DASAR TEORI
ini
ditambah
lagi
dengan
usaha
meningkatkan
setengah padat dari alam atau dari hasil pemurnian minyak bumi,
atau merupakan campuran dari bahan bitumen dengan minyak bumi
atau derivatnya (turunan dari minyak bumi).
b. Menurut The Asphalt Institute ( Bitumen )
Adalah suatu campuran dari senyawa senyawa hidrokarbon yang
berasal dari alam atau dari suatu proses pemanasan, atau berasal dari
kedua proses tersebut. Kadang-kadang disertai dengan derivatnya
yang bersifat non logam yang dapat bersifat gas, cairan, setengah
padat
campuran
karbondisulfida ( CS2 )
c. Aspal menurut American Society For Testing and Materials adalah
suatu material yang berwarna coklat tua sampai hitam, padat atau
semi-padat yang terdiri dari bitumen-bitumen yang terdapat di alam
atau diperoleh dari residu minyak bumi. Komposisi utama dari aspal
sendiri merupakan hidrokarbon dengan atom C>40. Di alam, aspal
dapat diperoleh secara alami maupun dari hasil pengolahan minyak
bumi. Aspal tidak larut dalam larutan asam encer dan alkali atau air,
tapi larut sebagian besar dalam ether, gasoline ,dan chloroform
(Saodang, 2005). Aspal sendiri dihasilkan dari minyak mentah yang
dipilih melalui proses destilasi minyak bumi. Proses penyulingan ini
dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350oC dibawah tekanan
atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi ringan, seperti gasoline
(bensin), kerosene (minyak tanah), dan gas oil. Secara kimia, Aspal
terdiri atas gugusan aromat, naphten dan alkan sebagai bagian
terpenting dan secara kimia fisika merupakan campuran koloid,
dimana butir-butir yang merupakan bagian yang padat (asphaltene)
berada dalam fase cairan yang disebut maltenes.
Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
b.
c.
d.
e.
berdasarkan
estela
viskositas
penuaan.
Ide
ini
untuk
sangat
ditentukan
oleh
proporsi
kandungan
resin
terhadap
diselimuti oleh film aspal direndam dalam air dan dibiarkan selama 24
jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau kombinasi air
dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti
pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi
yang kuat akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu
pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau
kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak
terjadi sama sekali.
3.6.3 Kepekaan aspal terhadap temperature
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila
temperatur menurun dan melunak bila temperature meningkat.
Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di
kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
3.6.4 Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui
durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor
utama, yaitu: penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal
dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau
penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang paling penting
yang menentukan kecepatan penuaan.
Asphalt Institute. 1989. Asphalt Cold Mix Manual, Manual Series
No.14 (MS-14), Third Edition, Lexington, KY 40512-4052, USA.
Cooper, K.E., Brown, S.F. and Pooley, G.R, 1985. The Design of
Agregate Gradings for Asphalt Basecourses, Journal of The Association
of Asphalt Paving Technologists.
3.7 Pengertian Sumber Daya Dan Cadangan
serta
tidak
setempat
dengan
jarak
tertentu.
Titik-titik
atau
sumber
daya
mineral
yang
diperhitungkan
atau
karena
kemajuan
teknologi
sehingga
daya
tak
teridentifikasi,
diharapkan
menjadi
zona
b. Prinsipnya
JORC
menggunakan
code
sperti
transparansi,
100%
3.9.2 Pertimbangan teknis
a. Ultimate Pit Limit (Penentuan Batas Akhir Tambang)
Untuk menentukan batas akhir tambang harus mempertimbangkan
bentuk, ukuran, posisi cadangan bahan galian, BESR yang sesuai dan
kemantapan lereng, batas akhir tambang ini harus tergambar pada
peta.
b. Pit Slope
Lereng (kemiringan) bukaan tambang yang dinyatakan dengan
besarnya sudut dinding bukaan tambang yang diukur dari garis tegak
dengan garis khayal yang merupakan garis yang menghubungkan
titik-titik teras tambang.
c. Push Back (Pentahapan Kemajuan Penambangan)
Membuat bentuk-bentuk penambangan (mineable geometries) agar
bisa menambang habis cadangan mulai dari titik awal penambangan
hingga ke batas akhir tambang. Pada perencanaan urutan tahap-tahap
kemajuan penambangan ini batas batas akhir tambang dibagi menjadi
unit-unit perencanaan yang lebih kecil agar lebih mudah dikelola hal
ini akan menyederhanakan masalah perencanaan tambang tiga
dimensi yang biasanya sangat kompleks.
d. Pembuatan Peta Kemajuan Tambang
Peta rencana kemajuan penambangan dibuat untuk setiap tahun yang
menunjukan dari bagian-bagian mana endapan bahan galian dan
lapisan penutup ditambang pada tahun yang bersangkutan. Dan dalam
proses pembuatan peta ini dapat dilakukan dengan menggunakan
titik tertentu dalam blok tersebut (misalnya titik tengah). Untuk tujuan
ini maka harus dilakukan penaksiran titik-titik tengah setiap blok dengan
menggunakan titik informasi di sekitarnya. Dengan demikian akan
diperoleh sebaran titik informasi yang sesuai dimensi blok.
Beberapa metode penaksiran yang biasa digunakan antara lain
metode nearest point, inverse distance, segitiga dan krigging.
3.10.2 Perhitungan cadangan
a. Prosedur Perhitungan Cadangan
Dimulai dari data eksplorasi yang telah terkumpul sampai akhirnya
dapat diketahui besarnya cadangan. Besarnya cadangan dinyatakan:
Volume dan berat material
Volume dan berat mineral berharganya
Secara umum prosedurnya meliputi:
1) Analisa data eksplorasi
o Penilaian informasi geologi
o Penilaian data eksplorasi
o Metode pengambilan contoh
o Penggambaran endapan mineral (letak, ukuran, bentuk,
2)
3)
4)
5)
6)
penyebaran kadar).
o Ploting data eksplorasi ke peta penyebaran endapan Mineral
o Pemilihan metode perhitungan cadangan
o Penentuan dan perhitungan parameter cadangan
Kedalaman
o Lapisan tanah penutup
o Endapan batu aspal
Jarak sayatan
o Lapisan tanah penutup
o Endapan batu aspal
Luas
o Daerah pengaruh tiap titik/poligon
o Daerah penyebaran endapan
Kadar
o Batu Aspal
Volume
7) Tonage faktor
8) Berat
o Berat raw material
o Berat batu Aspal
b. Metode Perhitungan Cadangan
Beberapa metode perhitungan :
Metode Penampang
Metode Blok
Metode Poligon
Metode USGS (Unites States Geological Survey)
Namun dalam usaha penyelesaian masalah penelitian ini penulis
T = V x Bj
Keterangan :
T = Tonase (Ton)
V = Volume (m3 )
Bj = Berat Jenis (Ton/m3)
Penampang mandatar dalam hal ini metode kontur harus selalu
mengikuti pedoman perubahan bertahap kontur (Rule of gradual change).
Metode perhitungan ini cocok diterapkan untuk menghitung cadangan raw
material dan cadangan mineral berharga pada endapan mineral berbentuk
quarry (mineral industri).
dihitung
dengan
menggunakan
cadangan
terukur,
agar
nantinya
CDM
= Cadangan Tertambang(Ton)
RP
= Produksi (Ton/tahun