Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 1

ARYA FIRMAN / 3.11.22.1.04


FAIRUZ SHOFA / 3.11.22.1.07
INZIFA RETNO / 3.11.22.1.11
NAIMATUL ALFIYAH / 3.11.22.16
RIFQI ANIQ T / 3.11.22.1.20
AHMAD RIZQY / 3.11.21.1.01

KG-2B
ASPAL
Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat
berwarna hitam sampai coklat gelap, bersifat perekat
(cementious) yang akan melembek dan meleleh bila dipanasi,
tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang
kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat
dari alam atau hasil pemurnian minyak bumi, atau merupakan
campurandari bahan bitumen dengan minyakbumi atau
derivatnya (ASTM D 8 – 94).
PENGERTIAN

■ Bitumen adalah suatu campuran dari senyawa-senyawa hidrokarbon yang berasal dari alam
atau dari suatu proses pemanasan, atau berasal dari kedua proses tersebut; kadang-kadang
disertai dengan derivatnya yang bersifat non logam yang dapat berbentuk gas, cairan, setengah
padat atau padat, yang campuran itu dapat larut dalam karbon disulfida atau CS2 (The
AsphaltInstitute).
■ Aspal merupakan salah satu material konstruksi perkerasan lentur . Aspal merupakan
komponen kecil . Umumnya 4–10 % dari berat campuran. Tetapi merupakan komponen yang
relatif mahal.
J e n i s A s p a l M e n u r u t P r o s e s Te r b e n t u k n y a

Aspal Alam Aspal Buatan


■ Diperoleh secara alami langsung ■ Hasil dariproses penyulingan minyak bumi
■ Berupa batuan aspal atau minyak bumi atau batu bara dan kayu
■ Keluar kepermukaan lalu menguap ■ Aspal Minyak
minyaknya dan mengeras Merupakan hasil destilasi minyak bumi
■ Aspal Gunung (Rock Asphalt) ■ Tar
ex : Aspal P. Buton Merupakan hasil penyulingan batu bara dan
■ Aspal Danau (Lake Asphalt) kayu (tidak umum digunakan, peka terhadap
ex : Aspal Bermudez, Trinidad perubahan temperatur dan beracun)
JENIS ASPAL
Blown Asphalt
■ Diproduksi melalui cara menyemburkan udara panas kedalam
bejana yang berisi aspal panas dengan suhu antara 200 s.d. 260ºC
(terjadi Polimerisasi).
■ Pada proses ini digunakan bahan katalis seperti ferri chlorida atau
P2O5 untuk mempercepat reaksi dan akan menghasilkan aspal yang
lebih keras, lebih kaku dan kenyal dibanding dengan aspal biasa.
■ Tahan terhadap pengaruh perubahan suhu
■ Penggunaan untuk penutup atap (bahan genteng aspal), kotak
baterai, pelapis kendaraan bermotor, dan bahan perapat/ kedap air
atau dapat dipergunakan sebagai pengisi celah sambungan pada
jalan dan saluran air.
■ Hasil proses penyulingan minyak berat (residu)
■ Pada suhu ruang (250–300C) berbentuk padat
■ Jenis aspal yang paling cocok untuk dipakai sebagai
pelapis permukaan perkerasan jalan (paving asphalt)
■ Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah
bercuaca panas, volume lalu lintas tinggi.
Aspal Keras
(Asphalt Cement,AC) ■ Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin, lalu lintas rendah.
■ ACPen 40/50, penetrasi antara 40 –59
■ Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi
■ ACpen 60/70, penetrasiantara 60 –79
60/70dan 80/100.
■ ACpen80/100, penetrasi antara 80 –100
■ ACpen 200/300, penetrasi antara 200-300
Aspal Cair
(CutBack Asphalt)

■ Aspal Cair adalah jenis aspal yang dibuat dari Asphalt Cement yang dicampur dengan
bahan pencair dari minyak bumi yang bersifat mudah menguap, menguap sedang dan
lambat menguap, sehingga aspal akan mengeras apabila di udara terbuka karena bahan
pencairnya menguap.
■ Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya,
aspal cair dibedakan atas:
1.RC(Rapid curing cut back )
2.MC(Medium Curing cut back)
3.SC(Slow Curing cut back)
■ Jenis aspal cair (Cut Back Asphalt), diproduksi dengan tanda huruf dan angka
dibelakangnya yang menunjukkan viskositas kinematiknya, misal : RC800 artinya jenis
Rapid Curing Asphalt dengan viskositas kinematik 800 C.St.
1. RC (Rapid curingcut back)

Merupakan aspal keras yang dilarutkan


dengan bensin (premium), RC merupakan cut
back asphalt yang paling cepat menguap. RC
cut back asphalt digunakan sebagai Tack
Coat (Lapis perekat), Prime Coat (Lapis
resap pengikat)
2. MC(Medium Curing cutback)

Merupakan aspal keras yang dilarutkan


dengan minyak tanah (Kerosine). MC
merupakan cut back aspal yang
kecepatan menguapnya sedang.
3. SC(Slow Curingcut back)

Merupakan aspal keras yang dilarutkan


dengan solar, SC merupakan cut back asphalt
yang paling lama menguap. SC Cut back
asphalt digunakan sebagai Prime coat, Dust
laying (lapis pengikat debu).
Aspal Emulsi
(Emultion Asphalt)
■ Aspal emulsi adalah jenis aspal yang dibuat dari campuran Asphalt Cement dengan air
dan bahan untuk membuat emulsi (emultion acid).
■ Proses pembuatannya dengan cara mencampur air panas, aspal panas dan bahan
pembuat emulsi diaduk dalam alat pencampur (colloid mill) dengan kecepatan aduk dari
100 sampai dengan 6000rpm, akan terbentuklah butiran aspal yang terdispersi dalam air.
Agar dispersi butiran aspal tidak menggumpal lagi, perlu ditambah dengan bahan
stabilisator emulsi.
Aspal Emulsi (Emultion Asphalt)

■ Berdasarkan sifat stabilitas emulsi yang mempunyai sifat cepat pecah kemudian butiran
aspal segera melekat pada agregat, ada pula yang pecahnya agak lambat dan melambat pecah
kemudian melekat agregat, maka aspal emulsi dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :
1. Rapid Setting, aspal emulsi yang bersifat cepat pecah dan melekat agregat dengan cepat
diproduksi dengan tanda RS, digunakan untuk Tack Coat.
2. Medium Setting, aspal emulsi agak lambat pecah dan agak lambat melekat agregat
diproduksi dengan tanda MS, digunakan untuk Seal Coat.
3. Slow Setting, aspal emulsi lambat pecah dan lambat melekat agregat diproduksi dengan
tanda SS, digunakan untuk Prime Coat.
■ Butiran aspal dapat bermuatan elektron, jika bermuatan elektron negatip
disebut dengan Emulsi Anion dan yang bermuatan positip disebut dengan
Emulsi Kation. Sedangkan aspal yang tidak bermuatan elektron disebut
Emulsi Nonionik.
■ Aspal Emulsi anion, cocok untuk agregat yang bermuatan positip yaitu
agregat yang terbentuk dari logam/basa, misal: batu kapur atau dolomite.
■ Aspal Emulsi kation, hanya cocok untuk agregat yang bermuatan negatip
yaitu batuan yang bersifat asam, misal dari jenis silikat.
FUNGSI ASPAL DALAM
PERKERASAN JALAN

■ Sebagai Bahan Pengikat Memberikan


ikatan yang kuat antara
aspal dengan agregat dan antara aspal itu
sendiri.
■ BahanPengisi
Mengisi rongga antara butir-butir agregat
dan pori-pori yang ada antara agregat itu
sendiri.
S I F AT- S I F AT A S PA L
■ SIFAT KIMIA
Aspal merupakan coloidal (campuran koloid) antara asphaltene
(butiran padat) dengan maltene (massa cair)
1. Dayatahan (durabilitas)
Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat
asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Senyawa
yang terpenting yaitu maltene
2. Sifat adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga
dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan aspal.
Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat
tetap pada tempatnya setelah terjadi pengikatan.
■ SIFAT KIMIA

3. Kepekaan terhadap temperature


Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya akan menjadi keras dan kental jika
temperatur rendah dan menjadi cair (lunak) jika temperatur tinggi. Akibat perubahan
temperatur ini viscositas aspal akan berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal
tersebut. Oleh sebab itu aspal juga disebut bahan yang bersifat visko elastis. Kepekaan
terhadap suhu perlu diketahui untuk dapat ditentukan suhu yang baik ketika campuran
aspal dicampur dan dipadatkan.
4. Kekerasan aspal
Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya (kekentalannya). Aspal pada proses
pencampuran dipanaskandan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal.
Pada proses pelaksanaan terjadi oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas
(Viskositas bertambah tinggi). Peristiwa tersebut berlansung setelah masa pelaksanaan
selasai. Pada masa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yang besarnya
dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal yang
menyelimuti agregat, semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.
■ SIFAT FISIS
• Kepekatan (konsistensi)
Peranan kepekatan/konsistensi bahan aspal untuk bahan jalan, dua hal penting antara lain :
a. Pengaruh suhu terhadap konsistensi
b. Pertimbangan terhadap sifat kepekatan untuk suhu tertentu, yang dapat dipakai untuk
mengelompokkan/membagi aspal menjadi beberapa macam.
Secara umum metode yang dipakai untuk aspal sebagai bahan jalan dikenal 4cara,
yaitu:
a. Carauji Penetrasi;
b. Cara uji Viskositas Furol;
c. Cara uji Viskositas Kinematic dan;
d. Cara uji kambangan (floating test).
■ SIFAT FISIS
2. Ketahanan Lama
•Aspal sebagai bahan perekat harus mempunyai sifat tetap plastis dan mengikat agregat dengan baik.
•Aspal untuk aspal beton bila terkena pengaruh cuaca dalam lapisan yang sangat tipis cenderung hilang sifat
keplastisanya dan akan menjadi regas karena terjadi perubahan susunan kimia maupun fisika yang disebut
dengan istilah pelapukan.

Sifat-sifat yang ada hubungannya dengan ketahanan lama (durabilitas) yang diakibatkan oleh pelapukan, adalah :
a. Titik lembek;
b. Oksidasi dan penguapan;
c. Pengaruh suhu;
d. Pengaruh luas permukaan;
e. Pengaruh sinar matahari;
f. Pengaruh susunan kimia;
g. Aspal yang dibuat dengan proses cracking (cracked asphalt)
■ SIFAT FISIS
3. DERAJAD PENGERASAN (RATE OF CURING)
•Derajad pengerasan (rate of curing) merupakan waktu yang dibutuhkan aspal untuk
mengental.
•Derajad pengerasan (rate of curing) dipengaruhi oleh:
a. Penguapan dari bahan pelarut/pengencer;
b. Jumlah pelarut/pengencer dalam aspal cair;
c. Angka penetrasi dari aspal dasar yang dicairkan.

•Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kecepatan pengentalan adalah :


a. Suhu sekeliling;
b. Luas permukaan penguapan atau perbandingan antara luas permukaan dengan
volumenya;
c. Kecepatan angin yang melalui permukaan.
■ SIFAT FISIS
4. KETAHANAN TERHADAP PENGARUH AIR
•Sifat tahan lama aspal untuk hamparan jalan, tergantung dari
kemampuannya dapat melekat dengan baik pada butir agregat walaupun
dalam keadaan basah (ada air).
•Apabila terjadi kehilangan daya lekat aspal terhadap agregat, maka dapat
mengakibatkan rusaknya hamparan jalan.
UJI ASPAL EMULSI

■ Beberapa pengujian aspal emulsi, untuk mengetahui sifat, mutu dan kemampuannya
sebagai bahan perekat, antara lain:
1. Uji Pecahnya Emulsi (Demulsibilty Test)
2. Uji pengendapan (settlement test)
3. Uji kehalusan (sievetest)
4.Uji pencampuran (mixing test)
5. Uji kelekatan dan ketahanan air (aggregate coating water resistance test)
6. Uji penyulingan
7. Uji muatan listrik pada partikel emulsi
8. Uji pH (keasaman atau kebasaan)
• Uji Pecahnya Emulsi (Demulsibilty Test)
■ Untuk mengetahui cepat lambatnya aspal emulsi pecah/terurai bila berhubungan
dengan batuan.
■ Bahan pemecah: CaCl2
2. Uji pengendapan (settlement test)
■ Untuk mengetahui kestabilan aspal emulsi apakah dalam penyimpanan telah
mengalami proses pengendapan.
3. Uji kehalusan (sieve test)
■ Untuk mengetahui apakah aspal emulsi betul-betul mempunyai butir aspal yang terbagi
dalam butiran kecil atau tidak ada butiran aspal yang telah menggumpal.
■ Aspal emulsi yang baik tembus ayakan no,20mesh (0,84 mm)
4. Uji pencampuran (mixing test)
■ untuk menguji kemampuan aspal jenis Slow Setting yang mempunyai
sifat lambat pecah, mengenai kemampuannya diaduk dengan berbagai
macam agregat.
■ Bahan: tepung semen jenis-III
5. Uji kelekatan dan ketahanan air (aggregate coating water resistance
test)
■untuk melihat kemampuan aspal emulsi dapat melekat dengan baik
pada agregat serta lekatan itu tetap kuat walaupun ada gangguan
pengaruh air.
6. Uji penyulingan
■ untuk mengetahui residu aspal, kadar air dan kadar minyak pelarut
7. Uji muatan listrik pada partikel emulsi
■ untuk mengetahui apakah partikel emulsi bersifat Anion (muatan negatip) atau
kation (muatan positip)
8. Uji pH(keasaman atau kebasaan)
■ untuk mengetahui derajad keasaman dari emulsi Kation pada jenis Slow Setting
(SS-K), karena ada persyaratan untuk pH bagi jenis ini
Aspal/ Bitumen untuk Konstruksi Jalan

• Aspal beton campuran panas (HotMix Asphaltic Concrete)


CAMP. DENGAN • Aspal beton campuran dingin (Cold Mix)
PENGOLAH • Aspal beton yang dicampur sambil berjalan (Travel Mixing
Plant)
• Campuran aspal beton yang dikerjakan langsung diatas Jalan (Road
Mix Metode)
BERDASARKAN
KELAS
CAMPURAN

CAMPURAN
ASPAL BETON
YANG •Pelapisan /perbaikan permukaan jalan (Surface Treatment)
DIKERJAKAN •Konstruksi Penetrasi Makadam
LANGSUNG
SETEMPAT
ASPAL BETON CAMPURAN PANAS (HOT MIX
ASPHALTICCONCRETE)
■ Dibuat dalam suatu unit pengolah, dimana aspalnya dipanaskan sampai
suhu ± 135⁰ C dan agregatnya dipanasi ± 150⁰ C, kemudian dicampur
menjadi satu lalu diangkut ke tempat pekerjaan dan dihamparkan serta
dipadatkan/digilas pada suhu minimum 107⁰ C
■ Lapisan seringkali dibuat 3lapis, yaitu
• Lapis hitam (Black Base), dimana lapis yang menggunakan agregat
dengan butir maksimum 11/2 inchi (37,5 mm) dan jumlah aspalnya
minimum;
2. Lapis antara, dimana lapis yang menggunakan
agregat dengan
butir maksimum 1 inchi (25,4 mm) dan jumlah
aspalnya sedang;
3. Lapis permukaan, dimana lapis yang menggunakan
agregat dengan butir maksimum 3/4 inchi (19 mm)
dan jumlah aspalnya optimum.
■ Penggunaan: untuk konstruksi jalan lalu lintas berat,
jalan Tol, landasan pacu pesawat terbang dan lain
sebagainya.
ASPAL BETON CAMPURAN
DINGIN (COLD MIX)

■ Aspal beton yang dibuat dari campuran agregat dan aspal


cair (Cut Back Asphalt) yang dicampur dalam keadaan dingin
■ Pembuatan campuran dilakukan setempat dimana
perbaikan jalan akan dilakukan dan biasanya dalam kondisi
cuaca panas dan kering.
■ Penggunaan : untuk pekerjaan perbaikan permukaan jalan,
karena jika menggunakan Hot Mix diperkirakan mahal atau
kurang ekonomis
AS PAL B E TO N YA N G DI C A M P UR S A M B I L
B E R J AL A N ( T R AV E L M I XI N G P L A NT )

■ Aspal beton yang dibuat dengan cara menggunakan suatu


alat pencampur yang dapat berjalan.
■ Pembuatan campuran dilakukan dengan agregatnya dalam
keadaan kering dengan suhu udara biasa dan aspalnya
menggunakan aspal cair atau aspal (Asphalt Cement) yang
dipanasi terlebih dahulu.
■ Agregat yang akan dipakai harus bergradasi baik diisikan ke
mesin pengaduk, kemudian aspal cair dalam jumlah tertentu
dimasukkan dan diaduk serta dapat langsung dihamparkan /
digilas
CAMPURAN ASPAL BETON YANG DIKERJAKAN LANGSUNG
DIATAS JALAN (ROAD MIXMETHODE)

■ Agregat yang akan dipakai dihamparkan terlebih dahulu diatas jalan ditimbun berbentuk
jalur, kemudian disiram aspal cair atau aspal panas dalam jumlah yang diperkirakan
■ Dibelakang alat penyiram bergerak motor grader untuk mengaduk sampai homogen,
setelah itu dihamparkan dan digilas/dipadatkan.
■ Penggilasan dilakukan jika bahan yang menguap telah kurang dari 25%, dan kadar air
agregat tidak lebih dari 2%.
Campuran Aspal yang Dilakukan Langsung di Tempat

1. PELAPISAN/PERBAIKAN PERMUKAAN JALAN


(SURFACE TREATMENT)

■ Tujuan:
• Mendapatkan lapis gesek pada permukaan jalan;
2. Mempertinggi daya tahanslip(gelincir);
3. Memperbaiki sifat pembiasan cahaya;
4. Membuat batas jalan;
5. Perbaikan lapisan permukaan jalan lama yang retak-retak
2. konstruksi penetrasi makadam

■ Diperkenalkan oleh John Loudon McAdam (1815)


■ Tujuan: agar jalan dapat menahan beban lalu- lintas yang lebih
berat, sehingga jalan menjadi lebih kuat dan stabil
■ Pembuatannya dengan cara menghamparkan agregat yang
ukuran butirannya seragam antara 2 sampai 4cm diatas
permukaan jalan, kemudian disiramkan aspal cair atau aspal
panas yang dicairkan diatas hamparan. Setelah itu ditaburkan
agregat berukuran kecil sebagai pengunci/pengisi rongg asambil
diikuti penyiraman sedikit aspal cair/panas dan selanjutnya
digilas.
Perencanaan campuran aspal beton menurut
Marshall
■ Dikembangkan oleh Bruce Marshall yang menjadi insinyur untuk jalan aspal di Departemen Jalan
Raya Negara bagian MississipiA.S.CorpsEngineer dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
■ Dua hal yang penting dari cara Marshall, adalah menganalisa campuran yang telah dipadatkan terhadap sifat
Stabilitas dan kelembekannya (stability-flow), kepadatan dan kadar rongganya (density- void).
■ Tahapan Perencanaan Campuran Aspal Beton Menurut Marshall
• Menyiapkan Benda Uji
a. Bahan-bahan yang akan dipakai perlu memenuhi syarat-syarat dari pekerjaan yangakan dilaksanakan;
b. Campuran agregat (kasar dan halus) perlu memenuhi susunan butir sebagai disyaratkan dalam
pekerjaan;
c. Agregat yang akan dipakai, dikeringkan dan diayak menurut fraksi-fraksi yang diperlukan;
d. Berat jenis agregat dan berat jenis aspal perlu ditentukan lebih dahulu untuk menghitung kepadatan dan rongga
(void) diantara butir agregat. Berat jenis agregat dihitung sebagai berat jenis semu (apparentspecific gravity)
■ Tahapan Perencanaan Campuran Aspal Beton Menurut Marshall

2. Membuat perkiraan kadar aspal


a. Perkiraan pertama kadar aspal rencana (Pb) dengan rumus:
•Pb=0,035(%CA)+0,045(%FA)+0,18(%FF)+Konstanta
•Dimana:
•Pb= kadar aspal
•CA=agregat kasar tertahan saringan No.8
•FA=agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan No.200
Filler=agregat halus lolos saringan No.200
•Nilai konstanta sekitar0,50-1,0untukAC danHRS
b. Membuat benda uji dengan kadar aspal diatas, dibulatkan mendekati 0,5%. Contoh
dibuat pada 3 (tiga) kadar aspal diatas dan 2 (dua) kadar aspal dibawah kadar aspal perkiraan
awal yang sudah dibulatkan 0,5% ini (contoh apabila rumus memberikan nilai 5,7% maka
dibulatkan menjadi 5,5%, dan buat contoh uji pada kadar aspal 5,5%, dengan 6%, 6,5%, 7%,
dengan pada kadar aspal 5% dan 4,5%).
3. Persiapan pembuatan benda uji
a. Jumlah sampel yang akan dibuat, dilakukan dengan cara seperti ketentuan dalam
menentukan kadar aspal optimum.
b. Mengeringkan agregat sampai beratnya tetap pada suhu (105±5)°C selama
minimum 4 jam, dan keluarkan dari oven .
c. Memisah-pisahkan agregat dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-
fraksi yang dikehendaki dengan cara penyaringan.
d. Memanaskan aspal sampai mencapai tingkat kekentalan (viskositas) yang
disyaratkan baik untuk pencampuran maupun pemadatan.

Anda mungkin juga menyukai