Anda di halaman 1dari 10

• Secara umum, aspal merupakan bahan ramah lingkungan yang

dipergunakan khususnya untuk pekerjaan perkerasan jalan.



Secara spesifik, aspal adalah senyawa kimia hidrokarbon, sulfur, oksigen
dan kalor yang terbentuk melalui proses produksi  dan hasil penyulingan
minyak bumi.

Ketergantungan akan aspal sebagai bahan baku konstruksi jalan


menghasilkan berbagai macam campuran aspal.

Berbeda dengan beton yang kaku, aspal termasuk dalam bahan


perkerasan yang bersifat lentur dan elastis.

Hal ini dikarenakan bahan aspal memiliki titik leleh yang stabil namun
memiliki titik lebur yang rendah.
• Artinya adalah, aspal dapat diatur pada suhu tertentu sehingga dapat dilelehkan dengan
mudah selama pembuatan jalan.

Pada saat yang sama, aspal memiliki titik lebur rendah yang tidak akan membuat jalan yang
sudah mengeras menjadi meleleh kembali atau berubah bentuk di bawah suhu tinggi.

Hal inilah yang membuat aspal untuk bahan perkerasan jalan sangat efektif digunakan.

Aspal berfungsi sebagai bahan pengikat dan pelapis permukaan tanah melalui pencampuran
fraksi-fraksi agregat pada size tertentu.

Pada prakteknya, aspal sebagai pengikat tiap fraksi agregat menjadi satu kesatuan yang tidak
terlepas dari permukaan jalan.

Aspal sebagai pengikat, mendominasi  pada perkerasan jalan, karena sifatnya yang dapat
mencair pada suhu tententu.

Di indonesia sendiri, ada beberapa jenis aspal yang digunakan untuk perkerasan jalan
sebagai berikut.
• ASPAL BUATAN
• Aspal buatan adalah aspal yang berasal dari penyulingan minyak mentah menjadi bitumen. Bitumen adalah produk sampingan dari proses penyulingan minyak
bumi mentah.

Minyak mentah sendiri merupakan komposisi dari hidrokarbon. Produk utama yang dihasilkan dari minyak mentah adalah minyak tanah, solar, bahan bakar
beroktan tinggi, dan bensin.

Ketika bahan-bahan  bakar ini disuling dari minyak mentah, menyisakan bitumen. Sedangkan proses penghilangan kotoran dari bitumen ini  menghasilkan  aspal
murni.

Ada tiga jenis aspal buatan sebagai berikut :

1. Aspal Cair

Jenis aspal cair diperoleh dari pelarutan aspal keras dengan minyak melalui proses destilasi. Aspal ini dapat dibuat dengan kadar-kadar tertentu sesuai keinginan.

Aspal cair dibedakan menjadi tiga jenis yaitu aspal cair cepat mantap (rpid curing) yang bahan pelarutnya cepat menguap, aspal cair mantap sedang (medium
curing) yang pelarutnya tidak begitu cepat menguap, dan aspal cair lambat mantap (slow curing) yang bahan pelarutnya lambat menguap dengan bahan pelarut
solar.

2. Aspal Keras

Adalah hasil residu dari proses destilasi sederhana dari fraksi ringan, yang terkandung dalam minyak bumi. Residu ini dihasilkan dari destilasi hampa pada suhu
480o C atau bervariasi, tergantung dari sumber minyak mentah yang digunakan.

3. Aspal Emulsi

Berasal dari proses emulsi aspal keras yang mana proses tersebut adalah proses pemisahan dan pendisperian partikel aspal keras didalam air yang sudah
mengandung emulsifier.

Jenis emulsifier yang digunakan akan mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikat aspal emulsi yang nantinya akan dihasilkan.

Hasilnya ada tiga jenis aspal emulsi yaitu, aspal emulsi non ionic (bersifat netral), aspal emulsi kationic (memiliki ion positif), dan aspal emulsi anionic (memiliki ion
negative).
• Aspal alam adalah aspal asli dari sumber material langsung. Ada yang berasal dari gunung da nada juga dari danau.
• 
• Pemakaian aspal alam sendiri, harus melalui proses ekstraksi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan minyak
pelunak.
• 
• Ada dua jenis aspal alam sebagai berikut :

1. Aspal Gunung

Aspal jenis ini terdapat diindonesia berupa bebatuann dengan kandungan kadar aspal 12% - 35% dari massa
keseluruhan. 

Lokasi material aspal ini terletak dipulau buton yang gunung aspalnya dikenal dengan nama asbuton.

2. Aspal Danau

Aspal yang berasal dari danau, banyak ditemukan dipulau Trinidad dan Venezuela. Aspal danau memiliki tingkat
penetrasi rendah dan titik lembek yang cukup tinggi karena mengandung mineral dan zat kimia lainnya.

Oleh sebab itu, penggunaan aspal danau biasanya dicampur dengan aspal keras agar mendapatkan tingkat
penetrasi yang sesuai.
• ASPAL MODIFIKASI
• Aspal modifikasi adalah pencampuran aspal dengan bahan tambah. Bahan tambah yang sering digunakan adalah
polymer.

Penambahan bahan polymer pada aspal berfungsi untuk meningkatkan sifat fisik campuran aspal dan sifat
rheologinya.

Aspal jenis ini dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut :

1. Aspal polymer plastomer

Jenis polymer plastomer yang banyak digunakan adalah EVA (Ethylene Vinyle Acecate), polyethylene dan
polypropylene.

2. Aspal polymer elastomer

Aspal ini sering digunakan pada aspal keras, karena dapat memperbaiki sifat rheology aspal yang meliputi
penetrasi, kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras.

Jenis polymer yang umum digunakan pada aspal ini adalah SBS (Styrene Butadiene Sterene), SBR (Styrene
Butadiene Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene).

• Penambahan tersebut dilakukan melalui uji lab untuk mencegah efek negative pada kandungan aspal.
ASPAL STRUKTURAL
• Pemakaian aspal untuk perkerasan jalan dilakukan dengan memenuhi persyaratan
untuk kekuatan structural, drainase permukaan dan gesekan permukaan.

Tujuan utama dari campuran aspal ini adalah penyediaan kekuatan structural agar
penyebaran beban dapat merata di seluruh lapisan jalan.

Beban yang terlibat adalah beban dinamis atau statis, yang diteruskan ke subbase
dasar melalui jalur lapisan agregat.

Jalan dengan permukaan aspal berbasis granular hanya diperuntukkan bagi jalan
dengan lalu lintas rendah. 

Gambar berikut menunjukkan penampang melintang tipikal perkerasan lentur.

Aplikasinya pada jalan dengan tingkat lalu lintas rendah akan menjadi cukup
ekonomis.

Efek rebound dari lapisan atas bitumen membantu dalam ketahanan terhadap efek dinamis
yang tinggi karena lalu lintas yang padat.

Properti rebound tercermin dari kekakuan dan karakteristik fleksibilitas dari lapisan atas aspal.

Ketika dilihat dari bawah ke atas, karakteristik fleksibilitas akan meningkat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa karakteristik agregat yang disebutkan di atas dicapai
dengan menggunakan campuran aspal padat pilihan.

Campuran ini harus menggunakan agregat ukuran maksimum nominal (NMAS), yang harus
berkurang komposisinya dari base course.

Ukuran agregat maksimum nominal (NMAS) = Satu ukuran saringan yang lebih besar dari
saringan pertama — untuk mempertahankan lebih dari 10% gabungan agregat.

• Adanya jumlah yang lebih tinggi dari kadar bitumen dalam lapisan ‘wearing course’, yang
membuat lapisan lebih fleksibel. Ini akan membantu dalam meningkatkan daya tahan.
TUGAS GAMBAR ASPAL STRUKTURAL DENGAN
GAMBAR MANUAL DIKIRIM FOTONYA MELALUI WA

Anda mungkin juga menyukai