Anda di halaman 1dari 8

“RANGKUMAN KONTRUKSI ASPAL”

Pengertian Aspal
Menurut Bambang Irianto (1988) dan Silvia Sukirman (1999), aspal beton adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan
bahan ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material sebelum
dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu. Karena dicampur dalam keadaan
panas, maka sering disebut sebagai hot mix. Semua pekerjaan pencampuran hot mix dilakukan
di pabrik pencampur yang disebut sebagai Asphalt Mixing Plant (AMP).
Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub Base Course, Base
Course, dan Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga terdiri
dari beberapa jenis, yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua. Untuk mendapatkan
mutu aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan
karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi:
1. Stabilitas
Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas
tanpa mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari bgaya gesekan antar
partikel (internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi yang baik antara
batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh kekerasan permukaan batuan,
ukuran gradasi, bentuk butiran, kadar aspal, dan tingkat kepadatan campuran.
2. Durabilitas
Aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadap cuaca dan
beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung
durabilitas meliputi kadar aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat kepadatan yang
sempurna.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi lendutan
akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan bentuk. Fleksibilitas
perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasi yang relatif terbuka dan
penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat menambah ketahanan terhadap
pembebanan
Sumber Aspal
a. Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari
proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
b. Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
c. Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang
bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga
menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi
1. Aspal Hasil Destilasi
Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan
dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan
minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan
produk-produk berbasis minyak.
a. Aspal Keras
Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan
dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal
keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses destilasii hampa
pada temperatur sekitar 480 ºC. Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak
mentah yang disulaing atau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan.
Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses penyulingan harus
ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal keras yang dihasilkan. Hal
ini sering dilakukan dengan mencampur berbagai variasi minyak mentah bersama-sama
sebelum proses destilasi dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras
dengan sifat-sifat yang bervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang
sering dilakukan untuk mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositas menengah, yaitu
dengan mencampur berbagai jenis aspal keras dengan proporsi tertentu dimana aspal keras
yang sangat encer dicampur dengan aspal lainnya yang kurang encer sehingga menghasilkan
aspal dengna viskositas menengah. Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal
dihasilkan dari minyak mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat
dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam proses ini fraksi minyak ( bensin, solar,
dan minyak tanah) yang terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan sehingga meninggalkan
aspal sebagai residu.
b. Aspal Cair
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis
minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi, dimana dalam
proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan.
Kecepatana menguap dari minyak yang digunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja
ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang
dihasilkan. Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:
 Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya
adalah bensin
 Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair yang
bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini
biasanya adalah minyak tanah
 Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalah solar.
Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan pelarut yang
digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair tersebut. Aspal cair
jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dari MC-200.
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini
partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyang mengandung emulsifer
(emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian besar
berukuran sangat kecil bahkansebagian besar berukuran koloid. Jenis emulsifer yang digunakan
sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan.
Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat
dibedakan menjadi :
 Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
 Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif
 Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)
2. Aspal Alam
Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan
depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu :
 Aspal Danau ( Lake Asphalt)
Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella dan
lewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organik
lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek
sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang
mempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan tertentu
sehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi yang diinginkan.
 Aspal Batu ( Rock Asphalt)
Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah
terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia.
Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-calah batuan kapur dan
batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12
– 35 % dari masa batu tersebut dan memiliki persentasi antara 0 – 40.
Untuk pemakaiannya, deposit ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu
aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan minyak pelunak atau aspal
keras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat
ini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan
aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari
1 mm dan dalam bentuk mastik.
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan
tambah. Polymer hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini,
sehinga aspal modifikasi sering disebut juga aspal polymer.
Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang biasanya
digunakan untuk tujuan ini, yaitu:
 Aspal Polymer Elastomer dan karet adalah jenis – jenis polyer elastomer yang SBS (Styrene
Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene), dan
karet hádala jenis polymer elastoner yang biasanya digunakan sebagai bahan pencampur
aspal keras. Penambahanpolymer jenis ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat rheologi
aspal, antara lain penetrasi, kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras. Campuran
beraspal yang dibuat dengan aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang
lebih tinggi dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras. Presentase
penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan aspal polymer harus ditentukan
berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan
batas tertentu
memang dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang
berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif.
 Aspal Polymer Plastomer
Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan polymer plastomer
pada aspal keras juga dimaksudkan untuk meningkatkan sifat rheologi baik pada aspal keras
dan sifat sifik campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan
antara lain adalah EVA ( Ethylene Vinyle Acetate), Polypropilene, dan Polyethilene.
Presentase penambahan polymer ini kedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan
pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu
penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi
penambahan yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif.
Klasifikasi Aspal
Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelas
berdasarkan tiga sisten yang berbeda, yaitu:
1. Viskositas, viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing sistem
mengelompokan aspal dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam
pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling banyak digunakan adalah sistem
pengklasifikasin berdasarkan viskositas dan penetrasi. Dalam sistem viskositas, satuan poise
adalah estándar pengukuran viskositas absolut. Makin tinggi nilai poise statu aspal makin
kental aspal tersebut.
AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60°C) adalah jenis aspal
keras yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400 poise pada temperature 60ºC)
adalah jenis aspal keras yang bersifat keras. Beberapa Negara mengelompokan aspal
berdasarkan viskositas estela penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal
estela penghamparan di lapangan. Untuk mensimulasikan penuaan aspal selama
pencampuran, aspal segar yang akan digunakan dituangkan terlebihdahul dalam oven
melalui pengujian Thin Film Oven Test (TFOT) dan Rolling Film Oven Test (RTFOT). Sisa
aspal yang tertinggal (residu) kemudian ditentukan tingkatannya (grade) berdasarkan
fiskositasnya dalam satuan poise.
2. Uji Penetrasi, Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram ( termasuk berat
jarum) ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarum yang masuk kedalam contoh aspal
dalam waktu lima detik diukur dalam satuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan dinyatakan
sebagai nilai penetrasi aspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin keras aspal
tersebut.
Sifat-Sifat Kimia Aspal
Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi yang
digunakan terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah berumur ribuan
tahun dibawah tekanan dan variasi temperatur yang tinggi.Susunan struktur internal aspal
sangat ditentukan oleh susunan kimia molekul-molekul yang terdapat dalam aspal tersebut.
Susunan molekul aspal sangat kompleks dan dominasi ( 90 -95% dari berat aspal)oleh unsur
karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawa aspal seringkali disebut sebagai senyawa
hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (5- 10%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan logam.
Unsur-unsur heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat menggantikan kedudukan
atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal. Hal inilah yang menyebabkan aspal
memiliki rantai kimia yang unik dan interaksi antar atom tom ini dapat menyebabkan perubahan
pada sifat fisik aspal. Jenis dan jumlah heteroatom yang terkandung didalam aspal sangat
ditentukan oleh sumber minyak tanah mentah yang digunakan dan tingkat penuaannya.
Heteroatom, terutama sulfur lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen.
Oleh sebab itu, aspal degna kandungan sulfur yang tinggi akan mengalami penuaan yang lebih
cepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur. Atom logam seperti vanadium, nikel,
besi, magnasium dan kalsium hanya terkandung di dalam aspal dalam jumlah yang sangat kecil,
umumnya aspal hanya mengandung satu persen atom logam dalam bentuk garam organik dan
hidroksidanya. Karena susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal
sangat sulit dilakukan dan memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data yang
dihasilkan pun belum tentu memiliki hubungan dengan sifat rheologi aspal.Analisa kimia yang
dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspal dalam dua grup, yaitu aspalten dan
malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadi saturated, aromatik dan resin. Walaupun begitu
pembagian ini tidak dapat didefinisikan secara jelas karena adanya sifat saling tumpang tindih
antara kelompokkelompok tersebut.
Sifat – Sifat Fisik Aspal
Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja
campuran beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan
sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal
ini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat
oksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan
penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan
menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal
telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan ini
disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik
aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang
baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif
yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian
penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan
pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film
Oven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses
penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan
untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi
akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal
dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan
kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi
dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal
Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas
aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan
untuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras
dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang
kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang
tinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya
yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam
air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau
kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti
pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat
akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang
tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik
sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur
menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk
berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal
terhadap temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:
penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan
jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang.
Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan
penuaan.
Macam – macam Aspal
a. Aspal Makadam (macadam penetrasi)
Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk
memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang
lebih besar diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x
ukuran batuan terbesar, kemudian dipadatkan sehingga menjadi kompak dan
stabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat.
Kesalahan aspal macadam :
 penggunaan batuan yang tidak benar
 penyebaran aspal yang tidak benar
b. Beton Aspal
Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal
panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan.
 kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)
 kadar aspal rendah (4-6%)
 permukaan lapisan lebih tahan lama
 mampu menahan gesekan
 permukaannya rata
 pencampurannya saggat merata
 kekuatan dan stabilitasnya yang tinggi
kesalahan pada aspal beton :
 gradasi batuan tidak benar
 terlalu banyak aspal
 pencampuran aspal terlalu sedikit
 batuan tidak cukup kering
 kesalahan pelaksanaan penghamparan
 kesalahan membuat sambungan
c. Butas (Buton aspal)
Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton,
sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam
Kesalahan pada butas :
 waktu pengeraman terlalu singkat / lama
 pengadukan tidak homogen
 terjadi segregasi
 komposisi campuran tidak benar.
tugas (RANGKUMAN KONTRUSI KAYU)

kamis, Pukul 10:00

Disusun Oleh :

AMIRUDING GAU ( 4514041013 )

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik

UNIVERSITAS bosowa 45 makassar

2014

Anda mungkin juga menyukai