Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT

PELAYANAN JALAN

(Studi kasus : Jalan Cut Nyak Dien Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang)

Disusun oleh :

Surya Nanda

200110003

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan Nikmat, Rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan tepat waktu. Shalawat
beserta salam tak lupa pula dihadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabat beliau sekalian yang mana telah membawa kita ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Seiring dengan selesainya penulisan Proposal Skripsi ini penulis sangat
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dosen Pengasuh Mata Kuliah Metode Penelitian dan Presentasi Bapak Dr. Ir.
Wesli, MT
2. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga yang memotivasi penulis
3. Seluruh teman dan pihak yang membantu penulis menyelesaikan proposal
skripsi
Dalam penyusun proposal tugas akhir ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan ketidak-sempurnaan yang penulis lakukan dan kerjakan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
proposal skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lhokseumawe, Oktober 2022


Penulis,

Surya Nanda
200110003
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jalan Cut Nyak Dien merupakan suatu jalan dengan kelas I yang terletak di
kecamatan kota kuala simpang yang mempunyai peran penting terhadap
transportasi yaitu sebagai jalan lintas utama arus lalu lintas dari arah Banda Aceh -
Medan. Namun Jalan Cut Nyak Dien juga tidak terlepas dari masalah kemacetan,
tepatnya di Pasar kota kuala simpang yang hampir setiap hari mengalami
kemacetan terutama pada pagi dan sore hari.
Aktivitas pasar beroperasi mulai pukul 06.00 WIB dan belum terjadi
hambatan samping dan ketika pukul 07.00 – 08.00 WIB dimana Jalan Cut Nyak
Dien terdapat area parkir kendaraan yang memakan badan jalan mengakibatkan
ruas jalan yang macet, kecepatan rendah, volume kendaraan lebih besar dari
kapasitas jalan yang ada, parkir kendaraan banyak yang mengambil badan dan
bahu jalan, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar sehingga
arus lalu lintas menjadi terhambat terutama akibat area parkir yang terbatas.
Hal ini menggambarkan bahwa perlambatan yang terjadi pada saat kegiatan
pasar berlangsung merupakan arus jam puncak di ruas Jalan Cut Nyak Dien
dengan aktivitas samping jalan yang tinggi. Kemacetan yang terjadi sebelum
beroperasi pasar disebabkan intensitas kegiatan masyarakat pada penggunaan
jalan tersebut dimana kegiatan pasar menyebabkan kecepatan menjadi rendah.
Intensitas kegiatan harian juga merupakan pemicu kemacetan yang terjadi
seperti adanya pergerakan tujuan perjalanan berbelanja dan sekedar melewati
jalan ini. Pada waktu sesudah beroperasi pasar di sore hari, aliran lalu lintas ruas
Jalan Cut Nyak Dien masih baik dan stabil. Berdasarkan hipotesa diatas, maka
perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh aktivitas pasar terhadap tingkat
pelayanan Jalan Cut Nyak Dien dengan menggunakan skenario penataan ulang
on-street parking dan penerapan off-street parking.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan masalah
yaitu seberapa besar aktivitas on-street parking terhadap tingkat pelayanan Jalan
Cut Nyak Dien kota Kuala Simpang.

1.3. Tujuan penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya aktivitas parkir terhadap
tingkat pelayanan Jalan Cut Nyak Dien kota Kuala Simpang.

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan mengetahui
besarnya tingkat pelayanan jalan yang dipengaruhi oleh aktivitas on-street
parking, maka dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi kepada instansi terkait agar
meningkatkan pelayanan jalan dan diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi
bagi pengendara dan masyarakat yang melintasi jalan Cut Nyak Dien, Kota Kuala
Simpang.

1.5 Ruang lingkup dan batasan penelitian


Mengingat luasnya permasalahan yang didapatkan, dalam penelitian ini
perlu diadakannya batasan berupa :
1. Penelitian ini dilakukan pada jalan Cut Nyak Dien, kecamatan Kota Kuala
Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang dengan panjang jalan yang akan diteliti
sepanjang 500m.
2. Metode hitung pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.
3. Pengambilan data hambatan samping dengan mengamati dan mencatat
aktivitas samping jalan yang terjadi selama waktu pengamatan.
4. Survey volume lalu lintas , kecepatan kendaraan dan hambatan samping
dilakukan selama 3 hari dan dilakukan dengan beberapa tim yang membantu
proses suvey.

1.6 Metode penelitian


Penelitian ini secara umum dimulai dengan melakukan studi literatur, lalu
pengumpulan data. Data primer didapat dengan cara survey lapangan seperti
kondisi geometrik jalan, volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, hambatan
samping, dan data sekunder merupakan data pendukung data primer yang
diperlukan dalam penelitian yaitu berupa data/ informasi yang diperoleh melalui
penelitian dokumentasi pada Instansi/ Dinas yang terkait dan dari buku/artikel,
kemudian data tersebut diolah sehingga mendapat kapasitas, kinerja lalu lintas,
dan kelas hambatan samping.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Parkir
Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem transportasi jalan raya secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah
penduduk suatu kota akan menyebabkan meningkatnya berbagai macam kegiatan.
Kebanyakan penduduk di kota-kota besar melakukan kegiatan atau bepergian
dengan menggunakan kendaraan pribadi, sehingga secara tidak langsung
diperlukan jumlah lahan parkir yang memadai.
parkir dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis antara lain; berdasarkan
Penempatan, Berdasarkan Status, dan Berdasarkan Jenis Kendaraan.

2.1.1. Berdasarkan Penempatan


Menurut penempatannya, parkir dibagi menjadi dua jenis parkir, yaitu
parkir di badan jalan dan parkir di luar badan jalan(Pedoman Taktis Fasilitas
Parkir, 1998).
a) Parkir di badan jalan (on-street parking)
Parkir di badan jalan (on street parking), dilakukan di atas badan jalan
dengan menggunakan sebagian badan jalan. Walaupun parkir jenis ini
diminati, tetapi akan menimbulkan kerugian bagi pengguna transportasi
yang lain. Hal ini disebabkan karena, parkir memanfaatkan badan jalan,
mengurangi lebar manfaat jalan, sehingga dapat mengurangi arus lalu lintas,
dan pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pada fungsi jalan tersebut.
Walaupun hanya beberapa kendaraan saja yang parkir di badan jalan, tetapi
kendaraan tersebut secara efektif telah mengurangi badan jalan Kendaraan
yang parkir di sisi jalan, merupakan faktor utama dari 50% kecelakaan yang
terjadi di tengah ruas jalan, di daerah pertokoan. Hal ini terutama
disebabkan karena, berkurangnya kebebasan pandangan, kendaraan
berhenti, dan atau keluar dari tempat parkir di depan kendaraan-kendaraan
yang lewat secara mendadak.(Pedoman Taktis Fasilitas Parkir, 1998).
b) Parkir di luar badan jalan (off street parking)
Parkir di luar badan jalan (off street parking), yaitu parkir yang lokasi
penempatan kendaraannya tidak berada di badan jalan. Sistem parkir ini
dapat berupa pelataran/taman parkir, dan bangunan bertingkat khusus
parkir. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk parkir di luar badan jalan
(off street parking), harus dibangun tidak terlalu jauh dari tempat yang
dituju oleh pemarkir. Jarak parkir terjauh ke tempat tujuan tidak lebih dari
300 hingga 400 meter.

2.1.2. Berdasarkan Status


Jenis Parkir Berdasarkan Status Parkir kendaraan juga dapat dibagi
menurut status lahan parkirnya. Menurut statusnya, parkir dibagi menjadi lima,
yaitu: parkir umum, parkir khusus, parkir darurat, gedung parkir, dan area parkir
(Pedoman Taktis Fasilitas Parkir, 1998). Berikut merupakan penjelasan terkait
jenis parkir berdasarkan statusnya.
a) Parkir umum
Parkir umum adalah area parkir yang menggunakan lahan yang dikuasai,
dan pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
b) Parkir Khusus
Parkir khusus adalah perparkiran yang menggunakan lahan yang pengelolaannya
diselenggarakan oleh pihak ketiga.
c) Parkir Darurat
Parkir darurat adalah perparkiran di tempat - tempat umum yang
menggunakan lahan milik pemerintah daerah ,maupun swasta, yang terjadi
karena kegiatan yang insidentil.
d) Gedung Parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang digunakan sebagai area parkir yang
pengelolannya dikuasai pemerintah daerah, atau pihak ketiga, yang telah
mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah.
e) Area Parkir
Area parkir adalah suatu bangunan, atau lahan parkir lengkap dengan
fasilitas sarana perparkiran yang diperlukan, dan pengelolaannya dikuasai
Pemerintah Daerah.

2.1.3. Berdasarkan Jenis Kendaraan


Jenis Parkir Berdasarkan Jenis Kendaraan Berdasarkan jenis kendaraan
yang menggunakan area parkir, maka parkir dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)
b) Parkir untuk kendaraan roda dua bermesin (sepeda motor)
c) Parkir untuk kendaraan roda tiga, roda empat atau lebih dan bermesin
(mobil, taksi, dan lain-lain)

2.1 Tingkat Pelayanan Jalan


Tingkat Pelayanan Jalan (level of service) umumnya digunakan sebagai
ukuran dari pengaruh yang membatasi akibat peningkatan volume lalu lintas.
Setiap ruas jalan dapat digolongkan pada tingkat tertentu, yaitu antara A sampai F
yang mencerminkan kondisinya pada kebutuhan atau volume pelayanan tertentu.
Adapun nilai standart Tingkat Pelayanan Jalan (level of service) dapat di liat pada
tabel 2.1.

Tabel 2.1 nilai standart Tingkat Pelayanan Jalan (level of service)


Tingkat Rasio Karakteristik
Pelayanan (V/C)
A < 0,60 Arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi,
pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki
B 0,60 < V/C Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas,
pengemudi masih dapat bebas dalam memilih
< 0,70
kecepatannya.
C 0,70 < V/C Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu lintas
< 0,80
D 0,80 < V/C Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-
beda, volume mendekati kapasitas
< 0,90
E 0,90 < V/C Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda,
volume mendekati kapasitas
<1
F >1 Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas
kapasitas, sering terjadi kemacetan pada waktu yang
cukup lama.
(sumber : (Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997)

2.2 Karakteristik Arus Lalu Lintas


Nilai arus lalu lintas mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan
menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan
ekivalensi mobil penumpang (emp) yang secara empiris untuk jenis kendaran
ringan (LV), berat (HV) dan sepeda motor (MC).(Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI), 1997)

2.3.1. Volume lalu lintas


Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan
selama periode waktu tertentu. Volume kendaraan dapat dihitung menggunakan
persamaan 2.1.

N
Q= ......................................................................................................(2.1)
T

di mana :
Q = Volume (kend/jam)
N = Jumlah kendaraan (kend)
T = Waktu pengamatan (jam)

2.3.2. Kecepatan
Kecepatan adalah jarak tempuh kendaraan yang melaju dibagi dengan waktu
tempuh. Kecepatan dapat dihitung menggunakan persamaan 2.2.

d
U = .......................................................................................................(2.2)
t
di mana:
U = Kecepatan (km/jam)
d = Jarak tempuh (km)
t = Waktu tempuh (jam)

2.3.3. Kapasitas jalan raya


Metoda untuk memperkirakan kapasitas jalan di Indonesia dengan
menggunakan persamaan 2.3.

C=Co x Fcw x FCsp x FCsf x FCcs ............................................................(2.3)


di mana:
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
Fcw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah
FCsf =Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
( sumber :(“Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas... -,” n.d.))

2.3 Derajat kejenuhan


Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan sebagai rasio arus lalu lintas terhadap
kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja
simpang dan segmen jalan. Rasio derajat kejenuhan jalan berkisar antara 0 – 1.
Jika rasio kejenuhan jalan mendekati nilai 1, maka semakin jenuh ruas jalan
tersebut. Untuk menghitung derajat kejenuhan pada suatu ruas jalan perkotaan
dapat dihitung dengan persamaan 2.4.

DS=Q /C ........................................................................................................(2.4)
di mana :
DS = derajat kejenuhan;
Q = Volume arus lalu lintas (smp/jam);
C = kapasitas (smp/jam).

2.4 Hubungan Kecepatan dengan Derajat Kejenuhan


Hubungan kecepatan kendaraan dengan derajat kejenuhan pada suatu ruas
jalan yaitu kecepatan mempengaruhi waktu atau periode saat melintasi suatu ruas
jalan tersebut, waktu melintas mempengaruhi volume lalu lintas pada ruas jalan,
dan volume mempengaruhi derajat kejenuhan pada suatu ruas jalan. Semakin
besar volume lalu lintas, maka nilai derajat kejenuhan juga akan semakin tinggi.
Angka derajat kejenuhan yang tinggi menunjukkan lalu lintas pada ruas jalan
tersebut padat. (Ofansha et al., 2017)
BAB III
METODE PENELITIAN

Secara umum, inti dibuatnya metode penelitian ini adalah untuk


menguraikan bagaimana tata cara pelaksanaan kegiatan penelitian untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan dan metode yang digunakan dalam
pegelolaannya guna memperoleh pemecahan masalah dengan maksud dan tujuan
yang telah ditentukan.

3.1 Tahapan Persiapan


1. Tahap persiapan, berupa studi kepustakaan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan tingkat pelayanan jalan dan Studi tentang kebutuhan
– kebutuhan lahan parkir yang diperoleh dari berbagai sumber
literatur.
2. Tahap survey, berupa pengamatan dilapangan untuk menentukan
waktu pengamatan arus lalu lintas.
3. Tahap pegumpulan data, hasil yang dikumpulkan berupa data primer
dan data sekunder.
4. Tahap analisa data dari survey yang dilakukan di lapangan, dengan
analisa ini dapat diketahui tingkat pelayanan jalan dengan
memperhatikan kapasitas, derajat kejenuhan dan tundaan.
5. Tahap perhitungan proyeksi pada tahun yang ditinjau

3.2 Lokasi Survei


Pada penelitian ini lokasi survei akan dilakukan di jalan Cut Nyak Dien,
kecamatan Kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang. Adapun jalan
tersebut merupakan jalan lintas utama yang menghubungkan Provinsi Aceh dan
Provinsi Sumatera Utara. Berikut dapat dilhat gambaran
wilayah studi kasus pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Lokasi Survei, Jalan Cut Nyak Dien, Kecamatan Kuala Simpang,
Kabupaten Aceh Tamiang
Sumber Gambar : Google Earth

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian proyeksi ini berupa data primer dan
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dilapangan,
dilakukan dengan menggunakan metode survei teknik observasi. Data sekunder
adalah data yang diporoleh dari instansi terkait sebagai data pendukung penelitian,
dilakukan dengan menggunakan metode survei teknik studi dokumeter.

3.3.1 Data Primer


Adapun data primer berupa data yang diperoleh langsung dari pengamatan
di lokasi penelitian, antara lain sebagai berikut:
a. Kondisi geometrik
1) Lebar jalan
2) Panjang jalan
b. Hambatan samping
1) Pola sudut parkir
2) Dimensi kendaraan
c. Volume lalu lintas
1) Jenis Kenderaan
2) Pergerakan arus lalu lintas
3) Lalu lintas harian rata-rata

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder yang diperlukan dalam melakukan penelitian tingkat
pelayanan jalan adalah :
a. Jumlah penduduk
b. Angka pertumbuhan penduduk
c. Jumlah kenderaan
d. Angka pertumbuhan kenderaan

3.3.3. Peralatan
Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk membantu
memperoleh data, antara lain adalah:
1. Alat pengukur panjang (meteran)
2. Alat tulis
3. Formulir pengisian data
4. Stop wacth
5. Camera digital
6. Hand tally

3.4 Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis Judul Metode Hasil


Penelitian
1 (Ofansha et ANALISIS Penelitian Analisis dengan skenario
al., 2017) TINGKAT Observasi penataan ulang on-street
PELAYANAN parking didapat DS sebesar
JALAN W.R.
SUPRATMAN 0,58 dan ini membuktikan
AKIBAT kinerja jalan menjadi lebih
AKTIVITAS baik. Penerapan skenario
PARKIR DI off-street parking diperoleh
PASAR DS sebesar 0,53. Hal ini
PEUNAYONG, membuktikan penerapan
BANDA ACEH salah satu dari dua skenario
tersebut menghasilkan
kinerja jalan yang baik,
namun penerapan
pelarangan parkir (off-street
parking) merupakan pilihan
terbaik, karena
menghasilkan nilai DS yang
lebih kecil dari penataan
ulang on street parking (0,53
< 0,58).
2 (Prasetyo and Analisis Tingkat Penelitian Di ruas jalan Ciledug Raya,
Trijeti, 2019) Pelayanan Jalan Observasi volume kendaraan rata-rata
(Studi Kasus tertinggi pada hari Senin, 13
Jalan Ciledug Januari sebesar 4908
Raya, Depan smp/jam dengan tingkat
Universitas Budhi pelayanan jalan E. Kondisi
Luhur Jakarta ini menunjukkan arus
Selatan) dipaksakan, kecepatan
rendah, volume di atas
kapasitas, antrian panjang
(macet).
3 (Kristanti et Analisis Dampak Penelitian Dampak hambatan samping
al., 2020) Hambatan Observasi (SF) terhadap
Samping derajat kejenuhan (DS)
Terhadap Tingkat adalah dimana
Pelayanan Jalan semakin besar suatu
Kota Makassar hambatan samping
pada ruas jalan maka
semakin b
esar pula
derajat kejenuhan pada ruas
jalan Perintis
Kemerdekaan Km.8 (segmen
Makassar
Town Square)

4 (Suthanaya, Analisis Penelitian Model hubungan antara


2010) karakteristik dan Observasi akumulasi parkir rata-rata
kebutuhan ruang kendaraan ringan dengan
parkir pada pusat luas bangunan untuk hari
perbelanjaan di kerja adalah 289 , 9 0016 ,
Kabupaten 0+ =x y (R2 = 0,8786) dan
Badung sepeda motor adalah 69 , 123
0032 , 0+ =x y (R2 =
0,5776). Sehingga dapat
ditentukan bahwa untuk luas
bangunan maksimum 75.648
m2 diperlukan akumulasi
parkir rata-rata per jam
sebesar 178 kendaraan
ringan per jam dengan 194
petak dan 434 sepeda motor
per jam dengan 1.209 petak.
Untuk luas bangunan
minimum 5.000 m2
diperlukan akumulasi parkir
rata-rata per jam sebesar 19
kendaraan ringan per jam
dengan 21 petak dan 141
sepeda motor per jam
dengan 393 petak.
5 (Gea, 2013) Analisis Kinerja Penelitian Pengaruh kegiatan
Ruas Jalan Akibat Observasi perparkiran badan jalan (on
Parkir Pada street parking ) di ruas Jalan
Badan Jalan Besar Delitua di kawasan
(Studi Kasus: pertokoan
Pasar dan menyebabkan berkurangnya
Pertokoan di Jalan lebar jalur lalu lintas efektif
Besar Delitua) sebesar 1,6 meter sehingga
terjadi penurunan kapasitas
ruas jalan dari 2244,60 smp /
jam menjadi 1535,31 smp /
jam pada hari kerja, dan
1654,72 smp/ jam pada hari
libur.

3.5 Analisis Data


Analisa data merupakan pekerjaan yang terintegrasi setelah data didapatkan,
kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam
metode dan perhitungan analisa data yang diperoleh dari hasil survei serta data
primer dan data sekunder yang didapat, akan dianalisa kedalam metode PCI
(Pavement Condition Index) yang telah diuraikan dalam Bab II (Tinjauan
Pustaka).
.
3.5.1. Volume Kenderaan
Untuk mendapatkan volume kendaraan,semua surveyor melakukan survey
dengan baik dan benar sesuai langkah-langkah yang telah diberikan. Berikut hal
yang harus diperhatikan dalam survey kendaraan.
1. Waktu survey
Survei dilakukan selama 3 hari, waktu pengamatan dilakukan selama 12
jam penuh untuk hari pertama, untuk hari kedua dan ketiga mengikuti
hasil dari fluktuasi di hari pertama penelitian (di maksimum). Dari hasil
fluktuasi pada penelitian di hari pertama sebelumnya maka diambil
waktu pengamatan sebagai berikut:
a. Hari Senin dilakukan pada jam 07.00s/d 19.00 WIB.
b. Hari Rabu dan Sabtu dilakukan berdasarkan data dari fluktuasi pada
penelitian di hari senin di lakukan selama 2 jam berdasarkan puncak
puncak fluktuasi.

2. Tipe kendaraan
Tipe kendaraan yang diamati disesuaikan dengan metode perhitungan,
yang mana dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu:
a. Kendaraan ringan (light vehicle/LV)
Kendaraan ringan adalah semua jenis kendaraan bermotor empat
yang termasuk didalamnya
 Mobil penumpang, yaitu kendaraan bermotor beroda
empat yang digunakan untuk mengangkut penumpang
dengan maksimum 10 (sepuluh orang termasuk
pengemudi (sedan, jeep, minibus)
 Pick up, mobil hantaran dan mico truck, dimana
kendaraan beroda empat dan dipakai untuk angkutan
barang dengan berat total (kendaraan + barang) kurang
dari 2,5 ton beratnya.
b. Kendaran berat (heavy vehicle/HV)
Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaraan ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
 Mikro bus, semua kendaraan yang digunakan untuk
angkutan penumpang dengan jumlah tempat duduk 20
kursi termasuk pengemudi.
 Bus, semua kendaraan angkut beroda empat atau lebih
dengan berat total lebih dari 2,5 ton. Termasuk disini
adalah truck 2 as, truck 3 as, truck tangki, semi trailer
dan trailer.
c. Sepeda motor (Motor Cycle/MC)
Kendaraan bermotor beroda dua dengan jumlah penumpang
maksimum 2 (dua) orang termasuk pengemudi. Termasuk di sini
adalah sepeda motor, becak motor dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas... - [WWW Document],


n.d. URL https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Direktorat+Jendral+Bina+Marga.
+1997.+Manual+Kapasitas+Jalan+Indonesia+1997.+Jakarta
%3A+Departemen+Perkerjaan+Umum.&btnG= (accessed 11.1.22).
Gea, M., 2013. Analisis Kinerja Ruas Jalan Akibat Parkir Pada Badan Jalan (Studi
Kasus: Pasar dan Pertokoan di Jalan Besar Delitua). J. Tek. Sipil USU 1.
Kristanti, R., Rachman, R., Radjawane, L.E., 2020. Analisis Dampak Hambatan
Samping Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Kota Makassar. Paulus Civ.
Eng. J. 2, 85–91. https://doi.org/10.52722/pcej.v2i2.133
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997.
Ofansha, R., Sugiarto, S., Anggraini, R., 2017. ANALISIS TINGKAT
PELAYANAN JALAN W.R. SUPRATMAN AKIBAT AKTIVITAS
PARKIR DI PASAR PEUNAYONG, BANDA ACEH. J. Tek. Sipil 1,
187–198.
Pedoman Taktis Fasilitas Parkir, 1998. . Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
Prasetyo, H.E., Trijeti, T., 2019. Analisis Tingkat Pelayanan Jalan (Studi Kasus
Jalan Ciledug Raya, Depan Universitas Budhi Luhur Jakarta Selatan).
Pros. Semnastek.
Suthanaya, P.A., 2010. Analisis karakteristik dan kebutuhan ruang parkir pada
pusat perbelanjaan di Kabupaten Badung. J. Ilm. Tek. Sipil 14.

Anda mungkin juga menyukai