Anda di halaman 1dari 36

METODA PELAKSANAAN

Paket Pembangunan Masjid Raya Sofifi – Lanjutan


di Kota Sofifi, Provinsi Maluku Utara
Tahun anggaran 2020

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Provinsi Maluku Utara merupakan daerah yang ada di kepulauan maluku
dengan ibu kota berada di Kota Sofifi. Perjalanan menuju kota Sofifi dapat
menempuh waktu 3 sampi 4 jam perjalanan dari Jakarta menggunakan
pesawat terbang. Kota Sofifi merupakan ibu kota baru dari Provinsi Maluku
Utara yang sebelumnya berada di Kota Ternate. Daerah Maluku Utara
khusus nya di Kota Sofifi merupakan daerah yang masih sangat berpotensi
untuk di kembangkan dari sektor perekonomian dan pariwisata. Sehingga
dibutuhkannya pengembangan infrastruktur yang lebih baik guna
menunjang tumbuh kembangnya sektor perekonomian dan pariwisata.
Provinsi Maluku Utara merupakan daerah dengan kepribadian warga yang
sangat agamis, dan 80% warga beragama islam. Sehingga pembangunan
Islamic Center Masjid Raya Sofifi dapat menjadi salah satu wisata religius
bagi umat islam dan wisatawan. Oleh karena itu dapat mengembangkan
potensi pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga Maluku
Utara.

Gambar 1. Lokasi dan estimasi perjalanan ke Sofifi


1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pekerjaan paket pembangunan masjid raya sofifi
adalah untuk mendukung perkembangan tata kota dan infrastruktur yang
lebih baik sehingga dapat terwujudnya dan terpenuhinya beberapa hal
antara lain sebagai berikut :
1. Peningkatan dalam perkembangan infrastruktur yang lebih baik.
2. Peningkatan di sektor perekonomian.
3. Mengembangkan dan meningkatkan nilai pariwisata daerah.

1.3 Lokasi Pekerjaan


Pekerjaan ini terletak di Kelurahan Balbar, Kecamatan Oba Utara, Kota
Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara.

Gambar 1. Lokasi pekerjaan Masjid Raya Sofifi

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Metode Pelaksanaan


1. Metode pelaksanaan yang rinci akan disampaikan dan dijelaskan untuk
setiap pekerjaan sehingga mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
2. Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan, kami selaku Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab
penuh terhadap metode pelaksanaan yang diusulkan. Bila akibat
pelaksanaan metode tersebut timbul kerugian, maka hal tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami selaku Penyedia Jasa.

2.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva-S (S- Curve)
secara detail. Jadwal pelaksaan pekerjaan yang menguraikan berbagai
aktifitas pekerjaan dibuat agar kemajuan pekerjaan dapat dievaluasi
ketepatannya sesuai waktu yang direncanakan.

III. PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1 Mobilisasi / Demobilisasi Pekerjaan


1. Mobilisai dan demobilisasi pekerjaan yang didatangkan ke lokasi
meliputi Alat Berat, Bahan dan Material, Peralatan Pendukung, Pekerja,
dan Tim Pelakasana Pekerjaan.
2. Peralatan yang didatangkan :

NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH


1 Excavator PC 0,8 m3 2 Unit
2 Dump Truck 3 Ton 8 Unit
3 Ready Mix 5 m3 2 Unit
4 Batching Plant 50 m3 / Hari 1 Unit
5 Concrete Pump 2 Unit
6 Tower Crane / Mobile Crane 5 Ton, 30 m 1 Unit
7 Tower Crane Untuk Pancang Hammer 2 Ton 1 Unit
8 Beton Vibrator 2 Unit
9 Scafolding 2 x 1,5 m1 200 Set
10 Mesin Genset 2 KVA 1 Unit
11 Profil Tank 1200 Liter 4 Unit
12 Beton Molen 0,3 m3 6 Unit
13 Peralatan Tukang Las - 1 Set
14 Peralatan Tukang Listrik - 1 Set
15 Peralatan Tukang Batu - 1 Set
16 Peralatan Tukang Kayu - 1 Set
17 Pompa Air - 2 Buah
18 Stamper 3 Ton 1 Unit

3.2 Pengukuran, Mutual Check, dan Uitzet


1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan fisik, terlebih dahulu akan
dilaksanakan pemeriksaan bersama (Mutual Check 0 %). Maksud
Mutual Check ini adalah peninjauan dan penyempurnaan gambar
rencana serta volume pekerjaan sesuai kondisi lapangan. Hasil
pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara Mutual Check 0
%, sedangkan hasil dari penyempurnaan gambar rencana dipakai
sebagai gambar pelaksanaan yang di pakai saat pelaksanaan.
2. Sebagai titik referensi pengukuran, menggunakan titik referensi seperti
tercantum pada gambar rencana. Lokasi yang tepat akan ditunjukkan
kemudian oleh Direksi Pekerjaan.
3. Menentukan patok-patok sementara dari kayu usuk atau bambu
sebagai titik uitzet, dipasang pada setiap jarak maksimum 25 m dan
minimum 10 m pada lokasi bangunan, dengan dicat warna merah
serta diberi nomor patok. Patok-patok ini dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak mudah goyang atau hilang.
4. Setelah pelaksanaan pekerjaan fisik selesai, maka Penyedia Jasa harus
melaksanakan pemeriksaan bersama (Mutual Check 100%).
Dilaksanakan bersama antara Penyedia Jasa, Direksi pekerjaan dan
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak. Pemeriksaan bersama ini untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan atau Gambar
Purnabangun (As-built Drawing) untuk digunakan sebagai dasar
perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan
5. Setelah pekerjaan selesai 100% gambar-gambar hasil pengukuran MC
0% (Gambar Pelaksanaan) dan hasil pengukuran MC 100% (Gambar
Purnabangun) masing-masing dibuat dalam cetakan ukuran A3 dan A4
untuk set gambar. Selambat-lambatnya gambar akan diberikan dalam
14 hari setelah dilaksanakannya Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
(pre construction meeting).

3.3 Pembersihan Lokasi/Medan Kerja


Setelah mobilisasi alat berat Excavator tiba di lokasi maka dapat dimulai
pembersihan lokasi. Pembersihan lokasi meliputi pembebasan lahan dari
rumput dan pohon yang sekiranya dapat menghambat jalannya pekerjaan.
Pembersihan lokasi juga meliputi perbaikan (pelebaran) jalan akses
menuju lokasi Masjid Raya Sofifi dengan ketentuan sesuai persetujuan
kepala desa / pemimpin warga setempat. Tak lupa pembersihan lokasi dari
bangunan yang terdampak (penggusuran) merupakan kawasan/batas
pekerjaan.

3.4 Penyediaan Barak Kerja dan Direksi Kit


Dalam pebuatan barak kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan
sehingga akan mampu menampung seluruh tenaga kerja. Demikian juga
dengan gudang dibuat dengan ukuran yang cukup untuk menampung
material seperti semen. Barak dan gudang ini dibuat dari dinding papan
dan atap Seng, sedangkan khusus untuk lantai gudang tidak diplester
hanya disiapkan Balok untuk landasan penampungan semen. Selain barak
kerja dan gudang, kami juga akan membuat direksi keet ditempatkan
dekat dengan lokasi Proyek. Direksi keet bersifat kantor sementara dengan
lantai diplester. Direksi Keet dilengkapi dengan kamar mandi/WC, Ruang
Kantor, Kamar tidur untuk Direksi.

3.5 Dewatering
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan
persiapan saat melakukan pengecoran pekerjaan yang mempunyai elevasi
dibawah permukaan air dan dilakukan secara terus menerus hingga
konstruksi pasangan maupun beton bertulang sudah mengering dengan
sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan batu maupun beton
dalam keadaan tergenang air.

3.6 Pekerjaan Persiapan Lainnya


• Pembuatan papan nama proyek yang terbuat dari bahan Kayu Kaso,
Multiplek, paku, dan Banner (digital printing). Papan nama proyek
ditempatkan di depan direksi kit, pintu masuk lokasi, dan di ujung
serta pangkal lokasi proyek.
• Pembuatan administrasi laporan pekerjaan (harian, mingguan,
bulanan, progres pencapaian, dan laporan lain) besrerta as built
drawing sesuai pekerjaan yang telah dikerjakan. Laporan dan gambar
digunakan sebagai bukti progres kerja dan diasistensikan/diperiksa
oleh pengawas lapangan.
• Pengadaan air, sanitasi, listrik di lokasi proyek sehingga mendukung
pekerjaan menjadi sesuai jadwal dan lancar.

3.7 Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( SMK3 )

Dalam manajemen K3 akan diadakan hal-hal sebagai berikut :


1. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP).
2. Pembentukan tim safety
3. Penyiapan RK3K terdiri atas :
• Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja dan
Formulir.
• Pengarahan K3 (safety briefing) setiap seminggu sekali evaluasi

Gambar 3. Kelengkapan K3 dan Alat Pelindung Diri

4. Pengadaan alat pelindung diri (APD) terdiri atas :


• Topi Pelindung (Safety Helmet)
• Pembatas Area (Restricted Area)
• Sarung Tangan (Safety Gloves)
• Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
• Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)
• Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
• BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
• Rompi Keselamatan (Safety Vest)
5. Fasilitas sarana kesehatan :
• Klinik pertolongan pertama
• Surat Ijin Kelaikan Alat-Alat/Ken
• Rambu Larangan
• Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, dll)
• Rambu Informasi
• Rambu Kewajiban
• Rambu Peringatan
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
• Lampu Putar (Rotary Lamp)
• Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
• Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick)
• Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
• Lampu Darurat (Emergency Lamp)
• Bendera K3

IV. PEKERJAAN GALIAN LANTAI BASEMENT

4.1 Galian Tanah Biasa dengan alat

a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
galian tanah biasa dengan alat berat antara lain: excavator backhoe
dan dump truk. Pekerjaan galian tanah meliputi seluruh luasan lokasi
lantai basement

b. Metode Pelaksanaan
• Sebelum pekerjaan penggalian lakukan pemasangan patok-patok
dan kaikan dengan benang sebagai bouwplank, sehingga volume
galian tidak kurang ataupun lebih.
• Setelah pekerjaan galian selesai maka akan diinformasikan kepada
pengawas / Direksi sebagai hasil laporan progres.
• Permukaan tanah yang sudah selesai, lalu dilakukan pengurugan
pasir agar mempertahankan kepadatan muka tanah.
• Jika kondisi dalam keadaan hujan atau terdapat muka air tanah
yang lebih tinggi dari elevai lantai basement, maka akan dilakukan
pengurasan/dewatering sehingga kepadatan tanah tidak

terganggu.
Gambar 4. Galian tanah mekanis

V. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

5.1 Pekerjaan Persiapan


• Mempersiapkan alat berat berupa tower crene dengan hammer.
• Mempersiapkan bahan material berupa tiang pancang dan plat baja
dan diletakkan pada titik-titik pemancangan
• Lakukan pekerjaan pengukuran dan pematokan titik-titik lokasi pondasi
tiang pancang.

Gambar 5. Tiang Pancang dan Plat Baja

5.2 Pemasangan Tiang Pancang

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tiang pancang dengan spesifikasi sesuai gambar, dilakukan
dengan pelaksanaan mekanis (alat berat). Pondasi tiang pancang
adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah.
Hydraulic Static Pile Drive (HSPD) suatu sistem pemancangan pondasi
tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk kedalam tanah dengan
menggunakan dongkrak hidrolik yang akan diberi beban couterweight
sehingga tidak menimbulkan efek getaran dan gaya gaya tekan tiang
dapat diketahui tiap mencapai kedalaman tertentu.

Gambar 6. Ilustrasi pondasi tiang pancang

b. Metode Pelaksanaan
• Proses pendahuluan adalah tiang pancang diletakkan pada titik
lokasi pondasi dengan jumlah sesuai gambar.
• Peletakkan dan pemindahan tiang pancang meggunakan alat berat
mobile crane / tower crane.
• Tiang pancang disusun dan diatur posisi tegak (vertikal)
sedemikian rupa sehingga hammer pada tower crane dapat sejajar
lurus dengan as tiang pancang.
• Pemancangan dilakukan secara terus-menerus shingga didapatkan
kedalaman yang diinginkan sesuai spek dan gambar hingga semua
tingang pancang masuk kedalam tanah.

Gambar
7.

Pengaturan posisi tiang pancang dan tower crene


• Proses pemancangan dapat dihentikan jika kedalaman sudah
sesuai spek dan gambar dan menyisakan bagain sambungan ke
pile cap.
• Proses penyambungan kepala tiang dengan pile cap menggunakan
plat dan dilakunan proses pengelasan.
• Apabila tiang pancang terdapat sambungan, maka posisikan tiang
pancang bagian bawah kurang lebih 50 cm - 75 cm dari
permukaan tanah dengan menggunakan tiang pancang
selanjutnya, pastikan tiang pancang sambungan dalam keadaan

lurus kemudian proses pengelasan dapat dilakukan.


Gambar 8. Proses penyambungan dan pemotongan kepala tiang

5.3 Timbunan Tanah Kembali

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan timbunan tanah adalah pekerjaan timbunan terhadap
pondasi tiang pancang sehingga mencapai elevasi sesuai gambar.

b. Material Tanah
Material tanah timbunan adalah tanah timbunan yang didatangkan
dengan kualitas tanah yang sesuai spek atau telah disetujui oleh
Direksi.
Material tanah dapat diambil dari hasil tanah galian jika sesuai spek
atau disetujui oleh Direksi.

c. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan timbunan dapat dilakukan apabila pemancangan sudah
selesai dan dinyatakan siap.
• Pekerjaan timbunan dilakukan secara mekanis (alat berat) berupa
excavator backhoe dan dumpt truk
• Setelah pekerjaan timbunan tanah selesai makan dilakukan proses
pemdatan menggunakan stamper.

Gambar 9. Timbunan tanah kembali pondasi

VI. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

6.1 Galian Tanah Biasa

a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
galian tanah mekanis (alat berat) dan manual. Pada galian mekanis
(alat berat) antara lain: excavator backhoe dan dump truk. Pada galian
tanah manual menggunakan peralatan: cangkul, skop, linggis. Galian
tanah yang dimaksud adalah meliputi galian pada pondasi batu kali
sebagai penghubung antara pile cap pada lantai basement dan lantai
dasar.
b. Metode Pelaksanaan
• Dalam melaksanakan galian tanah biasa mekanis (alat berat)
exavator backhoe dan dump truk yaitu pelaksanaan dilakukan
secara berurutan dan dilakukan sesuai dengan spek teknis dan
gambar yang telah di setujui oleh Direksi.
• Dalam melaksanakan galian tanah biasa manual yaitu pelaksanaan
dilakukan secara berurutan dan dilakukan sesuai dengan spek
teknis dan gambar yang telah di setujui oleh Direksi.
• Pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk menentukan letak
pekerjaan yang akan di kerjakan.
• Setelah itu pekerjaan bisa di lanjutkan dengan penggalian secara
mekanis (alat berat) exavator backhoe dan dump truk lalu dapat di
rapihkan dengan tenga manual agar pekerjaan tersebut mendapat
hasil yang baik.
• Untuk tanah bekas galian yang masih dapat digunakan sebagai
bahan timbunan di angkut ke area stok pile menggunakan alat
berat dan di bawa oleh dump truk.
• Tanah galian yang tidak memenuhi spek untuk timbunan harus
dibuang dengan menggunakan dump truk ke lokasi disposal area.
• Permukaan tanah yang sudah selesai, lalu dilakukan pengurugan
pasir agar mempertahankan kepadatan muka tanah.
• Jika kondisi dalam keadaan hujan atau terdapat muka air tanah
yang lebih tinggi dari elevai lantai basement, maka akan dilakukan
pengurasan/dewatering sehingga kepadatan tanah tidak
terganggu.

Gambar 10. Galian tanah pondasi batu kali

6.2 Pemasangan Pondasi Batu Kali

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi batu kali sebagai penyambung
/ penerus antara pondasi tiang pancang dengan spesifikasi seuai
gambar, dilakukan dengan pelaksanaan manual dan dengan adukan
1PC : 4PS.

b. Metode Pelaksanaan
• Proses pendahuluan adalah melakukan proses pengurugan pasir
dimensi sesuai spek dan gambar.
• Pemasangan batu kosong sebagai dasar pondasi setelah proses
pengurugan pasir selesai
• Pemasangan pondasi batu kali disusun dan dilakukan secara
manual, sehingga harus diperhatikan proses pemasangan secara
detail agar sesuai spek dan gambar.

6.3 Timbunan Tanah Kembali

a. Material Timbunan
Pekerjaan timbunan adalah pekerjaan timbunan tanah kembali dengan
material tanah yang didatangkan untuk pekerjaan timbunan dengan
kualitas tanah sesuai spek atau yang telah di setujui oleh Direksi.
Tanah bekas galian dapat digunakan jika memenuhi spek dan telah di
setujui oleh Direksi.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan timbunan dapat dilakukan apabila pemancangan sudah
selesai dan dinyatakan siap.
• Pekerjaan timbunan dilakukan secara mekanis (alat berat) berupa
excavator backhoe dan dumpt truk.
• Setelah pekerjaan timbunan tanah selesai makan dilakukan proses
pemdatan menggunakan stamper.

Gambar 11. Timbunan tanah kembali batu kali

VII. PEKERJAAN PILE CAP

7.1 Galian Tanah Biasa dengan Alat

a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
galian tanah dengan mengunakan alat berat antara lain excavator
backhoe dan dump truk. Galian tanah yang dimaksud meliputi galian
pada pile cap dan terhubung ke galian sloof / balok lantai basement
dan lantai dasar.

b. Metode Pelaksanaan
• Dalam melaksanakan galian tanah biasa mekanis (alat berat)
exavator backhoe dan dump truk yaitu pelaksanaan dilakukan
secara berurutan dan dilakukan sesuai dengan spek teknis dan
gambar yang telah di setujui oleh Direksi.
• Pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk menentukan letak
pekerjaan yang akan di kerjakan.
• Untuk tanah bekas galian yang masih dapat digunakan sebagai
bahan timbunan di angkut ke area stok pile menggunakan alat
berat dan di bawa oleh dump truk.
• Tanah galian yang tidak memenuhi spek untuk timbunan harus
dibuang dengan menggunakan dump truk ke lokasi disposal area.
• Permukaan tanah yang sudah selesai, lalu dilakukan pengurugan
pasir agar mempertahankan kepadatan muka tanah.

7.2 Pemasangan Pembesian Pile Cap

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk beton
dengan spesifikasi besi dan ukuran yang telah di tentukan di bestek
dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam
negeri dengan standar industri Indonesia (SNI).
• Pembesian untuk tulangan pile cap dirakit secara fabrikasi dan
dirakit dilokasi (in-situ).
• Pemasangan tulangan pile cap menggunakan alat berat tower
crene / mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual.
• Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai
titik penempatan yang ada pada gambar.
• Pengikatan tulangan menggunakan barbendrat dengan minimal 2
(dua) kali putaran.

Gambar 12. Pembesian Pile Cap

7.3 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibutuhkan bekisting yang terbuat dari kayu papan. Permukaan dari
papan dihaluskan dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan
beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkai
penguat, sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.

Gambar 13. Bekisting Pile Cap

b. Metode Pelaksanaan
• Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan pada sisi
galian.
• Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu
pada setiap sudut-sudut bekisting. Sehingga tak ada celah
kebocoran saat proses pengecoran
• Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan
pengecoran beton.
• Pembongkaran cetakan/bekisting dapat dilakukan berkisar 2 hari
atau sesuai dengan petunjuk dari direksi.

7.4 Pekerjaan Beton (K-275)

a. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton dilakukan untuk membuat pile cap
dengan ukuran sesuai spek dan gambar. Fungsi pile cap itu sendiri
adalah sebagai penyambung dan penyalur beban (distribusi) antara
pondasi dengan kolom.
b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar-
benar sesuai dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja
sesuai spek dan gambar.

Gambar 14. Pengecoran Pile Cap

• Pekerjaan pengecoran beton K-275 di lakukan dengan cara


sebagai berikut :
a. Pekerjaan beton K-275 dilakukan secara mekanis
menggunakan concrete pump.
b. Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dan
didistribusikan menuju lokasi pengecoran pile cap
menggunakan mobil ready mix.
c. Setelah pencampuran beton siap maka Mobil ready mix
menuju lokasi pile cap dan melakukan proses penuangan pada
lokasi pile cap yang telah di pasangi pembesian dan bekisting.
d. Selama pengecoran bagian dalam adukan beton digetarkan
menggunakan alat vibrator beton.
e. Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu
dengan memperhatikan masalah pengeringan beton.
f. Selama masa perawatan beton maka harus di siram dengan air
atau menggunakan karung goni dan di siram air agar tetap
basah beton tersebut. Maksud penyiraman ini adalah supaya si
beton tidak kering dengan cepat dan menghasilkan retak.

7.5 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air Selama 4 hari

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
beton setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang terlalu
cepat yang mengakibatkan beton tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.

7.6 Timbunan Tanah Kembali

a. Material Timbunan
Pekerjaan timbunan adalah pekerjaan timbunan tanah kembali dengan
material tanah yang didatangkan untuk pekerjaan timbunan dengan
kualitas tanah sesuai spek atau yang telah di setujui oleh Direksi.
Tanah bekas galian dapat digunakan jika memenuhi spek dan telah di
setujui oleh Direksi.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan timbunan kembali dilakukan setelah beton pile cap telah
mengeras dan dinyatakan siap.
• Pekerjaan timbunan dilakukan secara mekanis (alat berat) berupa
excavator backhoe dan dumpt truk.
• Setelah pekerjaan timbunan tanah selesai makan dilakukan proses
pemdatan menggunakan stamper.
VIII. PEKERJAAN BALOK SLOOF

8.1 Galian Tanah Biasa Manual

a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan galian dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
galian tanah manual menggunakan peralatan tukang berupa cangkul,
lingkis, skop, dan lainnya. Galian tanah yang dimaksud adalah meliputi
galian pada pekerjaan sloof / balok lantai basement.

b. Metode Pelaksanaan
• Galian tanah biasa dilakukan dengan manual dan pelaksanaan
dilakukan secara berurutan dilakukan sesuai dengan spek teknis
dan gambar yang telah di setujui oleh Direksi.
• Pekerjaan dimulai dengan pengukuran dan pemasangan
bouwplank untuk menentukan letak pekerjaan yang akan
dikerjakan.
• Untuk tanah bekas galian yang masih dapat digunakan sebagai
bahan timbunan di angkut ke area stok pile menggunakan alat
berat dan di bawa oleh dump truk.
• Tanah galian yang tidak memenuhi spek untuk timbunan harus
dibuang dengan menggunakan dump truk ke lokasi disposal area.
• Permukaan tanah yang sudah selesai, lalu dilakukan pengurugan
pasir agar mempertahankan kepadatan muka tanah.

8.2 Pemasangan Pembesian Balok Sloof

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk beton
dengan spesifikasi besi dan ukuran yang telah ditentukan di bestek
dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam
negeri dengan standar industri Indonesia (SNI).
• Pembesian untuk tulangan sloof dirakit secara fabrikasi dan dirakit
dilokasi (in-situ).
• Pemasangan tulangan sloof menggunakan alat berat tower crene /
mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual.
• Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai
titik penempatan yang ada pada gambar.
• Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat
dengan minimal 2 (dua) kali putaran.

8.3 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibutuhkan bekisting yang terbuat dari kayu papan. Permukaan dari
papan dihaluskan dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan
beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkai
penguat, sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.

b. Metode Pelaksanaan
• Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan pada sisi
galian.
• Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu
pada setiap sudut-sudut bekisting. Sehingga tak ada celah
kebocoran saat proses pengecoran
• Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan
pengecoran beton.
• Pembongkaran cetakan/bekisting dapat dilakukan berkisar 2 (dua)
hari atau sesuai dengan petunjuk dari direksi.

8.4 Pekerjaan Beton (K-275)

a. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton dilakukan untuk membuat balok
sloof dengan ukuran sesuai spek dan gambar. Fungsi balok sloff itu
sendiri adalah sebagai penyalur beban dari bagian struktur lain yang
di topang diatasnya dan sebagai pengikat antara pile cap, pondasi, dan
kolom.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar-
benar sesuai dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja
sesuai spek dan gambar.

Gambar 15. Pekerjaan Sloof

• Pekerjaan pengecoran beton K-275 di lakukan dengan cara


sebagai berikut :
a. Pekerjaan beton K-275 dilakukan secara mekanis
menggunakan concrete pump.
b. Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dan
didistribusikan menuju lokasi pengecoran sloof menggunakan
mobil ready mix.
c. Setelah pencampuran beton siap maka mobil ready mix
menuju lokasi sloof dan melakukan proses penuangan pada
lokasi sloof yang telah di pasangi pembesian dan bekisting.
d. Selama pengecoran bagian dalam adukan beton digetarkan
menggunakan alat vibrator beton.
e. Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu
dengan memperhatikan masalah pengeringan beton.
f. Selama masa perawatan beton maka harus di siram dengan air
atau menggunakan karung goni dan di siram air agar tetap
basah beton tersebut. Maksud penyiraman ini adalah supaya si
beton tidak kering dengan cepat dan menghasilkan retak.

8.5 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air Selama 4 hari

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
beton setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang terlalu
cepat yang mengakibatkan beton tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.
8.6 Timbunan Tanah Kembali

a. Material Timbunan
Pekerjaan timbunan adalah pekerjaan timbunan tanah kembali dengan
material tanah yang didatangkan untuk pekerjaan timbunan dengan
kualitas tanah sesuai spek atau yang telah di setujui oleh Direksi.
Tanah bekas galian dapat digunakan jika memenuhi spek dan telah di
setujui oleh Direksi.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan timbunan kembali dilakukan setelah beton pile cap telah
mengeras dan dinyatakan siap.
• Pekerjaan timbunan dilakukan secara mekanis (alat berat) berupa
excavator backhoe dan dumpt truk.
• Setelah pekerjaan timbunan tanah selesai makan dilakukan proses
pemdatan menggunakan stamper.

IX. PEKERJAAN PELAT LANTAI

9.1 Pekerjaan Urugan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan urugan pasir,
sirtu, dan tanah humus dilakukan secara manual menggunakan
peralatan tukang berupa cangkul, lingkis, skop, dan lainnya. Urugan
yang dimaksud adalah meliputi urugan pada pelat lantai pada lantai
basement dan lantai dasar.

b. Metode Pelaksanaan
• Sebelum pengurugan tanah dalam kondisi telah dipadatkan.
• Pengurugan dilakukan dengan ketebalan 10cm.
• Setelah material urugan ditumpahkan, maka dilakukan perapihan
secara manual dan dipadatkan menggunakan stamper.

9.2 Pemasangan Pembesian Pelat Lantai


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk beton
dengan spesifikasi besi dan ukuran yang telah ditentukan di bestek
dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam
negeri dengan standar industri Indonesia (SNI).
• Pembesian untuk tulangan pelat lantai dirakit dilokasi (in-situ).
• Pemasangan tulangan pelat lantai menggunakan tenaga manual.
• Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai
titik penempatan yang ada pada gambar.
• Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat
dengan minimal 2 (dua) kali putaran.

9.3 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibutuhkan bekisting yang terbuat dari kayu papan. Permukaan dari
papan dihaluskan dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan
beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkai
penguat, sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.

b. Metode Pelaksanaan
• Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan di sepanjang
lokasi rencana pelat lantai.
• Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu
pada setiap sudut-sudut bekisting. Sehingga tak ada celah
kebocoran saat proses pengecoran
• Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan
pengecoran beton.
• Pembongkaran cetakan/bekisting dapat dilakukan berkisar 2 (dua)
hari atau sesuai dengan petunjuk dari direksi.

9.4 Pekerjaan Beton (K-275)


a. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton dilakukan untuk membuat pelat
lantai dengan ukuran sesuai spek dan gambar. Pelat lantai ini meliputi
lantai basement dan lantai dasar dengan ketebalan 12cm.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar-
benar sesuai dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan bekisting selesai dan
dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja
sesuai spek dan gambar.

Gambar 14. Pekerjaan Pelat Lantai Dasar

• Pekerjaan pengecoran beton K-275 di lakukan dengan cara


sebagai berikut :
a. Pekerjaan beton K-275 dilakukan secara mekanis
menggunakan concrete pump dan selanjutnya dirapihkan
tenaga manual.
b. Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dan
didistribusikan ke lokasi pengecoran pelat lantai menggunakan
mobil ready mix.
c. Setelah pencampuran beton siap maka Mobil ready mix
menuju lokasi plat lantai dan melakukan proses penuangan
pada lokasi plat lantai yang telah di pasangi pembesian dan
bekisting.
d. Selama pengecoran bagian dalam adukan beton digetarkan
menggunakan alat vibrator beton.
e. Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu
dengan memperhatikan masalah pengeringan beton.
f. Selama masa perawatan beton maka harus di siram dengan air
atau menggunakan karung goni dan di siram air agar tetap
basah beton tersebut. Maksud penyiraman ini adalah supaya
beton tidak kering dengan cepat dan menghasilkan retak.

9.5 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air Selama 4 hari

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
beton setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang terlalu
cepat yang mengakibatkan beton tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan

X. PEKERJAAN KOLOM

10.1 Pemasangan Pembesian Kolom

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk beton
dengan spesifikasi besi dan ukuran yang telah di tentukan di bestek
dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam
negeri dengan standar industri Indonesia (SNI).
• Pembesian untuk tulangan kolom dirakit secara fabrikasi dan
dirakit dilokasi (in-situ).
• Pemasangan tulangan kolom menggunakan alat berat tower crene
/ mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual.
• Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai
titik penempatan yang ada pada gambar.
• Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat
dengan minimal 2 (dua) kali putaran.
10.2 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibutuhkan bekisting yang terbuat dari kayu papan. Permukaan dari
papan dihaluskan dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan
beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkai
penguat, sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.

b. Metode Pelaksanaan
• Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan di titik lokasi
rencana kolom.
• Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu
pada setiap sudut-sudut bekisting. Sehingga tak ada celah
kebocoran saat proses pengecoran
• Di setiap sisi bekisting diberikan perkuatan support besi sebagai
penahan agar tidak bocor.
• Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan
pengecoran beton.
• Pembongkaran cetakan/bekisting dapat dilakukan berkisar 2 (dua)
hari atau sesuai dengan petunjuk dari direksi.

Gambar 15. Pekerjaan pembesian kolom

10.3 Pekerjaan Beton (K-275)


a. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton dilakukan untuk membuat kolom
beton dengan ukuran sesuai spek dan gambar. Kolom ini meliputi
kolom struktur dan kolom praktis.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar-
benar sesuai dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan bekisting selesai dan
dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja
sesuai spek dan gambar.

Gambar 16. Pekerjaan pengecoran kolom

• Pekerjaan pengecoran beton K-275 di lakukan dengan cara


sebagai berikut :
a. Pekerjaan beton K-275 dilakukan secara mekanis
menggunakan concrete pump dan selanjutnya dirapihkan
tenaga manual.
b. Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dan
didistribusikan menuju lokasi pengecoran kolom menggunakan
mobil ready mix.
c. Setelah pencampuran beton siap maka Mobil ready mix
menuju lokasi kolom dan melakukan proses penuangan pada
lokasi kolom yang telah di pasangi pembesian dan bekisting.
d. Selama pengecoran bagian dalam adukan beton digetarkan
menggunakan alat vibrator beton.
e. Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu
dengan memperhatikan masalah pengeringan beton.
f. Selama masa perawatan beton maka harus di siram dengan air
atau menggunakan karung goni dan di siram air agar tetap
basah beton tersebut. Maksud penyiraman ini adalah supaya si
beton tidak kering dengan cepat dan menghasilkan retak.

10.4 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air Selama 4 hari

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
beton setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang terlalu
cepat yang mengakibatkan beton tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.

XI. PEKERJAAN BALOK

11.1 Pemasangan Pembesian Balok

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk beton
dengan spesifikasi besi dan ukuran yang telah di tentukan di bestek
dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam
negeri dengan standar industri Indonesia (SNI).
• Pembesian untuk tulangan balok dirakit secara fabrikasi dan dirakit
dilokasi (in-situ).
• Pemasangan tulangan sloof menggunakan alat berat tower crene /
mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual.
• Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai
titik penempatan yang ada pada gambar.
• Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat
dengan minimal 2 (dua) kali putaran.
Gambar 17. Pekerjaan pembesian balok

11.2 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibutuhkan bekisting yang terbuat dari kayu papan. Permukaan dari
papan dihaluskan dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan
beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkai
penguat, sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.

b. Metode Pelaksanaan
• Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan di titik lokasi
rencana balok.
• Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu
pada setiap sudut-sudut bekisting. Sehingga tak ada celah
kebocoran saat proses pengecoran
• Di setiap sisi bekisting diberikan perkuatan support besi sebagai
penahan agar tidak bocor.
• Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan
pengecoran beton.

Gambar 18. Pekerjaan bekisting balok


11.3 Pekerjaan Beton (K-275)

a. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan beton dilakukan untuk membuat kolom beton dengan
ukuran sesuai spek dan gambar. Pekerjaan ini meliputi balok struktur
dan balok praktis.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar-
benar sesuai dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan bekisting selesai dan
dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja
sesuai spek dan gambar.

Gambar 19. Pekerjaan pengecoran balok

• Pekerjaan pengecoran beton K-275 di lakukan dengan cara


sebagai berikut :
a. Pekerjaan beton K-275 dilakukan secara mekanis
menggunakan concrete pump dan selanjutnya dirapihkan
tenaga manual.
b. Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dan
didistribusikan menuju lokasi pengecoran balok menggunakan
mobil ready mix.
c. Setelah pencampuran beton siap maka Mobil ready mix
menuju lokasi balok dan melakukan proses penuangan pada
lokasi kolom yang telah di pasangi pembesian dan bekisting.
d. Selama pengecoran bagian dalam adukan beton digetarkan
menggunakan alat vibrator beton.
e. Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu
dengan memperhatikan masalah pengeringan beton.
f. Selama masa perawatan beton maka harus di siram dengan air
atau menggunakan karung goni dan di siram air agar tetap
basah beton tersebut. Maksud penyiraman ini adalah supaya si
beton tidak kering dengan cepat dan menghasilkan retak.

11.4 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air Selama 4 hari

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
beton setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang terlalu
cepat yang mengakibatkan beton tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.

XII. PEKERJAAN PELAT ATAP

12.1 Pekerjaan Persiapan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan pelat atap adalah pemasangan
scavolding sebagai penyangga sebelum pengecoran.

b. Metode Pelaksanaan
• Scavolding disusun sesuai kebutuhan pada titik titik penempatan
sebelum pemasangan bekisting dan dilakukan sesuai dan telah di
setujui oleh direksi.
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan kolom, balok, dan
plat lantai pada lantai mezanin sudah selesai dan dinyatakan siap
untuk ke tahap selanjutnya.

12.2 Pemasangan Pembesian Plat Lantai


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk beton
dengan spesifikasi besi dan ukuran yang telah di tentukan di bestek
dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Semua penulangan baja yang didatangkan adalah produksi dalam
negeri dengan standar industri Indonesia (SNI).
• Pembesian untuk tulangan pelat atap dirakit secara dilokasi (in-
situ).
• Pemasangan tulangan pelat atap menggunakan alat berat tower
crene / mobile crece dan dirapihkan dengan tenaga manual.
• Proses pembesian dilakukan secara berurutan dan bertahap sesuai
titik penempatan yang ada pada gambar.
• Pengikatan rangkaian tulangan menggunakan kawat barbendrat
dengan minimal 2 (dua) kali putaran.

12.3 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibutuhkan bekisting yang terbuat dari kayu papan. Permukaan dari
papan dihaluskan dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan
beton yang halus dan baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai
ukuran yang telah ditentukan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai penguat
dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan bingkai
penguat, sehingga menghasilkan sisi beton yang baik.

b. Metode Pelaksanaan
• Setelah cetakan/bekisting selesai di rakit tempatkan di titik lokasi
rencana pelat atap.
• Cetakan/bekisting diberikan penyangga yang terbuat dari kayu
pada setiap sudut-sudut bekisting. Sehingga tak ada celah
kebocoran saat proses pengecoran
• Di setiap sisi bekisting diberikan perkuatan support besi sebagai
penahan agar tidak bocor.
• Setelah bekisting berdiri dengan kuat dan tegak baru dilakukan
pengecoran beton.

12.4 Pekerjaan Beton (K-275)


a. Lingkup Pekerjaan
Pada pekerjaan ini pekerjaan beton dilakukan untuk membuat plat
atap dengan ukuran sesuai spek dan gambar. Plat atap ini meliputi plat
lantai atas dengan ketebalan 10cm.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya benar-
benar sesuai dengan spek dan gambar.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan dilaksanakan setelah pemasangan bekisting selesai dan
dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Sebelumnya siapkan urugan pasir dipadatkan dan lantai kerja
sesuai spek dan gambar.

Gambar 20. Pekerjaan pengecoran balok

• Pekerjaan pengecoran beton K-275 di lakukan dengan cara


sebagai berikut :
a. Pekerjaan beton K-275 dilakukan secara mekanis
menggunakan concrete pump dan selanjutnya dirapihkan
tenaga manual.
b. Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dan
didistribusikan ke lokasi pengecoran pelat atap menggunakan
mobil ready mix.
c. Setelah pencampuran beton siap maka Mobil ready mix
menuju lokasi pelat atap dan melakukan proses penuangan
pada lokasi kolom yang telah di pasangi pembesian dan
bekisting.
d. Selama pengecoran bagian dalam adukan beton digetarkan
menggunakan alat vibrator beton.
e. Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu
dengan memperhatikan masalah pengeringan beton.

12.5 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air Selama 4 hari

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
beton setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang terlalu
cepat yang mengakibatkan beton tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.

XIII. PEKERJAAN DINDING

13.1 Pekerjaan Persiapan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan persiapan meliputi pemasangan bouwplank menggunakan
patok kayu dan benang.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan persiapan sebelum memasang dinding paangan bata
adalah pemasangan bouplank.
• Bahan bouwplank adalah patok kayu berupa balok kayu dan
benang.
• Beri titik untuk setiap sudut dinding dengan dimensi sesuai spek dan
gambar, lalu balok kayu ditancapkan ke tanah sebagai tanda.
• Ikat balok dengan benang dan hubungkan titik sudut dinding
dengan balok kayu.

13.2 Pekerjaan Pasangan Bata

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata merah ini meliputi pekerjaan dinding lantai
basement sampai lantai mezanin.

b. Metode Pelaksanaan
• Untuk pasangan bata merah/batu bata, sebelum pemasangan
dimulai dipersiapkan bata merah dalam keadaan dibasahi dengan
air. Alat dan bahan yang digunakan adalah bata merah, semen,
pasir, air dan peralatan tukang meliputi cangkul, skop semen, dan
perata semen.
• Proses ini dikerjakan setelah pekerjaan pemasangan benang selesai.
• Pada pasangan bata adaukan semen dan pasir menggunakan
perbandingan 1PC : 5PS untuk lantai dasar dan mezanin.
• Pada pasangan bata adaukan semen dan pasir menggunakan
perbandingan 1PC : 3PS untuk lantai basement (trasram).
• Setelah pencampuran adukan semen selesai dan pasangan bata
sudah basah, melakukan pemasangan dengan maksimal ketinggian
1m per hari, untuk mendapatkan hasil yang lurus dan rata pada
pemasangan bata tiap baris ada tarikan benang dan waterpas, juga
diperhatikan untuk campuran pasangan bata merah seperti yang
ada dalam gambar.

Gambar 21. Pekerjaan Pasangan dinding

13.3 Pekerjaan Plasteran + Acian

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran + acian dinding dilaksanakan setelah pekerjaan
pasangan bata selesai dilaksankan, pasangan bata pada dinding harus
terbebas dari kotoran.

b. Metode Pelaksanaan
• Alat dan bahan plasteran yang digunakan adalah semen, pasir, air
dan peralatan tukang meliputi cangkul, skop semen, dan perata
semen.
• Alat dan bahan yang digunakan adalah semen, air dan peralatan
tukang meliputi skop semen, dan perata semen.
• Pekerjaan ini meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan bata.
• Pasangan bata harus disiram dengan air sebelum di lakukan
plasteran, pasangan dinding harus rata lurus dan tidak
bergelombang.
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan bata sudah
selesai dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Plasteran dan acian di kerjakan sesuai spek dan gambar.

XIV. PEKERJAAN KUBAH MASJID

14.1 Pekerjaan Persiapan

a. Lingkup Pekerjaan
Kubah masjid akan dikerjakan menggunakan bahan material
ferocement dan waremesh dan di topang oleh balok. Bahan material
ferocement adalah adukan beton dengan ketentuan sesuai spek dan
gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Scavolding disusun sesuai kebutuhan pada titik titik penempatan
sebelum pemasangan bekisting dan waremesh dengan di setujui
oleh direksi.
• Bahan material yang digunakan adalah semen, pasir, waremesh,
kawat ayam.
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan kolom, balok, dan
plat lantai pada lantai sudah selesai dan dinyatakan siap untuk ke
tahap selanjutnya.

14.2 Pemasangan Pembesian

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembesian adalah pekerjaan penulangan untuk ferocement
dengan spesifikasi waremesh dan kawat ayam dan ukuran yang telah
ditentukan sesuai spek dan gambar.

b. Metode Pelaksanaan
• Material waremesh dan kawat ayam harus sesuai spek dan SNI.
• Rangkai waremesh sesuai ukuran spek dan gambar, lalu bungkus
dengan kawat ayam.
• Setelah rangkaian tulangan selesai dikerjakan lalu susun
sedemikian rupa agar mudah dalam pelaksanaan pengecoran
ferocement.
14.3 Pekerjaan Bekisting

a. Lingkup Pekerjaan
Untuk mendapatkan hasil cetakan sesuai dengan gambar bestek, maka
dibuta bekisting yang terbuat dari multiplek dan dipadukan dengan
papan balok sebagai penyangga. Permukaan dari multiplek dihaluskan
dan dibersihkan untuk mendapatkan permukaan beton yang halus dan
baik. Kayu untuk bekisting dipotong sesuai ukuran yang telah
ditentukan oleh direksi dengan menggunakan alat pemotong gergaji,
kayukayu bekisting yang telah dipotong direkatkan dengan bingkai
penguat dengan menggunakan paku sebagai pengikat papan dengan
bingkai penguat, sehingga menghasilkan sisi ferocement yang baik.

b. Metode Pelaksanaan
Setelah cetakan selesai dibuat, selanjutnya cetakan ditempatkan pada
sisi rangkaian waremesh disesuaikan dengan spek dan gambar. Untuk
menguatkan cetakan, maka cetakan/bekisting diberikan penyangga
pada setiap sudut-sudut bekisting. Setelah bekisting berdiri dengan
kuat maka dilakukan pengecoran ferocement. Waktu pembongkaran
cetakan dapat dilakukan berkisar 5 hari atau sesuai dengan petunjuk
dari direksi.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan arahan pengawas dan di dampingi
konsultan atau pun dari Direksi.

14.4 Pekerjaan Ferocement

c. Lingkup Pekerjaan
Kubah masjid akan dikerjakan menggunakan bahan material
ferocement dan waremesh dan di topang oleh balok. Bahan material
ferocement adalah adukan beton dengan ketentuan sesuai spek dan
gambar..

d. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini meliputi beberapa aspek pekrejaan yang saling
berkaitan.
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengukuran agar elevasinya
benar-benar sesuai dengan spek gambar.
• Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pemasangan pembesian selesai
dan dinyatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pemasangan bekisting untuk mendapatkan hasil pengecoran beton
sempurna dengan bentuk yang di inginkan. Untuk pemasangan
bekisting harus di perhatikan kerapihan dan kelurusannya. Jangan
sampai ada kebocoran pada saat pengecoran. Setelah selesai
maka di laporkan kepada konsultan dan direksi dan di periksa, bila
sudah selesai dan dinyakatakan siap untuk ke tahap selanjutnya.
• Pekerjaan pengecoran ferocement dilakukan di tempat (in-situ) di
lakukan dengan cara sebagai berikut :
• Pekerjaan pengecoran ferocement pada kubah ini dilakukan secara
mekanis menggunakan concrete pump dan selanjutnya dirapihkan
menggunakan tenaga manual.
• Bahan yang digunakan dikerjakan pada batching plant dengan
spek sesuai kententuan yang ada dan didistribusikan menuju lokasi
pengecoran ferocement dengan mobil ready mix.
• Setelah masa pengecoran maka ada masa perawatan yaitu dengan
memperhatikan masalah pengeringan ferocement.
• Selama masa perawatan beton maka harus di siram dengan air
atau menggunakan karung goni dan di siram air agar tetap basah
beton tersebut. Maksud penyiraman ini adalah supaya ferocement
tidak kering dengan cepat dan menghasilkan retak.

Gambar 22. Pekerjaan kubah ferocement

14.5 Pekerjaan Penyiraman/Curring dengan Air

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyiraman/curring adalah pekerjaan untuk perawatan
ferocement setelah pengecoran agar tidak terjadi pengeringan yang
terlalu cepat yang mengakibatkan ferocement tersebut rusak.

b. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan ini menggunakan media terpal ataupun karung goni
yang berfungsi menahan air agar kondisi beton tetap lembab.
• Penyiraman dilakukan menggunakan pompa air yang dialiri selang.
• Penyiraman dilakukan selama 4 hari berturut-turut.
• Volume penyiraman air disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Anda mungkin juga menyukai