Kelompok : 2 (Dua)
Ketua/NIP : Bernath Marulitua Sinaga (199206272019031007)
Anggota/NIP : 1. Christyelse Luciawati Hutabarat (199207022019032012)
2. Bayu Aristiwijaya (199311172019031006)
3. Adib Afdholi (199210272019031007)
4. Annisa Ayu Fajarini (199205222019032008)
5. Fahmi Hanshori (199410132019031007)
6. Rizky Anta Restiyanti (199311082019032010)
7. Munawaroh (199502012019032012)
8. Putri Kamilatussaniah (199512122019032009)
9. Rina Wibowo (199304162019032012)
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi, antara lain:
1. Adanya cadangan Asbuton sebanyak 663 juta ton, tetapi belum dapat digunakan
secara maksimal, dan masih mengandalkan aspal pen 60 atau aspal konvensional.
2. Teknologi pengolahan/ekstraksi/pemurnian Asbuton mentah dan teknologi
penghamparan/pencampuran yang belum dikembangkan, sejauh ini baru
dikembangkan Asbuton campuran panas, Asbuton campuran hangat, Asbuton
campuran dingin, LPMA (Lapis Penetrasi Mastik Asbuton) dan CPHMA (Cold
Paving Hot Mix Asbuton).
3. Belum adanya standardisasi dan sertifikasi Asbuton yang berpengaruh pada
panggunaannya sebagai bahan dasar untuk pembangunan jalan menggantikan
aspal konvensional.
4. Karena belum adanya kejelasan dalam penggunaan Asbuton untuk infrastruktur
pembangunan jalan, maka prospek bisnis dan sosialnya tidak maksimal, serta
kurang baiknya sambutan dari Pemerintah Daerah dan pengusaha pertambangan
menambah kurang optimalnya pengembangan Asbuton.
Mulai
Identifikasi
Masalah
Perumusan
Masalah
Pengumpulan
Data
Kunjungan
Wawancara Studi Literatur
Lapangan
Data Sekunder :
1. Statistik Penggunaan Aspal Minyak
2. Jumlah Cadangan Aspal Buton
3. Data Impor Aspal Minyak
4. Data Kondisi Pembangunan Jalan Nasional
Analisis
Rekomendasi
Kebijakan
Selesai
2.000
1.500
1.146
1.000
743
541 516 508 463
500 406 371
-
China India USA Jepang Australia Meksiko Perancis Turki Inggris Indonesia
Sumber: UN Comtrade
Gambar 3.1. Negara Importir Aspal Tahun 2017
Setidaknya, sejak tahun 1990-an Indonesia tidak pernah lepas dari impor
aspal. Bahkan nilai impor aspal cenderung meningkat tiap tahun. Impor aspal
tertinggi terjadi pada tahun 2013, yang mana kala itu Indonesia membeli aspal
senilai US$ 664 juta. Sedangkan tahun lalu (2018), impor aspal Indonesia
mencapai US$ 460,1 juta.
Sumber: UN Comtrade
Gambar 3.2. Perkembangan Impor Aspal Negara Indonesia Tahun 2003-2018 (USD
Juta)
Dilihat dari negara pemasok aspal impor, Singapura dengan luas wilayah
yang tidak lebih besar dari Kota Jakarta berhasil mendulang keuntungan dengan
menjual aspal ke Indonesia. Pada tahun 2018 nilai aspal yang masuk dari
Singapura mencapai US$ 247,2 juta atau lebih dari setengah total aspal impor.
Sementara Malaysia berada di posisi ke-2 sebagai pemasok aspal Indonesia
dengan nilai impor mencapai US$ 87,7 juta pada tahun 2018.
Impor (USD Juta)
247,2
250,0
200,0
150,0
100,0 87,7
Sumber: UN Comtrade
Gambar 3.3. Negara Pemasok Aspal Impor Indonesia Tahun 2018 (USD Juta)
3.3.3. Pemaksimalan Rantai Pasok Asbuton melalui Hak Guna Usaha (HGU) dan
Konsesi Tambang
Untuk mendukung tersedianya rantai pasok dalam hal ini adalah suplai
Asbuton untuk kegiatan pembangunan infrastruktur jalan, perlu dilakukan
pembenahan dari segi lahan tambang Asbuton. Pada dasarnya untuk menjamin
usaha pertambangan perlu diterbitkan legalitas sebagai kejelasan dalam
penambangan dan pengelolaan. Kegiatan pertambangan Asbuton dapat dikelola
oleh sekelompok rakyat maupun perusahaan yang ditunjuk pemerintah.
Kegiatan pertambangan yang dikelola masyarakat perlu diatur dalam
bentuk Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang diterbitkan Pemerintah Daerah
dalam hal ini Kepala Daerah sesuai PP No 23 Tahun 2010. Hal ini ditujukan
untuk menjamin usaha pertambangan, mengurangi konflik antar penambang,
menghindari penambangan ilegal dan keperluan ketersediaan jangka panjang,
memberikan advis dan bimbingan teknis kepada masyarkat dalam melaksanakan
pertambangan yang baik dan benar. Sedangkan untuk perusahaan yang
berminat atau yang ditunjuk pemerintah melakukan penambangan dapat
membentuk skema konsesi tambang dengan menerbitkan Hak Guna Usaha
(HGU). Kegiatan konsesi tambang tunduk pada aturan Undang- Undang Minerba
No 4 Tahun 2009 di mana kegiatan ini pada intinya memberikan jaminan dan
legalitas pada perusahaan yang melakukan penambangan dengan
memperhatikan aspek keberlajutan dan pengelolaan lingkungan.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa anggaran yang tersedia untuk
mencapai target visium 2030 tidak mencukupi dan harus dibantu dengan
diadakannya investasi. Oleh karena itu untuk mendapatkan kecukupan
pendanaan yang berasal dari investor pemerintah perlu untuk menetapkan
kebijakan sebagai alternatif pendanaan dengan skema Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU). Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 35
Tahun 2008 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur bahwa untuk mempercepat pembangunan infrastruktur,
perlu mengambil langkah-langkah yang komprehensif guna menciptakan iklim
investasi untuk mendorong keikutsertaan badan usaha dalam penyediaan
infrastruktur dan layanan berdasarkan prinsip-prinsip usaha yang sehat.
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha yang selanjutnya disebut
sebagai KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah,
yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha
dengan memperhatikan pembagian risiko di antara para pihak. Dalam hal
pengoptimalisasian pemanfaatan aspal buton sebagai bahan baku untuk
pemeliharaan dan pembangunan jalan dan mengingat masih banyaknya
cadangan aspal buton yang belum digali untuk dimanfaatkan, maka perlu
diterapkan skema KPBU untuk menarik minat investor menggunakan aspal buton
dalam pemeliharaan maupun pembangunan jalan. Penerapan skema KPBU
dalam rangka mendorong penggunaan aspal buton sebagai bahan baku untuk
pemeliharaan maupun pembangunan jaln diharapkan mampu meningkatkan
penggunaan sumber daya dalam negeri, mengurangi tingkat impor aspal
Indonesia dan pada akhirnya mampu mewujudkan visium Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mencapai kondisi 99% jalan
mantap dengan penggunaan sebanyak-banyaknya material lokal, dalam hal ini
aspal buton.
Dari hasil analisis dan kajian yang dilakukan diperoleh beberapa poin:
1. Sampai saat ini pemerintah terus berusaha untuk memaksimalkan penyerapan
asbuton untuk bahan pembangunan jalan, terbukti dengan data yang diperoleh dari
Direktorat Jenderal Bina Marga bahwa pada tahun 2007 penyerapan asbuton sebesar
4000 ton, sedangkan pada tahun 2017 mencapai 54000 ton.
2. Sejauh ini telah ditemukan berbagai macam inovasi pengolahan asbuton menjadi
produk siap-terap pada pekerjaan perkerasan jalan (CPHMA, LPMA, aspal campuran
panas, aspal campuran hangat, dan aspal campuran dingin), namun penerapannya
masih sebesar 407.804 ton atau sama dengan 0.06 % dari cadangan deposit Asbuton
yang tersedia
3. Sudah terdapat beberapa perusahaan yang melakukan produksi asbuton untuk
diterapkan pada proyek infrastruktur jalan, namun perusahaan-perusahaan tersebut
belum mampu menyeragamkan kualitas produknya sehingga terjadi banyak kendala
dalam melakukan kontrol kualitas dari jalan berbahan asbuton yang telah dibangun.
4. Pemerintah terus berusaha untuk menggenjot penggunaan material lokal khususnya
asbuton dalam pembangunan jalan, namun belum ada regulasi yang jelas dari
pemerintah dalam mewadahi pelaku usaha produsen asbuton maupun penambang.
BAB V
SARAN
Setelah melakukan kajian dan analisis data terkait upaya pemerintah untuk
memaksimalkan penyerapan asbuton serta capaian pemerintah sejauh ini, maka ada
beberapa hal yang dapat disarankan guna meningkatkan penyerapan asbuton, antara lain:
1. Melakukan pemetaan deposit asbuton secara komprehensif untuk mengetahui luasan
dan cadangan asbuton yang tersisa.
2. Memaksimalkan penelitian dan pengembangan asbuton dengan melakukan kerjasama
penelitian lintas instansi dan kerjasama luar negeri sehingga diperoleh produk yang
memenuhi standar dengan kualitas yang seragam.
3. Memaksimalkan rantai pasok asbuton melalui pembentukan Izin Pertambangan Rakyat
(IPR) serta Hak Guna Usaha dalam konsesi tambang sehingga adanya legalisasi
dalam pertambangan asbuton untuk mencegah konfilk dan kerusakan alam.
4. Membuat Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk membantu
dalam pendanaan, pengelolaan, dan produksi asbuton melalui serangkaian kegiatan
standardisasi dan penyeragaman mutu produk.
5. Pemerintah harus menetapkan regulasi yang tegas agar produk asbuton dapat
berkualitas dan dapat diterapkan dalam pembangunan jalan. Kebijakan yang
ditetapkan harus bersifat mandatory, yaitu dengan adanya pemberian sanksi terkait
penggunaan produk asbuton.
6. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi produk asbuton, standar dan pedoman
produksi, serta regulasi pemanfaatannya.
Jika dirasa perlu, pemerintah dapat melakukan zonasi pemanfaatan asbuton untuk
efisiensi waktu dan biaya transportasi produk asbuton ke lokasi
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Iren. 2018. Balitbang PUPR & PT Wijaya Karya Tbk. Kerja Sama Produksi Aspal
Buton. Diakses pada 28 September 2019, dari https://ekonomi.bisnis.com
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2018. Rantai Pasok Pekerjaan Lahan Menggnakan Aspal Buton. Makalah
dipresentasikan pada Bimbingan Teknis Rantai Pasok, Agustus 9-10, Bali.
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2019. Peran Direktorat Jenderal Bina Marga dalam Penyelenggaraan Infrastruktur
Nasional. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Hermadi, Madi dan Deded Permadi S. 2018. Teknologi Perkerasan Jalan dengan Campuran
Beraspal Panas Asbuton. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan
dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta: Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2018. Renstra Loka Penelitian dan Pengembangan Asbuton 2015 – 2019.
Bandung: Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun
2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26
Tahun 2017 tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Simorangkir, Eduardo. 2019. Hingga Akhir 2019, Jalan Tol yang Dioperasikan Capai 1.387
KM. Diakses pada 28 September 2019, dari https://finance.detik.com
United Nations. 2018. Import Data: Asphalt and Bituminous Minerals. Diakses pada 20
September 2019, dari https://comtrade.un.org