perbedaan tipis hanyalah terletak padatulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton
harus ditegangkanterlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami
keretakanwalaupun menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang
juga banyak dilakukan untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.
g. Beton Pra-Cetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-
cetak. Beton ini memang sengajadibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik.
Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi proyek
dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak biasanya diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan pengadaan
material.
h. Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yangcukup banyak. Penuangan
beton ini juga sangat besar di ataskebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan
perbandingan antaravolume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada
umumnya, beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm.Beton ini
banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan bendungan.
i. Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregatcukup besar sebagai bahan
pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm.
Bahan inilantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapatmeningkatkan
kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada bendungan, jembatan, dan
bangunan air lainnya.
j. Beton Serat
Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkanserat-serat tertentu ke dalam
adukan beton. Contoh-contoh seratyang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik,
kawat baja,hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan
untukmenaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga tidak mudahmengalami
keretakan.
2.7 Kekuatan Beton
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk dapat menerima gaya per satuan luas (Tri Mulyono, 2004) Nilai
kekuatan beton diketahui dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji
silinderataupun kubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekansampai mencapai
beban maksimum. Beban maksimum didapat dari pengujian dengan menggunakan alat
compression testing machine Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu dari kekuatan
beton, yaitu :
1. Faktor air semen (FAS)
Faktor air semen (FAS) merupakan perbandinganantara jumlah air terhadap jumlah
semen dalam suatu campuran beton. Fungsi FAS, yaitu :
a) Untuk memungkinkan reaksi kimia yangmenyebabkan pengikatan dan
berlangsungnya pengerasan
b) Memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton (workability) Semakin
tinggi nilai FAS, mengakibatkan penurunan mutu kekuatan beton. Namun
nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton
semakin tinggi. Umumnya nilai FAS yang diberikan minimum 0,4 dan
maksimum 0,65 (Tri Mulyono, 2004).
2. Sifat agregat
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutucampuran beton. Adapun sifat-sifat
agregat yang perludiperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat, berat
jenis,gradasi agregat, modulus halus butir, kekekalan agregat,kekasaran dan kekerasan
agregat.
3. Proporsi semen dan jenis semen yang digunakan Berhubungan dengan perbandingan
jumlah semenyang digunakan saat pembuatan mix design dan jenis semen yang
digunakan berdasarkan peruntukkan beton yang akandibuat. Penentuan jenis semen
yang digunakan mengacu padatempat dimana struktur bangunan yang menggunakan
material beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan apakah pada saat
proses pengecoran membutuhkan kekuatan awal yangtinggi atau normal.
4. Bahan tambahBahan tambah (additive) ditambahkan pada saat pengadukan
dilaksanakan. Bahan tambah (additive) lebih banyak digunakan untuk penyemenan
(cementitious), jadi digunakan untuk perbaikan kinerja.Menurut standar ASTM C
494/C494M – 05a, jenis bahan tambah kimiadibedakan menjadi tujuh tipe, yaitu :
1) water reducing admixtures
2) retarding admixtures
3) accelerating admixtures
4) water reducing and retarding admixtures
5) water reducing and accelerating admixtures
6) water reducing and high range admixtures
7) water reducing, high range and retarding admixtures

2.8 Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung


Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengka pidengan besi
tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besitulangan
yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapatdi jumpai pada semua
elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.A
dapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Pondasi
Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi
dasardan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan
ini bertujuanuntukditeruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun
terdapat juga pengertian pondasi yang lain yangmengatakan bahwa pondasi adalah
konstruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat
menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut.
2. Tie Beam/Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Jenis
Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung,
dan posisinya biasanya padaLantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai
Dasar. Inilahsebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan
sudah “Berdiri” tegak.
3. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yangmemikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen strukturtekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan,sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yangdapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutandan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).
4. Balok
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yangkaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer bebanmenuju elemen-elemen kolom penopang. Selain
itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padumempertahankan bentuk dan
posisinya semula. Ring balok dibuatdari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga
hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah
bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balokmelengkung atau
defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internalmaterial.
5. Pelat lantai beton
Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu
dan kolom pendukungnya. Dengan demikianakan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan,hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton
dipasangtulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahanmomen tarik
dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit,tulangan plat lantai harus
dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Beton
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat(terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia) pada perbandingan tertentu.
Kelebihan dari beton adalah:
a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal,
kecuali semen Portland.
b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatantermasuk
rendah.
c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyaisifat tahan
terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
d. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
e. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentukapapun dan
ukuran seberapapun tergantung keinginan
Kekurangan dari betonadalah:
a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Olehkarena itu perlu
diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar
untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhusehingga perlu
dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinyaretak-retak akibat
perubahan suhu.
d. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasukiair, dan
air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.
e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetailsecara
seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail,
terutama pada struktur tahan gempa.
BAB III
KONTRUKSI BANGUNAN
3.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembagunan baik
pembangunan bidang fisik maupun non fisik memegang peranan penting bagi kesejahteraan
bangsa Indonesia Pembangunan pada jasa konstruksi dapat meliputi pembangunan gedung,
jembatan, jalan, saluran air dan lain -lain yaitu proses mendirikan bangunannya baik yang
merupakan pembangunan baru, perbaikan sebagian/seluruhnya maupun perluasan bangunan
yang sudah ada dan atau lanjutan pembangunan bangunan yang belum selesai, dan atau
perawatan (rehabilitasi, renovasi, resparasi) yang terdiri dari tahap perencanaan konstruksi
dan tahap pelaksanaan konstruksi.
Bentuk dari pembangunan yang diselenggarakan negara berupa bangunan negara. Bangunan
negara adalah bangunan untuk keperluan dinas atau fasilitas yang menja.di atau akan menjadi
kekayaan milik negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana
APBN dan atau APBD dan atau sumber pembiayaan lainnya, antara lain seperti 2 gedung
kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang, rumah negara, jembatan, jalan, saluran
air dan lain-lain.
1. Dalam pembangunan dikenal pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan yaitu;
pengguna jasa dan penyedia jasa.
2. Pengguna jasa adalah orang perorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau
pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi, pengguna jasa
harus memiliki kemampuan membayar biaya pekerjaan konstruksi yang didukung
dengan dokumen pembuktian dari lembaga perbankan dan atau lembaga keuangan
bukan bank dan pengguna jasa harus memenuhi kelengkapan yang dipersyaratkan
untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
Sedangkan penyedia jasa adalah orang perorangan atau badan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi, penyedia jasa terdiri dari:
1. Perencana kontruksi
2. Pelaksana konstruksi
3. Pengawasan konstruksi3
Pemerintah dalam melakukan pekerjaan pembangunan tidak dapat mengerjakannya sendiri
maka membutuhkan pihak lain atau rekanan.atau jasa konstruksi. Jasa konstruksi adalah
layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanaan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.
Dalam Pembangunan, jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat
jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik
yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan
perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata meterial dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain berperan mendukung berbagai bidang
pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya
berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi.
3.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi konstruksi bangunan?
2) Apa fungsi konstruksi bangunan ?
3) Apa saja jenis - jenis Bangunan?
4) Bagaimana tahap pembangungan bangunan ?
3.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa definisi konstruksi bangunan
2) Untuk mengetahui apa fungsi konstruksi bangunan
3) Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis konstruksi bangunan
4) Untuk mengetahui tahap pembangunan konstruksi bangunan.
3.4 Definisi Konstruksi bangunan
Konstruksi bangunan adalah sebuah cara/teknik untuk mendirikan objek bangunan agar
sesuai dengan beberapa syarat yaitu kuat, indah, awet, ekonomis, dan fungsional. Kata
konstruksi juga bisa diartikan sebagai satuan bangunan atau infrastruktur pada suatu area
tertentu. Selain pengertian di atas, konstruksi juga bisa disebut sebagai model, tata letak, atau
susunan sebuah bangunan. Kata “bangunan” sendiri bukan hanya bentuk gedung, tapi dalam
dunia teknik sipil juga bisa disebut sebagai keseluruhan struktur suatu bangunan.
3.5 Fungsi Konstruksi Bangunan
1) Memperkokoh bangunan.
2) Membuat desain bangunan yang tahan bencana.
3) Menopang keberadaan elemen konstruksi lain.
4) Membuat masing-masing struktur bangunan saling bekerjasama membentuk suatu
kesatuan.
3.6 Jenis Konstruksi Bangunan
Konstruksi pada bangunan ternyata terbagi menjadi 2 jenis. Ada konstruksi atas dan bawah
bangunan. Berikut penjelasannya:
1. Konstruksi Bagian Bawah
Bagian pertama yang akan dibangun pastilah konstruksi bawahnya. Konstruksi ini
nantinya tidak terlihat dari luar. Namun, konstruksi bangunan bawah memegang
peranan penting dari segi kekuatan. Bagian bawah bangunan berfungsi sebagai
penopang beban. Karena itu, perencanaan pembuatan bagian bawah bangunan juga
harus matang. Perhitungannya harus tepat. Bahan yang digunakan pun harus sesuai
spek/standar. Ada beberapa konstruksi bagian bawah bangunan, yaitu:
 Bagian Pondasi
Sebagian pondasi berada di dalam tanah, sedangkan badan pondasi ada beberapa
sentimeter dari permukaan tanah. Pondasi memiliki fungsi sebagai penopang
beban bangunan secara keseluruhan. Jadi semakin tinggi bangunan, maka
pondasinya harus kuat. Pondasi yang paling umum dipakai untuk kontur tanah
Indonesia adalah tapak, tikar, atau pelat beton lajur. Kontraktor akan membuat
beberapa lubang di beberapa sudut bangunan untuk membuat “cakar ayam” yang
berfungsi meneruskan beban ke dalam tanah.
 Sloof (sloop)
Tukang atau orang awam biasa menyebut istilah ini dengan sloop. Sloof/sloop
merupakan struktur beton yang berada di atas pondasi. Sloof memiliki fungsi
untuk menahan beban dari bagian atas pondasi. Fungsi utamanya adalah
mendistribusikan beban ke seluruh pondasi. Jika beban terpusat pada satu titik,
maka bisa jadi bangunan akan mudah rusak. Adanya beban pada satu titik
membuat bangunan tidak stabil dan mudah roboh. Maka dari itu, bangunan jenis
apapun pasti membutuhkan sloof/sloop yang kokoh. Proses pembuatan sloof
biasanya dengan menggali tanah dengan kedalaman sekitar 1/2 meter. Lubang
tersebut diisi dengan besi anyam, batu, dan juga adonan semen. Batuan beku
menjadi material yang sempurna untuk membuat sloof yang kuat.
2. Konstruksi Bagian Atas
Berbeda dengan konstruksi bagian bawah, konstruksi atas jelas terlihat dari luar.
Konstruksi ini meliputi bagian kolom, balok, sampai ke rangka atap. Konstruksi
bangunan atas juga harus kuat. Bahannya harus sesuai spesifikasi. Tentunya material
untuk bangunan tinggi pun jelas berbeda. Ada empat jenis konstruksi bagian atas
bangunan. Fungsi masing-masing bagian konstruksi ini berbeda, yaitu:
 Struktur Kolom
Kolom merupakan bagian bangunan yang berbentuk batang vertikal. Kolom
biasanya terletak pada setiap sudut dinding bangunan. Kolom menyambung
langsung dari bagian “cakar ayam” pondasi. Kekuatan kolom juga menentukan
kekuatan bangunan yang dirancang. Fungsi utama kolom adalah pendistribusi
beban dalam bangunan. Kolom juga berfungsi menahan semua material atau objek
yang ada di dalam rumah. Baik material yang menempel dalam struktur bangunan
ataupun perabotan dan manusia di dalamnya dapat ditahan dengan struktur kolom.
 Plat Lantai
Plat lantai berbeda dengan struktur lantai dasar. Jika pada lantai dasar tidak
membutuhkan besi cor, maka plat lantai wajib menggunakannya. Plat seperti ini
ada pada lantai yang tidak menempel di permukaan tanah, misalnya lantai 2
bangunan dan seterusnya. Lantai bertingkat tersebut membutuhkan struktur
khusus. Biasanya harus dilakukan pengecoran. Ada anyaman besi yang dipasang
dengan ukuran berbeda. Semakin tinggi gedung, maka harus menggunakan besi
silinder yang lebih besar. Plat lantai kemudian dicor dengan semen, pasir, dan batu
koral. Plat lantai pada bangunan bertingkat juga mendapatkan bantuan menahan
beban dari balok horizontal. Kedua bangunan ini tersambung dengan besi anyam.
 Balok
Jika kolom memanjang secara vertikal, maka balok adalah struktur horizontal
dalam rumah. Struktur ini biasanya berada beberapa sentimeter dari jendela dan
pintu rumah. Balok ini biasanya disebut juga dengan lintel. Fungsi utamanya
adalah menahan beban dari tembok. Tembok bagian atas sampai ke atas pasti
memiliki beban yang cukup berat. Agar tidak menekan kusen pintu atau jendela
secara langsung, maka diperlukan struktur balok. Selain itu, fungsi lain dari balok
rumah adalah menahan kusen agar tetap kokoh saat ada gempa.
 Rangka Bagian Atap
Rangka atap biasanya dari material kayu atau galvalum. Struktur ini terdiri dari
bagian reng dan usuk yang tertutup genteng. Rangka atap memiliki fungsi untuk
menahan genteng agar bisa stabil.
3.7 Tahap Pembangunan Bangunan
Tahapan Proyek Konstruksi Bangunan Menurut Ikatan Arsitek Indonesia
Untuk keseluruhan tahapannya terdapat paling tidak enam langkah yang harus dilewati
sebagai proses oleh pekerja dan tim spesialis yang terlibat dalam proyek konstruksi suatu
bangunan. Berikut adalah tahapan pekerjaan konstruksi bangunan secara ideal menurut Ikatan
Arsitek Indonesia:
1. Konsep Rancangan
Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang pertama ini sudah tentu dibuka dengan
merancang proses proyek serta bangunan yang nantinya akan dikonstruksi. Pada tahap
konsep rancang ini akan meliputi pemeriksaan terhadap seluruh data juga informasi
yang dibutuhkan untuk membuat analisis akurat dan pengolahan data-data tersebut.
Pengolahan data ini nantinya akan menghasilkan Program Rancangan yang harus
disusun oleh seorang Arsitek dalam proyek tersebut. Program ini diolah dari
pengambilan data primer sekaligus sekunder, serta informasi pelengkap yang
dibutuhkan untuk membuat batasan tujuan proyek konstruksi yang sedang
berlangsung. Program Rancangan inilah yang nantinya akan diperiksa oleh pengguna
jasa, serta disetujui kemudian.
Selain Program Rancangan, pengolahan data juga akan menghasilkan Konsep
Rancangan. Dimana konsep ini akan dijadikan dasar pemikiran serta pertimbangan
semua aspek dalam tahapan pekerjaan konstruksi bangunan ini. Termasuk aspek
struktur, elektrikal, mekanikal, serta aspek keahlian yang mana bersifat tentatif
apakah diperlukan atau tidak nantinya.
2. Pra-Rancangan (Skematik Desain)
Memasuki tahap ini akan dibuat susunan pola serta bentuk arsitektur dalam gambar,
sementara aspek fungsional akan disajikan dalam diagram. Tidak hanya ini saja, pada
tahapan pekerjaan konstruksi bangunan kedua ini, aspek lainnya seperti perkiraan luas
lantai, sistem konstruksi, biaya, penggunaan bahan, serta waktu konstruksi akan
disajikan dalam laporan tertulis dan bergambar. Pada tahap ini skematik desain harus
dapat dipahami oleh pengguna jasa teknik kontruksi.
Itu sebabnya bagaimana informasi disajikan di sini akan sangat-sangat penting dan
menentukan keberhasilan proyek konstruksi ini sendiri nantinya. Anda harus benar-
benar memperhatikan bagaimana kualitas informasi yang diberikan. Seharusnya
konsep rancangan konstruksi ini dapat mudah dipahami secara garis besar, terutama
rancangan anggarannya.
3. Pengembangan Rancangan
Setelah semua program dan konsep disetujui oleh pihak pengguna jasa, maka tahapan
pekerjaan konstruksi bangunan selanjutnya akan memasuki tahap Pengembangan
Rancangan. Di tahap ini akan terjadi beberapa perbaikan data dan informasi terkait
proyek konstruksi sebelum melangkah ke tahap yang berikutnya.Termasuk meninjau
dan memperinci perihal ketersediaan bahan material, konstruksi, serta nilai ekonomis
selama proyek berlangsung. Tidak hanya itu, perkiraan biaya konstruksi akan disusun
kemudian berdasarkan sistem banguanan. Informasi ini kemudian akan disajikan
dalam bentuk gambar, diagram, juga laporan tertulis. Setelah disetujui lagi, maka
rancangan ini sudah dianggap final dalam proyek konstruksi.
4. Pembuatan Gambar Kerja
Ini adalah tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang sangat penting. Dimana sang
Arsitek akan bertanggung-jawab untuk mengkonversi semua konsep rancang ke
dalam gambar lengkap dengan uraian teknis yang serba rinci. Sangat rinci dan
mendetail hingga cukup untuk menjelaskan proses pelaksanaan serta pengawasan
konstruksi bangunan ini nantinya.
5. Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
Khusus untuk tahap ini terdapat dua tahapan yakni tahap Penyiapan Dokumen
Pengadaan Pelaksana Konstruksi dan tahap Pelelangan. Di tahap pertama, hasil
Gambar Kerja akan diolah ke dalam format Dokumen Pelelangan lengkap dengan
dokumen Uraian Rencana Kerja serta syarat teknis pelaksanaan pekerjaan termasuk
juga Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Lalu pada tahap Pelelangan Arsitek akan membantu pengguna jasa untuk
mempersiapkan Dokumen Pelelanggan. Yakni dengan melakukan presentasi teknis
dan lingkup kerja, menerima penawaran biaya, melakukan penilaian, serta memberi
masukan serta rekomendasi pemilihan Pelaksanaan Konstruksi untuk pengguna jasa.
Lalu akhirnya menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara Pengguna Jasa dan
Pelaksana Konstruksi.
6. Pengawasan Berkala
Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang terakhir ini kemudian akan mencakup
peninjauan serta pengawasan berkala di lapangan seperti laporan mingguan proyek.
Termasuk menghadiri pertemuan rutin dengan pengguna jasa, paling tidak satu kali
dalam sebulan. Pertemuan akan membantu pihak pengguna jasa dalam mengambil
keputusan terkait proses-proses konstruksi bangunan yang sedang berlangsung.

Tahapan Konstruksi Secara Umum


Selain panduan dari Ikatan Arsitek Indonesia, Anda juga dapat menemukan tahapan
kosntruksi yang sering digunakan di lapangan. Berikut adalah tahapannya.

1. Tahap Perencanaan
Sebagaimana proses pada umumnya, proses konstrusi dimulai dengan gagasan atau
ide dan direncakan berdasarkan kebutuhan. Pada tahap ini, umumnya yang terlibat
hanyalah pemilik proyek.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini, Anda harus meyakinkan seorang pemilik proyek bahwa rancangan
konstruksi yang dibuat pada tahap perencanaan dapat dilaksanakan. Hal ini dilakukan
melalui studi kelayakan.
Dalam tahap ini, beberapa hal yang dilakukan adalah:
1) Menyusun rancangan proyek dan rancangan anggaran biaya kasar
2) Menyusun daftar manfaat yang akan diperoleh
3) Menyusun analisis kelayakan proyek
4) Menganalisa dampak lingkungan dari pelaksanaan proyek
Dalam tahap ini pihak yang terlibat adalah pemilik proyek dan juga manajemen
konstruksi yang ditunjuk.
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Dalam tahap ini, seorang pemilik proyek akan memberikan fungsi serta biaya yang
akan Ia keluarkan sehingga konsultan perencana dapat memahami kebutuhan dan
kemampuan pemilik proyek.
Dalam tahap ini, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, di antaranya:
1) Membuat rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.
2) Menghitung kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, membuat
rancangan taksiran biaya, serta persyaratan mutu.
3) Membuat ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan proyek.
4) Membuat sketsa atau skema desain dalam ukuran tertentu.
Dalam tahap ini pihak-pihak yang teerlibat adalah pemilik proye kdan konsultan
perencana.
4. Tahap Perancangan (Designing)
Dalam tahap ini, seluruh rancangan kasar akan dikembangkan lebih jauh dan detil
untuk dapat memenuhi kebutuhan pemilik proyek. Tahap ini akan menghasilkan
gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya, metode pelaksanaan, dan lain-
lain.
Dalam tahap ini pihak-pihak yang terlibat antara lain adalah konsultan perencana,
konsultan manajemen konstruksi, konsultan rekayasa, dan terkadang konsultan
surveyor.
5. Tahap Pengadaan
Dalam tahap ini, pemilik proyek akan mencari kontraktor yang akan menjalankan
proyek yang telah sampai pada tahap desain beserta sub kontraktor yang akan
membantu.
Di tahap ini, pemilik proyek akan membuat prakualifikasi dan membuat dokumen
kontrak.
Pihak-pihak yang terlibat dalam tahap ini adalah pemilik proyek, pelaksana jasa
konstruksi (kontraktor), dan konsultan manajemen konstruksi.
6. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini rencana proyek mulai diwujudkan atau mulai dibangun oleh
kontraktor dengan bantuan sub kontraktor yang telah ditunjuk. Proyek dilaksanakan
sesuai dengan tenggat waktu, rencana anggaran biaya, serta manajemen kualitas mutu
yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam tahap ini, pihak-pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas, konsultan
manajemen konstruksi, kontraktor dan sub kontraktor, serta supplier dan instansi
terkait.
7. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)
Tahap ini bertujuan agar konstruksi yang telah dibangun dan seluruh fasilitasnya telah
sesuai dengan dokumen kontrak dan bekerja sebagaimana mestinya.
BAB IV
KONTRUKSI KEAIRAN
4.1 Latar Belakang
Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan.
Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis, dan sosial
budaya. Secara ekologis perairan dapat berperan sebagai tempat hidup (habitat) permanen
maupun temporal bagi berbagai jenis biota, dan bagian dari berlangsungnya siklus materi
serta aliran energi (Wibowo, 2008).
Ekosistem perairan secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan mengalir (lotic water)
dan perairan menggenang (lentic water). Perairan menggenang disebut juga perairan
tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air
terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor pembatas utama
bagi biota yang hidup didalamnya. Contoh perairan lentik antara lain: waduk, danau,
kolam, telaga, rawa, belik, dan lain–lain (Wibowo, 2008).
Rawa merupakan ekosistem perairan menggenang yang relatif dangkal, dinding landai
dan daerah litoral sangat produktif. Rawa terbentuk karena proses pendangkalan dari
danau, waduk, atau karena proses yang lain seperti karena gempa yang mengakibatkan
suatu daerah turun tetapi tidak dalam, atau karena aktifitas angin, dan pasang surut air laut
(rawa asin/payau). Rawa juga merupakan sebagai ekosistem makhluk hidup yang dapat
beradaptasi baik tumbuhan maupun hewan seperti udang, keong, kerang dll (Wibowo,
2008).
4.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi konstruksi keairan?
2. Apa tujuan dan manfaat konstruksi keairan ?
3. Apa saja jenis - jenis Bangunan?
4. Bagaimana tahap perencanaan keairan ?
4.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi konstruksi keairan
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat konstruksi keairan
3. Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis konstruksi keairan
4. Untuk mengetahui tahap perencanaan konstruksi keairan
4.4 Pengertian bangunan air
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan
air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan,
kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai. Kebanyakan
konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi keindahan
dibanding dengan bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan
bangunannya secara detail tidak terlalu halus.
Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung untuk
menghindari kontraksi sehingga mempunyai esiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan
lokal (local scoure) di sekililing bangunan atau di hilir bangunan.

4.5 Tujuan dan Manfaat Bangunan Air


Tujuan pembuatan suatu bangunan air di sungai adalah sebagai upaya manusia untuk
meningkatkan faktor yang menguntungkan dan memperkecil atau menghilangkan faktor
yang merugikan dari suatu sumber daya air terhadap kehidupan manusia.
Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah untuk membantu manusia dalam
kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati dan memperbesar rasa
aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di lembah dan di tepi sungai.
Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan pengaturan air untuk
menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan mendistribusikan
secara teknis dan sistematis.
Adapun manfaat suatu sistem irigasi adalah :
1) Untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada daerah yang curah
hujannya kurang atau tidak menentu.
2) Untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanain dapat
diairi sepanjang waktu, baik pada musim kemarau mupun pada musim penghujan.
3) Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur
pada daerah pertanian sehingga tanah dapat menerima unsur-unsur penyubur.
4) Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan endapan
lumpur yang dikandung oleh air irigasi.
5) Untuk penggelontoran air di kota, yaitu dengan menggunakan air irigasi,
kotoran/sampah di kota digelontor ke tempat yang telah disediakan dan selanjutnya
dibasmi secara alamiah.
6) Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi daripada tanah,
dimungkinkan untuk mengadakan pertanian juga pada musim tersebut.
4.6 Jenis-jenis Bangunan Air
1. Bangunan Pengambil Bebas
Bangunan ini dibuat untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai ke jaringan
irigasi tanpa merubah kondisi sungai, jika muka air sungai cukup tinggi untuk
mencapai lahan yang akan diairi.
Bangunan tersebut berupa saluran pengambilan yang dilengkapi dengan pintu air
untuk mengatur debit air yang masuk untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Bangunan
tersebutharus dapat mengambil air dengan jumlah yang cukup pada masa pemberian
air irigasi tanpa memerlukan peninggian muka air sungai.
Bangunan seperti ini jarang diaplikasikan. Sulitnya sistem iniseringkali kali
memerlukan saluran yang sangat panjang untukmencapai sawah yang dapat diairi.
Panjang saluran disebabkan beda tinggi tekan yang harus disediakan agar air sampai
ke sawah secara gravitasi.
Saluran yang terlalu panjang menyebabkan banyaknya kehilangan air, akibat
rembesan dan penguapan. Hal ini memprihatinkan banyaknya pencurian air disaluran
yang sulit dicegah
2. Bangunan Bendung
Bangunan ini dibangun melintang sungai yang berfungsi untuk menaikkan muka air
sungai, menaikkan tinggi tekan danatau membendung aliran sungai sehingga aliran
sungai mudah disap dan dialirkan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkannya
dengan jarak saluran yang relatif pendek.
Tipe bendung dapat dibedakan menjadi:
a. Bendung Tetap
Bendung tetap adalah ambang yang dibangun melintang sungai untuk
pembendungan sungai yang terdiri dari ambang tetap, dimana muka air banjir
dibagian udiknya tidak dapat diatur elevasinya.
Bendung ini juga merupakan penghalang saat terjadi banjir sehingga air sungai
menjadi tinggi dan tanpa kontrol yang baik akan dapat menyebabkan genangan air
di hulu bendung tersebut. Untuk sungai yang tidak mampu menampung tinggi
luapan yang terjadi tidak sesuai dengan bangunan ini.
Bahannya dapat terbuat dari pasangan batu, beton atau pasangan batu dan beton.
Dibangun umumnya di sungai ruas hulu dan ruas tengah.
b. Bendung Gerak (Pintu Air)
Bendung ini dapat dihilangkan selama terjadi aliran besar yaitu dengan cara
membuka pintu air, sehingga masalah yang ditimbulkan selama banjir kecil saja,
karena kenaikan muka air akibat banjir rendah.
Bendung gerak dilengkapi dengan alat pembuka pintu mekanik untuk mengatur
muka air di depan pengambilan agar air yang masuk sesuai dengan kebutuhan
irigasi.
Bendung gerak memerlukan eksploitasi secara terus menerus karena pintunya
harus tetap terjaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun. Pada saat
banjir, pintu harus segera dibuka agar tidak menimbulkan kenaikan muka air
dihilir bendung secara berlebihan yang akan menyebabkan genangan di hulu
bendung.
c. Bendung Gerak (Bendung Karet)
Bendung ini dapat mengembang dan mengempis secara otomatis, apabila air telah
mencapai ketinggian yang telah ditentukan.
Ada banyak kelebihan bendung karet dibanding pintu air, antara lain bentangnya
jauh lebih lebar dan operasinya dilakukan secara otomatis, tanpa menjaga dan
mengoperasikan pintu secara terus menerus, baik pada aliran tinggi maupun aliran
rendah.
Namun dengan kondisi sungai yang banyak mengandung sedimen kasar atau
sampa padat, bendung karet tidak dianjurkan karena akan cepat robek.Isi bendung
karet bisa udara bisa juga diisi air, namun pengisian udara lebih mudah karena
tidak diperlukan tampungan air untuk mengisi bendung karet.
3. Bangunan Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bangunan ini dibangun melintang sungai
untuk meninggikan muka air dan membuat tampungan air. Dengan dibangunnya
waduk ini dapat berfungsi ganda antara lain pengendalian banjir, irigasi, PLTA,
industri, air minum, perikanan, rekreasi dan lain-lain. Bendungan dibedakan
Berdasarkan:
a. Ukuran
 Bendungan Besar (large dams)
 Bendungan Kecil (small dams)
b. Konstruksi
 Bendungan urugan (8ll dams, embakment dams) yang dibagi menjadi:
 Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams rockfill dams)
 Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable
facerock8ll dams, dekced rockfill dams)
 Bendungan beton (concrete dams)
c. Fungsi
 Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
 Bendungan pengelak (cofferdam)
 Bendungan utama (main dam)
 Bendungan sisi (high level dam)
 Bendungan di tempat rendah (saddle dam) Tanggul (dyke, levee)
 Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
 Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
4.7 Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Perencanaan
1. Faktor Topografi
Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi,sehingga harus dilihat elevasi
sawah tertinggi yang akandiari. Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi
telahdiketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan. Darikedua hal di atas,
lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.
2. Keadaan Hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan jugaadalah faktor – faktor
hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung
tergantung pada debit rencana. Faktor – faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah
banjir rencana, perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan,
unit hidrograf, dan banjir di site atau bendung.
KESIMPULAN
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat,
dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur
tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,aspal
merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).Aspal
terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam
kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama material
lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal yang
terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal
mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. ( The Blue Book–
Building & Construction, 2009).
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murahdan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin taktergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yangdimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegang antarik yang
rendah, daktibilitas rendah dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan
yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat
bahan dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agardapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal. Dalam pembuatannya,
keseragaman kualitas beton sangatdipengaruhi oleh keseragaman bahan dasar dan metode
pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan, umumnya beton yang disuplai oleh perusahaan
pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan dasarnya.
Pembangunan pada jasa konstruksi dapat meliputi pembangunan gedung, jembatan,
jalan, saluran air dan lain -lain yaitu proses mendirikan bangunannya baik yang merupakan
pembangunan baru, perbaikan sebagian/seluruhnya maupun perluasan bangunan yang sudah
ada dan atau lanjutan pembangunan bangunan yang belum selesai, dan atau perawatan
(rehabilitasi, renovasi, resparasi) yang terdiri dari tahap perencanaan konstruksi dan tahap
pelaksanaan konstruksi.
Ekosistem perairan secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan mengalir (lotic
water) dan perairan menggenang (lentic water). Perairan menggenang disebut juga perairan
tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air
terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor pembatas utama
bagi biota yang hidup didalamnya. Contoh perairan lentik antara lain: waduk, danau, kolam,
telaga, rawa, belik, dan lain–lain (Wibowo, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/
033_body.htm#ductility_test, 10 Januari 2009, pukul 15.30
Witeng. Kennedy, Neville, 1976, Basic Statistical Methods For Engineers and Scientists,
2nd Edition, Harper & Row, Publishers, New York
Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori dan Aplikasi Edisi Kelima, Jilid 1, Penerbit
Erlangga. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai