Anda di halaman 1dari 5

Tata urutan peraturan perundang undangandi Indonesia pada umumnya dan

peraturan pertambangan pada khususnya adalah :


1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 33 ayat 3 : "Bumi
dan Air dan Kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat.
2. TAP MPR.
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR RI/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Tahun 1999-2004, khususnya Bab IV Arah Kebijakan Hurup H Sumber
daya Alam dan Lingkungan Hidup angka 4, yang menyatakan: endayagunakan
sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan
pembangunan

kelestarian
yang

fungsi

dan

berkelanjutan,

keseimbangan

kepentingan

lingkungan

ekonomi

dan

hidup,
budaya

masyarakat lokal, serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan


undang-undang.
Demikian juga padaKetentuan Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber daya Alam, khususnya Pasal 6
yangmenyatakan:

enugaskan

kepada

Dewan

Perwakilan

Rakyat

bersama

Presiden Republik Indonesia untuk segera mengatur lebih lanjut pelaksanaan


pembaruan

agrariadan

pengelolaan

sumber

daya

alam

serta

mencabut,mengubah dan/atau mengganti semua undang-undang dan peraturan


pelaksanaannya yang tidak sejalan dengan dengan Ketetapan ini.
3. Undang-Undang Pokok
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan/Keputusan/Instruksi Presidan
6. Peraturan/Keputusan/Instruksi Menteri
7. Peraturan Daerah. Tingkat Provinsi dan Kabupaten sesuai kewenangannya
8. Peraturan/Instruksi/Keputusan Gubernur dan Bupati sesuai kewenangannya
Pada mulanya undang-undang pokok pertambangan di Indonesia adalah
Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Pokok Pertambangan.Undang-undang

tersebut telahdilengkapi dengan peraturan pelaksanaannya berupa Peraturan


Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Dirjen, Peraturan Daerah dan lain-lainnya.
Sejak

February

2009,

Undang-Undang

Pokok

Pertambangan

diganti

denganUndang-UndangNo. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara.
Sejak saat itu peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan dirjen dan
peraturan daerah yang merupakan peraturan pelaksanaan dariUndang-Undang No.
11 Tahun 1967
secara berangsur-angsur akan diganti.Sampai dengan bulan Juli 2010 peraturan
pelaksanaan dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Undang-Undang No. 4 Tahun
2009
baru berupa:
a. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
b. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.(telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2004.
c. Peraturan Pemerintah No. 55

Tahun

2010

tentang

Pembinaan

dan

Pengawasan Penyelenggaranan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral


dan Batubara.
d. Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang
Sedangkan peraturan pelaksanaan yang lainnya masih mengacu kepada
peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 11 Tahun 1967. Peraturan peraturan
lama

yang

belumada

penggantinya

masih

tetap

berlaku

sepanjang

tidak

bertentangan dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009.


Peraturan pertambangan tersebut berlaku diseluruh wilayah negara kesatuan
Republik Indonesia tetapi belum dapat berlaku secarapenuh apabila Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP) nya berdasarkan tata ruang yang berlaku berada di
Kawasan Hutan.

Apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangannya berada di kawasan hutanmaka


berlaku ketentuan tambahan yang tercantum dalam pasal 38, 50 dan 78
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang bunyinya
sebagai berikut :
1.

pasal 38 ayat 3, 4 dan 5UU No. 41 Tahun 1999


(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan
melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan mempertimbangkan
batasan luas danjangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.
(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola
pertambangan terbuka.
(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimanadimaksud pada ayat (3) yang
berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan
oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

2.

Pasal 50 ayat 3 UU 41 Tahun 1999 menyebutkan bahwa "Setiap orang dilarang


melakukan kegiatan penyelidikan umum ataueksplorasi atau eksploitasi bahan
tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri;

3.

Pasal 78 ayat (6) menyebutkan bahwa " Barang siapa dengan sengaja
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4) atau
Pasal 50 ayat (3) huruf g, diancam dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah)".

Penjabaran ketentuan yang tercantum dalam undang-undang kehutanan tersebut


tertuang dalam "
1. Peraturan Pemerintah 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang
berasaldari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan diluar Sektor
Kehutanan.
2. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan
Hutandan

3. Peraturan Menteri Kehutanan no. P.38/Menhut-II/2012 tentang Perubahanatas


Permenhut no. P.18/Menhut-II/2011tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan..
Mengingat kegiatan usaha pertambangan kalau tidak dikelola dengan baik
sangat berpotensi merusak lingkungan hidup maka kegiatan usaha pertambangan
pun harus tunduk dengan peraturan yang terkait dengan lingkungan hidup
yaituUndang-UndangNo. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan
Lingkungan Hidupyang merupakanpengganti dariUndang-Undang No. 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pelaksanaannya.
Undang-undang ini juga relatif baru sehingga peraturan pelaksanaannya masih
yang banyak menggunakan peraturan lama dengan catatan asal tidak melanggar
ketentuan perundang-undangan yang baru. PenjabaranUndang-Undang No. 32
Tahun

2009-dengan

penjelasannya.Selain

itu

penjabarannya

adalah

melaluiPeraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan.


Kecelakaan kerja di sektor pertambangan sangat potensial untuk dapat terjadi.
Dalam rangka pencegahannya maka dunia pertambanganpun harus tunduk ke
peraturan yang terkait dengan keselamatandan kesehatan kerja.
perundang

undangan

yang

terkait

dengan

keselamatan

kerja

Peraturan
di

sektor

pertambangan :
1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan Pengawasan
Keselamatan Kerja Bidang Pertambangan
3. Keputusan Menteri Pertambangan dan

Energi

No.

555.K/26/M.PE/1995

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.


4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-15/Men/VII/2005 Tentang Waktu Kerja
dan Istirahat Pada Sektor Usaha Pertambangan Umum Pada Daerah
OperasiTertentu..
Apabila kegiatan usaha pertambangan merupakan penanaman modal baik
modal asing maupun dalam negeri makaUndang-Undang No. 25 Tahun 2007tentang
Penanaman Modal dan peraturan pelaksanaannya juga terkait dengan Peraturan
Pertambangan.Apabila hasil tambang akan diekspor keluar negeri, makaperaturan
Menteri PerdaganganNo. 29/M-Dag/Per/5/2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk
Pertambanganjugaharus diikuti.

Anda mungkin juga menyukai