Anda di halaman 1dari 37

Material for Structures

Week : 4
YOHANNES FIRZAL

Asphalt
Defenisi
Bahan perekat terdiri dari
campuran bitumen dan mineral
yang terjadi di alam, atau
dapat diperoleh dari residu
penyulingan minyak bumi.

Jenis Aspal
• Aspal alam
• Aspal minyak
• Ter
Fungsi aspal
• Menutup permukaan jalan hingga tidak
berdebu
• Membuat permukaan jalan kedap air
• Memberikan pengikatan antara batuan &
lapisan antar perkerasan
• Menambah stabilitas atau memberikan
semacam bantalan antara batuan.
Sifat Utama Aspal

Mempunyai adhesi yang kuat, kedap air dan


tahan lama sehingga digunakan sebagai salah
satu komponen utama dalam campuran
beraspal pada perkerasan lentur
Sifat- Sifat Aspal
Sesuai dengan fungsi aspal tersebut, maka aspal
yang dipergunakan selain harus memenuhi
spesifikasi dan persyaratan pemeriksaan
laboratorium juga harus memiliki karakteristik antara
lain :
• Aspal harus melapisi batuan dengan rapat
• Aspal yang dipergunakan tidak menjadi cepat
rapuh
• Aspal yang dipergunakan mempunyai sifat
melekat (adhesi) terhadap batuan yang
dilapisi
• Aspal yang melapisi bartuan tidak peka
terhadap perubahan suhu
• Aspal harus memberikan lapisan yang elastis
pada batuan.
Pengujian kekentalan (viskositi), pelekatan (adhesion) dan kekerasan
(hardness) diperlukan untuk mengetahui karakteristik di atas.
Kekentalan
Kekentalan adalah sifat sulit / atau mudahnya
suatu bahan aspal untuk meleleh atau mengalir.
Kekentalan dari beberapa jenis aspal (kecuali aspal
emulsi) dipengaruhi oleh temperatur.
Setiap jenis aspal mempunyai batas temperatur terbaik pada
penggunaannya. Aspal yang dipanaskan hingga melebihi batasnya
dan berlangsung beberapa jam akan menjadi tidak baik, karena
menjadi lebih rapuh dan sebaliknya bila pemanasan aspal kurang
(khusus untuk aspal semen dan aspal cair) akan mengalami
kesukaran dalam penggunaannya.
Penggunaan yang menyangkut masalah kekentalan itu akan betul-
betul dirasakan pada :
• pekerjaan penetrasi
• pekerjaan surface dressing
• pekerjaan pencampuran aspal dengan batuan.
Pekerjaan Penetrasi

Pekerjaan penetrasi adalah suatu lapisan


perkerasan yang dipadatkan terdiri dari batuan
/kerikil pecah dg konstruksi terbuka (open graded)
dan diikat oleh aspal yang disiram di atas
permukaannya, misalnya aspal penetrasi macadam.
Penyiraman aspal pada lapisan permukaan batuan
ini diharapkan aspal memasuki dan mengisi celah-
celah antar batuan, sehingga batuan ini dapat
saling mengikat.
Aspal yang dipergunakan harus mempunyai kekentalan yang cukup
untuk dapat melapisi rongga antar batuan.
Apabila aspalnya encer, maka bagian aspal lebih banyak terdapat
pada lapisan bawah, sebaliknya apabila aspalnya kental, maka
pelapisan aspal terhadap batuan tidak merata.
Surface dressing

Surface dressing adalah pemberian satu lapis chip


(batu pecah 6 – 16 mm) yang dihampar pada
permukaan jalan dengan lapisan aspal tipis.
Aspal yang dipergunakan harus cukup encer,
sehingga penghamparannya dapat tipis agar tidak
terjadi pelelehan permukaan (bleeding).
Percampuran Aspal & Bebatuan

Peranan aspal pada pencampuran aspal dan


batuan adalah sebagai bahan pengikat antar
butiran dan pengisi rongga antar butiran.
Agar peranan aspal dapat terlaksana denga baik,
maka aspal yang dipergunakan harus cukup encer
sehingga pencampuran aspal dan batuan dapat
homogen. Selain itu aspal juga harus dapat
melapisi batuan dengan tipis (asphalt bitumen film
thickness) untuk memberikan efek structural.
Pelekatan (adhesion)

Sifat melekat dibutuhkan agar aspal dapat


membentuk lapisan yang melapisi peremukaan
batuan, sehingga air tidak dapat merembes dan
merusak struktur ikatan aspal dan batuan yang
akhirnya akan merusak struktur perkerasan aspal.
Selain sifat adhesi diperlukan sifat kohesi aspal.
Daya lekat kohesi dibutuhkan untuk proses
pengikatan lapisan lama dengan lapisan baru. Sifat
aspal yang memberikan gambaran tentang
pelekatan adalah kadar “asphaltene” dan
dipengaruhi oleh kadar “parafine”.
1. Aspal alam
Terbentuk disebabkan oleh adanya
minyak bumi yang mengalir ke
permukaan melalui retak-retak bumi
Matahari dan angin menguapkan bagian-
bagian yang ringan dari pada minyak
bumi dan tinggallah residu yang berwarna
coklat tua kehitam-hitaman. Kebanyakan
aspal alam tercampur dengan tanah,
pasir yang terbawa pada saat minyak
bumi mengalir melalui kulit bumi
Di Indonesia aspal alam antara lain diperoleh di
Pulau Buton yang terkenal dengan nama Buton
Aspal (Butas). Aspal alam lainnya terdapat di Danau
Trinidad dan Bermudez.
2. Aspal minyak
Diperoleh dari proses penyulingan (destilasi)
minyak bumi yang mengandung bahan aspal.
Minyak bumi yang banyak mengandung parafin
tidak dipergunakan untuk bahan pembuatan aspal,
karena residunya tidak memberikan ikatan.
Aspal yang diperoleh dari penyulingan minyak bumi yang umum
dipergunakan adalah :
•aspal semen (disebut juga aspal keras / aspal panas)
•aspal cair (cut back)
•aspal emulsi.

3. Ter
Ter dapat diperoleh dengan proses
penyulingan batu bara.
Aspal Semen

Aspal semen adalah aspal murni, disingkat AC


Menurut derajat kekerasannya, yang umum
dipergunakan di Indonesia adalah :
40 pen (penetrasi 40 – 59)
60 pen (penetrasi 60 – 79)
80 pen (penetrasi 80 – 99)
Nilai penetrasi diperoleh melalui percobaan penetrasi.
Selain dari tingkatan kekerasan, juga ada yang
memakai standar tingkatan dengan sebutan :
AC 40 – 50
AC 60 – 70
AC 85 – 100
AC 120 – 150
AC 200 – 300
Untuk ini harus dimengerti bahwa angka yang mengikuti huruf AC
menunjukkan batas-batas penetrasi / tingkatan kekerasan aspal
semen.
Aspal Cair

Aspal cair (cut-back asphalt) adalah suatu


campuran aspal semen dengan pencair hasil
penyulingan minyak bumi.
Dengan demikian aspal cair akan lebih mudah
disemprotkan dan tidak segera mengeras. Hal
ini bermanfaat untuk penetrasi / penyerapan
aspal cair pada celah-celah antar batuan.

Jenis aspal cair ditentukan oleh dua hal yaitu :


• jenis bahan pencair yang dipakai, dan;
• cepatnya menguap.
Perubahan kekentalannya akibat perubahan
temperatur.
Apabila minyak bumi yang sangat encer & mudah
menguap dipakai sebagai bahan pencair, seperti
Premium atau Bensin, aspal tersebut disebut
RC = Rapid Curing.
Bila bahan pencair yang dipakai lebih kental,
misalnya minyak tanah, maka aspal ini disebut
MC = Medium Curing.
Selanjutnya bila bahan pencair yang dipergunakan
lebih kental lagi, misalnya minyak solar, maka aspal
ini disebut SC = Slow Curing.
Jenis aspal cair juga ditentukan oleh perubahan
kekentalan akibat perubahan temperatur.
Untuk mengetahui sifat kekentalan aspal cair,
dilakukan pemeriksaan Viskositi Kinematik
(Viscosity Say Bolt Furol Test) dalam satuan senti
stoke di laboratorium. Pengujian Viscosity Say Bolt
Furol Test pada suhu 600C (140 0F) didapatkan
batasan kekentalan seperti tabel :

15 sampai 30, RC – 0; MC – 0; SC - 0
40 sampai 80, RC – 1; MC – 1; SC – 1
100 sampai 200, RC – 2; MC – 2; SC – 2
250 sampai 500, RC – 3; MC – 3; SC – 3
600 sampai 1200, RC – 4; MC – 4; SC – 4

Viscosity Say Bolt Furol


Pada 60 0C (140 0F) detik

1500 sampai 3000, RC – 5; MC – 5; MC - 5


Aspal Cair
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal
dengan air dengan menambahkan suatu bahan
emulsi tertentu sehingga air dan aspal dapat
bercampur.
Ada 2 jenis aspal emulsi yang biasa dipergunakan
yaitu :
• Jenis anionic
• Jenis cationic
Sifat pelekatan aspal emulsi
Aspal emulsi lebih cepat memecah pada saat
bertemu dengan batu dan kekuatan pelekatan
akan terjadi akibat dari pemecahan ini. Mekanisme
proses pemecahan aspal emulsi diakibatkan oleh :
• reaksi kimia-fisika
• sifat batuan bertemu sifat aspal emulsi.
Aspal emulsi anionic
Aspal emulsi anionic disebut juga aspal emulsi
alkaline, yaitu aspal emulsi yang dipersiapkan
dengan bahan pelarut (emulsi) tertentu sehingga
menghasilkan butir-butir aspal dalam larutan aspal
emulsi yang bermuatan listrik negatif.
Tiga standar variasi aspal emulsi anionic yang
umumnya dipergunakan yaitu :
• Rapid Setting = RS
• Medium Setting = MS
• Slow Setting = SS.
Aspal emulsi anionic adalah jenis aspal yang stabil terhadap pengaruh
alkaline, dan pada umumnya pemecahan terjadi akibat penguapan air
atau proses pemecahan fisika.
Pada pekerjaan aspal anionic disarankan menggunakan batuan yang
kering. Aspal emulsi anionic bermuatan arus negatif, maka penggunaan
batuan bermuatan arus negatif lebih tepat untuk proses pengikatan.
Spesifikasi untuk aspal emulsi anionic
AASHO ASTM Grades
Test Test Rapid Medium Slow
Karakteristik
Methode Methode Setting Setting Setting
RS - 1 RS - 2 MS - 2 SS - 1 SS - 1h
Pengujian pada emulsi
Furol viscosity at 77 0 F ., detik 20 - 100 ………… 100 + 20 - 100 20 - 100
Furol viscosity at 122 F ., detik
0
………… 75 - 400 ………… ………… …………
Residu dari destilasi, %-tase berat 57 + 62 + 62 + 57 + 57 +
Settlement, 5 hari, %-tase perbedaaan 3- 3- 3- 3- 3-
Demulsibility : T 59 D 244
35 ml, dari 0,02 N CaCl2, % 60 + 50 + ………… ………… …………
50 ml, dari 0,10 N CaCl2, % ………… ………… 30 - ………… …………
Uji saringan (tertahan n0. 20), % 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 -
Uji pencampuran semen, % ………… ………… ………… 2,0 - 2,0 -

Pengujian pada residu


Penetrasi, 77 0 F ., 100 gram., 5 detik T 49 D5 100 - 200 100 - 200 100 - 200 100 - 200 40 - 90
Solubility in carbon tetrachloride, % T 441 D 41 97,5 + 97,5 + 97,5 + 97,5 + 97,5 +
Duktilitas, 77 F ., cms
0
T 51 D 113 40 + 40 + 40 + 40 + 40 +
Aspal emulsi kanionic
Aspal emulsi kanionic disebut juga aspal emulsi
asam, yaitu aspal emulsi yang dipersiapkan
dengan bahan pelarut (emulsi) tertentu sehingga
menghasilkan butir-butir aspal dalam larutan aspal
emulsi yang bermuatan listrik positif.
Tiga standar variasi aspal kationic yang umumnya
dipergunakan yaitu :
• Cationic Rapid Setting = CRS
• Cationic Medium Setting = CMS
• Cationic Slow Setting = CSS.
Aspal kationik adalah jenis aspal emulsi yang stabil dalam asam, dan
pemecahan terjadi akibat reaksi antara bahan pengemulsi dan batuan.
Biasanya reaksi kimia lebih cenderung berjalan dalam keadaan basa,
jadi adanya air akan memperlambat pemecahan tetapi mempertinggi
daya lekat aspal.
Aspal emulsi kationik adalah bahan pelekat aspal yang dapat bekerja
dalam segala macam keadaan dan bermuatan arus listrik pasitif.
Pada umumnya batuan berkapur mempunyai daya lekat yang baik
terhadap aspal, tetapi batuan berkapur mempunyai arus listrik positif.
Timbul pertanyaan bagaimana batuan berkapur bertemu dengan aspal
emulsi kationik yang bermuatan arus positif ?.
Perinsipnya aspal emulsi kationik dapat juga dipergunakan dengan
batuan berkapur yang bermuatan listrik positif, karena unsur organic
yang terdapat dalam permukaan kapur akan dimakan asam yang
terkandung dalam aspal emulsi kationik sehingga larut dan terjadilah
garam yang selain tidak larut dalam air juga mempunyai daya lekat yang
baik terhadap aspal.
Spesifikasi untuk aspal emulsi kanionic
AASHO ASTM Grades
Test Test Rapid Medium Slow
Karakteristik
Methode Methode Setting Setting Setting
RS - 2 k RS - 3k SM - K CM - K SS - K SS - kh
Pengujian pada emulsi
Furol viscosity at 77 0 F ., detik T 59 D 244 ………… ………… ………… ………… 20 - 100 20 - 100
Furol viscosity at 122 0 F ., detik T 59 D 244 20 - 100 100 - 400 50 - 500 50 - 500 ………… …………
Residu dari destilasi, %-tase berat T 59 D 244 60 + 65 + 60 + 65 + 57 + 57 +
Oil Distilate, % by volume of emulsion T 59 D 244 3- 5- 20 - 12 - ………… …………
Settlement, 7 hari, %-tase perbedaaan T 59 D 244 3- 3- 3- 3- 3- 3-
Uji saringan (tertahan n0. 20), % T 59 D 244 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 -
Aggregate Coating - water D 244 ………… ….… …………
resistent test
Dry aggregate (job), % coated ………… ………… 80 + 80 + ………… …………
Wet aggregate (job), % coated ………… ………… 60 + 60 + ………… …………
Uji pencampuran semen, % T 59 D 244 ………… ………… ………… ………… 2,0 - 2,0 -
Particle charge test T 59 A D 244 Positif Positif Positif Positif ………… …………
pH T 200 E 70 ………… ………… ………… ………… 6,7 - 6,7 -
Pengujian pada residu
100 - 100 -
2 2
5 0
Penetrasi, 77 F ., 100 gram., 5 detik
0
T 49 D5 100 - 250 100 - 250 100 - 250 0 0 40 - 90

Solubility in carbon tetrachloride, % T 442 D 42 97,0 + 97,0 + 97,0 + 97,0 + 97,0 + 97,0 +

Duktilitas, 77 0 F ., cms T 51 D 113 40 + 40 + 40 + 40 + 40 + 40 +


Penggunaan tiap jenis aspal emulsi disesuaikan
dengan kondisinya, yaitu :

Rapid Setting, jenis aspal emulsi yang cepat


pemecahannya, sehingga akan lebih cepat
proses pengikatannya

Medium Setting, jenis aspal emulsi yang agak


lambat pemecahannya sehingga sedikit lebih
lambat proses pengikatannya dari Rapid Setting

Slow setting, jenis aspal emulsi yang lambat


pemecahannya.
Penguapan air

Butiran aspal

Batuan

Proses pemecahan aspal emulsi


akibat penguapan air pada batuan
Tugas 01
Performa Beton Aspal yang Diinginkan

 Perkerasan tidak mengalami deformasi/alur


 Perkerasan tidak mengalami retak
 Perkerasan aman dan mudah dikerjakan saat
pelaksanaan
Jenis Spesifikasi Aspal Keras

 Spesifikasi berdasarkan tingkat kekerasan aspal


(penetration graded)
 Spesifikasi kelas kekentalan (viscosity graded)
 Spesifikasi kelas kinerja (performance graded)

Spesifikasi berdasarkan kelas kinerja adalah spesifikasi dimana


parameter fisik aspal yang diukur adalah yang berhubungan
langsung dengan kinerja lapangan. Pada spesifikasi ini batasan
kriteria yang disyaratkan tetap untuk semua grade tetapi
temperatur berbeda
Kinerja yang Diinginkan:
Tidak Terjadi Deformasi / Alur

Jenis Pengujian yg
Diperlukan:

Kelas Kinerja
Tingkat Kekerasan
Aspal
•DSR
• Penetrasi
•RTFOT
•Titik Lembek •DSR after RTFOT
•PI
Kinerja yang Diinginkan:
Tidak Terjadi Retak

Jenis Pengujian yg
Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Kelas Kinerja


Aspal
Penetrasi, PI, PAV, DSR after
Daktilitas, TFOT, RTFOT-PAV, Bending
Pen TFOT, Beam Rheometer,
Kelekatan Direct Tension
Kinerja yang Diinginkan:
Keamanan (Safety)

Jenis Pengujian yg
Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Kelas Kinerja


Aspal
Titik Nyala Titik Nyala
Kinerja yang Diinginkan:
Kemudahan Pelaksanaan (Workability)

Jenis Pengujian yg
Diperlukan:

Tingkat Kekerasan Kelas Kinerja


Aspal
• Viskositas • Viskositas
• Temperatur • Temperatur
Pencampuran dan Pencampuran dan
Pemadatan Pemadatan
ALAT PENGUJIAN ALAT PENGUJIAN
TITIK NYALA TITIK LEMBEK
ALAT PENGUJIAN
DAKTILITAS

ALAT PENGUJIAN
KELARUTAN
ALAT PENGUJIAN ALAT PENGUJIAN
BERAT JENIS TFOT

Anda mungkin juga menyukai