(ASPAL)
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
Mata Kuliah :
Teknologi Bahan Beton dan Aspal
1. Perkerasan Lentur
Perkerasan lentur pada umumnya adalah perkerasan jalan yang menggunakan bahan aspal
sebagai pengikatnya. Dimana, pada lapisan atasnya menggunakan aspal dan bawahnya
bahan berbutir (agregat) pada lapisan bawahnya yang dihamparkan di atas tanah dasar
(subgrade).
Lapisan perkerasan lentur umumnya terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu :
Tiap-tiap lapisan mempunyai peran masing-masing. Lapisan yang memiliki daya tahan
kurang berada di bagian paling bawah sedangkan bahan yang memiliki daya tahan lama
diletakkan pada bagian paling atas.
Akan tetapi, lapisan permukaan tidak sepenuhnya menahan beban yang membuat
perkerasan ini kuat secara struktur. Setiap lapisan mempunyai peran menanggung beban
setidaknya sebagian dari bobot beban tersebut. Misalkan pada lapisan pondasi atas yang
mendukung lapisan permukaan memikul beban vertikal maupun horizontal.
2. Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku bisa diartikan sebagai perkerasan yang menggunakan kombinasi dari semen
dan agregat yang dicampur secara tepat dan kemudian diletakkan lalu dipadatkan di atas
lapisan pondasi (base course). Konstruksi perkerasan kaku tidak memerlukan lapisan pondasi
bawah (sub-base). Perkerasan ini juga lebih dikenal sebagai jalan beton.
Lapisan perkerasan kaku umumnya terdiri dari dua lapisan utama, yaitu :
Dari segi biaya, pembangunan kontruksi perkerasan kaku tergolong lebih mahal. Akan tetapi,
untuk biaya pemeliharannya bisa dikatakan lebih murah, mengingat perkerasan ini
mempunyai kekuatan yang tahan lama.
ASPAL
Aspal adalah bahan hidrokarbon berwarna hitam kecoklatan yang dihasilkan dari proses
penyulingan minyak bumi. Secara garis besar, aspal dapat dibedakan menjadi 3 :
1. Aspal Alam (Asbuton)
2. Aspal Destilasi (Penyulingan minyak bumi) (Aspal Keras, Aspal Cair, dan Aspal Emulsi)
3. Aspal Modifikasi/Polimer (Aspal Minyak + Modifier)
1. Aspal Alam
Material yang berasal dari alam yang didapat dari proses alami baik dari batuan
(asbuton) dan dari danau (trinidad). Contohnya “Trinidad Lake Asphalt”, dan juga di
pulau Buton ada aspal alam Kabungka dan aspal alam Lawele, demikian juga
dibeberapa tempat di Indonesia maupun di Kanada.
2. Aspal Minyak/Destilasi
Aspal yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau kumpulan bahan-bahan
tersisa dari proses destilasi minyak bumi, sisa produk kilang minyak. Aspal minyak
atau Aspal Destilasi dibagi menjadi 3 yaitu,
1. Aspal Keras
Aspal keras adalah aspal dari proses destilasi yang bersifat viskoelastis, dimana
viskoelastis adalah suatu sifat dimana sebuah benda akan mencair ketika
dipanaskan dan akan membeku ketika didinginkan.
Berdasarkan nilai penetrasi (Nilai ketika aspal ditusuk dengan jarum dengan
kecepatan dan ukuran jarum tertentu), aspal keras dibedakan menjadi :
1. Aspal Penetrasi 40-50
2. Aspal Penetrasi 60-70
3. Aspal Penetrasi 85-100
4. Aspal Penetrasi 120-150
5. Aspal Penetrasi 200-300
2. Aspal Cair
Aspal cair adalah aspal keras yang dicairkan dengan bahan pelarut hidrokarbon
(Bensin, kerosin, solar, dll). Aspal cair dibedakan menjadi 3 :
1. Aspal cair rapid curing (Aspal cair yang menggunakan bensin sebagai bahan
pelarut aspal keras, sehingga jenis aspal ini cepat untuk menguap)
2. Aspal cair medium curing (Aspal cair yang menggunakan minyak tanah sebagai
bahan pelarut aspal)
3. Aspal cair slow curing (Aspal cair yang menggunakan solar sebagai bahan pelarut
aspal. Sehinggga jenis aspal ini paling lambat untuk menguap)
3. Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah material hasil pendispersian antara aspal keras dengan bahan
pengemulsi.
Berdasarkan ion yang dimiliki, aspal emulsi dibagi menjadi :
1. Aspal emulsi kationik (Aspal emulsi dengan muatan positif)
2. Aspal emulsi anionik (Aspal emulsi dengan muatan negatif)
3. Aspal emulsi nanionik (Aspal emulsi tanpa muatan)
Berdasarkan kecepatan penguapannya, aspal emulsi dibagi menjadi :
1. Aspal emulsi rapid setting (Cepat menguap)
2. Aspal emulsi medium setting (Menguap dengan kecepatan sedang)
3. Aspal emulsi slow setting (Lambat menguap)
Sebagai gambaran, di pasar kita mengenal Aspal modifikasi yang telah dijual di
Indonesia (dan ini sudah sejak tahun 1996) seperti : High Bonding Asphalt,
Mexphalt, Cariphalt, Bituplus, Superfleks, Superphalt, Starbit, Aspal Prima 50,
Retona dsb.
1. Agregat Halus
2. Agregat Kasar
3. Aspal
4. Bahan Lainnya : Aditif, Filler, dll.
Campuran Beraspal
Gradasi Rapat
Ukuran yang
hilang Campuran Beraspal
Gradasi Senjang
Campuran Beraspal
Gradasi Terbuka
Kandungan Aspal
1. Karbon (82%-88%)
2. Hidrogen (8%-11%)
3. Belerang (0%-6%)
4. Oksigen (0%-1,5%)
5. Nitrogen (0%-1%)
Pengujian Aspal
- Pengujian Nilai Penetrasi
Pengujian nilai penetrasi aspal bertujuan untuk menentukan tingkat kekerasan aspal yang
diukur dari kedalaman jarum penetrasi yang diberi beban sebesar 100 gram selama 5 detik
pada suhu ruang 25 derajat Celcius. Pedoman pengujian penetrasi aspal telah disusun
pada SNI 2456:2011. Aspal dibagi menjadi 5 jenis berdasarkan hasil uji penetrasi yang telah
dilakukan :
Aspal merupakan material yang bersifat viskoelastik (mudah berubah terhadap perubahan
suhu). Pada suhu yang tinggi, aspal akan bersifat lunak dan cair, sedangkan pada suhu
rendah, aspal akan bersifat keras sampai padat. Sifat viskositas pada aspal ini dapat diuji
melalui pengujian titik lembek. Pengujian titik lembek aspal berfungsi untuk menemukan
temperatur minimum dimana aspal mulai melembek (titik lembek). Titik lembek aspal
berkisar pada suhu 30 derajat Celcius sampai 200 derajat Celcius dengan cara ring and ball.
Pengujian titik lembek aspal telah diatur pada SNI 06-2434-1991.
Pengujian titik nyala aspal berfungsi untuk mengukur kecenderungan aspal mulai menyala
akibat panas dan api pada kondisi terkontrol di laboratorium. Sedangkan titik bakar aspal
berfungsi untuk mengukur kecenderungan aspal mulai terbakar akibat panas dan api pada
kondisi terkontrol di laboratorium. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi
bahaya kebakaran yang sesungguhnya di lapangan. Pengujian titik nyala aspal telah diatur
pada SNI 2433:2011
Cara uji ini dilakukan untuk menentukan derajat kelarutan dalam trichloroethylene (TCE).
Larutan trichloroethane pada kondisi panas dan lembab dapat membentuk asam yang
bersifat sangat korosif sehingga dapat mempengaruhi kualitas aspal. Pengujian ini diatur
pada RSNI M-04-2004.
Pengujian daktilitas digunakan untuk mengukur pemuluran aspal sesuai persyaratan dan
spesifikasi aspal. Pengujian ini diatur pada SNI 2432:2011.
Pengujian ini dilakukan terhadap semua aspal padat, selanjutnya hasilnya dapat digunakan
dalam pekerjaan perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan,Pengujian
ini diatur pada SNI SNI 2441:2011.
Pengujian Agregat
- Pengujian Abrasi Los Angeles
Metode pengujian ini bertujuan untuk menguji tingkat ketahanan kerikil sebagai agregat
kasar menggunakan mesin abrasi los angeles. Pengujian abrasi los angeles telah disusun
pada SNI 2417:2008. Rumus untuk mendapatkan tingkat keausan pengujian abrasi los
angeles dapat ditentukan dengan rumus :
- Persyaratan Sifat Campuran Beraspal Panas (Laston) Menurut Spesifikasi Bina Marga
- Persyaratan Sifat Campuran Beraspal Panas Modifikasi (Laston Modifikasi) Menurut Spesifikasi
Bina Marga
- Penyiapan Pencampuran
Berat agregat (total 1200 gram). Langkah-langkah penyiapan campuran untuk tiap benda
uji (termasuk benda uji percobaan) adalah sebagai berikut:
1. Timbang tiap fraksi agregat pada wadah yang terpisah
2. Masukkan wadah berisi fraksi agregat ke dalam oven
3. Gabungkan fraksi-fraksi agregat di dalam mangkuk pengaduk dan lakukan
pengadukan kering secara merata. Buat kepundan di tengah-tengah agregat
4. Timbang aspal menurut takaran yang sudah dihitung dan tuangkan ke dalam
agregat. Pada tahap ini, temperatur agregat dan aspal harus dalam batas-batas
temperatur penyampuran yang sudah ditentukan
Lakukan secara merata dan secepatnya pengadukan agregat dan aspal
a) 1 - ORANG OPERATOR
b) 1 – ORANG PENGATUR SCREED
c) 1 – ORANG PENGATUR DUMP TRUCK
d) 2 – ORANG PENYINGKAP MATERIAL YANG TERSENDAT DI POJOKAN HOPPER DAN
DUMP TRUCK (SHOVELERS)
e) 2 – ORANG RAKER (PERATA) YANG MENJAGA AGAR MATERIAL DI BELAKANG FINISHER
TIDAK ADA YANG MENGGUMPAL
Merupakan jenis AMP Timbangan dimana komposisi bahan dalam campuran beraspal sudah
ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan. Proses pencampuran aspal pada AMP
jenis Takaran ini dimulai dengan penimbangan aggregat, bahan pengisi (filler) jika
diperlukan dan aspal sesuai dengan komposisi yang ditentukan berdasar Job Mix Formula
dan dicampur pada pugmill dalam waktu tertentu. Pengaturan bukaan pintu bin dingin
dilakukan untuk menyesuaikan gradasi fraksi agregat dengan rencana komposisi campuran
agar aliran fraksi aggregat dari bin dingin ke bin panas bisa berjalan lancar dan sesuai dengan
rencana komposisi campuran.
Merupakan jenis AMP dimana komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan
berat masing- masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per
satuan waktu. AMP jenis pencampur drum, aggregat panas langsung dicampur dengan aspal
panas di dalam drum pemamas atau di dalam silo pencapur di luar drum pemanas.
Penggabungan aggregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan
pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecapatan pengaliran dari pompa aspal.
Merupakan jenis AMP yang jarang digunakan pada proyek- proyek jalan karena memiliki
beberapa kekurangan antara lain
Gradasi aggregat kurang terjamin kesesuaiannya dengan rencana pada Job Mix
Formula. hal ini dikarenakan pengontrolan hanya bisa dilakukan dari bukaan
pintu bin dingin saja. Tidak ada pengontrol kedua seperti pada jenis AMP
Takaran.
Pengaturan jumlah pasokan aggregat kurang teliti kalau hanya mengandalkan
pengaturan bukaan pintu bin dingin saja tanpa ada alat kontrol lain seperti
pengontrol kecepatan ban berjalan.
Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas
sangat tergantung dari viskositas aspal. Jika terjadi penurunan temperatur aspal
maka akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan
kadar aspal optimum.
Temperatur campuran aspal kadang terjadi penyimpangan.
Untuk keperluan produksi hotmix pada proyek jalan, biasanya digunakan AMP jenis
Takaran. Oleh karena itu kita akan fokus membahas lebih detail mengenai AMP Jenis
Takaran (Batch Plant).
Asphalt Mixing Plant rata- rata mempunyai kapasitas produksi maksimum 50 ton/ jam.
Khusus untuk jenis AMP Takaran, Semakin besar kapasitas batch maka produktivitas
semakin meningkat. Berikut ini bagian- bagian dari Asphalt Mixing Plant yang menjadi satu
kesatuan unit produksi hotmix.
Asphalt Mixing Plant merupakan alat yang cukup vital dalam proyek jalan karena dapat
membantu mengejar produksi hotmix sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu
membutuhkan perawatan yang cukup baik. Perlu Teknisi yang bisa menguasai mesin- mesin
besar pada AMP.
- Aspal Emulsi
c. tidak bleeding
- Aspal Cutback
c. bisa bleeding
https://www.scribd.com/presentation/494548834/KIMIA-ASPAL
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-313-pertemuan-10-perencanaan-campuran-beraspal.pdf