Keuntungan : Pekerjaan akan lebih cepat karena penampang permukaan terowongan digali secara bersamaan, Proses tunneling dapat dilakukan
dengan kontinyu. Kerugian : Banyak membutuhkan alat alat mekanis, Metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi tanah tidak stabil,
Hanya untuk terowongan dengan lintasan pendek
Metode Heading and Bench adalah cara penggalian dimana bagian atas penampang terowongan digali terlebih dahulu sebelum bagian bawah
penampangnya. Setelah penggalian bagian atas mencapai panjang 3 3,5 meter (heading), penggalian bawah penampang dikerjakan ( bench cut)
sampai membentuk penampang terowongan yang diinginkan. Ini diterapkan bila bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai
diameter besar Keuntungan : Memungkinkan pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, Metoda ini
efektif untuk pekerjaan terowongan dengan penampang besar dan dengan lintasan yang relative panjang
Metoda Drift adalah suatu metode yang menggali terlebih dahulu sebuah lubang bukaan berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan yang
kemudian diperbesar sampai membentuk penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu : Top Drift, Centre Drift,
Bottom Drift, Side Drift
Pillot Tunnel digali paralel pada jarak kurang lebih 25 meter dari sumbu terowongan yang akan direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m 2 3 x 3 m2.
Penggalian pada terowongan utama sendiri dilakukan dengan metode drift. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)
Keuntungan : Cocok untuk penggalian terowongan besar dengan medan yang/kondisi geologi ktiris. , Tingkat resiko pada kondisi geologi yang
kritis dapat dinimalisir.
Metode Sumuran Vertical adalah suatu terowongan yang digali secara vertikal (yang menyerupai sumur besar), dimana pada dinding atau dasar
sumur tadi dapat digali lubang-lubang ke arah horizontal
Pemilihan metode tunneling dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya termasuk: Kondisi Tanah, Ukuran Tunnel, Aspek
Lingkungan, 4. Variabel Lokal,
A. TBM untuk Tanah Lunak
1. Open Shield
Struktur dasar dari open shield terdiri dari tiga bagian yaitu, shield body, shield tail, dan cutting edge.
2. Slurry Shield
Prinsip dasar dari metode operasi slurry shield adalah dengan meng-injeksikan slurry mixture bertekanan kedalam ruang yang menutupi working
face
3. Earth Pressure Balance (EPB) Shield
Shield bentuk ini digunakan pada tanah lunak di bawah m.a.t tanpa menggunakan slurry. Sebuah cutter head yang berputar dan dilengkapi dengan
drag pick membentuk bagian depan dari shield machine tipe ini.
B. TBM untuk Hard Rock
Prinsip dasar operasi penggalian dengan TBM adalah penggunaan cutting head yang dilengkapi dengan cutters yang sesuai di bagian tunnel face.
Cutting head diputar dengan kecepatan konstan dan dorongan ke tunnel face yang dilakukan oleh system pendorong hidrolik yang dijangkarkan
ke sisi-sisi tunnel dengan hydraulic rams.
C. Cutters
Bagian terpenting yang berfungsi untuk memotong tanah atau batu yang ditempatkan pada bagian cutting head adalah cutters. Berbagai tipe
cutters digunakan dan dipilih sesuai dengan kondisi tanah setempat. Beberapa macam cutters beserta fungsinya, yaitu:
1. Drag cutters (picks)
2. Disc cutter
3. Roller cutter
D. Konfigurasi Cutting Head
. Konfigurasi cutting head TBM terdiri dari tiga zone yang berbeda, yaitu bagian centre, face, dan outside edge.
1.NATM
New Austrian Tunneling Method adalah suatu sistem pembuatan tunnel dengan menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga
sementara tunnel sebelum lining concrete. Pada masa lalu digunakan kayu atau baja sebagai konstruksi penyangga sementara.
Menurut Prof.L.V.Rabcewlkcz dalam bukunya(N.A.T.M), akibat merenggangnya batuan sering kali terjadi penurunan bagian atas terowongan,
kayu khususnya dalam keadaan lembab akan sangat mudah mengalami keruntuhan.
Meskipun baja memiliki
sifat
pengganjalan(kontakbajadanbatuan).
2.
fisik
yang
lebih
baik,
effisiensi
kerja
busur
baja
sangat
tergantung
dari
kualitas
Stress Re-arrangement ini umumnya terjadi dalam 3 (tiga) tahap : Wedge Shape, Konvergensi
3.
Shotcrete Sebagai Penyangga Sementara Suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan
(loosening) haruslah dapat memikul beban yang relatif besar dalam tempo yang relatif singkat, cukup kaku dan tidak runtuh.
Shotcreting adalah pekerjaan yang dilaksanakan segera setelah scalling. Tujuan dilakukan shotcreting adalah; Sebagai konstruksi penyangga
sementara tunnel sebelum di lining concrete (temporary support), Untuk mencegah loosening, Mentransformasi batu yang kurang bagus/keras
menjadi batu keras, Melindungi terhadap kerapuhan batuan akibat perubahan suhu/cuaca