Anda di halaman 1dari 3

terowongan didefenisikan sebagai lubang bukaan yang dibuat dengan dua lubang bukaan yang saling berhubungan langsung

atau dengan kata


lain bawah kedua lubang bukaan tersebut harus menembus bagian kerak bumi
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TEROWONGAN (TUNNELING)
New Austrian Tunneling Methode adalah suatu system pembuatan tunnel dengan menggunakan shotcrete ( beton yang disemprotkan dengan
tekanan tinggi) dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel sebelum diberi lapisan concrete (lining Concrete).
2. Pengaruh tekanan akibat Stress Rearrangement
Menurut Prof. LV. Rabcewicz, apabila sebuah rongga digali maka pola distribusi
tegangan akan berubah. Stress Rearrangement ini umumnya terjadi
dalam 3 tahap:
a. Wedge Shape Bodies
Wedge shape bodies pada kedua sisi bergeser Pada permukaan MOHR kea rah rongga. Arah pergerakan tegak lurus terhadap arah Main Pressure
(MP) Pada pertambahan bentang; selanjutnya atap dan lantai untuk mengalami Konvergensi
b. Konvergensi
Pada tahap berikutnya gerakan bertambah. Batuan menekuk di bawah pengaruh
tekanan lateral dan dapat tersembul kea arah rongga. Pada pemakaian cara penerowongan konvensional efek tekanan akibat stress rearrangement
tidak diketahui dengan baik, sehingga sering kali terjadi terowongan runtuh sebelum diberi lining concrete.
3. Shotcrete sebagai penyangga sementara
Penyangga sementara yang lain (kayu/baja) cenderung mengakibatkan loosening dan voids yang timbul karean kerusakan bagian bagian
tertentu. Akan tetapi suatu lapisan tipis shotcrete yang bekerja sama dengan sistem rock bolt yang dipasang segera setelah penggalian,
sepenuhnya mencegah loosening dan mengubah batuan sekeliling menjadi seperti self supporting arch.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan pembuatan terowongan (tunnel) meliputi
pekerjaan:
Persiapan
Penggalian (Excavation)
Pembetonan (Concrete Lining)
4.1 Pekerjaan Persiapan
. Fasilitas-fasilitas diperlukan antara lain adalah Penyediaan Air ( Water Supply), Penyediaan Udara (Air Supply), Penyediaan Tenaga Listrik
(Power Supply). Pembuatan Saluran Pembuang (Drainage), Pembuatan Ventilasi (Ventilation)
4.2 Pekerjaan penggalian (Excavation)
Pekerjaan Penggalian Terowongan meliputi pekerjaan:
a. Pekerjaan persiapan/surveying; meliputi pekerjaan marking dan pengukuran, pemanasan alat-alat, pembagian tugas pekerja, dll.
b. Drilling Adalah pembuatan lubang untuk diisi dinamit dan dilaksanakan menurut pola yang sudah ditentukan
c. Charging Adalah pengisian dinamit dalam lubang bor dengan alat stick kayu d= 30 mm.
d. Blasting merupakan proses peledakan dinamit yang telah terpasang sesuai pola drilling yang ada, menggunakan Blasting Machine.
e. Ventilating Adalah penghembusan udara segar dari blower setelah selesai blasting, untuk membersihkan udara dari asap dan gas yang
ditimbulkan oleh peledakan
f. Mucking Adalah pekerjaan pembuangan material hasil blasting keluar tunnel, menggunakan alat-alat angkut seperti wheel loader, dump
truck atau dengan lori maupun conveyor, tergantung kondisi setempat.
g. Stealling Yaitu Pekerjaan membongkar batu-batu yang masih tersedia pada permukaan galian setelah blasting, yang dapat membahayakan.
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat backhoe dan dump truck.
h. Shotcreting Dikerjakan setelah scalling sebagai konstruksi penyangga sementara terowongan, menggunakan alat khusus yang di sebut juga
Robot Shotcrete atau Alivia Shotcrete Placer.
i. Rock Bolting Pemasangan rock Bolt sebagai konstruksi penyangga sementara di samping shotcrete. Pemasangannya adalah dengan alat bor.
Pada Uraian selanjutnya proses penggalian ini disajikan dalam bentuk rangkaian gambar-gambar ilustrasi
4.3 Pekerjaan Pembetonan
Setelah galian terowongan selesai digali dan telah diberi lapisan shotcrete maka tahap
berikutnya adalah pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan:
Pembesian
Pemasangan Bekisting
Pengecoran Beton
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi dalam keadaan dua bagian yaitu bagian bawah dan bagian atas atau disebut juga dengan
half face tunnel.
Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain
Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling Method
(NATM), dan Immersed-Tube Tunneling System
Rai Made Astawa Rai (1988), membagi beberapa metode penggalian terowongan yang biasa diterapkan dilapangan sebagai berikut :
Metode full face adalah suatu cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara bersamaan. Metode ini sangat cocok untuk terowongan
yang mempunyai ukuran penampang melintang kecil hingga terowongan dengan diameter 3 meter. Cara penggaliannya yaitu dimana seluruh
bidang muka setelah dibor untuk tempat detonator kemudian diledakkan seluruh bidang muka. Ini umumnya dilakukan pada adit yang
mempunyai diameter kecil yaitu kurang dari 10 feet.

Keuntungan : Pekerjaan akan lebih cepat karena penampang permukaan terowongan digali secara bersamaan, Proses tunneling dapat dilakukan
dengan kontinyu. Kerugian : Banyak membutuhkan alat alat mekanis, Metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi tanah tidak stabil,
Hanya untuk terowongan dengan lintasan pendek
Metode Heading and Bench adalah cara penggalian dimana bagian atas penampang terowongan digali terlebih dahulu sebelum bagian bawah
penampangnya. Setelah penggalian bagian atas mencapai panjang 3 3,5 meter (heading), penggalian bawah penampang dikerjakan ( bench cut)
sampai membentuk penampang terowongan yang diinginkan. Ini diterapkan bila bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai
diameter besar Keuntungan : Memungkinkan pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan, Metoda ini
efektif untuk pekerjaan terowongan dengan penampang besar dan dengan lintasan yang relative panjang
Metoda Drift adalah suatu metode yang menggali terlebih dahulu sebuah lubang bukaan berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan yang
kemudian diperbesar sampai membentuk penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu : Top Drift, Centre Drift,
Bottom Drift, Side Drift
Pillot Tunnel digali paralel pada jarak kurang lebih 25 meter dari sumbu terowongan yang akan direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m 2 3 x 3 m2.
Penggalian pada terowongan utama sendiri dilakukan dengan metode drift. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)
Keuntungan : Cocok untuk penggalian terowongan besar dengan medan yang/kondisi geologi ktiris. , Tingkat resiko pada kondisi geologi yang
kritis dapat dinimalisir.
Metode Sumuran Vertical adalah suatu terowongan yang digali secara vertikal (yang menyerupai sumur besar), dimana pada dinding atau dasar
sumur tadi dapat digali lubang-lubang ke arah horizontal
Pemilihan metode tunneling dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya termasuk: Kondisi Tanah, Ukuran Tunnel, Aspek
Lingkungan, 4. Variabel Lokal,
A. TBM untuk Tanah Lunak
1. Open Shield
Struktur dasar dari open shield terdiri dari tiga bagian yaitu, shield body, shield tail, dan cutting edge.
2. Slurry Shield
Prinsip dasar dari metode operasi slurry shield adalah dengan meng-injeksikan slurry mixture bertekanan kedalam ruang yang menutupi working
face
3. Earth Pressure Balance (EPB) Shield
Shield bentuk ini digunakan pada tanah lunak di bawah m.a.t tanpa menggunakan slurry. Sebuah cutter head yang berputar dan dilengkapi dengan
drag pick membentuk bagian depan dari shield machine tipe ini.
B. TBM untuk Hard Rock
Prinsip dasar operasi penggalian dengan TBM adalah penggunaan cutting head yang dilengkapi dengan cutters yang sesuai di bagian tunnel face.
Cutting head diputar dengan kecepatan konstan dan dorongan ke tunnel face yang dilakukan oleh system pendorong hidrolik yang dijangkarkan
ke sisi-sisi tunnel dengan hydraulic rams.
C. Cutters
Bagian terpenting yang berfungsi untuk memotong tanah atau batu yang ditempatkan pada bagian cutting head adalah cutters. Berbagai tipe
cutters digunakan dan dipilih sesuai dengan kondisi tanah setempat. Beberapa macam cutters beserta fungsinya, yaitu:
1. Drag cutters (picks)
2. Disc cutter
3. Roller cutter
D. Konfigurasi Cutting Head
. Konfigurasi cutting head TBM terdiri dari tiga zone yang berbeda, yaitu bagian centre, face, dan outside edge.
1.NATM
New Austrian Tunneling Method adalah suatu sistem pembuatan tunnel dengan menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga
sementara tunnel sebelum lining concrete. Pada masa lalu digunakan kayu atau baja sebagai konstruksi penyangga sementara.
Menurut Prof.L.V.Rabcewlkcz dalam bukunya(N.A.T.M), akibat merenggangnya batuan sering kali terjadi penurunan bagian atas terowongan,
kayu khususnya dalam keadaan lembab akan sangat mudah mengalami keruntuhan.
Meskipun baja memiliki
sifat
pengganjalan(kontakbajadanbatuan).
2.

fisik

yang

lebih

baik,

effisiensi

kerja

busur

baja

sangat

tergantung

dari

kualitas

Pengaruh Tekanan Akibat Stress Re-arrangement

Stress Re-arrangement ini umumnya terjadi dalam 3 (tiga) tahap : Wedge Shape, Konvergensi
3.

Shotcrete Sebagai Penyangga Sementara Suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan
(loosening) haruslah dapat memikul beban yang relatif besar dalam tempo yang relatif singkat, cukup kaku dan tidak runtuh.

Shotcreting adalah pekerjaan yang dilaksanakan segera setelah scalling. Tujuan dilakukan shotcreting adalah; Sebagai konstruksi penyangga
sementara tunnel sebelum di lining concrete (temporary support), Untuk mencegah loosening, Mentransformasi batu yang kurang bagus/keras
menjadi batu keras, Melindungi terhadap kerapuhan batuan akibat perubahan suhu/cuaca

Anda mungkin juga menyukai