Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS SEBARAN ANGIN ACEH UTARA MENGGUNAKAN

SOFTWARE WRPLOT VIEW VERSI 8.00


DAN GOOGLE EARTH PRO

LAPORAN

MATA KULIAH PELABUHAN

CUT SARANIA MAYUFA KARI


200110089

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya dapat meneyelesaikan laporan praktikum Analisis Sebaran Angin
menggunakan Software WRPLOT View Versi 8.00 dan Google Earth Pro ini.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat ketuntasan mata kuliah
Pelabuhan .
Penulis merasa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang
penulis miliki, maka kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pelabuhan dan segenap pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Lhokseumawe, Desember 2022

Cut Sarania Mayufa Kari


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................ 2
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................... 2
1.3.1 Ruang Lingkup Lokasi ........................................................ 2
1.3.2 Ruang Lingkup Materi ........................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3
2.1. Pengertian Klimatologi.................................................................... 3
2.2. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim.......................................................... 3
2.3. Dinamika Unsur Cuaca dan Iklim................................................... 6
2.4. Kelembapan Udara dan Curah Hujan.............................................. 7
2.5. Angin .............................................................................................. 8
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 11
3.1. Kondisi Umum Desa Sungai Dua Laut........................................... 11
3.2. Sebaran Plot Angin ......................................................................... 11
3.3 Frequency Count............................................................................. 14
3.4. Frekuensi Distribusi ....................................................................... 14
3.5. Mawar Angin .................................................................................. 15
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 18
4.1. Kesimpulan ..................................................................................... 18
4.2 Saran................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
1.Data Pengukuran Angin di Desa Sungai Dua Laut.................................... 11
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.Bagan Alir..................................................................................................
2.Frequency Count........................................................................................
3.Frequency Distribution.......................................................................................
4.Wind Rose..................................................................................................
5.Grafik Fluktuasi Sebaran Angin Desa Sungai Dua Laut...........................
6.Tampilan Sebaran Angin di Google Earth Pro..........................................
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Angin merupakan salah satu komponen atmosfer yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya angin ialah perbedaan tekanan, letak tempat, tinggi rendahnya tempat dan
waktu angin yang bergerak. Angin dapat bersifat sebagai penyebab tekanan terhadap
suatu permukaan yang menentang arah angin tersebut. Angin juga memiliki sifat
untuk mempercepat pendinginan dari sebuah benda yang panas. Kecepatan angin
yang sangat beragam dari suatu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu.
Besarnya kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan anemometer atau
menggunakan wind detector pada skala arah dan kecepatan. Hasil catatan pada
anemometer disebut anemogram.
Beberapa jenis angin diantaranya angin laut, angin darat, angin lembah, angin
gunung, angin fohn, dan angin muson. Diantara beberapa angin tersebut ada yang
membahayakan ada pula yang tidak membahayakan. Manfaat angin dapat kita
rasakan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya memberi kesejukan, membantu
nelayan menggerakan perahu, membantu dalam hal penerbangan, sebagai sumber
energi listrik, membantu tumbuhan dalam melakukan penyerbukan, membantu
proses terjadinya hujan dan sebagainya.
Manfaat lain dari angin dalam hal kelautan berkaitan dengan gelombang.
Gelombang sebagai gangguan yang terjadi di permukaan air yang terjadi secara
periodik terutama gelombang yang disebabkan oleh adanya peristiwa pasang surut.
Angin berkaitan pula dengan gelombang karena kekuatan angin yang bertiup
melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang dan arus. Gelombang
yang dihasilkan oleh angin cenderung tidak menentu dan bergantung pada beberapa
sifat gelombang periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk.
Data angin pada suatu daerah dapat dianalisa menggunakan software
WRPLOT View versi 8.00 yang merupakan aplikasi pengolah data angin dengan
menampilkan sajian data frequency count, frequency distribution, wind rose dan
graph. WRPLOT menampilkan kecepatan angin dalam satuan knots atau m/s.
Beberapa jenis angin diantaranya angin laut, angin darat, angin lembah, angin
gunung, angin fohn, dan angin muson. Diantara beberapa angin tersebut ada yang
membahayakan ada pula yang tidak membahayakan.
Di daerah Kalimantan Selatan tepatnya di desa Sungai Dua Laut pola sebaran
angin beberapa bulan lalu belum teridentifikasi menggunakan wind detector sehingga
perlu adanya pengamatan untuk dapat mengetahui pola sebaran angin di daerah
tersebut. Pola sebaran angin ini diperlukan agar di dapat data berupa frekuensi angin
yang nantinya di gunakan untu.k melakukan penelitian dalam bidang kelautan
maupun bidang-bidang lainnya. Angin pada bidang kelautan salah satunya berkaitan
dengan gelombang, saat sebaran angin diketahui maka data tersebut dapat digunakan
untuk meneliti gelombang.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui arah dan kecepatan angin yang
diukur menggunakan wind detector yang selanjutnya didapat data lalu dilakukan
analisis sebaran angin di daerah Sungai Dua Laut menggunkan software WRPLOT
View 8.00 dan Google Earth Pro.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup merupakan batasan wilayah yang digunakan sebagai tempat
mengambil data.
1.3.1. Ruang Lingkup Lokasi
Ruang lingkup lokasi pada praktikum ini adalah pemsangan wind detector
disekitar tebing di Desa Sungai Dua Laut Kecamatan Sungai Loban Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
1.3.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada praktikum ini ialah cara menganalisis data angin
yang di dapat di lokasi praktikum dengan menggunakan software WRPLOT View
versi 8.00 dan Google Earth Pro.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Klimatologi


Menurut Ariffin dkk (2010) klimatologi (disebut juga ilmu iklim) adalah ilmu
yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah daam
kurun waktu yang lama. Perubahan nilai unsur-unsur cuaca dalam jangka panjang di
suatu tempat merupakan definisi dari iklim. Cuaca merupakan nilai sesaat dari
atmosfer serta perubahan dalam jangka pendek atau kurang dari dua puluh empat jam
di suatu tempat tertentu (Handoko, 1993 dalam Hermawan, 2009).
2.2. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah sebagai berikut :
1. Radiasi surya
Radiasi surya adalah energi matahari yang menjadi penyebab utama semua
kegiatan maupun pergerakan di atmosfer. Penyebaran energi radiasi matahari di
permukaan bumi merupakan factor terpenting sebagai pengendali cuaca dan iklim.
Suhu merupakan kemampuan suatu benda dalam hal menerima atau memberikan
panas. Suatu benda yang dipanaskan maka akan tejadi pergerakan molekul-molekul
yang semakin intensif hingga muatan energi kinetisnya bertambah dan
mengakibatkan suhu naik (Ariffin dkk, 2010).
2. Lama penyinaran
Energi matahari ialah penyebab utama semua kegiatan perubahan maupun
pergerakan di atmosfer. Oleh karena itu, penyebaran energi radiasi matahari di
permukaan bumi merupakan faktor pengendali cuaca dan iklim yang terpenting.
Radiasi matahari yang sampai ke bumi tidak seluruhnya dapat diserap oleh
permukaan bumi, yaitu sekitar 50% saja, 20% diserap oleh atmosfer dan sisanya
sekitar 30% dipantulkan kembali, namun hal tersebut tergantung pada kondisi
atmosfer pada saat tersebut. Lama penyinaran ialah lamanya matahari bersinar cerah
pada permukaan bumi, yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam, dan
ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau sering ditulis dalam satuan
persen terhadap panjang hari maksimum (Ariffin dkk, 2010).
3. Suhu
Temperatur adalah suatu ukuran untuk tingkat panas suatu benda. Suhu suatu
benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut untuk mentransfer
panas atau menerima panas, dari benda satu ke benda yang lain. Distribusi suhu di
dalam atmosfer sangat bergantung terutama pada keadaan radiasi matahari, oleh
sebab itu suhu udara selalu mengalami perubahan. Temperatur udara permukaan
bumi merupakan salah satu unsur penting yang diamati oleh pengamat cuaca. Pada
pengukuran meteorologi yang dimaksud dengan suhu udara permukaan adalah suhu
udara pada ketinggian 1.25 sampai dengan 2 meter dari permukaan tanah. Semakin
tinggi suatu ketinggian dari permukaan laut, tekanan udaranya semakin berkurang,
karena jumlah molekul dan atom yang ada di atasnya berkurang (Fadholi, 2013).
4. Kelembaban Udara
Kelembaban nisbi ialah nilai nisbah antara uap air yang terkandung dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang
dinyatakan dalam persen. Kelembapan udara dalam pengamatan klimatologi
dinyatakan sebagai kelembapan nisbi atau RH (Relative humadity) (Ariffin dkk,
2010).
5. Tekanan udara
Tekanan menggambarkan gaya per satuan luas pada suatu ketinggian tertentu.
Tekanan udara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan
kerapatan udara selain daripada suhu udara (Fadholi, 2013).
6. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi. Angin bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi ke
daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih
rendah. Angin terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya, sehingga
mengakibatkan perbedaan suhu udara. Perbedaan suhu menyebabkan perbedaan
tekanan yang akhirnya menimbulkan gerakan udara (Habibie dkk, 2011).
Arah angin adalah arah darimana angin berhembus atau darimana arus angin
datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum
jam dan dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas.
Arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya angin
yang berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin adalah kecepatan dari
menjalarnya arus angin dan dinyatakan dalam knot atau kilometer per jam maupun
dalam meter per detik (Soepakat, 1994 dalam Fadholi, 2013).
7. Awan
Tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi sebagai inti kondensasi
atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan oleh
banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti
kondensasi disebut pengintian heterogen. Pembentukan tetes air dari fasa uap dalam
suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation)
disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air murni
hanya akan terjadi pada suhu dibawah -40 C. Akan tetapi dengan keberadaan
aerosol sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada suhu hanya
beberapa derajat dibawah 0C. Inti kondensasi adalah partikel padat atau cair yang
dapat berupa debu, asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau benda
mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001 - 10
mikrometer (BMKG, 2012).
8. Curah Hujan
Curah hujan didefinisikan sebagai tinggi air hujan (dalam mm) yang diterima
di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan atau
perembesan ke dalam tanah. Jumlah hari hujan dibatasi oleh jumlah hari dengan
tinggi curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per
minggu, dekade, bulan, tahun atau satu periode tanam sedangkan jumlah curah hujan
dicatat dalam inci atau milimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm,
menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan bumi 1 mm, jika air
tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer (Handoko,1993
dalam Hermawan, 2009).
9. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses perubahan dari bentuk cairan menjadi uap air ke
atmosfer, baik yang terjadi pada permukaan daratan, perairan maupun vegetasi.
Evapotranspirasi ialag gabungan dari proses evaporasi dan transpirasi yang sering
terjadi pada tumbuhan bervegetasi. Proses evaporasi memerlukan sejumlah energi.
Energi yang digunakan untuk menguapkan air sekitar 580 cal.g-1. Sehingga untuk
menguapkan air yang banyak, maka diperlukan ketersediaan energi yang cukup.
Apabila tanaman membutuhkan air sebesar X g, berarti ET yang terjadi sebesar X,
sehingga energi yang diperlkan untuk ET sebesar X ialah : X g x 580 cal = 580X cal
g-1 (Ariffin dkk, 2010).
2.3. Dinamika Unsur Cuaca dan Iklim
Dinamika unsur-unsur cuaca dan iklim meliputi sebagai berikut :
1). Kejernihan Atmosfer
Besarnya panas matahari yang sampai ke permukaan bumi mempengaruhi
kejernihan atmosfer. Hal ini disebabkan gas-gas di dalam atmosfer berpengaruh
terhadap pemantulan dan penghamburan sinar matahari. Di daerah yang atmosfernya
kotor hanya menerima panas secara langsung dalam jumlah sedikit, sedangkan di
daerah yang tidak berawan akan menerima panas secara langsung dalam jumlah yang
banyak.
2). Pola Khatulistiwa
Fluktuasi temperatur tahunan di daerah khatulistiwa itu kecil, lebih kecil
daripada fluktuasi temperatur harian. Pola khatulstiwa mempunyai dua maksimum
dan dua minimum, yaitu poda saat matahari berada di atas suatu daerah dan pada saat
berada di garis balik.
3). Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas bidang
datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tingi suatu tempat makin
rendah tingkat kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan udara makin ke atas
makin rendah. Sebaran tekanan udara suatu daerah dapat digambarkan dalam
tampilan peta yang ditunjukan oleh garis isobar. Isobar adalah garis yang
menghubungkan tempattempat yang mempunyai tekanan udara yang sama pada saat
yang sama pula.
4). Jarak Ke Laut
Suatu tempat yang dekat dengan laut atau danau suhu udara rata-rata
hariannya tinggi, sedangkan tempat yang jauh dengan laut atau danau suhu udara
rata-rata hariannya rendah keadaan tersebut dipengaruhi oleh sifat air dan tanah
(daratan) dalam menerima panas. Air lebih lambat menerima dan melepaskan panas,
sedangkan daratan lebih cepat dalam menerima dan melepaskan panas. Pengukuran
suhu udara pada saat tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan termometer,
sedangkan suhu rata-rata harian diukur selama satu hari (siang dan malam) dengan
thermometer/termograf. Jasil pencatatannya disebut termogram.
5). Ketinggian Tempat
Perbedaan suhu udara di daerah dataran rendah dengan daerah dataran tinggi
atau pegunungan tentu pernah kita rasakan. Suhu udara di daerah dataran rendah
lebih tinggi daripada di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Keadaan tersebut
sesuai dengan karakteristik atmosfer, terutama pada lapisan troposfer, yaitu setiap
kenaikan 100 meter suhu udaranya turun 0,5 °C (Surakusuma, 2017).
2.4. Kelembapan Udara dan Curah Hujan
Kelembaban nisbi ialah nilai nisbah antara uap air yang terkandung dan daya
kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang
dinyatakan dalam persen. Kelembapan udara dalam pengamatan klimatologi
dinyatakan sebagai kelembapan nisbi atau RH (Relative humadity). Terdapat empat
macam dasar cara pengukuran kelembapan nisbi udara :
a. Metode thermodinamik. Alat pengukuran menggunakan psikometer.
b. Metode berdasarkan perubahan ukuran atau dimensi bahan higroskopik. Alat
pengukurnya dinamakan hygrometer
c. Metode perubahan nilai suatu listrik. Metode ini memanfaatkan pengaruh
banyaknya kandungan air dalam suatu bahan terhadap sifat kelistrikannya,
misalnya konduktivitas atau ketahanan listriknya.
d. Metode kondensasi. Kondensasi pada suatu permukaan benda terjadi pada suhu
sama atu lebih rendah dari titik embun udara yang menyentuhnya. Besarnya
tekanan uap air sebagai ukuran kelembapan dapat ditemukan dengan mengukur
suhu titik embun (Ariffin dkk, 2010).
Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena
keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat. Sehingga kajian
tentang iklim lebih banyak diarahkan pada hujan. Hujan adalah salah satu bentuk dari
presipitasi. Presipitasi adalah uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam
rangkaian proses siklus hidrologi (Sosrodarsono, 2006 dalam Hermawan, 2009).
Curah hujan didefinisikan sebagai tinggi air hujan (mm) yang diterima di
permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan atau
perembesan ke dalam tanah. Jumlah hari hujan dibatasi oleh jumlah hari dengan
tinggi curah hujan 0,5 mm atau lebih. Jumlah hari hujan dapat dinyatakan per
minggu, dekade, bulan, tahun atau satu periode tanam sedangkan jumlah curah hujan
dicatat dalam inci atau milimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm,
menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan bumi 1 mm, jika air
tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer (Handoko,1993
dalam Hermawan, 2009).
Hujan dibagi dalam beberapa kategori yaitu hujan sedang yaitu curah hujan
yang berkisar antara 20 hingga 50 mm perhari. Hujan lebat yaitu curah hujan yang
berkisar antara 50 hingga 100 mm perhari dan hujan sangat lebat yaitu curah hujan
yang berkisar di atas 100 mm perhari (Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG dalam Sova, 2017).
2.5. Angin
Angin merupakan udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi. Angin bergerak dari suatu daerah yang memiliki tekanan tinggi ke
daerah yang memiliki tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih
rendah. Angin terjadi akibat adanya perbedaan penerimaan radiasi surya, sehingga
mengakibatkan perbedaan suhu udara. Perbedaan suhu menyebabkan perbedaan
tekanan yang akhirnya menimbulkan gerakan udara (Habibie dkk, 2011).
Menurut Tjasyono (1999) dalam Fadholi (2013) perubahan arah dan
kecepatan angin dengan waktu pada suatu lokasi dapat disajikan secara diagram
dalam bentuk mawar angin. Sebuah mawar angin terdiri atas tiga garis yang
memancar dari pusat lingkaran dan menunjukkan arah dari mana angin bertiup.
Panjang setiap garis menyatakan frekuensi angin dari arah tersebut. Karena angin
merupakan besaran vector maka angin dinyatakan dalam distribusi frekuensi dua
arah, yaitu arah dan kecepatan angin.
Wind rose dapat digunakan untuk menampilkan grafik dari kecenderungan
arah pergerakan angin pada suatu wilayah. Hal ini dapat disebabkan pengaruh dari
kelerengan local, kemungkinan efek pesisir, jangkauan alat dan variabilitas temporal
dari angin, perhitungan wind rose tidak selalu mewakili pergerakan riil angin di
wilayah tersebut. Manfaat wind rose dapat digunakan dalam bidang pelayaran dan
penerbangan, angin musim (perubahan arah angin musiman), sebagai Analisa untuk
pengembangan sumber energi (PLT Angin) dan lain sebagainya (Habibie dkk, 2011).
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Umum Desa Sungai Dua Laut


3.1.1. Kondisi Geografis
BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh berada pada lintang 513’43,61”
di bagian Utara dan membujur 9656’49” di bagian Selatan. BMKG Stasiun
Meteorologi Malikussaleh berada di kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.
Desa ini berjarak ±30,4 km dari kota Lhokseumawe dengan penduduk berkisar
593.492 jiwa.
3.1.2. Kondisi Cuaca/Curah Hujan
Cuaca pada hari pertama saat praktik lapangan kurang baik karena timbulnya
hujan dan gelombang yang lumayan tinggi pada sore hari. Pagi di hari kedua cuaca
mendung dan gerimis lalu di siang hari cuaca cukup cerah sampai tiba di sore hari
hujan mulai turun dan gelombang kembali tinggi sampai malam cuaca kembali
normal. Cuaca terbilang paling buruk adalah pada saat hari ketiga pratik lapangan
karena hujan yang turun dipagi hari sehingga membuat terhambatnya proses praktik
di lapangan.
3.1.3. Kondisi Iklim
Desa Sungai Dua Laut beriklim tropis karena berada di garis khatulistiwa
yang hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perairan
praktik dipengaruhi oleh musim angin barat dan musim angin timur, pada saat
praktik lapangan kondisi iklim berada pada musim angin barat dan sering terjadi
hujan. Musim angin barat yaitu musim angin yang tertiup dari barat ketimur dan
menyebabkan kenaikan tinggi gelombang.
3.2. Sebaran Plot Angin
Tabel 1. Data Pengukuran Angin di BMKG Meteorologi Malikussaleh berada pada
513’43,61”LU dan 9656’49” BS
NO TAHUN BULAN TANGGAL WAKTU ARAH KECEPATAN
1 2021 1 1 1 150 6
2 2021 1 2 2 130 5
3 2021 1 3 3 130 4
4 2021 1 4 4 80 4
5 2021 1 5 5 50 4
6 2021 1 6 6 110 4
7 2021 1 7 7 80 5
8 2021 1 8 8 130 4
9 2021 1 9 9 70 7
10 2021 1 10 10 70 5
11 2021 1 11 11 70 4
12 2021 1 12 12 100 4
13 2021 1 13 13 80 6
14 2021 1 14 14 80 5
15 2021 1 15 15 50 4
16 2021 1 16 16 160 3
17 2021 1 17 17 70 6
18 2021 1 18 18 110 7
19 2021 1 19 19 80 7
20 2021 1 20 20 60 4
21 2021 1 21 21 10 4
22 2021 1 22 22 360 4
23 2021 1 23 23 50 4
24 2021 1 24 24 50 4
25 2021 1 25 25 50 4
26 2021 1 26 26 70 5
27 2021 1 27 27 50 4
28 2021 1 28 28 140 4
29 2021 1 29 29 120 6
30 2021 1 30 30 80 5
31 2021 1 31 31 80 6
(Sumber : data primer 2017)
Berdasarkan tabel data primer dari pengukuran arah dan kecepatan angin
dapat ditarik kesimpulan bahwa angin tercepat berada pada tanggal 9,18,19 Januari
2021 dengan masing-masing kecepatan sebesar 7 m/s . Angin berada pada
kecepatan terendah tercatat pada tanggal 16 Januari dengan ecepatan terendah yaitu
1 m/s.

1.3. Frequency Count

Gambar 2. Frequency Count


Frequency Count digunakan untuk menghitung jumlah sebaran angin yang
ada pada arah dan kecepatan tertentu. Sebaran angin terbanyak berdasarkan gambar
2, arah angin terdapat dari arah 337,5 – 22,5 dengan total 20 sebaran dengan 18
berada pada kecepatan antara 0,50 – 2,10 m/s dan 2 sebaran terdapat pada kecepatan
antara 2,10 – 3,60 m/s. Sebaran angin sebanyak 20 juga terdapat dari arah 202,5 –
247,5 dengan 12 berada pada kecepatan 0,50 – 2,10 m/s, 7 sebaran pada kecepatan
2,10 – 3,60 m/s dan 1 sebaran angin berada pada kecepatan 3,60 – 5,70 m/s. Sebaran
angin yang paling sedikit berada pada arah 22,5 – 67,5 dengan kecepatan antara 0,50
– 2,10 m/s memiliki 1 sebaran. Sebaran angin berdasarkan kecepatan, paling banyak
terdapat pada kecepatan 0,50 – 2,10 m/s dengan jumlah 40 sebaran yang tersebar dari
arah 337,5 – 22,5, 22,5 – 67,5, 157,5 – 202,5, 202,5 – 247,5, 247,5 – 292,5 dan arah
292,5 – 337,5. Sebaran angin dengan kecepatan 5,70 – 8,80 m/s memiliki 1 sebaran
angin yaitu dari arah 157,5 – 202,5.
3.4. Frekuensi Distribusi
Gambar 3. Frequency Distribution

Frequency Distribution digunakan untuk menghitung jumlah sebaran angin


yang ada pada arah dan kecepatan tertentu dalam bentuk persen dari total 100% data
angin. Sebaran angin berdasarkan gambar 3, arah terbanyak terdapat dari arah 45-75
dengan total 38,70% sebaran dengan 32,25% berada pada kecepatan antara 3,60 –
5,70 m/s dan 6,45% sebaran terdapat pada kecepatan antara 5,70 – 8,80 m/s. Sebaran
angin kedua terbesar 25,80% juga terdapat dari arah 75-105 dengan 16,12% berada
pada kecepatan 3,60-5,70 m/s, 9,677% sebaran pada kecepatan 5,70 – 8,80 m/s.
Sebaran angin yang paling sedikit datang dari arah 135-165 dengan kecepatan antara
3,60– 5,70 dan 5,70-8,80 m/s memiliki 9,677% sebaran.

3.5. Mawar Angin

Gambar 4. Wind Rose


Perubahan arah dan kecepatan angin dengan waktu pada suatu lokasi dapat
disajikan secara diagram dalam bentuk mawar angin. Sebuah mawar angin terdiri
atas tiga garis yang memancar dari pusat lingkaran dan menunjukkan arah dari mana
angin bertiup. Panjang setiap garis menyatakan frekuensi angin dari arah tersebut.
Karena angin merupakan besaran vektor maka angin dinyatakan dalam distribusi
frekuensi dua arah, yaitu arah dan kecepatan angin (Tjasyono, 1999 dalam Fadholi,
2013). Penjelasan tersebut menerangkan bahwa fungsi dari mawar angin adalah
untuk memudahkan dalam mendistribusikan data angin yang berjumlah sedang
maupun banyak.
Pada gambar 4 terlihat data penyebaran angin yang berada di BMKG Stasiun
Meteorologi Malikussaleh, garis-garis radial pada gambar merupakan arah angin dan
setiap lingkaran menunjukkan kejadian angin pada periode tertentu. Berdasarkan
gambar 4, kecepatan angin di daerah BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh rata-
rata berkisar antara 3,60-5,70 m/s dengan arah datang angin dominan dari arah Utara
dan Barat Daya. Sebaran angin paling banyak berdasarkan kecepatan tersebar mulai
dari arah Utara-Timur Laut-Timur-Tenggara dengan kecepatan antara 3,60 – 5,70
m/s.
Gambar 5. Grafik Fluktuasi Sebaran Angin Desa Sungai Dua Laut
Pola sebaran angin pada gambar 5 dapat diketahui dari grafik fluktuasi yang
menunjukkan untuk angin dengan kecepatan sebesar 3,60 – 5,70 m/s memiliki
presentase paling tinggi sekitar 71,0 %. Sebaran angin yang selanjutnya berada pada
25,8% dengan kecepatan 5,70 – 8,80 m/s. Angin dengan kecepatan 2,10 - 3,60 m/s
memiliki presentase 3,2% merupakan kecepatan angin yang jarang berhembus
diwilayah BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh karena kemunculan nya yang
sedikit pada saat itu.
Gambar 6. Tampilan Sebaran Angin di Google Earth Pro
Gambar 6 menjelaskan peta sebaran angin di 3,60 – 5,70 yang terdistribusi
secara detail dengan menggunakan data yang telah di olah oleh WRPLOT dan Wind
Rose yang selanjutnya dikombinasikan dengan menggunakan software Google Earth
Pro. Sebaran angin di BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh berkisar antara 3,60
– 5,70 m/s dengan arah dominan angin datang dari arah Timur Laut , Timur dan
Tenggara.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Arah dan kecepatan angin dapat diketahui melalui data yang diambil pada
saat melakukan praktikum lapangan yang selanjutnya dianalisis menggunakan
software WRPLOT View 8.00 yang didalamnya menyajikan data lengkap mulai dari
frequency count, frequency distribution, wind rose serta graph yang ditampilkan.
Setelah data dianalisis maka tampilan data dapat terlihat dengan menggunakan
software Google Earth Pro. Melalui software yang digunakan, diketahui arah angin
di BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh dominan angin datang dari arah Timur
Laut , Timur dan Tenggara dengan kecepatan terbesar berkisar antara 3,60 – 5,70
m/s.

4.2. Saran
Praktikan menyarankan pada praktikum lapangan pemasangan wind detector
seharusnya lebih diperhatikan dan data angin diamati dengan serius sehingga data
yang diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Ariffin dkk. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. http://bahanajarbp. files.com/


2010/03/modul-praktikum-klimatologi1.pdf (Diakses 17 November 2017).

Fadholi A., dkk. 2013. Analisis Data Arah Dan Kecepatan Angin Landas Pacu
(Runway) Menggunakan Aplikasi Windrose Plot (Wrplot). Jurnal Ilmu
Komputer Vol. 9 No. 2. http://118.97. 153.226/index. php/Komp/article
/download/494/458. (Diakses tanggal 15 November 2017).

Fadholi, Akhmad. 2012. (BMKG) Fenomena-fenomena Alam. http://www.fisikanet.


lipi.go.id/utama.cgi?fenomena&1352896307 (Diakses tanggal 5 Desember
2017).

Fadholi, Akhmad. 2013. Study Pengaruh Suhu Dan Tekanan Udara Terhadap
Operasi Penerbangan Di Bandara H.A.S. Hananjoeddin Buluh Tumbang
Belitung Periode 1980-2010. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya
(JPFA). https://journal. unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/191/103.
(Diakses tanggal 28 November 2017).

Habibie, N.M. dkk. 2011. Kajian Potensi Energi Angin Di Wilayah Sulawesi Dan
Maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. http://202.90.199.54/
jmg/index.php/ jmg/article/ download/ 99/93 (Diakses tanggal 15 November
2017).

Hermawan, Eddy. 2009. Analisis Perilaku Curah Hujan Di Atas Kototabang Saat
Bulan Basah dan Bulan Kering. Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan, dan Penerapan MIPA. http://eprints. uny.ac.id /12291/1/57
FisEddyHermawan2.pdf (Diakses tanggal 16 November 2017).

Sova, Maria. 2017. Rancang Bangun Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode
Timbangan Menggunakan Sensor Fototransistor Berbasis Arduino Uno.
Skripsi.http://digilib.unila.ac.id/28706/12/Skripsi%20tanpa%20bab
%20pembahasan.pdf. (Diakses tanggal 16 November 2017).

Surakusuma, Wahyu. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata


Pelajaran/Paket Keahlian Teknik Produksi Hasil Hutan Bab X Cuaca dan
Iklim.http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL%202017/
Teknik%20Produksi%20Hasil%20Hutan/BAB-X-Cuaca-dan-iklim.pdf
(Diakses tanggal 5 Desember 2017).

Anda mungkin juga menyukai