ABSTRAK
a) Prinsip CPHMA
d) Sifat Campuran
Gambar 1: Ekstraksi aspal dalam campuran CPHMA
dengan tabung refluks Sifat campuran CPHMA yang sudah dipadatkan
dengan alat pemadat Marshall sebanyak 2 x 75
Makalah Seminar Hasil Pusjatan | 3
Judul Makalah :
tumbukan pada temperatur udara (30 oC) harus pelaksanaan perkerasan jalan pada umumnya serta
memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 3. sudah diberi lapis pengikat atau lapis resap ikat.
Stabilitas Marshall yang diuji juga pada temperatur
udara (30 oC) minimum 500 kg. Penghamparan dapat dengan menggunakan mesin
penghampar (Finisher) atau secara manual.
Sifat campuran yang perlu perhatian dan agak sulit Penghamparan secara manual perlu memperhatikan
dicapai adalah persen rongga udara dalam campuran. kerataan elevasi hamparan serta keseragaman
Persyaratannya adalah 4% sampai dengan 10%. butiran agregat (tidak segregasi).
Namun karena memang pelaksanaannya pada Pada saat pemadatan sering kali terjadi campuran
temperatur dingin maka tidak sedikit hasil menempel pada roda alat pemadat dan terangkat.
perencanaan campuran menemui persen rongga Hal ini juga sering terjadi pada saat melakukan
udara di atas 10%. Untuk mengatasi hal ini maka pemadatan pada campuran dingin aspal emulsi atau
produsen CPHMA dapat membuat aspal dalam aspal cair. Untuk menghindari hal tersebut, roda
campuran menjadi lebih lunak namun hanya pemadat harus cukup basah. Hal ini karena berbeda
temporer saja yaitu dengan menambahkan minyak dengan campuran panas, ikatan antar campuran
ringan yang dapat menguap setelah dihampar. beraspal pada campuran dingin lebih tidak kuat
karena aspal lebih lunak atau adanya minyak ringan.
Beberapa produsen CPHMA ada juga yang
menambahkan polimer bersamaan dengan bahan f) Tipikal struktur perkerasan jalan
pelunak. Polimer dapat meningkatkan nilai stabilitas
serta persen stabilitas sisa setelah perendaman dalam
air.
e) Kriteria lalu-lintas
Gambar 4: Struktur perkerasan jalan CPHMA tipe-2
Dengan pelaksanaan penghamparan secara dingin
maka kinerja perkerasan yang dihasilkan juga
dianggap tidak jauh berbeda dengan sifat campuran
beraspal dingin. Menurut Asphalt Institute dalam
buku Cold Mix Manual MS-14, campuran seperti ini
diperuntukan untuk lalu lintas ringan sampai sedang.
Gambar 13: Perkerasan Jalan CPHMA umur 1 tahun Gambar 16: Perkerasan Jalan CPHMA umur 1 tahun
di Wakatobi di Wakatobi
CPHMA memiliki beberapa keunggulan SNI 2434:2011, Cara uji titik lembek aspal dengan
dibandingkan dengan campuran sejenis antara lain alat cincin dan bola (ring and ball)
konstruksi perkerasan yang lebih merata dan SNI 2432:2011, Cara uji daktilitas aspal
homogen serta kerataan permukaan yang lebih baik SNI ASTM C136-2012, Metode uji untuk analisis
saringan agregat halus dan agregat kasar
DAFTAR PUSTAKA RSNI M-01-2003, Metode pengujian campuran
beraspal panas dengan alat Marshall.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1998, Petunjuk ASTM D 6927-06, Standard Test Method for
Pelaksanaan Lasbutag dan Latasbusir No. Marshall Stability and Flow of Bituminous
006/T/Bt/1998, Direktorat Bina Teknik Mixtures
Departemen Pekerjaan Umum. The Asphalt Institute, 2001, Asphalt Cold-mix
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006-a, Spesifikasi Manual MS-14,
Khusus Seksi 6.5 Campuran Beraspal Dingin The Asphalt Institute, 2001, Basic Asphalt Emulsion
dengan Asbuton dan Peremaja Aspal Emulsi, Manual MS-19,
Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006-b, Spesifikasi
Khusus Seksi 6.6 Lapis Penetrasi Macadam
Asbuton (LPMA), Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2007, Spesifikasi
Khusus Bab VI A Campuran Beraspal Hangat
dengan Asbuton Butir, Departemen Pekerjaan
Umum.
Kementrian Pekerjaan Umum, Spesifikasi teknis
campuran beraspal dengan asbuton Pd T-07-
2004-B.
Iriansyah AS, 2009, Uji Coba Skala Penuh Asbuton
Campuran Hangat Jalan Pangkalan Lima –
Kumai di Kalimantan Tengah, Puslitbang Jalan
dan Jembatan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan, 2012, Rancangan 3 -Pelaksanaan lapis
tipis asbuton butur (Butur Seal), Kementrian
Pekerjaan Umum.
The Asphalt Institute, 1989, Asphalt Cold Mix
Manual, Manual Series No. 14 (MS-14), 3rd
edition. Asphalt Institute, Lexington, KY,
USA.Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006-a,
Spesifikasi Khusus Seksi 6.5 Campuran Beraspal
Dingin dengan Asbuton dan Peremaja Aspal
Emulsi. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga bekerjasama dengan
Balitbang tahun 2007, Spesifikasi khusus
campuran beraspal panas dengan asbuon butir.
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2013, Spesifikasi
Khusus Interim Seksi 6.3 Asbuton Campuran
Panas Hampar Dingin (Cold Paving Hotmix
Asbuton, CPHMA). Kementerian Pekerjaan
Umum, Jakarta.
SNI 2456:2011, Cara uji penetrasi aspal