BAHAN BANGUNAN 3
JAMAL MAHBUB
PENGERTIAN
■ Aspal adalah suatu bahan bentuk padat
atau setengah padat berwarna hitam
sampai coklat gelap, bersifat perekat
(cementious) yang akan melembek dan
meleleh bila dipanasi, tersusun terutama
dari sebagian besar bitumen yang
kesemuanya terdapat dalam bentuk padat
atau setengah padat dari alam atau hasil
pemurnian minyak bumi, atau merupakan
campuran dari bahan bitumen dengan
minyak bumi atau derivatnya (ASTM D 8 –
94).
PENGERTIAN
■ Bitumen adalah suatu campuran dari senyawa-senyawa hidrokarbon yang
berasal dari alam atau dari suatu proses pemanasan, atau berasal dari
kedua proses tersebut; kadang-kadang disertai dengan derivatnya yang
bersifat non logam yang dapat berbentuk gas, cairan, setengah padat atau
padat, yang campuran itu dapat larut dalam karbon disulfida atau CS2 (The
Asphalt Institute).
■ Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi
kaku dan rapuh pada akhirnya daya adhesinya terhadap partikel
agregat akan berkurang.
Jenis Aspal Menurut Proses Terbentuknya
Aspal Alam Aspal Buatan
■ Diperoleh secara alami langsung ■ Hasil dari proses penyulingan minyak
bumi atau batu bara dan kayu
■ Berupa batuan aspal atau minyak
bumi ■ Aspal Minyak
■ Keluar kepermukaan lalu menguap Merupakan hasil destilasi minyak
minyaknya dan mengeras bumi
■ Aspal Gunung (Rock Asphalt) ■ Tar
ex : Aspal P. Buton Merupakan hasil penyulingan batu
bara dan kayu (tidak umum
■ Aspal Danau (Lake Asphalt)
digunakan, peka terhadap perubahan
ex : Aspal Bermudez, Trinidad temperatur dan beracun)
PROSES
PRODUKSI
ASPAL
ALAM
1. Batuan aspal Buton dihaluskan dan dimasukkan ke
dalam Reaktor. Di dalam Reaktor dicampur dengan
pelarut “D-Solv”, dan diaduk sampai semua
kandungan bitumen yang tersimpan di dalam pori-
PROSES
pori batuan larut secara sempurna. PRODUKSI
2. Apabila ada kandungan air, maka secara otomatis ASPAL ALAM
air akan terpisah, karena air dan pelarut “D-Solv”
tidak dapat bercampur. (BUTON)
3. Kemudian antara larutan bitumen (bitumen yang
sudah larut dalam pelarut “D-Solv”) dan batuan
dipisahkan secara gravitasi.
4. Larutan bitumen dipanaskan untuk menguapkan pelarut
“D-Solv”, dan kemudian pelarut ”D-Solv” ini
dikondensasikan untuk dapat digunakan kembali (daur
ulang) di dalam Reaktor. Sisa yang didapat setelah
semua pelarut “D-Solv” menguap adalah bitumen murni PROSES
atau aspal Buton “full” ekstraksi.
5. Batuan yang sudah dipisahkan dari larutan bitumen,
PRODUKSI
dilakukan pencucian beberapa kali untuk memastikan ASPAL ALAM
semua kandungan bitumen yang masih tersisa di dalam
pori-pori batuan sudah larut semuanya. Kemudian
(BUTON)
batuan dipanaskan untuk menguapkan pelarut “D-Solv”,
dan setelah itu pelarut “D-Solv” dikondensasikan untuk
dapat digunakan kembali (daur ulang) di dalam Reaktor.
Sisa yang didapat setelah semua pelarut “D-Solv”
menguap adalah batuan yang sudah bebas bitumen.
PENAMBANGAN
MINYAK BUMI
PEMOMPAAN
MINYAK BUMI
PENGOLAHAN MINYAK
BUMI
HASIL
PENGOLAHAN
MINYAK BUMI
TINGKATAN HASIL
DESTILASI
MINYAK BUMI
PROSES
PRODUKSI
ASPAL
BUATAN
1. Minyak bumi dilakukan penyulingan (dipanaskan
pada suhu 550oF atau 290oC kemudian PROSES
didinginkan)
2. Dari hasil penyulingan berupa residu minyak berat
PRODUKSI
dilakukan pemanasan Kembali dengan cara ASPAL
menaikkan suhu dan vacuum di dalam menara. BUATAN
3. Hasil dari suhu dinaikkan dan vacuum dinaikkan
diperoleh aspal dengan penetrasi rendah. (MINYAK)
Sedangkan bila suhunya rendah dan vacuum tidak
terlalu tinggi, didapat aspal yang angka
penetrasinya tinggi karena masih tercampur
dengan minyak ringan sebagai pelarutnya.
JENIS ASPAL - Asphaltic base crude oil
Bahan dasar dominan asphaltic
■ AC Pen 40/50, penetrasi antara 40 –59 ■ Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk
daerah bercuaca dingin, lalu lintas rendah.
■ AC pen 60/70, penetrasi antara 60 –79 ■ Di Indonesia umumnya digunakan aspal
■ AC pen 80/100, penetrasi antara 80 –100 penetrasi 60/70 dan 80/100.
Karena tar bermuatan listrik maka kelekatan tar lebih baik terhadap agregat dari pada aspal
Perbandingan Sifat Aspal Dengan Tar
Bitument (aspal) Sifat Tar
Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya akan menjadi keras dan kental jika temperatur rendah
dan menjadi cair (lunak) jika temperatur tinggi. Akibat perubahan temperatur ini viscositas aspal akan
berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal tersebut. oleh sebab itu aspal juga disebut bahan
yang bersifat visko elastis. Kepekaan terhadap suhu perlu diketahui untuk dapat ditentukan suhu yang
baik Ketika campuran aspal dicampur dan dipadatkan
4. Kekerasan aspal
Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya (kekentalannya). Aspal pada proses pencampuran
dipanaskan dan dicampur dengan agregatsehingga agregat dilapisi aspal. Pada proses pelaksanaan
terjadi oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas (Viskositas bertambah tinggi). Peristiwa tersebut
berlansung setelah masa pelaksanaan selasai. Pada masa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan
polimerisasi yan besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal
yang menyelimuti agregat , semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.
SIFAT-SIFAT ASPAL
■ SIFAT FISIS
1. Kepekatan (konsistensi)
Peranan kepekatan/konsistensi bahan aspal untuk bahan jalan, dua hal penting antara lain :
a. Pengaruh suhu terhadap konsistensi
b. Pertimbangan terhadap sifat kepekatan untuk suhu tertentu, yang dapat dipakai untuk
mengelompokkan/membagi aspal menjadi beberapa macam
Secara umum metode yang dipakai untuk aspal sebagai bahan jalan dikenal 4 cara,
yaitu :
a. Cara uji Penetrasi;
b. Cara uji Viskositas Furol;
c. Cara uji Viskositas Kinematic dan;
d. Cara uji kambangan (floating test).
SIFAT-SIFAT ASPAL
■ UJI PENETRASI
Penetrasi adalah masuknya jarum kedalam aspal ukuran tertentu
dengan pemberat 100 gr, pada suhu 250C dalam waktu 5 detik,
dinyatakan dalam angka satuan 1/100 cm atau 0,1 mm
Cara uji penetrasi merupakan metode uji untuk mengukur kepekatan
aspal yang sudah lama dipergunakan serta untuk mengukur apakah
aspal telah mengalami oksidasi dan penguapan.
Tahapan pengujiannya adalah sbb:
1. Buat BU, banyak BU ¾ tinggi cetakan
2. Rendam BU, dalam air suhu 250C, selama 2 jam.
3. Pasangkan BU ke alat penetrasi, dan sentuhkan ujung jarum ke
permukaan aspal.
4. Setel arloji pengukur ke angka 0 (nol)
5. Dengan beban 50 gr (100gr +asesoris ) lakukan penetrasi selama 5
detik.
6. Putar arloji untuk mengetahui kedalaman penetrasi / nilai
penetrasi.
7. Lakukan pengulangan 3 kali
SIFAT-SIFAT ASPAL
■ UJI VISKOSITAS FUROL
Merupakan salah satu metode uji untuk
mengukur kekentalan/viskositas aspal
secara spesifik.
Uji viskositas furol, mengukur aspal
sebanyak 60 cm³ untuk melalui lubang
pipa sempit yang ukurannya pada suhu uji
tertentu yang dinyatakan dalam detik.
Semakin tinggi angka viskositas Furol pada
suhu tertentu, maka menunjukkan bahwa
aspal yang diuji semakin pekat, demikian
pula sebaliknya.
SIFAT-SIFAT ASPAL
■ UJI VISKOSITAS KINEMATIK
Merupakan salah satu metode uji untuk mengetahui
perbedaan kepekaan aspal terhadap suhu dari berbagai jenis
aspal semen yang rentangannya lebar.
Tahapan pengujian:
1. Masukkan aspal kedalam pipa U besar sampai pada
batas pengisian
2. pipa yang berisi aspal tersebut dimasukkan kedalam
tabung besar yang berisi cairan (dipakai minyak ringan
yang jernih)
3. Panaskan sampai mencapai suhu 135⁰C dan pada mulut
tabung besar diberikan tekanan sedangkan pada tabung
kecil dihisap, sehingga aspal akan mengalir melalui
lubang sempit yang mempunyai jarak alir tertentu
4. Waktu aliran dari garis pertama (bagian bawah) sampai
garis kedua (diatasnya) dicatat dalam “detik”
5. Hasil pencatatan waktu dikalikan dengan faktor kalibrasi
dan hasilnya dinyatakan dalam angka satuan C.St
SIFAT-SIFAT ASPAL
■ UJI KAMBANGAN (FLOATING TEST)
Merupakan metode uji untuk mengukur waktu oleh air dapat menembus
sumbatan aspal yang dinyatakan sebagai angka floating (floating value),
Semakin tinggi angka floating-nya berarti aspal yang diuji menunjukkan
semakin kental.
Metode ini dilakukan dengan alasan karena jenis aspal yang memiliki
kekentalan melebihi dari 3000 grade yang tidak bisa diuji dengan metode
uji Viskositas Furol. Demikian halnya aspal yang memiliki kekentalan lebih
dari 300 angka penetrasinya (aspal terlalu cair) yang tidak bisa diuji
dengan metode uji penetrasi
Tahapan pengujian:
1. Masukkan aspal dengan cara menyumbatkan aspal kedalam dasar
cetakan alumunium, kemudian dinginkan.
2. Setelah dingin cetakan yang berisi benda uji diangkat untuk
dimasukkan kedalam bak yang berisi cairan yang sudah diatur pada
suhu 60⁰C
3. Catat waktu yang digunakan oleh air untuk menembus sumbatan
aspal
SIFAT-SIFAT ASPAL
■ SIFAT FISIS
2. Ketahanan Lama
• Aspal sebagai bahan perekat harus mempunyai sifat tetap plastis dan mengikat agregat dengan baik.
• Aspal untuk aspal beton bila terkena pengaruh cuaca dalam lapisan yang sangat tipis cenderung
hilang sifat keplastisanya dan akan menjadi regas karena terjadi perubahan susunan kimia maupun
fisika yang disebut dengan istilah pelapukan
Sifat-sifat yang ada hubungannya dengan ketahanan lama (durabilitas) yang diakibatkan
oleh pelapukan, adalah
a. Titik lembek;
b. Oksidasi dan penguapan;
c. Pengaruh suhu;
d. Pengaruh luas permukaan;
e. Pengaruh sinar matahari;
f. Pengaruh susunan kimia;
g. Aspal yang dibuat dengan proses cracking (cracked asphalt)
SIFAT-SIFAT ASPAL
a. TITIK LEMBEK
• Titik lembek adalah suhu dimana aspal akan melembek
jika terkena panas.
• Titik lembek aspal untuk bahan jalan jenis AC40-50
sampai dengan AC200-300 memiliki titik lembek
berkisar 57⁰C sampai 35⁰C
• Tahapan uji
1. Cetak BU pada ring/cincin di atas kaca
2. Dinginkan BU, Air suling, piknometer dan semua
asesoris sampai suhu 40C
3. Pasang rangkaian peralatan dan BU hingga siap
pemanasan.
4. Lakukan pemanasan dimulai 50C dengan kecepatan
kenaikan 50C permenit
5. Catat suhu pada kelelehan aspal menyentuh ambang
bawah
SIFAT-SIFAT ASPAL
a. TITIK LEMBEK
SIFAT-SIFAT ASPAL
b. OKSIDASI DAN PENGUAPAN
• Oksidasi adalah perusakan secara kimia terhadap aspal akibat serangan oksigen dari udara.
Penguapan terjadi pada penguapan senyawa hydrocarbon yang ringan dari aspal.
• Pengaruh dari kedua peristiwa tersebut dapat mengakibatkan aspal akan mengeras
• Jenis ujinya dengan uji penetrasi atau uji kekentalannya (viskositasnya)
c. PENGARUH SUHU
• Derajad oksidasi dan penguapan akan dipercepat, apabila suhu dinaikkan
• Cara memperkirakan derajad reaksi secara organik dan fisik, biasanya dapat diperkirakan
bahwa setiap kenaikan 10⁰C reaksinya akan berlipat dua kali
5. UJI PENYULINGAN
• Uji penyulingan dimaksudkan untuk memisahkan
bahan-bahan lainnya yang dapat dipisahkan dari
aspal, misalnya jenis pelarut yang berbeda tingkat
penguapannya.
• Selain itu penyulingan kadar air dapat dilakukan
dengan cara ini
UJI ASPAL EMULSI
■ Beberapa pengujian aspal emulsi, untuk mengetahui sifat, mutu dan kemampuannya sebagai
bahan perekat, antara lain:
1. Uji Pecahnya Emulsi (Demulsibilty Test)
2. Uji pengendapan (settlement test)
3. Uji kehalusan (sieve test)
4. Uji pencampuran (mixing test)
5. Uji kelekatan dan ketahanan air (aggregate coating water resistance test)
6. Uji penyulingan
7. Uji muatan listrik pada partikel emulsi
8. Uji pH (keasaman atau kebasaan)
UJI ASPAL EMULSI
1. Uji Pecahnya Emulsi (Demulsibilty Test)
■ Untuk mengetahui cepat lambatnya aspal emulsi pecah/terurai bila berhubungan dengan batuan
■ Bahan pemecah: CaCl2
2. Uji pengendapan (settlement test)
■ Untuk mengetahui kestabilan aspal emulsi apakah dalam penyimpanan telah mengalami proses
pengendapan
3. Uji kehalusan (sieve test)
■ untuk mengetahui apakah aspal emulsi betul-betul mempunyai butir aspal yang terbagi dalam
butiran kecil atau tidak ada butiran aspal yang telah menggumpal
■ Aspal emulsi yang baik tembus ayakan no, 20 mesh (0,84 mm)
4. Uji pencampuran (mixing test)
■ untuk menguji kemampuan aspal jenis Slow Setting yang mempunyai sifat lambat pecah,
mengenai kemampuannya diaduk dengan berbagai macam agregat
■ Bahan: tepung semen jenis-III
UJI ASPAL EMULSI
5. Uji kelekatan dan ketahanan air (aggregate coating water resistance test)
■ untuk melihat kemampuan aspal emulsi dapat melekat dengan baik pada agregat serta lekatan
itu tetap kuat walaupun ada gangguan pengaruh air.
6. Uji penyulingan
■ untuk mengetahui residu aspal, kadar air dan kadar minyak pelarut
7. Uji muatan listrik pada partikel emulsi
■ untuk mengetahui apakah partikel emulsi bersifat Anion (muatan negatip) atau kation (muatan
positip)
8. Uji pH (keasaman atau kebasaan)
■ untuk mengetahui derajad keasaman dari emulsi Kation pada jenis Slow Setting (SS-K), karena
ada persyaratan untuk pH bagi jenis ini
Aspal / Bitumen untuk Konstruksi Jalan
•Aspal beton campuran panas (Hot Mix Asphaltic Concrete)
Camp. •Aspal beton campuran dingin (Cold Mix)
Dengan
Pengolah •Aspal beton yang dicampur sambil berjalan (Travel Mixing
Plant)
•Campuran aspal beton yang dikerjakan langsung diatas Jalan
(Road Mix Metode)
Berdasarkan
Kelas
Campuran
Campuran
Aspal Beton
Yang •Pelapisan /perbaikan permukaan jalan (Surface Treatment)
Dikerjakan •Konstruksi Penetrasi Makadam
Langsung
Setempat
ASPAL BETON CAMPURAN PANAS
(HOT MIX ASPHALTIC CONCRETE)
■ Dibuat dalam suatu unit pengolah, dimana aspalnya dipanaskan
sampai suhu ± 135⁰ C dan agregatnya dipanasi ± 150⁰ C, kemudian
dicampur menjadi satu lalu diangkut ke tempat pekerjaan dan
dihamparkan serta dipadatkan/digilas pada suhu minimum 107⁰ C
■ Lapisan seringkali dibuat 3 lapis, yaitu
1. Lapis hitam (Black Base), dimana lapis yang menggunakan
agregat dengan butir maksimum 1 1/2 inchi (37,5 mm) dan
jumlah aspalnya minimum;
2. Lapis antara, dimana lapis yang menggunakan agregat dengan
butir maksimum 1 inchi (25,4 mm) dan jumlah aspalnya sedang;
3. Lapis permukaan, dimana lapis yang menggunakan agregat
dengan butir maksimum 3/4 inchi (19 mm) dan jumlah aspalnya
optimum.
■ Penggunaan : untuk konstruksi jalan lalu lintas berat, jalan Tol,
landasan pacu pesawat terbang dan lain sebagainya
Hot Mix Asphalt Production
ASPAL BETON CAMPURAN
DINGIN (COLD MIX )
■ Aspal beton yang dibuat dari campuran agregat dan
aspal cair (Cut Back Asphalt) yang dicampur dalam
keadaan dingin
■ Pembuatan campuran dilakukan setempat dimana
perbaikan jalan akan dilakukan dan biasanya dalam
kondisi cuaca panas dan kering.
■ Penggunaan : untuk pekerjaan perbaikan permukaan
jalan, karena jika menggunakan Hot Mix diperkirakan
mahal atau kurang ekonomis
ASPAL BETON YANG DICAMPUR
SAMBIL BERJALAN (TRAVEL
MIXING PLANT)
■ Aspal beton yang dibuat dibuat dengan cara
menggunakan suatu alat pencampur yang dapat
berjalan
■ Pembuatan campuran dilakukan dengan agregatnya
dalam keadaan kering dengan suhu udara biasa dan
aspalnya menggunakan aspal cair atau aspal
(Asphalt Cement) yang dipanasi terlebih dahulu.
■ Agregat yang akan dipakai harus bergradasi baik
diisikan ke mesin pengaduk, kemudian aspal cair
dalam jumlah tertentu dimasukkan dan diaduk serta
dapat langsung dihamparkan / digilas
CAMPURAN ASPAL BETON YANG DIKERJAKAN
LANGSUNG DIATAS JALAN (ROAD MIX METHODE)
■ Agregat yang akan dipakai dihamparkan terlebih dahulu diatas jalan ditimbun berbentuk jalur,
kemudian disiram aspal cair atau aspal panas dalam jumlah yang diperkirakan
■ Dibelakang alat penyiram bergerak motor grader untuk mengaduk sampai homogen, setelah itu
dihamparkan dan digilas/dipadatkan.
■ Penggilasan dilakukan jika bahan yang menguap telah kurang dari 25%, dan kadar air agregat tidak
lebih dari 2%.
Pelapisan/Perbaikan Permukaan Jalan
(Surface Treatment)
■ Tujuan:
1. Mendapatkan lapis gesek pada permukaan jalan;
2. Mempertinggi daya tahan slip (gelincir);
3. Memperbaiki sifat pembiasan cahaya;
4. Membuat batas jalan;
5. Perbaikan lapisan permukaan jalan lama yang
retak-retak
Konstruksi Penetrasi Makadam
■ Diperkenalkan oleh John Loudon McAdam (1815)
■ Tujuan: agar jalan dapat menahan beban lalu-
lintas yang lebih berat, sehingga jalan menjadi
lebih kuat dan stabil
■ Pembuatannya dengan cara menghamparkan
agregat yang ukuran butirannya seragam antara
2 sampai 4 cm di atas permukaan jalan,
kemudian disiramkan aspal cair atau aspal panas
yang dicairkan di atas hamparan. Setelah itu
ditaburkan agregat berukuran kecil sebagai
pengunci/pengisi rongga sambil diikuti
penyiraman sedikit aspal cair/panas dan
selanjutnya digilas