Anda di halaman 1dari 22

Bahan Perkerasan Jalan

ASPAL
Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur
Kinerja Perkerasan Lentur
Definisi Aspal
Bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan
visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen.

Aspal/bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan


senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur,
oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam
perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis

Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan


tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom
karbon sampai 150 per molekul
Komposisi Aspal
Komposisi aspal mempengaruhi sifat-sifat aspal. Ada dua
komponen utama yaitu:
1. Asphalten (merupakan komponen padat, solids)
2. Malten (merupakan komponen cair aspal)
Maltense terdiri dari resin dan oils. Resin adalah cairan
berwarna kuning - coklat tua, mudahmenguap dan
memberi sifat adhesi aspal.
Proporsi komponen-komponen aspal berbeda menurut
asal dan proses produksi aspal, sehingga kualitas aspal
cukup beragam.
Komposisi Aspal
Komposisi aspal mempengaruhi sifat-sifat aspal. Ada dua
komponen utama yaitu:
1. Asphalten (merupakan komponen padat, solids)
2. Malten (merupakan komponen cair aspal)
Maltense terdiri dari resin dan oils. Resin adalah cairan
berwarna kuning - coklat tua, mudahmenguap dan
memberi sifat adhesi aspal.
Proporsi komponen-komponen aspal berbeda menurut
asal dan proses produksi aspal, sehingga kualitas aspal
cukup beragam.
Jenis Aspal
Berdasarkan sumber/asalnya aspal dibedakan menjadi
1. Aspal Alam: Aspal Danau, Aspal Batuan
Jenis Aspal

2. Aspal Minyak
atau Aspal Buatan
Jenis Aspal

Berdasarkan jenisnya
1.Aspal keras (Asphalt Cement
2.Aspal Cair
3.Aspal Emulsi
Aspal Keras (Asphalt Cement)
 Asal aspal keras diperoleh dari proses pengolahan residu/sisa hasil
penyulingan minyak bumi jenis asphaltic base crude oil atau
mixed base crude. Aspal keras bersifat termoplastik
 Karakteristik Aspal Keras:
1. Konsistensi (Consistency): Konsistensi digunakan untuk
menyatakan derajat kemudahan mengalir (fluidity) aspal pada suhu
25°C
Aspal Keras (Asphalt Cement)
2. Purify (Kemurnian)
Kemurnian Aspal Keras terkait dengan kadar bahan pengotor aspal
yaitu air atau bahan kotoran lain yang tidak larut carbon disulfide
3. Keamanan
Keamanan Aspal Keras terkait dengan suhu mulai terbakarnya
aspal. Pembakaran aspal yang melampaui titik bakarnya akan
merusak kualitas aspal.
 AC dinilai paling baik memberikan daya ikat terhadap agregat,
sehingga hampir selalu digunakan untuk pembuatan lapis
struktural
 Kelemahannya : karena harus dipanaskan sebelum digunakan
maka selain berbahaya bagi pekerja konstruksi juga
membutuhkan energi yang banyak
Uji Standar Aspal Keras (Asphalt Cement)
1. Uji penetrasi (suhu 25°C, 5 detik, beban 100 gram), satuan dmm.
2. Uji titik lembek, satuan °C.
3. Uji daktilitas (25°C, 5 cm/menit), satuan cm.
4. Uji kelarutan dalam C2HCl3,satuan %.
5. Uji titik nyala dan titik bakar, satuan °C.
6. Uji kelekatan agregat terhadap aspal (%).
7. Uji berat jenis (pada suhu 25°C)
8. Uji kehilangan berat (163°C, 5 jam), satuan % berat.
9. Uji penetrasi setelah kehilangan berat, satuan % semula.
10. Uji daktilitas setelah kehilangan berat, satuan cm.
11. Uji titik lembek setelah kehilangan berat, satuan °C.
12. Uji viskositas pada beberapa suhu tinggi, yaitu 120°C, 140°C, 160°C dan
180°C
Aspal Cair (Cut Back Asphalt)
 Asal aspal cair adalah AC yang telah dilarutkan dalam bahan
pelarut minyak ( petroleum solvent ).
 Aspal cair dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
- AC + gasoline/naphta : rapid curing liquid asphalt ( RC ) , paling
cepat menguap.
- AC kerosene : medium curing liquid asphalt (MC).
- AC + solar : slow curing liquid asphalt (SC).
Aspal Cair (Cut Back Asphalt)
 Pengujian standar aspal cair terdiri dari :
1) Uji kekentalan kinematik.
2) Uji titik nyala.
3) Uji distilasi.
 Aspal cair tipe RC dan MC digunakan secara luas untuk
pekerjaan jalan, airport, industri berupa pekerjaan coating (
prime coat dan tack coat )dan pembuatan beton aspal
campuran dingin (cold mix).
Aspal Emulsi
 Aspal Keras (AC) yang dilarutkan ke dalam air dan diberi
bahan pengemulsi/agent .
 Aspal emulsi dibedakan menjadi dua kriteria: pertama
berdasarkan muatan listrik bahan emulsinya dan kedua
berdasarkan kecepatan mengerasnya
 Berdasarkan kriteria muatan listrik bahan emulsinya terdapat
3 macam aspal emulsi antara lain:
 Anionik : bermuatan listrik negatif (emulgator : Natrium
Oleat)
 Kationik : bermuatan listrik positif (emulgator : Amine)
 Nonionik : tidak bermuatan listrik
Aspal Emulsi
 Berdasarkan kriteria kecepatan pengerasannya terdapat 3 macam aspal emulsi
antara lain:
 Rapid Setting (RS), mengandung sedikit bahan emulsi sehingga
pengikatannya (paling) cepat.
 Medium Setting (MS).
 Slow Setting (SS ), paling lambat menguap.
 Keuntungan penggunaan aspal emulsi adalah :
 Tidak ada bahaya kebakaran, karena merupakan campuran dingin.
 Tidak ada polusi.
 Sesuai untuk pekerjaan kecil/unskilled labour
 Dapat digunakan pada kondisi agregat kering atau basah.
 Kelemahan penggunaan aspal emulsi adalah :
 aspal emulsi baru dapat berfungsi setelah air menguap
 tidak dapat digunakan untuk lapis permukaan struktural.
ZAT ADITIF ASPAL
 Pada kondisi khusus (lalulintas tinggi/cuaca yang panas) biasanya
aspal memerlukan perlakuan khusus. Perlakuan bertujuan agar
sifat-sifat teknis aspal menjadi lebih baik
 Perlakuan berupa pemberian bahan tambah aspal tertentu
disebut zat-zat aditif aspal atau asphalt modifier
 Ada pula bahan tambah yang dapat mengisi rongga dalam
campuran beraspal sehingga stabilitas campuran beraspal secara
keseluruhan meningkat bahan tersebut adalah filler
 Beberapa jenis bahan tambah yaitu bahan pengisi ( filler ), karet,
extender, polimer, kombinasi karet dan polimer, serat, oxidant,
antioxidant, hidrokarbon dan antistrip (Kennedy, 1991 dalam
Haryanto I, 2012)
BIO ASPAL
 Aspal hayati (Bio Aspal) dapat diperoleh dari biomassa. Biomassa
adalah sumber daya terbarukan yang potensial dimanfaatkan
dalam industri aspal
 Beberapa penelitian terkait Bio Aspal Departemen Pertanian
Amerika Serikat (USDA) mengembangkan aspal hayati dari barley
hulls dan alfalfa stems (Schubert, 2006). Aspal hayati juga dapat
diperoleh dari switchgrass (Boateng dkk, 2006). Fini dkk (2011)
mengolah limbah babi (swine manure) menjadi aspal hayati dan
minyak hayati.
 Xiu dkk (2011) dalam Haryanto I, 2012 membandingkan sifat-sifat
minyak hayati yang diperoleh dari swine manure dan pirolisis kayu
dengan minyak bumi. Perbandingan tersebut disajikan pada tabel
BIO ASPAL
BIO ASPAL
 Bio aspal yang saat ini sedang berkembang di Indonesia adalah
pemanfaatan limbanh cangkang kelapa sawit yang dihasilkan
melalui proses pirolisis.
 Beberapa manfaat penggunaan bio-asphalt dibandingkan dengan
aspal minyak adalah:
 asapnya sedikit,
 baunya tidak tajam
 suhu penghamparan 250 lebih rendah
 emisi gas rumah kaca < 44%,
 konsumsi energi tidak terbaharui < 40%,
 material yang digunakan lebih hemat 5-10%,
 tingkat toksisitasnya lebihrendah, titik bakarnya > 160 C.
BIO ASPAL

Sumber Harianto, I 2012)

Anda mungkin juga menyukai