Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ANTARA

Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

A. GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN GALESONG


Pengembangan kawasan perkotaan terkait pada faktor-faktor yang akan
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini akan ditinjau dan dilihat sejauhmana dapat
menjadi pertimbangan bagi pengembangan kawasan perkotaan tersebut. Faktor-
faktor berpengaruh yang ditinjau tersebut, diantaranya kondisi fisik dasar,
tinjauan kependudukan, sosial dan budaya, tinjauan perekonomian serta tinjauan
aspek ketersediaan sarana dan prasarana.

A.1. Aspek Fisik Wilayah


Aspek fisik dasar wilayah merupakan salah satu elemen pembentuk suatu
wilayah atau kawasan yang dapat menggambarkan karakteristik dan potensi
wilayah tersebut. Dalam hal ini akan diuraikan mengenai letak dan luas wilayah,
kondisi topografi, hidrologi, jenis tanah dan batuan serta tutupan lahan.

A.1.1. Administrasi dan Geografis Wilayah


Secara administrasi Kecamatan Galesong merupakan bagian dari wilayah
Kabupaten Takalar, yang terletak sekitar +19 Km sebelah utara Kota
Pattallassang (Ibukota Kabupaten Takalar). Kecamatan Galesong terbagi atas 14
(empat belas) desa/kelurahan, dengan luas wilayah keseluruhan +25,93 Km2.
Adapun batasan wilayah administrasi Kecamatan Galesong, meliputi:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galesong
Utara;
2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Galesong
Selatan;
3) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Selat
Makassar; dan
4) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

Hal. II - 1
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Untuk lebih jelasnya Luas wilayah Kecamatan Galesong berdasarkan jumlah


desa/kelurahan, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.1.
Luas Wilayah Kecamatan Galesong Dirinci Tiap Desa/Kelurahan,Tahun 2014
LUAS WILAYAH
NO DESA/KELURAHAN PERSENTASE (%)
(KM2)
1 Bontoloe 1,73 6,67
2 Kalenna Bontongape 1,44 5,55
3 Bontomangape 1,04 4,01
4 Parambambe 2,74 10,57
5 Pattinoang 1,25 4,82
6 Boddia 3,57 13,77
7 Parangmata 1,95 7,52
8 Galesong Kota 1,27 4,90
9 Galesong Baru 1,72 6,63
10 Pa’lalakkang 1,74 6,71
11 Pa’rasangan Beru 2,00 7,71
12 Kalukuang 2,90 11,18
13 Mappakalompo 1,92 7,40
14 Campagaya 0,66 2,55
JUMLAH 25,93 100,00
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

Hal. II - 2
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Hal. II - 3
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

A.1.2. Ketinggian dan Kemiringan Lereng


Kondisi topografi wilayah Kecamatan Galesong berada pada ketinggian antara 0
- 50 Mdpl, dengan bentuk permukaan yang cenderung relatif datar. Tingkat
kemiringan lereng berkisar antara 0 - 15% serta. Kondisi tersebut menjadi
pertimbangan dalam menentukan lokasi pengembangan dan perencanaan suatu
wilayah yang berpotensi untuk terus berkembang.

A.1.3. Hidrologi
Keadaan hidrologi mencakup keadaan air permukaan tanah meliputi daerah
aliran sungai dan pantai. Identifikasi terhadap kondisi tersebut untuk mengetahui
kondisi wilayah setempat serta untuk mengetahui daerah resapan air, baik
terhadap daerah genangan secara periodik dan sepanjang tahun. Kebutuhan air
untuk keperluan konsumsi di daerah ini diperoleh dari sumur-sumur terbuka
dengan kedalaman antara 5 - 7 meter.

A.1.4. Jenis Tanah dan Geologi


Jenis tanah di wilayah Kecamatan Galesong umumnya terdiri atas jenis tanah
aluvial berpasir, aluvial bergambut, jenis tanah mediteran dan kompleks litosol.
Jenis tanah berpasir tersebar pada daerah pesisir dan bantaran sungai,
sedangkan jenis tanah aluvial bergambut tersebar pada daerah dataran, yang
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian. Untuk jenis tanah
mediteran dan kompleks litosol sebagian besar tersebar pada bagian selatan
wilayah Kecamatan Galesong, dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
kegiatan perkebunan dan pertanian.

A.1.5. Tutupan Lahan


Kondisi tutupan lahan di Kacamatan Galesong didominasi oleh kebun campuran,
hutan dan semak belukar atau lahan yang tidak dimanfaatkan. Sedangkan untuk
lahan permukiman dan perkampungan, penduduk hanya menempati lahan
+573,15 Ha. Secara rinci luasan penggunaan lahan di wilayah Kecamatan
Galesong, diuraikan pada tabel berikut.

Hal. II - 4
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Tabel: 2.2.
Jenis dan Luas Penggunaan Lahan Di Wilayah Kecamatan Galesong, Tahun 2014
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) PERSENTASE (%)
1 Pekarangan 573,15 21,60
2 Sawah 1.462,13 55,11
3 Tegalan 329,42 12,42
4 Perkebunan 5,37 0,20
5 Tambak 34,00 1,28
6 Lainnya 249,28 9,39
JUMLAH 2.653,35 100,00
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

A.2. Aspek Kependudukan


Aspek kependudukan merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat
pertumbuhan wilayah atau daerah. Demikian halnya dengan upaya
pengembangan suatu kawasan, jumlah penduduk dan aktivitasnya merupakan
salah satu dasar pertimbangan utama.

A.2.1. Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk saat
ini terhadap jumlah penduduk masa lampau, persentase tingkat pertumbuhan
tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengetahui perkiraan/ramalan jumlah
penduduk dimasa yang akan datang. Dengan demikian akan dapat diasumsikan
jumlah yang dibutuhkan untuk menampung jumlah penduduk hasil proyeksi.
Sumber data yang diperoleh menunjukkan jumlah penduduk di wilayah
Kecamatan Galesong pada Tahun 2011 +37.747 Jiwa, sedangkan data jumlah
penduduk tahun terakhir yaitu Tahun 2014 berjumlah 39.525 Jiwa. Untuk
jelasnya pertumbuhan jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Galesong dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.3.
Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Kecamatan Galesong, Tahun 2011 - 2014
PERTAMBAHAN PERTUMBUHAN
NO TAHUN PENDUDUK (JIWA)
(JIWA) (%)

1 2011 37.747 - -
2 2012 38.125 378 1,00
3 2013 39.036 911 2,39

Hal. II - 5
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

4 2014 39.525 489 1,25


RATA-RATA 593 1,50
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015
A.2.2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas
wilayah. Persebaran penduduk di wilayah Kecamatan Galesong membentuk pola
permukiman yang menyebar dan berkelompok. Pada dasarnya kepadatan
penduduk di Kecamatan Galesong masih tergolong relatif rendah, hal tersebut
dipengaruhi oleh pembentukan pola permukiman yang terkonsentrasi pada
pusat-pusat kegiatan wilayah. Dengan persebaran penduduk tersebut, maka
secara umum tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Galesong,
dikategorikan relatif rendah hingga sedang, hal tersebut dapat terlihat hasil
catatan registrasi penduduk Tahun 2014 dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi berada pada wilayah Desa Pa’lalakkang dengan tingkat kepadatan
3.304 jiwa/km2, dan tingkat kepadatan terendah berada di wilayah Desa
Mappakalompo dengan kepadatan yaitu 775 jiwa/km 2. Untuk lebih jelasnya
tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Galesong dapat dilihat pada tabel dan
berikut.
Tabel: 2.4.
Tingkat Kepadatan Penduduk Wilayah Kecamatan Galesong, Tahun 2014
JUMLAH LUAS KEPADATAN
NO DESA/KELURAHAN PENDUDUK WILAYAH PENDUDUK
(JIWA) (KM2) (JIWA/KM2)
1 Bontoloe 2.680 1,73 1,549
2 Kalenna Bontongape 1.938 1,44 1,346
3 Bontomangape 1.825 1,04 1,755
4 Parambambe 3.167 2,74 1,156
5 Pattinoang 1.459 1,25 1,167
6 Boddia 4.489 3,57 1,257
7 Parangmata 1.956 1,95 1,003
8 Galesong Kota 3.844 1,27 3,027
9 Galesong Baru 3.730 1,72 2,169
10 Pa’lalakkang 5.749 1,74 3,304
11 Pa’rasangan Beru 1.950 2,00 975
12 Kalukuang 2.861 2,90 987
13 Mappakalompo 1.488 1,92 775
14 Campagaya 975 0,66 1,477
JUMLAH 38.111 25,93 1,470
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2013

A.2.3. Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Hal. II - 6
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Orientasi mata pencaharian penduduk di Kecamatan Galesong umumnya


didominasi oleh kegiatan pengelolaan sumberdaya alam, terutama pada kegiatan
pertanian, perkebunan dan perikanan. Sumber data yang diperoleh menunjukkan
sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani atau penggarap kebun,
sedangkan bidang usaha lainnya terdiri atas pedagang, industri, nelayan,
pegawai negeri sipil, dan lain sebagainya. Adapun penduduk yang tidak atau
belum bekerja, merupakan penduduk usia sekolah, ibu rumah tangga dan
pencari kerja.

A.2.4. Kultur Budaya Masyarakat


Perilaku budaya dan adat-istiadat masyarakat serta tradisi kehidupan
bermasyarakat di Kecamatan Galesong pada umumnya masih dipengaruhi oleh
budaya masyarakat lokal yang mendiami wilayah ini yaitu mayoritas Suku
Makassar. Kondisi tersebut merupakan budaya yang turun-temurun, ciri khas
budaya yang terus melekat pada masyarakat adalah budaya gotong-royong dan
kekeluargaan seperti halnya pada daerah-daerah lainnya. Hal lain yang
merupakan kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat adalah keinginan untuk
berkembang seiring dengan perubahan zaman dan teknologi.

Kebiasaan gotong-royong tersebut hingga saat ini masih melekat dalam segala
aspek kehidupan masyarakat, kebiasaan gotong-royong tersebut terlihat pada
kegiatan-kegiatan seperti membangun rumah, dalam pengolahan lahan
pertanian, pesta adat (perkawinan, sunatan) dan lain sebagainya. Kebiasaan
yang sangat menonjol juga ditunjukkan dalam kehidupan masyarakat setempat,
yaitu dalam menerima tamu/pendatang yang berkunjung, sikap sopan-santun
yang diperlihatkan masyarakat setempat mencirikan kebersamaan serta
kekeluargaan yang kuat dalam memberikan apresiasi terhadap masyarakat luar.
Sikap membuka diri inilah yang memberi peluang masuknya informasi dan
komunikasi yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada.

A.3. Aspek Perekonomian


Secara umum kajian tentang aspek perekonomian dimaksudkan untuk
mengetahui sektor-sektor kegiatan ekonomi yang dikelola oleh masyarakat.

Hal. II - 7
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Kegiatan perekonomian masyarakat di Kecamatan Galesong terdiri dari kegiatan


pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.

A.3.1. Potensi Pertanian


Hasil survey menunjukkan salah satu sektor kegiatan ekonomi masyarakat di
Kecamatan Galesong adalah pengelolaan lahan pertanian. Sumber data yang
diperoleh luas lahan untuk persawahan sebesar 1.837,70 Ha, adapun luas lahan
persawahan di Kecamatan Galesong dapat dilihat pada tebel berikut.
Tabel: 2.5.
Luas Areal Persawahan di Wilayah Kecamatan Galesong, Tahun 2014
NO DESA/KELURAHAN LUAS LAHAN (HA) PERSENTASE (%)
1 Bontoloe 215,40 11,72
2 Kalenna Bontongape 80,20 4,36
3 Bontomangape 118,60 6,45
4 Parambambe 243,80 13,27
5 Pattinoang 67,02 3,65
6 Boddia 391,12 21,28
7 Parangmata 131,84 7,17
8 Galesong Kota 160,29 8,72
9 Galesong Baru 95,20 5,18
10 Pa’lalakkang 50,12 2,73
11 Pa’rasangan Beru 96,82 5,27
12 Kalukuang 187,29 10,19
13 Mappakalompo - -
14 Campagaya - -
JUMLAH 1.837,70 100,00
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

A.3.2. Potensi Tanaman Pangan


Potensi perkebunan merupakan salah satu kegiatan yang diusahakan oleh
masyarakat di Kecamatan Galesong. Sumber data yang diperoleh menunjukkan
jenis komoditi tanaman palawija tanaman pangan yang dikelolah oleh
masyarakat terdiri atas jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi
jalar. Secara rinci jumlah produksi masing-masing komoditas tanaman
perkebunan palawija diuraikan pada tabel berikut.
Tabel: 2.6.
Luas dan Produksi Tanaman Pangan di Wilayah Kecamatan Galesong, Tahun 2014
LUAS TANAM LUAS PANEN RATA-RATA PRODUKSI
NO JENIS KOMODITI
(HA) (HA) PRODUKSI (TON)

1 Padi Sawah 2.667,20 2.667,09 65,84 17.560,12


2 Jagung 435,25 435,25 54,70 2.380,82

Hal. II - 8
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

3 Ubi Jalar 4,50 4,50 290,25 130,61


4 Ubi Kayu 5,10 5,10 270,30 137,85
5 Kacang Tanah 1,00 1,00 10,15 1,02
6 Kacang Kedelai 32,50 32,50 15,40 50,05
7 Kacang Hijau 200,75 200,75 9,85 197,74
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015
A.3.3. Potensi Perikanan
Produksi sektor perikanan di Kecamatan Galesong dibagi dalam dua jenis
pengolahan yang terdiri dari perikanan laut dan perikanan darat. Faktor yang
mendominasi sektor perikanan di Kecamatan Galesong adalah keterampilan
akan pengelolaan perikanan laut dan darat yang masih bersifat tradisional
dengan sistem pemasarannya masih melayani pasar lokal. Produksi sektor
perikanan di Kecamatan Galesong Tahun 2014, meliputi perikanan laut dengan
jumlah produksi sebesar 450 ton, dan perikanan darat sebesar 20 ton.

A.3.4. Potensi Peternakan


Potensi populasi peternakan tidak hanya terkait dengan kegiatan perekonomian
masyarakat (mata pencaharian), akan tetapi menunjang peningkatan kualitas gizi
dan kebutuhan protein bagi masyarakat di Kecamatan Galesong. Untuk
mengetahui potensi peternakan dalam suatu wilayah, diperlukan data mengenai
jenis dan jumlah dari populasi ternak yang dikembangkan oleh masyarakat.
Terkait dengan hal tersebut, data mengenai jumlah dan jenis ternak di
Kecamatan Galesong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.7.
Jumlah dan Populasi Ternak di Wilayah Kecamatan Galesong, Tahun 2014
JUMLAH POPULASI PERSENTASE
NO JENIS TERNAK
(EKOR) (%)
1 Sapi 140 0,31
2 Kerbau 65 0,14
3 Kambing 934 2,07
4 Ayam Kampung 29.325 64,99
5 Itik 14.655 32,48
JUMLAH 45.119 100,00
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

B. DELINIASI KAWASAN PUSAT PERKOTAAN KECAMATAN GALESONG


Deliniasi Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong adalah kawasan yang
telah disepakati dan menjadi fokus kajian dalam penyusunan Desain dan DED
Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, adalah

Hal. II - 9
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

deliniasi Kawasan Perencanaan penyusunan RTBL sebelumnya, yaitu seluas


±69,30 Ha, yang secara administratif merupakan bagian dari sebagian wilayah
Desa Galesong Kota, sebagian wilayah Desa Galesong Baru dan sebagian
wilayah Desa Boddia.
Adapun secara fisik kawasan, maka batasan Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong yang menjadi lokasi prioritas Desain dan DED, disesuaikan
dengan deliniasi RTBL Galesong, yaitu:
1) Sebelah utara, berbatasan dengan Desa Pa’lalakkang dan Desa Kalukuang;
2) Sebelah selatan, berbatasan dengan Desa Bontoloe dan Desa
Mappakalompo;
3) Sebelah barat, berbatasan dengan Selat Makassar; dan
4) Sebelah timur, berbatasan dengan Desa Parammata dan Desa Pattinoang.

Secara lebih rinci batas Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, dapat
dilihat pada gambar peta berikut.

Hal. II - 10
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Hal. II - 11
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

B.1. Ketersediaan Lahan Pengembangan


Pengembangan lahan Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong relatif
cenderung mengarah ke bagian utara-selatan dan timur kota, hal ini diakibatkan
oleh adanya batasan dimana bagian barat kawasan merupakan wilayah perairan
dan sudah tertutup oleh kawasan permukiman padat. Sedangkan bagian utara,
selatan dan timur, masih terdapat lahan kosong yang memungkinkan untuk
pengembangan sebagai sisipan (infill) pada area terbangun.

Terkait lahan untuk pengembangan perlu memperhatikan faktor status


kepemilikan lahan, dimana jenis kegiatan yang akan dikembangkan dipengaruhi
oleh faktor status lahan tersebut. Adapun potensi ketersediaan lahan kosong
yang berada pada bagian utara-selatan dan timur kota mayoritas dengan status
hak milik (private) sehingga pengembangan cenderung terikat oleh keperluan
pemilik lahan. Selain itu, karena Desain dan DED merupakan tindak lanjut dari
RTBL yang bersifat perencanaan fisik, maka perlu dilakukan inventarisasi dan
kejelasan status kepemilikan lahan sehingga perencanaan DED yang dilakukan
dapat iimplementasikan dalam pelaksanaan pembangunan fisik. Adapun potensi
lahan dengan status kepemilikan Pemerintah yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai public domain relatif terbatas, dan dalam pengembangan
cenderung berupa peningkatan kualitas fisiknya, akan tetapi dimungkinkan
pengembangan kegiatan sesuai dengan tema pengembangan.

B.2. Pemanfaatan Lahan Kawasan


Pola pemanfaatan lahan Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong yang
berkembang saat ini didominasi area lahan terbangun dengan berbagai fungsi
pelayanan, seperti peruntukan perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan,
fasilitas sosial dan umum lainnya, kawasan permukiman, lahan ruang terbuka
hijau dan lainnya.

Hal. II - 12
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

B.3. Status Kepemilikan Lahan


Status kepemilikan lahan di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
teridentifikasi dari fungsi bangunan diatasnya. Secara umum kepemilikian lahan
di kawasan ini didominasi oleh lahan milik masyarakat/perorangan dengan status
hak milik, selain itu terdapat beberapa spot lahan yang dikuasai oleh Pemerintah
(lahan milik Pemerintah).
B.4. Kependudukan
Aspek kependudukan merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan
wilayah dan kawasan, karakteristik penduduk merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu kawasan
dengan mempertimbangkan perkembangan penduduk, komposisi struktur
kependudukan serta adat-istiadat dan sosial budaya masyarakat. Dengan
demikian karakteristik penduduk sangat diperlukan dalam penyusunan Desain
dan DED. Terkait dengan Penyusunan Desain dan DED Kawasan Pusat
Perkotaan Kecamatan Galesong, aspek kependudukan yang memerlukan kajian
meliputi jumlah dan pertumbuhan penduduk, distribusi dan kepadatan penduduk,
struktur kependudukan, dan sosial budaya masyarakat.

B.4.1. Perkembangan Penduduk


Data jumlah penduduk Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong 3 (tiga)
tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk, dimana pada
Tahun 2012 sebanyak 11.829 Jiwa, sedangkan pada Tahun 2014 mencapai
12.063 Jiwa. Hal tersebut memperlihatkan adanya rata-rata pertambahan
penduduk tiap tahun adalah sekitar 117 Jiwa, selama kurun waktu 3 (tiga) tahun
terakhir. Berikut ini tabel yang memperlihatkan besaran pertambahan penduduk
di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, Tahun 2012 sampai dengan
Tahun 2014.
Tabel: 2.8.
Perkembangan Penduduk di Kawasan Perencanaan, Tahun 2011 - 2014

NO DESA/KELURAHAN TAHUN DASAR


Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014
1 Galesong Baru 3.654 3.693 3.730
2 Galesong Kota 3.761 3.806 3.844
3 Boddia 4.414 4.445 4.489
JUMLAH 11.829 11.944 12.063

Hal. II - 13
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

B.4.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk


Jumlah penduduk merupakan gambaran kondisi sosial masyarakat yang terkait
dengan potensi sumberdaya manusia yang akan berperan dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan. Berdasarkan data distribusi penduduk di Kawasan
Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, memperlihatkan bahwa Kelurahan
Galesong Kota memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi yaitu 3.027
Jiwa/Km2, dengan jumlah penduduk 3.844 Jiwa dan luas wilayah 1,27 Km2.
Jumlah dan kepadatan penduduk secara umum akan dilihat berdasarkan data
desa/kelurahan yang termasuk dalam Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel: 2.9.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kawasan Perencanaan, Tahun 2014
LUAS
PENDUDUK KEPADATAN
NO DESA/KELURAHAN WILAYAH
(JIWA) (JIWA/KM2)
(KM2)

1 Galesong Baru 3.730 1,72 2.169


2 Galesong Kota 3.844 1,27 3.027
3 Boddia 4.489 3,57 1.257
JUMLAH 12.063 6,56 1.839
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

B.4.3. Jumlah KK dan Anggota Keluarga


Jumlah kepala dan anggota keluarga yang masuk dalam Kawasan Perencanaan,
setiap rumah tangga rata-rata memiliki 4 (empat) anggota keluarga.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.10.
Jumlah Rumah Tangga dan Rerata Anggota Keluarga di Kawasan Pusat Perkotaan
Kec. Galesong, Tahun 2014
RERATA
RUMAH PENDUDUK ANGGOTA
NO DESA/KELURAHAN KELUARGA
TANGGA (KK) (JIWA)
(JIWA)

1 Galesong Baru 885 3.730 4


2 Galesong Kota 912 3.844 4
3 Boddia 1.065 4.489 4
JUMLAH 12.063 4
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

Hal. II - 14
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

B.5. Kondisi Fisik Sarana dan Prasarana


Tinjauan terhadap sarana dan prasarana di Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong, mencerminkan tingkat pelayanan terhadap msayarakat di
kawasan ini, serta menjadi tolak ukur perkembangan kawasan perkotaan secara
umum. Terdapat beberapa sarana dan prasarana perkotaan yang ada di
Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, seperti sarana pendidikan,
sarana kesehatan saeana olahraga, sarana perekonomian, sarana sosial,
sdangkan ketersediaan prsarana berupa prasarana air minum, prasarana energi
kelistrikan, prasarana transportasi, prasarana telekomunikasi, dan berbagai
sarana dan rasarana lainnya.

B.5.1. Sarana Perkotaan


1) Sarana Pendidikan
Ketersediaan berbagai sarana pendidikan di Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong tersebar relatif cukup lengkap, dari TK hingga
SMU/SMK. Sedangkan sarana
pendidikan setingkat akademi
atau perguruan tinggi belum
tersedia. Dengan
perkembangan Kawasan Pusat
Perkotaan Kecamatan Gambar: 2.3.
Sarana Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kawasan
Galesong diharapkan dapat Perkotaan Galesong

mendorong berkembangnya
sarana pendidikan yang lebih modern dan berkualitas, terutama
ketersediaan perguruan tinggi, sehingga dapat semakin memicu
perkembangan dan mobilitas masyarakat di kawasan ini. Jumlah dan jenis
sarana pendidikan yang terdapat di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.11.
Jumlah dan Jenis Sarana Pendidikan di Kawasan Pusat Perkotaan Kec.
Galesong, Tahun 2014
TOTAL
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH
NO DESA/KELURAHAN (UNIT)
TK SD SLTP SMU SMK

1 Galesong Baru 1 2 1 1 - 5

Hal. II - 15
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

2 Galesong Kota 2 3 1 - - 6
3 Boddia 3 2 - - 1 6
JUMLAH 6 7 2 1 1 17
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

2) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang tersedia di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong masih terbatas pada layanan kesehatan skala kecamatan, dengan
tersedianya sarana puskesmas,
posyandu dan poskesdes.
Sedangkan untuk sarana rumah
sakit belum tersedia, sehingga
untuk pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi harus dirujuk
ke rumah sakit di Kota
Gambar: 2.4.
Pattallassang atau langsung ke Sarana Kesehatan (Puskesmas) di Kawasan Perkotaan
Galesong
Kota Makassar. Dengan
keberadaan aktivitas-aktivitas di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong ini membutuhkan juga peningkatan pelayanan dari sarana
kesehatan yang lebih optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas
pelayanannya. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang terdapat di
Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel: 2.12.
Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan di Kawasan Pusat Perkotaan Kec.
Galesong, Tahun 2014
SARANA KESEHATAN TOTAL JUMLAH
NO DESA/KELURAHAN
Posyand (UNIT)
Puskesmas Poskesdes
u
1 Galesong Baru - 5 - 5
2 Galesong Kota 1 5 - 6
3 Boddia - 5 1 6
JUMLAH 1 15 1 17
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

3) Sarana Peribadatan

Hal. II - 16
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Sarana peribadatan yang tersedia


dan tersebar di Kawasan Pusat
Perkotaan Kecamatan Galesong
dan sekitarnya relatif cukup
lengkap, terutama masjid dan
langgar, karena sebagian besar
penduduk di kawasan Gambar: 2.5.
Sarana Peribadatan (Mesjid) di Kawasan Perkotaan
perencanaan memeluk Agama Galesong

Islam. Adapun, beberapa fasilitas Peribadatan lainnya belum tersedia.


Dengan melakukan penataan di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong, diharapkan dapat meningkatkan kehidupan beragama bagi
masyarakat, terutama dalam menjalankan ibadahnya. Jumlah dan jenis
sarana peribadatan yang terdapat di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.13.
Jumlah dan Jenis Sarana Peribadatan di Kawasan Pusat Perkotaan Kec.
Galesong, Tahun 2014
TOTAL
DESA/KELURAHA SARANA PERIBADATAN
NO JUMLAH
N
Masjid Mushallah Gereja Lainnya (UNIT)
1 Galesong Baru 5 - - - 5
2 Galesong Kota 3 1 - - 4
3 Boddia 8 1 - - 9
JUMLAH 16 2 - - 18
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

4) Sarana Perekonomian
Sarana perekonomian (perdagangan dan jasa) yang tersedia dan tersebar di
Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong dan
sekitarnya relatif masih
kurang. Kondisi tersebut
karena sarana yang tersedia
antara lain berupa pasar
umum, toko mini market,
toko/kios/kedai, warung
Gambar: 2.6.
makan dan koperasi. Dalam Sarana Perekonomian (Pasar) di Kawasan Perkotaan
Galesong

Hal. II - 17
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

rangka penataan di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong ini


diharapkan dapat mendorong terwujudnya suatu kawasan perdagangan dan
jasa yang lengkap, yang ditata dan di desain dengan nuansa tradisional,
modern dan berkelas internasional. Jumlah dan jenis sarana perekonomian
yang terdapat di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel: 2.14.
Jumlah dan Jenis Fasilitas Perekonomian di Kawasan Pusat
Perkotaan Kec. Galesong, Tahun 2014
TOTAL
SARANA PEREKONOMIAN JUMLAH
DESA/KELURAHA
NO (UNIT)
N
Pasar Simpan Kios/ Warung
TPI KUD Toko
Umum Pinjam Kedai Makan

1 Galesong Baru 5 - - 1 5 87 4 102


2 Galesong Kota 3 1 1 5 17 76 4 107
3 Boddia 8 - - 5 5 84 6 110
JUMLAH 16 1 1 11 27 247 14 319
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

5) Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Non Hijau


Sarana ruang terbuka hijau (RTH) maupun non hijau yang tersebar dan
tersedia di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong dan sekitarnya
masih cukup luas, dan umumnya berupa sawah, tegalan, lapangan, taman,
dan jalur hijau tepi sungai/jalan. Di kawasan perkantoran, perdagangan dan
jasa, pendidikan, dan perumahan juga masih terdapat ruang terbuka hijau
(RTH) dan non hijau, yang umumnya berupa taman, lapangan olahraga,
tempat parkir, serta jalur hijau dan lahan terbuka di sela-sela bangunan.
Berdasarkan data tutupan lahan, dapat diidentifikasi mengenai sarana ruang
terbuka hijau (RTH) dan non hijau, berupa lapangan olahraga (alun-alun
kota), jalur hijau di sepanjang sempadan sungai, dan makam/pekuburan
Raja Galesong.

Hal. II - 18
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Gambar: 2.7.
Sarana Ruang Terbuka Hijau dan Non Hijau di Kawasan Perkotaan Galesong

B.5.2. Prasarana Perkotaan


1) Jaringan Jalan
Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan yang terdapat di Kawasan Pusat
Perkotaan Kecamatan Galesong dan sekitarnya mencakup jalan kolektor,
dan jalan lokal. Jalan Kolektor merupakan Jalan kabupaten (Jl. Kg. Bonto
Marannu), yang melintas di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
sebagai jalan poros utama kawasan, dan merupakan akses utama Kawasan
Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong dari dan ke Kota Pattallassang ke
arah selatan dan Kota Makassar ke arah utara. Konstruksi jalan beraspal
dan dengan kondisi yang baik.

Gambar: 2.8.
Kondisi Eksisting Jaringan Jalan di Kawasan Perkotaan Galesong

Di samping itu, terdapat jalan lokal yang merupakan jalan kabupaten dan
jalan lingkungan di dalam Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong,
yang umumnya berada di lingkungan permukiman penduduk, dan yang
menghubungkan dengan beberapa zona kegiatan seperti kawasan
perkantoran, pendidikan, perdagangan dan jasa, serta pusat-pusat
lingkungan. Jalan lokal (jalan lingkungan) tersebut sebagian besar berupa
jalan aspal dan perkerasan dengan kondisi baik. Hanya sebagian kecil dari

Hal. II - 19
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Jalan Lingkungan yang dalam keadaan rusak dan tanah. Berdasarkan


kondisi permukaan jalan yang terdapat di Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong, maka jaringan jalan yang ada hampir seluruhnya
merupakan jalan dengan konstruksi aspal. Adapun jalan yang diperkeras
hanya 1,00 Km, dan yang masih berupa jalan tanah sepanjang 4 Km.
Jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel: 2.15.
Panjang Jalan (Km) Menurut Kondisi Permukaan di Kawasan Pusat Perkotaan
Kec. Galesong, Tahun 2014
TOTAL
KONDISI JALAN
NO DESA/KELURAHAN JUMLAH
Aspal (Km) Diperkeras (Km) Tanah (Km) (UNIT)
1 Galesong Baru 7 1 1 9
2 Galesong Kota 3 - 1 4
3 Boddia 3 - 2 5
JUMLAH 13 1 4 18
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

2) Jaringan Energi/Kelistrikan
Sumber tenaga listrik di wilayah Kabupaten Takalar disuplai oleh PT. PLN.
Hampir semua bagian di wilayah Kecamatan Galesong, termasuk di
Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong telah dilayani jaringan
listrik. Jaringan listrik tersebut meliputi jaringan tegangan rendah, dan
sambungan persil. Jaringan tegangan rendah terletak di jalan-jalan
lokal/lingkungan yang ada di sekitar kawasan perkantoran, perdagangan,
pendidikan, permukiman, dan lain-lain. Adapun penggunaan energi listrik di
Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong pada umumnya digunakan
untuk berbagai jenis, antara lain untuk penerangan rumah tangga,
perusahaan (industri, perkantoran, jasa, perdagangan dan komersial), serta
untuk kepentingan sosial. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel: 2.16.
Jumlah Penggunaan Energi Listrik di Kawasan Pusat Perkotaan Kec.
Galesong, Tahun 2014

Hal. II - 20
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

TOTAL
PELANGGAN
NO DESA/KELURAHAN JUMLAH
Rumah Tangga Sosial (UNIT)
1 Galesong Baru 794 7 801
2 Galesong Kota 797 7 804
3 Boddia 1.127 9 1.136
JUMLAH 2.718 23 2.741
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

Penggunaan energi listrik di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan


Galesong dan sekitarnya didominasi oleh perumahan lebih dari 90%,
sisanya digunakan untuk perusahaan dan kegiatan sosial. Dari hasil survey
menunjukkan bahwa hampir seluruh Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan
Galesong telah dilayani oleh jaringan listrik. Tipe instalasi listrik yang
digunakan adalah jaringan distribusi kabel di atas tanah melalui tiang listrik
dengan tegangan 220 Volt. Adapun daya yang terpasang di kawasan
perumahan pada umumnya antara 450 - 1.300 Watt, sedangkan untuk
penggunaan lainnya umumnya lebih dari 1.300 Watt.
3) Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
dilayani oleh PT. Telkom Indonesia dan beberapa operator selular, baik
operator anak perusahaan PT. Telkom maupun operator seluler swasta.
Sambungan telepon diperlukan untuk memenuhi pelayanan komunikasi
terhadap fasilitas perkantoran, pendidikan, jasa dan lainnya. Selain itu,
berkembangnya fasilitas telekomunikasi saat ini, menyebabkan
kecenderungan semakin banyak warga masyarakat yang menggunakan
handphone, bahkan sampai ke wilayah perdesaan. Masyarakat sekarang
lebih suka menggunakan handphone untuk berkomunikasi karena moveable
dan lebih mudah mengoperasikannya.
4) Jaringan Air Minum
Sistem penyediaan kebutuhan air minum masyarakat di Kawasan Pusat
Perkotaan

Hal. II - 21

Gambar: 2.9.
Sistem Pelayanan Air Minum di Kawasan Perkotaan Galesong
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Kecamatan Galesong, didominasi oleh sistem perpipaan dan non perpipaan


(sumur). Penyediaan air minum dengan memanfaatkan sumur masih banyak
dilakukan warga karena muka air tanahnya relatif dangkal. Sebagian sumur
telah dilengkapi dengan pompa air (pompa tangan/listrik). Adapun
penyediaan air minum perpipaan dilayani oleh PDAM Cabang Kabupaten
Takalar, yang meliputi pelayanan untuk rumah tangga, sosial, hidran umum,
industri, dan pemerintahan. Penggunaan air minum di Kawasan Pusat
Perkotaan Kecamatan Galesong dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 2.17.
Jumlah Rumah Tangga yang Menggunakan Sumber Air Minum di Kawasan
Pusat Perkotaan Kec. Galesong, Tahun 2014
SUMBER AIR TOTAL
NO DESA/KELURAHAN JUMLAH
Sumur
PDAM
Pompa
Sumur Gali (UNIT)
1 Galesong Baru 38 798 32 868
2 Galesong Kota 134 585 28 747
3 Boddia 302 784 23 1.109
JUMLAH 474 2.167 83 2.724
Sumber: Kec. Galesong Dalam Angka, Th. 2015

Khusus di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, bangunan


perumahan maupun bangunan lainnya (perkantoran, perdagangan/jasa,
pendidikan, dan lain-lain) di sekitar jalan poros utama (jalan kolektor),
umumnya telah dilayani oleh PDAM. Begitu pula bangunan perumahan dan
bangunan lainnya di sekitar Jalan Lingkungan, umumnya menggunakan air
bersih dari PDAM. Namun, sebagian perumahan yang dibangun secara
swadaya masih banyak yang memanfaatkan air bersih dari sumur pompa
atau sumur gali.

Pemanfaatan air PDAM untuk rumah tangga diprediksi akan terus


meningkat, sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran
akan pentingnya air bersih yang berkualitas. Oleh karena itu, pihak PDAM
Kabupaten Takalar perlu mengantisipasi hal tersebut dengan terus
mengupayakan peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat, baik
secara kualitas maupun kuantitas.
5) Jaringan Drainase

Hal. II - 22
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Drainase berfungsi sebagai penyalur aliran air agar tidak terjadi genangan
maupun banjir. Di ruas jalan poros utama Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong, sebagian telah dilengkapi dengan saluran drainase
dengan kontruksi beton, sedangkan di ruas-ruas jalan lokal dan jalan
lingkungan di dalam Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong,
sebagian juga telah dilengkapi dengan saluran drainase, namun ada juga
yang tidak dilengkapi, atau masih berupa saluran alam (saluran tanah).

Gambar: 2.10.
Kondisi Jaringan Drainase di Kawasan Perkotaan Galesong

Secara hirarki, drainase dapat dibedakan menjadi drainase primer, drainase


sekunder, drainase tersier dan drainase kuarter. Di sekitar Kawasan Pusat
Perkotaan Kecamatan Galesong terdapat sungai yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan sistem aliran air hujan di beberapa lokasi. Hal ini
menunjukkan bahwa sistem drainase di Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong ini masih mengandalkan sistem drainase alami, yaitu
berupa sungai-sungai besar dan kecil yang berada di wilayah ini, sehingga
sistem pangaliran air hujan akan sangat bergantung pada keberadan sungai.
6) Pengelolaan Air Limbah
Sistem pembuangan/pengelolaan air limbah ada dua jenis, yaitu sistem
setempat dan sistem terpusat. Sistem setempat adalah sistem yang bersifat
dan dikelola secara individual dengan menggunakan pengolah air limbah
yang dapat berupa tangki septik atau cubluk, sedangkan sistem terpusat
adalah sistem yang dikelola dalam skala kota dengan menggunakan IPAL
(Instalasi Pengolah Air Limbah).

Produksi limbah di wilayah Kabupaten Takalar, setiap manusia diasumsikan


memproduksi limbah cair sejumlah 0,8 liter/orang/hari. Angka ini merupakan

Hal. II - 23
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

kebutuhan ideal dari setiap penduduk rata-rata sehingga didapatkan asumsi


produksi total air limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk.
Sistem pembuangan air limbah masyarakat di Kawasan Perencanaan,
umumnya menggunakan fasilitas sanitasi setempat (sistem setempat), yaitu
dengan menggunakan sistem septictank untuk air tinja dan sumur
peresapan, serta menggunakan jamban/ MCK. Sebagian masyarakat yang
tinggal di daerah pinggiran sungai umumnya membuang limbahnya langsung
ke sungai dan sedikit sekali yang menggunakan sistem komunal.
7) Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan sampah saat ini melayani sumber-sumber sampah yang berada
baik di kawasan perkotaan, yaitu perkantoran, pendidikan, permukiman,
pasar dan area komersial, maupun di kawasan perdesaan. Sistem ini
meliputi pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

Gambar: 2.11.
Kondisi Sistem Pelayanan Persampahan di Kawasan Perkotaan Galesong

Pengelolaan persampahan di Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan


Galesong dan sekitarnya, sebagian besar telah dilayani dengan sistem
terpusat, terutama untuk kawasan perkantoran, perdagangan/jasa,
pendidikan, perumahan, dan lain-lain yang terletak di sepanjang jalan lokal
dan jalan kolektor. Namun, masih ada sebagian kecil perumahan swadaya di
sekitar jalan lingkungan, yang pengelolaan sampahnya dilakukan secara
mandiri dengan dikubur ataupun dibakar.

Pola penanganan sampah pada dasarnya belum diprogramkan secara


menyeluruh dengan melibatkan seluruh stakeholder dan mencakup aspek

Hal. II - 24
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

sosial-budaya, ekonomi, dan keruangan. Pada aspek sosial-budaya, masih


banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran yang cukup tinggi
tentang lingkungan sehat. Kebiasaan sebagian masyarakat yang tinggal di
pinggir sungai, masih ada yang membuang sampah tanpa mempedulikan
lingkungan, misalnya di aliran sungai, ataupun hanya menimbun di bantaran
sungai. Oleh karena itu, diperlukan penataan cara pengolahan sampah yang
melibatkan banyak pihak di kawasan-kawasan tertentu yang bisa dilakukan
secara berkesinambungan sehingga sampah tidak akan menimbulkan
persoalan-persoalan lingkungan hidup di masa yang akan datang.

C. KONDISI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


C.1. Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan di kawasan perencanaan, meliputi bangunan permanen, semi
permanen, dan bangunan temporer. Bangunan temporer sebagian besar berada
pada kawasan permukiman, dengan konstruksi bangunan tidak bertingkat dan
berupa rumah panggung.

Gambar: 2.12.
Kondisi Bangunan di Kawasan Perencanaan Dengan Kondisi Permanen, dan Semi Permanen

C.2. Intensitas Bangunan


Intensitas bangunan di Kawasan Perencanaan bervariasi. Pada kawasan yang
berada di tepi jalan kolektor rata-rata memiliki intensitas tinggi yakni antara 50%
hingga 80%, sedangkan kawasan dibelakangnya dengan intensitas relatif rendah
yakni antar 30% hingga 50%.

Hal. II - 25
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

C.3. Pola Bangunan dan Lingkungan


Pola bangunan di Kawasan Perencanaan, merupakan kombinasi antara pola
memanjang (linier patern) dan pola papan catur (grid patern). Adapun bangunan
membentuk pola linier berada di sepanjang jalan utama kota (jalan kolektor),
sedangkan bangunan di kawasan bagian belakang membentuk pola papan catur
(grid patern) sesuai dengan pola jalan yang membentuknya.
C.4. Aksesibilitas dan Sirkulasi
Aksesibilitas dan sirkulasi kawasan, ditunjang oleh adanya jaringan jalan, baik
jenis jalan kolektor sebagai jalan penghubung utama kawasan perencanaan
hingga jalan lingkungan skala kawasan. Untuk sirkulasi didalam kawasan dapat
dilayani oleh transportasi umum jenis kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2.
Sedangkan sirkulasi bagi pejalan kaki umumnya masih menggunakan bahu jalan
tanpa jalur pedestrian permanen.

D. PROFIL/INFORMASI TIAP SEGMEN


D.1. Umum
Berdasarkan identifikasi penggunaan lahan pada Kawasan Pusat Perkotaan
Kecamatan Galesong, ditemukan bahwa fungsi dominan pada kawasan tersebut
adalah fungsi komersial, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan
perdagangan pada kawasan tersebut. Salah satunya yaitu dengan adanya Pasar
Galesong yang merupakan kawasan pusat perdagangan Kota Galesong.
Kawasan Perkotaan Galesong terletak di sepanjang jalan kolektor penghubung
Kota Takalar - Kota Galesong - Kota Sungguminasa - Kota Makassar, dimana
kawasan tersebut memiliki bebarapa potensi yang dapat dikembangkan sesuai
dengan tiga aspek yaitu, konsep fungsional, konsep visual dan konsep
lingkungan. Dari aspek fungsional dapat dilakukan dengan peningkatan
intensitas kegiatan di sepanjang jalan utama kawasan dan memaksimalkan
fungsi lahan yang ada di sepanjang jalan poros utama.

Berdasarkan kondisi eksisting fungsi-fungsi di sekitar dan sepanjang jalan poros


utama, terutama Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong, sudah
mendukung upaya pengembangan kawasan sebagai pusat perekonomian. Hal
ini dapat dilihat pada guna lahan disekitar kawasan pusat kota sebagai kawasan
komersial, namun kurangnya area parkir pada kawasan perencanaan menjadi

Hal. II - 26
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

permasalahan pada kawasan ini, sehingga menggunakan sebagian badan jalan


untuk tempat parkir. Untuk itu perlu dilakukan perubahan fungsi lahan untuk
dijadikan sebagai area parkir Kawasan Perkotaan Galesong.

Dari aspek visual yaitu berupa intensitas dan ketinggian bangunan maupun
orientasi bangunan. Dari hasil pengamatan lapangan yang dilakukan dapat
dilihat bahwa pada beberapa titik sepanjang jalan poros utama terdapat
bangunan yang berorientasi menghadap jalan utama, sehingga dapat
meningkatkan bangkitan kegiatan sepanjang jalan utama, yang secara visual
menimbulkan kesan padat di kawasan perkotaan. Selain itu keberadaannya juga
dapat menurunkan kualitas lingkungan kawasan sekitar. Bangunan-bangunan
pada kawasan ini cenderung berorientasi pada jaringan jalan maupun ruang
publik. Ketinggian bangunan pada Kawasan Perkotaan Galesong umumnya satu
hingga dua lantai, pada pemukiman penduduk, sedangkan untuk bangunan
pemerintahan dan kawasan perdagangan berupa ruko-ruko sudah terdiri dari
bangunan bertingkat sebagai upaya untuk pemaksimalan lahan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas yang diwadahi.

Sedangkan aspek lingkungan yaitu berupa peningkatan kualitas fisik maupun


non fisik. Kondisi topografis kawasan ini adalah datar dengan kemiringan sangat
kecil sehingga beberapa wilayah ini sering terjadi genangan pada musim hujan.
Untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekitar sempadan sungai dan kawasan
pesisir pantai, maka perlu adanya penanganan pada daerah tepian sungai, salah
satunya dengan penentuan lebar garis sempadan sungai. Adanya sempadan
sungai memberikan manfaat yang cukup besar bagi ekologi sungai.

Kondisi tepian sungai Kawasan Perkotaan Galesong sendiri terbagi menjadi dua,
yaitu sungai bertanggul dan tidak bertanggul. Pada tepian sungai juga masih
terdapat permukiman kumuh, dan menjadi tambatan perahu bagi nelayan.
Kegiatan yang dilakukan di tepian Sungai Kawasan Perkotaan Galesong cukup
beragam. Kegiatan harian yang dilakukan umumnya merupakan aktifitas nelayan
yang bermukim di Kawasan Perkotaan Galesong, dengan menajdikan bantaran
sungai sebagai tambatan perahu dan dermaga temporer maupun perdagangan
untuk transaksi jual beli hasil tangkapan laut. Dengan adanya berbagai macam
kegiatan yang dilakukan di tepian bantaran sungai pada Kawasan Perkotaan

Hal. II - 27
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Galesong, maka bentuk penanganan yang akan direncanakan yaitu pembuatan


tanggul dan penataan sekitar sungai, khususnya pembangunan tempat tambatan
perahu nelayan.

Berdasarkan arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan


Pusat Perkotaan Galesong, konsep pengembangannya dibagi berdasarkan
segmen pengembangan kawasan, yaitu terbagi menjadi 6 (enam) segmen. Pada
masing-masing segmen telah diarahkan konsep dan fokus pengembangannya.

D.2. Profil Segmen I


Letak Segmen I berada pada bagian utara dari Kawasan Perencanaan, dan
dilalui oleh jalur jalan utama yang menghubungkan Kota Makassar dari arah
utara menuju Kota Pattallassang (Ibukota Kabupaten Takalar) di bagian selatan.
Pemanfaatan lahan pada Segmen I, sebagian merupakan lahan terbangun,
seperti permukiman, sarana dan prasarana perkotaan, rumah adat Balla
Lompoa, serta beberapa aktifitas lainnya. Pada segmen ini terdapat beberapa
aktifitas yang menjadi fokus perancangan dengan fungsi kegiatan, yaitu
permukiman, perkantoran, pendidikan, dan bangunan sosial budaya. Adapun
zona dengan pengembangan utamanya yaitu pada spot Rumah Adat Balla
Lompoa dan alun-alun kota dengan fungsi lapangan olahraga.

Gambar: 2.13.
Kondisi Spot Rumah Adat Balla Lompoa & Spot Alun-Alun/Lapangan pada Segmen 1

D.3. Profil Segmen II

Hal. II - 28
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Letak Segmen II berada pada bagian barat, Segmen II terletak di area pesisir
Kawasan Perencanaan. Pada segmen ini terdapat beberapa fungsi ruang yang
ada, seperti permukiman yang didominasi oleh penduduk yang bermata-
pencahariaan sebagai nelayan, selain itu segmen ini pula terdapat sarana
pendidikan, serta area terbuka yang berpotensi untuk dijadikan Ruang Terbuka
Hijau. Dalam arahan RTBL Kawasan Perkotaan Kecamatan Galesong, segmen
ini difokuskan pada pengembangan spot Bungung Barania.

Hasil identifikasi memperlihatkan bahwa Spot Bungung Barania telah dilakukan


pengerjaan fisik bangunan, seperti bangunan utama Bungung Barania, jalur
pedestrian/paving blok di sekeliling bangunan sumur. Namun pedestrian yang
menghubungkan antara jalan dengan lokasi Bungung Barania belum ada,
sehingga fokus penanganan di spot ini lebih difokuskan pada sistem sirkulasi
pejalan kaki.

Gambar: 2.14.
Kondisi Spot Bungung Barania & Spot Permukiman Pesisir Pada Segmen 2

D.4. Segmen III


Fungsi kegiatan yang berkembang didalamnya seperti permukiman, pendidikan,
perkantoran, peribadatan dan lahan ruang terbuka. Adapun zona dengan
pengembangan utamanya yaitu pada spot Kompleks Pemakaman Raja
Galesong dan koridor jalan utama. Pada spot ini telah dilaksanakan penataan
areal pemakaman, namun pelaksanaannya belum selesai secara keseluruhan,

Hal. II - 29
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

sehingga perlu dilakukan penataan ulang, baik di dalam areal lahan pemakaman,
maupun diluar areal pemakaman, serta jalur yang menghubungkan antara Spot
Rumah Adat Balla Lompoa (Segmen 1), dan Spot Bungung Barania (Segmen 2).

Gambar: 2.15.
Kondisi Spot Pemakaman Raja Galesong Pada Segmen 3

Hal. II - 30
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Hal. II - 31
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

E. POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN


E.1. Potensi Pengembangan Kawasan
Kawasan Pusat Perkotaan Galesong memiliki potensi yang strategis untuk
pengembangan kawasan, hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti:
1) Potensi Fisik
 Memiliki potensi budaya berupa rumah adat, “bungung barania”-rumah
pusaka, dan pekuburan raja yang dapat dikembangkan menjadi obyek
pariwisata daerah;
 Memiliki kekhasan arsitektur tradisional Makassar yang menjadi
“kekayaan visual” yang dapat dikembangkan menjadi ciri arsitektural
dalam kawasan; dan
 Memiliki spot potensial RTH yang dapat mendukung program kota hijau
dan menjadi kekayaan kawasan dalam konteks estetika lingkungan.
2) Potensi ekonomi
Kawasan ini merupakan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dengan sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi.
3) Potensi sosial
Pola Hubungan sosial dan sistem kekerabatan masyarakat relatif masih
tinggi yang diwarnai dengan suasana gotong-royong dan kekeluargaan.
4) Potensi transportasi
Kawasan Pelabuhan Boddia merupakan simpul transportasi penyeberangan,
yang mendukung kawasan pusat kegiatan industri perikanan, kawasan
pendidikan maritim Galesong, serta kawasan pelabuhan dan pergudangan
Galesong.
5) Potensi prasarana permukiman
Ketersediaan infrastruktur/prasana permukiman dalam kawasan menjadi
pendukung utama dalam upaya pengembangan pembangunan dalam
kawasan.
6) Potensi sarana permukiman

Hal. II - 32
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar

Ketersediaan sarana permukiman berupa fasum dan fasos yang memberi


kontribusi besar dalam pelayanan aktifitas masyarakat.

E.2. Permasalahan Pengembangan Kawasan


1) Segmen 1
 Rumah Adat Galesong yang merupakan salah satu situs peninggalan
budaya belum tertata secara baik, terutama infrastruktur perparkiran
kendaraan dan pelataran sekitar rumah adat.
 Alun-alun/lapangan terbuka yang merupakan satu kesatuan dengan
rumah adat juga belum mendapat perhatian berupa penataan
lingkungan yang memadai.
2) Segmen 2
 Situs peninggalan budaya “bungung barania” belum tertata, baik fisik
bangunan maupun panataan lingkungan sekitarnya;
 ”Rumah pusaka” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
“bungung barania” belum mendapatkan penataan fisik dan lingkungan
yang memadai; dan
 Masyarakat masih terbiasa membuang sampah di pesisir pantai.
3) Segmen 3
Situs Makam Raja Galesong tidak tertata dengan baik dan tidak memiliki
area parkir yang memadai.

Hal. II - 33

Anda mungkin juga menyukai