Anda di halaman 1dari 19

Makalah

“ Pembangunan Jalan Aspal ”

DISUSUN OLEH :
RANDI
(2020121043)

Prodi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ASPAL “. Pada
makalah ini saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari
berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan
ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca…

Makassar, 22 Oktober 2022


Penyusun

Randi
           
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................      i

Daftar Isi....................................................................................................................      ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................      1

1.1 Latar Belakang................................................................................................      1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................      2

1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................      3

2.1 Defenisi Aspa..................................................................................................      3

2.2 Fungsi Aspal...................................................................................................      3

2.3 Jenis-Jenis Aspal............................................................................................      4

2.4 Sifat Fisik Aspal.............................................................................................      7

BAB III PENUTUP....................................................................................................      9

3.1  Kesimpulan....................................................................................................      9

3.2  Saran..............................................................................................................      9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................      10

BAB I
KONTRUKSI JALAN ASPAL

1.1 Latar Belakang

Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, dan
bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu,
dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,aspal merupakan
material pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).

Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam
kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama material
lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal yang
terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal
mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. ( The Blue Book–
Building & Construction, 2009).

Aspal merupakan distilat paling bawah dari minyak bumi, yang memiliki banyak sekali
manfaat dan kegunaan. Aspal dapat digunakan di dalam bermacam produk – produk,
termasuk:

a. Jalan aspal
b.  Dasar pondasi dan subdasar,
c. Dinding untuk lubang di jalanan, trotoar kakilima, jalan untuk mobil, lereng-lereng,
jembatan-jembatan, dan bidang parkir,
d. Tambalan lubang di jalanan,
e.  Jalan dan penutup tanah,
f. Atap bangunan, dan
g. Minyak bakar

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa definisi aspal ?


2. Apa fungsi aspal ?
3. Apa saja jenis - jenis aspal ?
4.  Sepertia apa sifat – sifat fisik aspal ?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi aspal
2. Untuk mengetahui apa fungsi aspal
3. Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis aspal
4. Untuk mengetahui sepertia apa sifat – sifat fisik aspal
1.4 Definisi Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen
merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis
permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal
minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat
dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada
suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat
kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal
adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom
karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal
adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas
aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar).
Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal
adalah senyawa polar.
1.5 Fungsi Aspal
Fungsi aspal antara lain adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water
proofing, protect terhadap erosi)
b) Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c)  Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas
lapis pondasi sebelum lapis berikutnya
d) Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang
telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara
keduanya.
e) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
1.6 Jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Aspal Alam
 Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a) Batuan = asbuton
b) Plastis = trinidad
c) Cair = Bermuda
 Menurut kemurniannya terdiri dari :
a)  Murni = Bermuda
b) Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad
2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang
dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung
aspal. Jenis dari aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut:
3. Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat
berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal
keras. Jenis-jenisnya :
a) Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan
volume lalu lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
b) Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim
panas.
c) Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
d)  Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan
aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS.
Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC –
250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS.
5. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang
bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik
(nonionik). Jenis-jenisnya adalah:
6.  Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel
aspal bermuatan ion-negatif.
a) Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat
setelah kontak dengan agregat.
b)  Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih
cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1):Mengikat
lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).
c) Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.  
d) Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air
atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga
partikel-partikel aspal bermuatan ion positif.
e) Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat
setelah kontak dengan agregat.
f) Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat
setelah kontak dengan agregat.
g)  Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat
setelah kontak dengan agregat.
h) Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang
setelah kontak dengan agregat.
i) Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah
kontak dengan aggregat.
j) Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah
kontak dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya
memisah dengan cepat dari air setelah kontak dengan udara.
1.7  Sifat – Sifat Fisik Aspal
Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja campuran
beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan sebagai
bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal  ini di
sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan
pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan penghamparan
campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi
berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal telah mngalami penuan. Kemampuan
aspal untuk menghambat laju penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian
bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat –sifat
awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang baik
akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif yang
biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi,
titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan pada benda uji
yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT)
dan Rolling
Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses
penuaan yang paling banyak di gunakan untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat
aspal terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal tesebut mengalami
pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya mengalami
perubahan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan kohesi
adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi dan kohesi
aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal Karena sifat ini
mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu ujian
kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah
adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal
yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi.
Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya yang
digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam air
dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau kombinasi
air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti pemukaan agregat
akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat akan melekat erat pada
permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari
pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak
terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperature menurun
dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah sifat akibat
perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu: penguapan
fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan
oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi merupakan factor yang
paling penting yang menentukan kecepatan penuaan.
BAB II
KONTRUKSI JALAN BETON

2.1 Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murahdan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin taktergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yangdimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangantarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu
yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan
yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya,cara pembuatannya, cara evaluasi,
dan variasi bahan tambahnya agardapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih
maksimal.Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangatdipengaruhi oleh
keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan.Pada prakteknya dilapangan, umumnya
beton yang disuplai
oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah terjamin keseragaman bahan dasarnya. U
ntuk mendapatkan kualitas dan keseragaman betonsesuai seperti yang disyaratkan maka
pelaksanakan pembuatan betonharus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur.
Yangdimaksud dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalahkuat tekan beton
pada umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatasmaka diperlukan adanya kontrol
kualitas yang dapat mengetahui 

kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yangdisyaratkan sedini


mungkin.Pada zaman dahulu nenek orang-orang merekatkan batu-baturaksasa hanya dengan
mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.Perekat dan penguat bangunan ini awalnya
merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman
KerajaanRomawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantasdinamai
pozzuolana.

2.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Memperdalam pengetahuan kita mengenai macam bahan pembuatan beton. 


b) Mengetahui apa saja bahan dasar penyusun betonc)
c) Mengetahui apa keuntungan dan kerugian beton kontruksid)
d) Memahami bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedunge)
e) Dan juga mengetahui apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada
kontruksi bangunan gedung

2.3 Rumusan Masalah

a) Apa sajakah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan dinding bangunan?


b) Apa saja bahan dasar penyusun beton?
c) Apa keuntungan dan kerugian beton kontruksi?
d) Bagaimana aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung?
e) Apa saja jenis-jenis tulangan pada aplikasi beton pada kontruksi bangunan gedung

2.4 Pengertian Beton

Dalam KBBI, Beton adalah campuran semen, kerikil, dan pasir ygdiaduk dengan air
untuk tiang rumah, pilar, dinding, dsb. Dalam pengertianumum beton berarti campuran
bahan bangunan berupa pasir dan kerikil ataukoral kemudian diikat semen bercampur air.
Sifat beton berubah karena sifatsemen, agregat dan air, maupun perbandingan
pencampurannya. Untukmendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu
dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat. Seiring dengan
penambahanumur,beton akan semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana(f’c)
pada usia 28 hari.Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrauliklain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campurantambahan yang
membentuk massa padat(SNI-03-2847-2002). Beton juga dapatdidefinisikan sebagai bahan
bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapatditentukan terlebih dahulu dengan
mengadakan perencanaan dan pengawasanyang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih
(Dr. Wuryati Samekto, M.Pd danCandra Rahmadiyanto, S.T.,2001)

2.5 Sifat-sifat Beton

Sifat dan karakteristik beton:

1) Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekanyang tinggi serta


tegangan hancur tarik yang rendah
2) Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yangmemikul momen
lengkung atau tarikan
3) Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akanterjadi retak yang
makin lama makin besar
4) Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panasdan dikenal dengan
proses hidrasi.
5) Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekanantar butiran sehingga
beton dapat dipadatkan dengan mudah
6) Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak
semakin jauh sehingga kekuatan betonakan berkurang.
7) Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untukmemeriksa dan
mengetahui perbandingan campuran agardihasilkan kekuatan beton yang tinggi
8) Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban betonharus dipertahankan
untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9) Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemenkonstruksi akan
mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
10) Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka
dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik.
11) Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalammenerima gaya
tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12) Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan hargayang relative rendah.
13) Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masakonstruksinya mencapai 50
tahun serta elemen konstruksinya yangmempunyai kekakuan tinggi serta aman
terhadap bahayakebakaran.
14) Salah satu kekurangan yang besar adalah berat sendirikonstruksi dengan massa jenis
γc sekitar 2400 kg/m3 bahan inimemiliki berat jenis 23,54 kN/m3 ( 1000g kg setara
dengan 1 kN,di mana gravitasi dalam cm/dt2), mengakibatkan bangunan betonsangat
berat.
15) Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsiwaktu berupa susut dan
rangkak.

2.6 Jenis-jenis Beton

Beton dibedakan dalam 2(dua) kelompok besar yaitu :

1) Beton KerasSifat-sifat beton keras yang penting adalah kakuatankarakteristik, kekuatan


tekan, tegangan dan regangan, susut danrangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan
dan kekedapanterhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalahkekuatan
tekan beton karena merupakan gambaran dari mutu beton ang ada kaitannya dengan
struktur beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain :
a) Uji kekuatan tekan ( compression test)
b) Uji kekuatan tarik belah ( spillting tensile test )
c) Uji kekuatan lenturd.
d) Uji lekatan antara beton dan tulangane.
e) Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.

2) Beton Segar
Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh manamempengaruhi pemilihan peralatan yang
dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat
beton pada saat mengeras. Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton :
a) Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lamaoleh beton yang
mengeras, seperti kekuatan, keawetan, dankestabilan volume.
b) Sifat-sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam
kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding.

Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa cara, tetapi
kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat empiris. Hanya sedikit yang
memenuhi standart, dan semua test tersebut bersifat ‘a single point test’ jadi tidak dapat
dibandingkan satu samalainnya karena mereka mengukur sifat-sifat beton yang berbeda.
Walaupun begitu adalah penting untukmendapatkan beberapa dari sifat workabilitas
karena pentinguntuk control kualitas. Pengukuran workabilitas yang telah dikembangkan
antara lain:

a) Slump test
b) Compaction testc.
c) Flow testd.
d) Remoulding teste.
e) Penetration testf
f) Mixer testdansegregation.

Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapatdibedakan menjadi sepuluh


macam yaitu:

a. Beton Mortar
Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir,dan air. Ada tiga ragam
mortar yang sering digunakan antara lain semen, kapur, dan lumpur. Beton mortar
semen yang dipasangi anyaman tulangan baja di dalamnya dikenal sebagai ferro
cement. Beton ini memiliki kekuatan tarik dan daktilitas yang baik.
b. Beton Ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakaiagregat yang berbobot ringan.
Beberapa orang juga kerap menambahkan zat aditif yang bisa membentuk
gelembung-gelembung udara di dalam beton. Semakin banyak jumlah gelembung
udara yang tersimpan pada beton, maka pori-porinya pun akan semakin bertambah
sehingga ukurannya juga bakal kian membesar. Hasilnya, bobot beton tersebut lebih
ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran sama persis. Beton ringan biasanya
diaplikasikan pada dinding non-struktur.
c. Beton Non-Pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidakmenggunakan pasir, melainkan
hanya kerikil, semen, dan air. Hal inimenyebabkan terbentuknya rongga udara di
celah-celah kerikilsehingga total berat jenisnya pun lebih rendah. Karena
tidakmemakai pasir, kebutuhan semen pada beton ini juga lebih sedikit.Penggunaan
beton non-pasir misalnya pada struktur ringan, kolomdan dinding sederhana, bata
beton, serta buis beton.
d. Beton Hampa
Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer
adukan beton memakai vacuum khusus.Akibatnya beton pun hanya mengandung air
yang telah bereaksidengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat
tinggi.Tak heran, beton hampa banyak sekali dimanfaatkan dalam pendirian
bangunan-bangunan pencakar langit.
e. Beton Bertulang
Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton dantulangan baja. Perlu
diketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadapgaya tekan, tetapi lemah dengan gaya
tarik. Oleh karena itu, tulangan baja sengaja ditanamkan ke dalamnya agar kekuatan
beton tersebutterhadap gaya tarik meningkat. Beton bertulang biasanya dipasang pada
struktur bentang lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan
sebagainya.
f. Beton Pra-Tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekalidengan beton bertulang.
Perbedaan tipis hanyalah terletak padatulangan baja yang bakal dimasukkan ke beton
harus ditegangkanterlebih dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami
keretakanwalaupun menahan beban lenturan yang besar. Penerapan beton pra-tegang
juga banyak dilakukan untuk menyangga struktur bangunan bentang lebar.
g. Beton Pra-Cetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembangunan disebut beton pra-
cetak. Beton ini memang sengajadibuat di tempat lain agar kualitasnya lebih baik.
Selain itu, pemilihan beton tersebut juga kerap didasari pada sempitnya lokasi proyek
dan tidak adanya tenaga yang tersedia. Beton pra-cetak biasanya diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan pengadaan
material.
h. Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yangcukup banyak. Penuangan
beton ini juga sangat besar di ataskebutuhan rata-rata. Begitu pula dengan
perbandingan antaravolume dan luas permukaannya pun sangat tinggi. Pada
umumnya, beton massa memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60 cm.Beton ini
banyak diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan bendungan.
i. Beton Siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregatcukup besar sebagai bahan
pengisi tambahannya. Ukuran penampang agregat tersebut berkisar antara 15-20 cm.
Bahan inilantas ditambahkan ke adukan beton normal sehingga dapatmeningkatkan
kekuatannya. Beton siklop seringkali dibangun pada bendungan, jembatan, dan
bangunan air lainnya.
j. Beton Serat
Secara prinsip, beton serat dibuat dengan menambahkanserat-serat tertentu ke dalam
adukan beton. Contoh-contoh seratyang lumrah dipakai di antaranya asbestos, plastik,
kawat baja,hingga tumbuh-tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan
untukmenaikkan daktailitas pada beton tersebut sehingga tidak mudahmengalami
keretakan.

2.7 Kekuatan Beton

Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton.Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk dapat menerima gaya per satuan luas (Tri Mulyono, 2004) Nilai
kekuatan beton diketahui dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji
silinderataupun kubus pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekansampai mencapai
beban maksimum. Beban maksimum didapat dari pengujian dengan menggunakan alat
compression testing machine Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu dari kekuatan
beton, yaitu :
1. Faktor air semen (FAS)
Faktor air semen (FAS) merupakan perbandinganantara jumlah air terhadap jumlah
semen dalam suatu campuran beton. Fungsi FAS, yaitu :
a) Untuk memungkinkan reaksi kimia yangmenyebabkan pengikatan dan
berlangsungnya pengerasan
b) Memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton (workability) Semakin
tinggi nilai FAS, mengakibatkan penurunan mutu kekuatan beton. Namun
nilai FAS yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton
semakin tinggi. Umumnya nilai FAS yang diberikan minimum 0,4 dan
maksimum 0,65 (Tri Mulyono, 2004).
2. Sifat agregat
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutucampuran beton. Adapun sifat-sifat
agregat yang perludiperhatikan seperti, serapan air, kadar air agregat, berat
jenis,gradasi agregat, modulus halus butir, kekekalan agregat,kekasaran dan kekerasan
agregat.
3. Proporsi semen dan jenis semen yang digunakan Berhubungan dengan perbandingan
jumlah semenyang digunakan saat pembuatan mix design dan jenis semen yang
digunakan berdasarkan peruntukkan beton yang akandibuat. Penentuan jenis semen
yang digunakan mengacu padatempat dimana struktur bangunan yang menggunakan
material beton tersebut dibuat, serta pada kebutuhan perencanaan apakah pada saat
proses pengecoran membutuhkan kekuatan awal yangtinggi atau normal.
4. Bahan tambahBahan tambah (additive) ditambahkan pada saat pengadukan
dilaksanakan. Bahan tambah (additive) lebih banyak digunakan untuk penyemenan
(cementitious), jadi digunakan untuk perbaikan kinerja.Menurut standar ASTM C
494/C494M – 05a, jenis bahan tambah kimiadibedakan menjadi tujuh tipe, yaitu :
1) water reducing admixtures
2) retarding admixtures
3) accelerating admixtures
4) water reducing and retarding admixtures
5) water reducing and accelerating admixtures
6) water reducing and high range admixtures
7) water reducing, high range and retarding admixtures

2.8 Aplikasi Beton pada Konstruksi Bangunan Gedung


Dalam konstruksi bangunan gedung penggunaan beton umumnya dilengka pidengan besi
tulangan, sehingga beton yang memiliki kuat tekan yang baik dilengkapi dengan besitulangan
yang memiliki kuat tarik yang baik. Beton bertulang hampir dapatdi jumpai pada semua
elemen struktur bangunan, dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai.A
dapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Pondasi
Pengertian pondasi yang dimaksud disini adalah suatu jenis konstruksi yang menjadi
dasardan pondasi ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya dan
ini bertujuanuntukditeruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun
terdapat juga pengertian pondasi yang lain yangmengatakan bahwa pondasi adalah
konstruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat
menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut.
2. Tie Beam/Sloof
Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Jenis
Konstruksi Beton Bertulang ini biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung,
dan posisinya biasanya padaLantai 1 atau Orang-orang biasa menyebutnya Lantai
Dasar. Inilahsebabnya mengapa kita jarang melihat bentuk sloof saat bangunan
sudah “Berdiri” tegak.
3. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yangmemikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen strukturtekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan,sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yangdapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutandan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).
4. Balok
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yangkaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer bebanmenuju elemen-elemen kolom penopang. Selain
itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi
pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padumempertahankan bentuk dan
posisinya semula. Ring balok dibuatdari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga
hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah berubah
bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balokmelengkung atau
defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan internalmaterial.
5. Pelat lantai beton
Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu
dan kolom pendukungnya. Dengan demikianakan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan,hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton
dipasangtulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahanmomen tarik
dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit,tulangan plat lantai harus
dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
2.9 Kelebihan dan Kekurangan Beton
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat(terkadang bahan tambah,
yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non
kimia) pada perbandingan tertentu. Kelebihan dari beton adalah:
a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal,
kecuali semen Portland.
b. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatantermasuk
rendah.
c. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyaisifat tahan
terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan.
d. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
e. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentukapapun dan
ukuran seberapapun tergantung keinginan
Kekurangan dari betonadalah:
a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Olehkarena itu perlu
diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar
untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhusehingga perlu
dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinyaretak-retak akibat
perubahan suhu.
d. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasukiair, dan
air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.
e. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetailsecara
seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail,
terutama pada struktur tahan gempa.
BAB III
KONTRUKSI BANGUNAN

3.1

Anda mungkin juga menyukai