KG-2B
ASPAL
Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat
berwarna hitam sampai coklat gelap, bersifat perekat
(cementious) yang akan melembek dan meleleh bila dipanasi,
tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang
kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat
dari alam atau hasil pemurnian minyak bumi, atau merupakan
campurandari bahan bitumen dengan minyakbumi atau
derivatnya (ASTM D 8 – 94).
PENGERTIAN
■ Bitumen adalah suatu campuran dari senyawa-senyawa hidrokarbon yang berasal dari alam
atau dari suatu proses pemanasan, atau berasal dari kedua proses tersebut; kadang-kadang
disertai dengan derivatnya yang bersifat non logam yang dapat berbentuk gas, cairan, setengah
padat atau padat, yang campuran itu dapat larut dalam karbon disulfida atau CS2 (The
AsphaltInstitute).
■ Aspal merupakan salah satu material konstruksi perkerasan lentur . Aspal merupakan
komponen kecil . Umumnya 4–10 % dari berat campuran. Tetapi merupakan komponen yang
relatif mahal.
J e n i s A s p a l M e n u r u t P r o s e s Te r b e n t u k n y a
■ Aspal Cair adalah jenis aspal yang dibuat dari Asphalt Cement yang dicampur dengan
bahan pencair dari minyak bumi yang bersifat mudah menguap, menguap sedang dan
lambat menguap, sehingga aspal akan mengeras apabila di udara terbuka karena bahan
pencairnya menguap.
■ Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya,
aspal cair dibedakan atas:
1.RC(Rapid curing cut back )
2.MC(Medium Curing cut back)
3.SC(Slow Curing cut back)
■ Jenis aspal cair (Cut Back Asphalt), diproduksi dengan tanda huruf dan angka
dibelakangnya yang menunjukkan viskositas kinematiknya, misal : RC800 artinya jenis
Rapid Curing Asphalt dengan viskositas kinematik 800 C.St.
1. RC (Rapid curingcut back)
■ Berdasarkan sifat stabilitas emulsi yang mempunyai sifat cepat pecah kemudian butiran
aspal segera melekat pada agregat, ada pula yang pecahnya agak lambat dan melambat pecah
kemudian melekat agregat, maka aspal emulsi dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :
1. Rapid Setting, aspal emulsi yang bersifat cepat pecah dan melekat agregat dengan cepat
diproduksi dengan tanda RS, digunakan untuk Tack Coat.
2. Medium Setting, aspal emulsi agak lambat pecah dan agak lambat melekat agregat
diproduksi dengan tanda MS, digunakan untuk Seal Coat.
3. Slow Setting, aspal emulsi lambat pecah dan lambat melekat agregat diproduksi dengan
tanda SS, digunakan untuk Prime Coat.
■ Butiran aspal dapat bermuatan elektron, jika bermuatan elektron negatip
disebut dengan Emulsi Anion dan yang bermuatan positip disebut dengan
Emulsi Kation. Sedangkan aspal yang tidak bermuatan elektron disebut
Emulsi Nonionik.
■ Aspal Emulsi anion, cocok untuk agregat yang bermuatan positip yaitu
agregat yang terbentuk dari logam/basa, misal: batu kapur atau dolomite.
■ Aspal Emulsi kation, hanya cocok untuk agregat yang bermuatan negatip
yaitu batuan yang bersifat asam, misal dari jenis silikat.
FUNGSI ASPAL DALAM
PERKERASAN JALAN
Sifat-sifat yang ada hubungannya dengan ketahanan lama (durabilitas) yang diakibatkan oleh pelapukan, adalah :
a. Titik lembek;
b. Oksidasi dan penguapan;
c. Pengaruh suhu;
d. Pengaruh luas permukaan;
e. Pengaruh sinar matahari;
f. Pengaruh susunan kimia;
g. Aspal yang dibuat dengan proses cracking (cracked asphalt)
■ SIFAT FISIS
3. DERAJAD PENGERASAN (RATE OF CURING)
•Derajad pengerasan (rate of curing) merupakan waktu yang dibutuhkan aspal untuk
mengental.
•Derajad pengerasan (rate of curing) dipengaruhi oleh:
a. Penguapan dari bahan pelarut/pengencer;
b. Jumlah pelarut/pengencer dalam aspal cair;
c. Angka penetrasi dari aspal dasar yang dicairkan.
■ Beberapa pengujian aspal emulsi, untuk mengetahui sifat, mutu dan kemampuannya
sebagai bahan perekat, antara lain:
1. Uji Pecahnya Emulsi (Demulsibilty Test)
2. Uji pengendapan (settlement test)
3. Uji kehalusan (sievetest)
4.Uji pencampuran (mixing test)
5. Uji kelekatan dan ketahanan air (aggregate coating water resistance test)
6. Uji penyulingan
7. Uji muatan listrik pada partikel emulsi
8. Uji pH (keasaman atau kebasaan)
• Uji Pecahnya Emulsi (Demulsibilty Test)
■ Untuk mengetahui cepat lambatnya aspal emulsi pecah/terurai bila berhubungan
dengan batuan.
■ Bahan pemecah: CaCl2
2. Uji pengendapan (settlement test)
■ Untuk mengetahui kestabilan aspal emulsi apakah dalam penyimpanan telah
mengalami proses pengendapan.
3. Uji kehalusan (sieve test)
■ Untuk mengetahui apakah aspal emulsi betul-betul mempunyai butir aspal yang terbagi
dalam butiran kecil atau tidak ada butiran aspal yang telah menggumpal.
■ Aspal emulsi yang baik tembus ayakan no,20mesh (0,84 mm)
4. Uji pencampuran (mixing test)
■ untuk menguji kemampuan aspal jenis Slow Setting yang mempunyai
sifat lambat pecah, mengenai kemampuannya diaduk dengan berbagai
macam agregat.
■ Bahan: tepung semen jenis-III
5. Uji kelekatan dan ketahanan air (aggregate coating water resistance
test)
■untuk melihat kemampuan aspal emulsi dapat melekat dengan baik
pada agregat serta lekatan itu tetap kuat walaupun ada gangguan
pengaruh air.
6. Uji penyulingan
■ untuk mengetahui residu aspal, kadar air dan kadar minyak pelarut
7. Uji muatan listrik pada partikel emulsi
■ untuk mengetahui apakah partikel emulsi bersifat Anion (muatan negatip) atau
kation (muatan positip)
8. Uji pH(keasaman atau kebasaan)
■ untuk mengetahui derajad keasaman dari emulsi Kation pada jenis Slow Setting
(SS-K), karena ada persyaratan untuk pH bagi jenis ini
Aspal/ Bitumen untuk Konstruksi Jalan
CAMPURAN
ASPAL BETON
YANG •Pelapisan /perbaikan permukaan jalan (Surface Treatment)
DIKERJAKAN •Konstruksi Penetrasi Makadam
LANGSUNG
SETEMPAT
ASPAL BETON CAMPURAN PANAS (HOT MIX
ASPHALTICCONCRETE)
■ Dibuat dalam suatu unit pengolah, dimana aspalnya dipanaskan sampai
suhu ± 135⁰ C dan agregatnya dipanasi ± 150⁰ C, kemudian dicampur
menjadi satu lalu diangkut ke tempat pekerjaan dan dihamparkan serta
dipadatkan/digilas pada suhu minimum 107⁰ C
■ Lapisan seringkali dibuat 3lapis, yaitu
• Lapis hitam (Black Base), dimana lapis yang menggunakan agregat
dengan butir maksimum 11/2 inchi (37,5 mm) dan jumlah aspalnya
minimum;
2. Lapis antara, dimana lapis yang menggunakan
agregat dengan
butir maksimum 1 inchi (25,4 mm) dan jumlah
aspalnya sedang;
3. Lapis permukaan, dimana lapis yang menggunakan
agregat dengan butir maksimum 3/4 inchi (19 mm)
dan jumlah aspalnya optimum.
■ Penggunaan: untuk konstruksi jalan lalu lintas berat,
jalan Tol, landasan pacu pesawat terbang dan lain
sebagainya.
ASPAL BETON CAMPURAN
DINGIN (COLD MIX)
■ Agregat yang akan dipakai dihamparkan terlebih dahulu diatas jalan ditimbun berbentuk
jalur, kemudian disiram aspal cair atau aspal panas dalam jumlah yang diperkirakan
■ Dibelakang alat penyiram bergerak motor grader untuk mengaduk sampai homogen,
setelah itu dihamparkan dan digilas/dipadatkan.
■ Penggilasan dilakukan jika bahan yang menguap telah kurang dari 25%, dan kadar air
agregat tidak lebih dari 2%.
Campuran Aspal yang Dilakukan Langsung di Tempat
■ Tujuan:
• Mendapatkan lapis gesek pada permukaan jalan;
2. Mempertinggi daya tahanslip(gelincir);
3. Memperbaiki sifat pembiasan cahaya;
4. Membuat batas jalan;
5. Perbaikan lapisan permukaan jalan lama yang retak-retak
2. konstruksi penetrasi makadam