Anda di halaman 1dari 14

Karakteristik Campuran Aspal

Menurut Bambang Irianto (1988) dan Silvia Sukirman (1999), aspal beton adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan ikat aspal yang
mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material sebelum dicampur secara homogen, harus
dipanaskan terlebih dahulu. Karena dicampur dalam keadaan panas, maka sering disebut sebagai hot
mix. Semua pekerjaan pencampuran hot mix dilakukan di pabrik pencampur yang disebut sebagai
Asphalt Mixing Plant (AMP).
Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub Base Course, Base Course, dan
Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga terdiri dari beberapa jenis,
yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua. Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang
baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton,
yang meliputi:
1. Stabilitas
Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas tanpa
mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari bgaya gesekan antar partikel
(internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi yang baik antara batuan dan aspal.
Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh kekerasan permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran,
kadar aspal, dan tingkat kepadatan campuran.
2. Durabilitas
Aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadap cuaca dan beban lalu
lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung
durabilitas meliputi kadar aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat kepadatan yang
sempurna.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi lendutan akibat beban
lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan bentuk. Fleksibilitas perkerasan dapat
dicapai dengan menggunakan gradasi yang relatif terbuka dan penambahan kadar aspal tertentu
sehingga dapat menambah ketahanan terhadap pembebanan
Sumber Aspal
a. Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari
proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
b. Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
c. Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang
bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga
menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi
1. Aspal Hasil Destilasi
Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari
minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak
mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-produk
berbasis minyak.
a. Aspal Keras
Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan dengan destilasi
sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses
destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses destilasii hampa pada temperatur sekitar 480
ºC. Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak mentah yang disulaing atau tingkat
aspal keras yang akan dihasilkan.
Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses penyulingan harus
ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal keras yang dihasilkan. Hal ini
sering dilakukan dengan mencampur berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses
destilasi dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang
bervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang sering dilakukan untuk
mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositas menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis
aspal keras dengan proporsi tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan aspal
lainnya yang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengna viskositas menengah. Selain melalui
proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak mentah dengan pemanasan dan
penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam proses ini
fraksi minyak ( bensin, solar, dan minyak tanah) yang terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan
sehingga meninggalkan aspal sebagai residu.
b. Aspal Cair
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak. Aspal ini
dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi, dimana dalam proses ini raksi minyak
ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan. Kecepatana menguap dari
minyak yang digunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu pada
proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan. Aspal cair dibedakan dalam
beberapa jenis, yaitu:
· Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah bensin
· Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair yang
bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya
adalah minyak tanah
· Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalah solar.
Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan pelarut yang
digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair tersebut. Aspal cair jenis MC-
800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dari MC-200.
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini partikel-partikel
aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyang mengandung emulsifer (emulgator). Partikel
aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian besar berukuran sangat kecil
bahkansebagian besar berukuran koloid. Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis
dan kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi
yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi :
· Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
· Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif
· Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)
2. Aspal Alam
Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan
depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:
· Aspal Danau ( Lake Asphalt)
Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella dan
lewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organik
lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek
sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang
mempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan tertentu
sehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi yang diinginkan.
· Aspal Batu ( Rock Asphalt)
Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah
terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia.
Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-calah batuan kapur dan
batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12
– 35 % dari masa batu tersebut dan memiliki persentasi antara 0 – 40.
Untuk pemakaiannya, deposit ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu
aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan minyak pelunak atau aspal
keras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat
ini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan
aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari
1 mm dan dalam bentuk mastik.
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan
tambah. Polymer hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini,
sehinga aspal modifikasi sering disebut juga aspal polymer.
Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang biasanya
digunakan untuk tujuan ini, yaitu:
· Aspal Polymer Elastomer dan karet adalah jenis – jenis polyer elastomer yang SBS (Styrene
Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene), dan karet hádala
jenis polymer elastoner yang biasanya digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras.
Penambahanpolymer jenis ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat rheologi aspal, antara lain
penetrasi, kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang dibuat dengan
aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang lebih tinggi dari campuran beraspal
yang dibuat dengan aspal keras. Presentase penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan
aspal polymer harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan bahan
tambah sampai dengan batas tertentu
memang dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang
berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif.
· Aspal Polymer Plastomer
Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan polymer plastomer pada aspal
keras juga dimaksudkan untuk meningkatkan sifat rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik
campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan antara lain adalah EVA (
Ethylene Vinyle Acetate), Polypropilene, dan Polyethilene. Presentase penambahan polymer ini
kedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan
bahan tambah sampai dengan batas tertentu penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi
aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang
negatif.
Klasifikasi Aspal
Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelas
berdasarkan tiga sisten yang berbeda, yaitu:
1. Viskositas, viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing sistem mengelompokan aspal
dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling
banyak digunakan adalah sistem pengklasifikasin berdasarkan viskositas dan penetrasi. Dalam sistem
viskositas, satuan poise adalah estándar pengukuran viskositas absolut. Makin tinggi nilai poise statu
aspal makin kental aspal tersebut.
AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60°C) adalah jenis aspal keras
yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400 poise pada temperature 60ºC) adalah jenis aspal
keras yang bersifat keras. Beberapa Negara mengelompokan aspal berdasarkan viskositas estela
penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal estela penghamparan di lapangan. Untuk
mensimulasikan penuaan aspal selama pencampuran, aspal segar yang akan digunakan dituangkan
terlebihdahul dalam oven melalui pengujian Thin Film Oven Test (TFOT) dan Rolling Film Oven
Test (RTFOT). Sisa aspal yang tertinggal (residu) kemudian ditentukan tingkatannya (grade)
berdasarkan fiskositasnya dalam satuan poise.
2. Uji Penetrasi, Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram ( termasuk berat jarum)
ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarum yang masuk kedalam contoh aspal dalam waktu
lima detik diukur dalam satuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan dinyatakan sebagai nilai penetrasi
aspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin keras aspal tersebut.
Sifat-Sifat Kimia Aspal
Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi yang digunakan terbentuk
secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah berumur ribuan tahun dibawah tekanan dan
variasi temperatur yang tinggi.Susunan struktur internal aspal sangat ditentukan oleh susunan kimia
molekul-molekul yang terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat kompleks dan
dominasi ( 90 -95% dari berat aspal)oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawa aspal
seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (5- 10%), dari dua jenis
atom, yaitu: heteroatom dan logam. Unsur-unsur heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur.
Dapat menggantikan kedudukan atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal. Hal inilah
yang menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksi antar atom tom ini dapat
menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah heteroatom yang terkandung didalam
aspal sangat ditentukan oleh sumber minyak tanah mentah yang digunakan dan tingkat penuaannya.
Heteroatom, terutama sulfur lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen. Oleh
sebab itu, aspal degna kandungan sulfur yang tinggi akan mengalami penuaan yang lebih cepat dari
pada aspal yang mengandung sedikit sulfur. Atom logam seperti vanadium, nikel, besi, magnasium
dan kalsium hanya terkandung di dalam aspal dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya
mengandung satu persen atom logam dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya. Karena
susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal sangat sulit dilakukan dan
memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data yang dihasilkan pun belum tentu memiliki
hubungan dengan sifat rheologi aspal.Analisa kimia yang dihasilkan biasanya hanya dapat
memisahkan molekul aspal dalam dua grup, yaitu aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat
dibagi menjadi saturated, aromatik dan resin. Walaupun begitu pembagian ini tidak dapat
didefinisikan secara jelas karena adanya sifat saling tumpang tindih antara kelompokkelompok
tersebut.
Sifat – Sifat Fisik Aspal
Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja
campuran beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan
sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal
ini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat
oksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan
penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan
menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal
telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan ini
disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik
aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang
baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif
yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian
penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan
pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film
Oven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses
penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan
untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi
akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal
dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan
kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi
dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal
Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas
aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan
untuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras
dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang
kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang
tinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya
yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam
air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau
kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti
pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat
akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang
tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik
sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur
menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk
berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal
terhadap temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:
penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan
jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang.
Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan
penuaan.
Macam – macam Aspal
a. Aspal Makadam (macadam penetrasi)
Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk
memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang
lebih besar diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x
ukuran batuan terbesar, kemudian dipadatkan sehingga menjadi kompak dan
stabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat.
Kesalahan aspal macadam :
– penggunaan batuan yang tidak benar
– penyebaran aspal yang tidak benar
b. Beton Aspal
Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal
panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan.
– kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)
– kadar aspal rendah (4-6%)
– permukaan lapisan lebih tahan lama
– mampu menahan gesekan
– permukaannya rata
– pencampurannya saggat merata
– kekuatan dan stabilitasnya yang tinggi
kesalahan pada aspal beton :
– gradasi batuan tidak benar
– terlalu banyak aspal
– pencampuran aspal terlalu sedikit
– batuan tidak cukup kering
– kesalahan pelaksanaan penghamparan
– kesalahan membuat sambungan
c. Butas (Buton aspal)
Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton,
sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam
Kesalahan pada butas :
– waktu pengeraman terlalu singkat / lama
– pengadukan tidak homogen
– terjadi segregasi
– komposisi campuran tidak benar.

Sumber : https://www.facebook.com/InfoTeknikSipil/posts/461818520580840

minyak untuk campuran aspal

Bahan Dasar Aspal Minyak Bumi

Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral. Bitumen adalah bahan yang berwarna
coklat hingga hitam, keras hingga cair mempunyai sifat baik larut dalam Cs2 atau CCL4 dengan
sempurna dan mempunyai sifat lunak dan tidak larut dalam air, ter adalah bahan cair berwarna hitam
tidak larut dalam air, larut sempurna dalam Cs2 atau CCL4, mengandung zat-zat organik yang terdiri
dari gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.
Bitumen secara kimia terdiri aromat, Naphten dan alkan sebagai komponen terpenting dan secara
kimia fisika merupakan campuran colloid dimana butir-butir yang merupakan komponen yang padat
(disebut Asphaltene) berada dalam fase cairan yang disebut Malten. Asphlatene terdiri campuran
gugusan aromat Naphten dan Alkan dengan berat molekul yang lebih tinggi, sedangkan Malten terdiri
campuran gugusan aromat. Napthen dan alkali dengan berat molekul yang lebih rendah.
Jenis-Jenis Aspal
Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam dan aspal buatan.
1. Aspal alam
a. Aspal alam dapat dibedakan atas :
· Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari pulau Buton
· Aspal danau (Lake Asphalt) contoh : aspal dari Bermudus Trinidat
b. Berdasarkan kemurniannya sebagai berikut :
· Murni dan hampir murni (Bermuda Lake Asphalt)
· Tercampur dengan mineral di Pylau Buton, Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari pulau
Buton, Trinidat, Prancis dan Swiss
c. Berhubung aspal alam tidak mempunyai mutu tertentu penggunaan aspal tersebut dapat dievaluasi
dengan baik.
2. Aspal buatan
Jenis ter dibuat dari proses pengolahan minyak bumi. Jadi bahan baku yang dibuat untuk aspal pada
umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal.
Ter merupakan hasil penyulingan batu bara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan karena
lebih cepat mengeras, peka terhadap temperature dan beracun.
Aspal minyak bumi dengan bahan dasar dapat dibedakan atas :
a. Aspal Keras
Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas,
aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan temperatur ruang (25oC – 30oC). Aspal semen
terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya.
Pengelompokan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasan pada
temperatur 25oC ataupun berdasarkan nilai Visiositasnya.
Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasi.
· AC per 40/50 → yaitu AC dengan penetrasi antara 40 – 50
· AC per 60/70 → yaitu AC dengan penetrasi antara 60 – 70
· AC per 84/100 → yaitu AC dengan penetrasi antara 85 – 100
· AC per 120/150 → yaitu AC dengan penetrasi antara 120 – 150
· AC per 200/300 → yaitu AC dengan penetrasi antara 200 – 300
Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas (lalu lintas dengan volume
tinggi) sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dengan lalu
lintas ber volume rendah.
Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi (60/70 dan 80/100)
b. Aspal Cair
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan dengan
minyak bumi, dengan demikian cut back aspal berbentuk cair dalam temperatur ruang. Berdasarkan
bahan pencairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas :
· RC (Rapid Curing Cut Back)
Merupakan aspal (semen yang dilarutkan dengan bensin atau premium).
RC merupakan Cut Back aspal yang paling cepat menguap.
· MC (Medium Curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan pencair yang lebih kental seperti minyak
tanah.
· SC (Slow curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar, aspal jenis ini
merupakan cut back aspal yang paling lama menguap.
Berdasarkan jenis pelarut
· RC dari Ac + Premium
· MC dari Ac + Bensin
· SC dari + Solar
3. Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dan bahan pengemulsi berdasarkan muatan
listrik yang dikandungnya aspal emulsi.
Dalam aspal emulsi Kationik dan anionic, kedua golongan tersebut masih dipecahkan lagi menurut
sifat labil sebagai berikut :
Kationik
Disebut juga aspal elmulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan arus listrik negatif.
Berdasarkan sifat labil dibedakan atas :
– (ML), labil Memisah dengan cepat, tidak dapat dipergunakan untuk campuran sebelum dihampar.
– (MS) Agak Stabil, mempunyai kestabilan sehingga dapatdipergunakan untuk campuran dengan
jenis-jenis batuan dan gradasi tertentu sebelum dihampar.
– (ML) Stabil, dapat dicampurkan dengan semua jenis batuan yang bisa digunakan segala macam
gradasi termasuk gradasi filler semen portland.
Katonik
Merupakan aspal emulsi yang bermuatan positif berdasarkan sifat bekerja dapat dibedakan atas :
– (MCK) Bekerja Cepat
:
Cepat bereaksi dengan batuan pada terjadinya kontak dengan permukaan jalan maupun batuan
sehingga tidak dapat batuan sebelum dihampar.
– (MSK) Bekerja Kurang Cepat
:
Reaksi kurang cepat dengan batuan menyebabkan jenis ini dapat digunakan untuk pekerja,
pencampuran dengan bantuan bergradasi kasar dan bersih.
– (MLK) Bekerja Lamban
:
Karena reaksi lamban sekali maka jenis ini dapat dipergunakan untuk menampung dengan batuan
bergradasi halus mis : glury dan tidak bersih.

Nonionik
Merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi berarti tidak menghantarkan listrik. Selain
pengelompokan menurut apa yang disebut di atas aspal emulsi dibagi juga menurut viscositasnya.
Berdasarkan geologi maka pembagian aspal emulsi akan menyangkut kadar bitumen atau kadar air
dan kandungannya karena kadar air mempengaruhi viscositas.
– (RS) Rapid Setting aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga pengikatnya yang
terjadi cepat.
– (MS) Medium Setiing
– (SS) Slow Setting, jenis aspal emulsi yang paling lambat menguap.
Aspal yang digunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai berikut :
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan aggregat dan antara aspal itu
sendiri.
2. Bahan Pengisi, mengisi rongga antar butir-bitir aggregat dan pori yang ada dari aggregat itu sendiri.
3. Menutupi permukaan jalan hingga tidak berdebu
4. Menambah stabilitas atau memberikan semacam bantalan antar batuan.
5. Membuat permukaan jalan kedap air.
Berdasarkan fungsi aspal tersebut maka aspal harus mempunyai daya tahan (tidak cepat rapuh)
terhadap cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.

Spesifikasi Aspal
a. Syarat Umum Aspal Keras
1. Aspal keras harus berasal dari hasil minyak bumi
2. Aspal keras harus mempunyai sifat sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai
175oC.
3. Kadar paraffin dalam aspal tidak melebihi 2 %
b. Syarat-Syarat Umum Aspal Cair
Spesifikasi meliputi tiga mutu aspal cair RC – 70, RC – 250 fan RC – 800
1. Aspal cair harus berasal dari hasil minyak bumi
2. Aspal harus mempunyai sifat sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika di panaskan
3. Jika dipakai menunjukkan pemisahan atau penggumpalan
4. Kadar paraffin dalam aspal tidak melebihi 2 %.

Bahan campuran beraspal panas


4.1 Umum
Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam
campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat,
dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam campuran
beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Friksi agregat
diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking), dan kekuatannya tergantung pada
gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang
digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan.
Oleh sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat dan
aspal serta sifat-sifat campuran padat yang sudah terbentuk dari kedua bahan tersebut.
Perkerasan beraspal dengan kinerja yang sesuai dengan persyaratan tidak akan dapat
diperoleh jika bahan yang digunakan tidak memenuhi syarat, meskipun peralatan dan
metoda kerja yang digunakan telah sesuai.
Berdasarkan gradasinya campuran beraspal panas dibedakan dalam tiga jenis
campuran, yaitu campuran beraspal bergradasi rapat, senjang dan terbuka. Tebal
minimum penghamparan masing-masing campuran sangat tergantung pada ukuran
maksimum agregat yang digunakan. Tebal padat campuran beraspal harus lebih dari 2
kali ukuran butir agregat maksimum yang digunakan. Beberapa jenis campuran aspal
panas yang umum digunakan di Indonesia antara lain :
- AC (Asphalt Concrete) atau laston (lapis beton aspal)
- HRS (Hot Rolled Sheet) atau lataston (lapis tipis beton aspal)
- HRSS (Hot Rolled Sand Sheet) atau latasir (lapis tipis aspal pasir)
Laston (AC) dapat dibedakan menjadi dua tergantung fungsinya pada konstruksi
perkerasan jalan, yaitu untuk lapis permukan atau lapisan aus (AC-wearing course) dan
untuk lapis pondasi (AC-base, AC-binder, ATB (Asphalt Treated Base)). Lataston (HRS)
juga dapat digunakan sebagai lapisan aus atau lapis pondasi. Latasir (HRSS) digunakan
untuk lalu-lintas ringan ( < 500.000 ESA).
Dalam pasal ini dijabarkan mengenai bahan campuran beraspal, yaitu aspal dan
agregat.
4.2 Aspal
Aspal atau bitumen merupakan material yang berwarna hitam kecoklatan yang bersifat
viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair bila mendapat cukup pemanasan dan
sebaliknya. Sifat viskoelastis inilah yang membuat aspal dapat menyelimuti dan
menahan agregat tetap pada tempatnya selama proses produksi dan masa
pelayanannya. Pada dasarnya aspal terbuat dari suatu rantai hidrokarbon yang disebut
bitumen, oleh sebab itu aspal sering disebut material berbituminous.
Umumnya aspal dihasilkan dari penyulingan minyak bumi, sehingga disebut aspal
keras. Tingkat pengontrolan yang dilakukan pada tahapan proses penyulingan akan
menghasilkan aspal dengan sifat-sifat yang khusus yang cocok untuk pemakaian yang
khusus pula, seperti untuk pembuatan campuran beraspal, pelindung atap dan
penggunaan khusus lainnya.
9 dari 197
4.2.1 Sumber aspal
Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari proses
penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras. Selain itu, aspal juga
terdapat di alam secara alamiah, aspal ini disebut aspal alam. Aspal modifikasi saat ini
juga telah dikenal luas. Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah ke dalam
aspal yang bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi sifat rheologinya sehingga
menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi.
4.2.1.1 Aspal hasil destilasi
Minyak mentah disuling dengan cara destilasi, yaitu suatu proses dimana berbagai fraksi
dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan
temperatur pemanasan minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari
proses destilasi akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Ilustrasi proses penyulingan minyak (The Asphalt Institute,
Gambar 1 Ilustrasi proses penyulingan minyak (The Asphalt Institute,1983)
4.2.1.1.1 Aspal keras
Pada proses destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan
dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama
aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses
destilasi hampa pada temperatur sekitar 480 oC. Temperatur ini bervariasi tergantung
pada sumber minyak mentah yang disuling atau tingkat aspal keras yang akan
dihasilkan. Ilustrasi skematik penyulingan minyak mentah dan produk-produk yang
dihasilkannya seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.
Sifat Aspal
Sifat Kimia,
ditentukan berdasarkan kandungan asplaten dan kandungan malten (resin, arumated, saturated)
Sifat Fisik,
ditentukan berdasarkan: durabilitasnya (penetrasi, titik lembek, dan daktilitas), Adhesi/ kohesi,
Kepekaan terhadap perubahan temperatur, dan Pengerasan/ Penuaan.

1. Sifat-sifat kimia aspal


- Aspalten
- Malten (resin, aromated, saturated)

2. Sifat-sifat fisik aspal


- Durabilitas (penetrasi, titik lembek, dan daktilitas)
- Adesi dan kohesi
- Kepekaan terhadap perubahan temperatur
- Pengerasan dan penuaan

Anda mungkin juga menyukai