Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Negara yang menghasilkan aspal alami hanya terdapat di dua

negara yaitu Trinidad dan Indonesia. Di Indonesia aspal alami hanya

dapat ditemui pada pulau Buton, di Sulawesi Tenggara. Karena kekayaan

aspal alami yang dimiliki Indonesia, maka Kementrian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) mengeluarka

Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNo. 35/PRT/M/2006 tanggal 27

Desember 2006 yang berisi tentang peningkatan dan pemanfaatan aspal

buton dalam pemeliharaan dan pembangunan jalan. Pemerintah

mengembangkan berbagai cara supaya penggunaan aspal buton lebih

optimal sebagai perkerasan jalan.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan berupa aspal

alam di pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang biasa disebut

dengan asbuton. Jumlah Asbuton yang ditemukan di Pulau Buton

diperkirakan 677 Juta Ton (Balitbang PU 2016), Menjadikan Indonesia

sebagai produsen aspal alam terbesar di dunia. Kandungan aspal pada

Asbuton bervariasi antara 10-50%. Dibandingkan dengan kadar aspal

alam negara lain seperti Amerika Serikat (12-15%) dan Perancis (6-10%),

ini merupakan kadar aspal yang cukup besar.


Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengoptimalkan

penggunaan asbuton untuk pekerjaan perkerasan jalan. Salah satu

teknologi Asbuton yang baru dikembangkan adalah Cold Paving Hot Mix

Asbuton (CPHMA). Menurut Ditjen Bina Marga (2013) CPHMA adalah

campuran asbuton yang terdiri dari agregat, asbuton butir, peremaja dan

bahan tambah lain yang dicampur panas hampar dingin. Keunggulan

CPHMA adalah dapat dihampar dan dipadatkan dalam kondisi dingin

(suhu udara). Produk ini merupakan salah satu alternatif yang sangat

cocok untuk pembangunan jalan di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil

dimana fasilitas asphalt mixing plant (AMP) terbatas. Tetapi pada

aplikasinya dilapangan CPHMA juga memiliki kelemahan dalam

workability karena campuran yang sudah dingin lebih kaku sehingga lebih

susah untuk dipadatkan karenanya mempengaruhi kinerja campuran

(Suroso, 2008).

Perkembangan teknologi yang cukup maju dalam mengembangkan

aspal buton sehingga menghasilkan aspal CPHMA (Cold Paving Hot Mix

Asbuton). Menurut Ditjen Bina Marga (2013), CPHMA merupakan

campuran yang terdiri dari agregar, asbuton butir, peremaja (zat aditif) dan

tambahan bahan lainnya yang proses pecampurannya dalam keadaan

panas dan dapat dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan dingin

pada daerah yang akan diaspal dengan proses pemadatan menggunakan

objek berat untuk proses pemadatan. Salah satu keunggulan dari CPHMA

yaitu pada proses pemaparan bisa dilakukan dalam keadaan sesuai


dengan suhu ruangan. Aspal CPHMA sangat cocok digunakan pada

daerah yang sulit dijangkau atau jauh dari lokasi AMP (Asphalt Mixing

Plant). Penggunaan aspal CPHMA beban lalu lintas rendah harus

memperhatikan kriteria beban kendaraan yang melintas di atasnya karena

jika tidak memperhatikan kriteria beban, maka akan terjadi kerusakan.

Kriteria beban kendaraan yang disarankan untuk melintas yaitu lalu lintas

ringan sampai sedang.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh campuran aspal CPMHA yang di padatkan

secara dingin dan panas

2. Berapakah durasi perendaman campuran aspal CPMHA

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui pengaruh campuran aspal CPMHA yang di

padatkan secara panas dan dingin

2. untuk menghitung dan menganalisis karakteristik aspal CPMHA yang

di padatkan secara panas dan dingin dengan durasi perendaman

1.3.2. manfaat penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh campuran aspal CPMHA yang

dipadatkan secara panas dan dingin

2. untuk menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh campuran

aspal CPMHA yang dipanaskan secara panas dan dingin


1.4. Pokok Bahasan dan Batasan Masalah Penilitian

1.4.1. Pokok Bahasan Penilitian

1. Membahas pengujian agregat

2. Membahas pengujian aspal beton

3. Membahas pengujian campuran CPMHA yang di padatkan secara

dingin dan panas.

1.4.2. Batasan Masalah Penelitian

Masalah pada penelitian ini dibatasi melakukan pengujian di

Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas bosowa makassar.

Ruang lingkup dan batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bahan yang digunakan adalah aspal CPHMA

2. Dilakukan pemadatan campuran CPHMA secara panas dan dingin

3. Dilakukan Durasi perendaman dengan variasi 7, 14, dan 21 hari.

1.5. Sistematiika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.5.1. Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan

penulisan, ruang lingkup penulisan, batasan masalah, dan sistematika

penulisan.

1.5.2. Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini membahas teori-teori serta rumus-rumus yang

digunakan untuk menujang penelitian yang diperoleh dari berbagai

sumber.
1.5.3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian

untuk data-data yang dibutuhkan dalam proses pengolahan data.

1.5.4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tantang pelaksanaan penelitian mencakup hasil

pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan pembahasan data

yang diperoleh dari teori yang ada.

1.5.5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai dari Tugas Akhir ini.

Pada akhir penulisan akan dilampirkan daftar pustaka dan lampiran yang

berisi data-data penunjang dalam proses pengolahan data.

Anda mungkin juga menyukai