Anda di halaman 1dari 79

BAB II

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Gambaran Umum Proyek

2.1.1 Latar Belakang Proyek

Kabupaten Ponorogo terletak di Provinsi Jawa Timur dimana banyak dialiri sungai
yang mempunyai debit relatif besar saat musim penghujan. Air sungai di daerah Ponorogo dan
sekitarnya banyak digunakan untuk kepentingan irigasi dan kepentingan domestic masyarakat.
Akan tetapi pada musim yang tidak menentu seperti musim kemarau Panjang tidak jarang
terjadi kekeringan dan pada musim penghujan sering terjadi banjir. Maka dari itu diperlukan
perencanaan sumber daya air berupa sarana yang memadai untuk menampung air supaya
ketersediaan air untuk masyarakat dapat terpenuhi dengan baik guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat Direktorat jendral Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan
Solo berupaya memberikan solusi untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan, maka dari
itu melalui pembangunan Bendungan Bendo yang berada di kecamatan Sawoo Kabupaten
Ponorogo. Bendungan Bendo direncanakan berfungsi untuk pengairan daerah irigasi seluas
3.299 ha dan kelebihan air akan disalurkan ke Bendung jati yang mempunyai daerah irigasi
seluas 4.500 ha melalui Sungai Keyang. Bendungan Bendo direncanakan juga digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air baku Kabupaten Ponorogo sebesar 320 liter/detik yang diproyeksikan
dapat memenuhi kebutuhan air baku sampai tahun 2025.

Bendungan Bendo adalah salah satu bendungan yang diusulkan dalam rencana Induk
Proyek Pembangunan Wilayah Sungai Bengawan Solo pada tahun 1974. Dalam kajian ulang
terhadap Rencana Induk Proyek Pembangunan Wilayah Sungai Bengawan Solo oleh konsultan
Nippon Koei Co., Ltd., Jepang melalui studi Comprehensive Development and Management
Plan (CDMP) pada tahun 2000, Bendungan Bendo masih merupakan salah satu bendungan
yang direkomendasikan untuk distudi lebih lanjut.

Proyek pembangunan Waduk Bendo berada di Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo


yang merupakan daerah perbukitan. Sehingga untuk keperluan pembangunan proyek
bendungan diperlukan galian dan timbunan. Pada maindam bendungan terdapat 5 zona

5
timbunan. Terdapat berbagai macam material yang diperlukan pada pekerjaan maindam, salah
satunya adalah material batu yang berada pada zona 4. Material zona 4 tidak boleh tercampur
dengan material lain seperti daun-daun kering, kayu yang sudah lapuk dan harus sesuai dengan
ketentuan Direksi. Sebelum material digunakan untuk timbunan terlebih dahulu dilakukan
beberapa tes untuk mengetahui apakan material yang digunakan sudah sesuai dengan
spesifikasi teknis. Fungsi utama timbunan batu adalah sebagai media transisi air ke timbunan
random maka dari itu juga diperhatikan kepadatan dan kadar air sesuai petunjuk Direksi.

2.1.2 Struktur Organisasi KSO

KSO ( Kerja Sama Operasi ) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang tiap
pihak sepakat untuk melakukan usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau hak usaha
yang dimiliki dan secara bersama – sama menanggung resiko usaha tersebut. Dan KSO pada
proyek pembangunan Waduk Bendo ini terdiri dari 3 pihak, yaitu PT WIKA (Wijaya Karya),
PT HK (Hutama Karya), dan PT NK (Nindya Karya). Berikut adalah struktur organisasi KSO
pada proyek pembangunan Waduk Bendo.

6
STRUKTUR ORGANISASI KSO
PROYEK PEMBANGUNAN WADUK BENDO (MULTIYEARS)

KEPALA PROYEK
Ir. SARTONO, AN,M.M

DEPUTI KEPALA PROYEK 1 DEPUTI KEPALA PROYEK 2


SUDARMANTO, S.T ANDIKO IRHASH P,S.T

KOORDINATOR K3
IN'AM
KEU & adm PERSONALIA TEKNIK LABORATORIUM HUMAS KEPALA PELAKSANA
PURWANTO, S.Mn M. IRVANSYAH P, S.T PONADJI M. ALWI UMAR, S.T SUNARDJO, A.Md

STAFF KSO STAFF KSO STAFF KSO KEAMANAN PELAKSANA SAFETY OFFICER
RIKY FAJAR AKUNTANSI YUDA HANDIKA, ST TEKNIK AMIN LABORAT SAMUDJI EKO SRIYATNO, ST.MM WIDYA YULITA
SUKINO KASIR DEDDI HERIYANTO TEKNIK BAMBANG PH LABORAT SUGIYO EKO
FENCE AFIANSYAH PAJAK PERMADI PRAKOSO TEKNIK AGUNG WIDODO LABORAT ANTOK SLAMET
JENIFER W SEKRETARIS IRWAN TEKNIK AMIN RAHARJO MUHADI
SRI EKO DOSO KOMERSIAL

7
2.1.3 Struktur Organisasi HK

PT HK (Hutama Karya) adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara Indonesia) yang
bergerak di bidang konstruksi, serta penyedia jalan tol. Perusahaan ini berawal dari perusahaan
swasta HBM (Hollandsche Beton Maatscappij) milik Hindia Belanda yang dinasionalisasi
pada tahun 1961 menjadi PN Hutama Karya dan berubah nama menjadi PT Hutama Karya
pada tahun 1973. Dan berikut struktur organisasi HK pada proyek pembangunan Waduk
Bendo.

8
STRUKTUR ORGANISASI HUTAMA KARYA
PROYEK PEMBANGUNAN WADUK BENDO (MULTIYEARS)

KEPALA PROYEK
SUDARMANTO, ST

PS & K
WIDYA YULITA

PSMK3L Ka. TTD


MARNO WIDYA YULITA

S.E.M S.O.M S.A.M


MUH ALWI UMAR EKO SRIYATNO, ST., MM KASAN BASUKI

QUANTITY SURVEYOR PELAKSANA SPILLWAY LOGISTIK


YUDA HANDIKA AMIN RAHARJO EDI ROHEDI
SURVEYOR PELAKSANA JALAN PENGENDALIAN
RUSTAM AMIN RAHARJO MUH ALWI UMAR
DRAFTER PELAKSANA BENDUNGAN KASIR & PAJAK
IMRON SUGIYO BAMBANG HERMAWAN
LAB. TEKNIK PELAKSANA PERALATAN
BAGUS KHABIB SUKENDAR

9
2.1.4 Lokasi Proyek

Proyek pembangunan Waduk Bendo terletak ± 21 km dari Kota Ponorogo atau ± 200
km dari Kota Surabaya di Jawa Timur. Bendungan Bendo diusulkan pada Sungai Ngindeng
salah satu anak sungai Kali Madiun dan terletak antara garis lintang selatan 7° 59’ 36” dan
garis bujur timur 111° 34’ 57” dan 111° 44’ 40”. Lokasi bendungan untuk Waduk Bendo ± 20
km di hulu pertemuan dengan Kali Madiun, dengan daerah tangkapan air seluas 120,63 km 2.
Morfologi daerah rencana bendungan merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara
EL. +150 m sebagai elevasi dasar sungai sampai EL. +450 m di sisi kiri sungai dan EL. +250
m di sisi kanan.

Gambar 2.1 Lokasi Pekerjaan Waduk Bendo Ponorogo

Sumber : Metode Pelaksanaan Waduk Bendo Ponorogo

Kondisi iklim didaerah proyek termasuk iklim tropis dengan karakteristik temperature
dan kelembaban udara yang cukup tinggi. Temperature rata-rata tahunan tercatat berkisar 28°C
dan kelembaban udara bervariasi berkisar antara 94% - 84%, dimana rata-rata kelembaban
tahunan adalah 90.39%. Curah hujan biasanya dimulai pada bulan agustus dan berakhir pada
bulan Januari dengan rata-rata curah hujan tahunan sebesar 2.212 mm/th. Kecepatan angin rata-
rata sebesar 1.50 m/detik atau 5.4 km/jam dan penyinaran matahari tiap tahunnya rata-rata 5.15

10
jam/hari diukur antara jam 08.00-16.00. untuk evaporasi potensial pada daerah lokasi proyek
rata-rata per bulannya adalah 4.48 mm.

Waduk Bendo direncanakan memiliki daya tamping air sebesar 43 juta m 3 dan daerah
genangan seluas 170 ha, serta membutuhkan lahan seluas kurang lebih 300 ha. Untuk suplai
irigasi sawah-sawah seluas 7.800 ha yang ada di Kabupaten Madiun dan Ponorogo. Selain
untuk irigasi, Bendungan Bendo juga bermanfaat untuk pengendalian banjir Kabupaten
Ponorogo dan Kabupaten madiun. Bendungan dengan tinggi 71 meter ini membendungan
Sungai Keyang yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan
Solo), Bendo juga mampu menyediakan air baku sebesar 780 lier/detik untuk domestic dan
industry serta menjadi pembangkit listrik sebesar 4 MW.

Gambar 2.2 Lokasi Pekerjaan Waduk Bendo Ponorogo


Sumber : Metode Pelaksanaan Waduk Bendo Ponorogo

Gambar 2.3 Lokasi Pekerjaan Waduk Bendo Ponorogo


Sumber : Metode Pelaksanaan Waduk Bendo Ponorogo

11
2.1.5 Data Administrasi

Data administrasi proyek dari Waduk Bendo, Kabupaten Ponorogo adalah sebagai
berikut :

Nama proyek : Pembangunan Waduk Bendo di Kab. Ponorogo (Multi Years Contract)

Nama Paket : Pembangunan Waduk Bendo di Kab. Ponorogo (Multi Years Contract)

Lokasi : Dusun Bendo, Desa Ngindeng, Kec. Sawoo, Kab. Ponorogo – Jawa

Timur

Pemilik : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Bendungan 1

Konsultan : PT. RAYA KONSULT – PT. DDC CONSULTANS – PT. INNAKO

INTERNASIONAL KONSULINDO – PT. TUAH AGUNG


ANUGRAH KSO

Kontraktor : WIJAYA KARYA – HUTAMA KARYA – NINDYA KARYA, KSO

No. / Tgl. Kontrak : HK.02.03-An/ppk.PB/Bendo/09, Tgl.02 September 2013

Amandemen X : HK.02.03-An/PPK.PB I /Bendo/AMD X/01, Tgl. 23 Maret 2017

Harga Buronan : Rp. 592.447.060.000,- (KONTRAK)

- PT. WIJAYA KARYA :


Rp. 199.062.212.000,- (33,60%)
- PT. HUTAMA KARYA :
Rp. 197.877.318.000,- (33,40%)
- PT. NINDYA KARYA :
Rp. 195.507.530.000,- (33,00%)

: Rp. 624.664.633.000,- (AMANDEMEN X)

- PT. WIJAYA KARYA :


Rp. 209.887.316.740,- (33,60%)
- PT. HUTAMA KARYA :
Rp. 208.637.987.473,- (33,40%)
- PT. NINDYA KARYA :
Rp. 206.139.328.941,- (33,00%)

12
Waktu Pelaksanaan : 2.190 Hari kalender (02 September 2013 s/d 31 Agustus 2019)

Masa Pemeliharaan : 12 (Dua Belas) Bulan

Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2013 s/d 2019

2.1.6 Bentuk Kontrak

Untuk melaksanakan suatu pekerjaan proyek pembangunan antara pemilik proyek


dengan kontraktor pelaksana diadakan kontrak secara tertulis dengan surat perjanjian kerja.
Pada pembangunan Proyek Pembangunan Waduk Bendo ini yang dipakai adalah system Multi
Years Contract (Kontrak Tahun Jamak) yaitu kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk
masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atas beban anggaran, kegiatan tersebut haus yang
nilainya di atas Rp. 10.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan harus mendapat persetujuan
Menteri Keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri keuangan No. 193 tahun 2011 pasal 2
ayat1.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keungan No. 193 tahun 2011 pasal 3, permohonan
persetujuan Kontrak Tahun Jamak diajukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menteri
Keungan bersamaan.

Kontrak Tahun Jamak berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan No. 193 tahun
2011 untuk dana APBN dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 pasal 54A
untuk dana APBD.

Anggaran tersebut sudah mencakup biaya pelaksanaan pekerja, keuntungan, dan biaya
lain, seperti mobilitas, operasi peralatan penyediaan akomodasi di lapangan, biaya penjagaan
dan lain sebagainya.

2.1.7 Data Teknis Waduk Bendo

Data teknis Waduk Bendo adalah sebagai berikut :


1. Waduk
Luas daerah aliran : 120,63 km2
Luas permukaan waduk : 1,85 km2 pada MAT
Muka Air Tinggi (MAT) : EL. 218.600 m
Muka Air Rendah (MAR) : EL. 188.00 m
Muka Air Banjir (MAB) : EL. 220,89 m
Kapasitas waduk bruto : 44.197 x 106 m3

13
Kapasitas waduk aktif : 35.805 x 106 m3
2. Bendungan
Tipe bendungan : Zona urugan batu dengan inti tegak
Elevasi puncak : EL. 224,0 m
Tinggi bendungan : 88 m
Panjang puncak : 311,90 m
Volume timbunan : 3.088 juta m3
3. Terowongan Pengelak
Terowongan : Ø 5,5 m
Pintu Penutup :5mx5m
4. Pengambilan dan pengeluaran
Tipe pengambilan : menara miring
Elevasi dasar inlet : EL. 185 & 195 m
5. Jalan air
Hulu penyumbat : Terowongan pengelak, D = 5,5 m
Hilir penyumbat : Pipa baja, D = 1.2 m
Katup keluaran : Katup pancar, D = 0.9 m
Kapasitas keluaran : 10.0 m3 / s pada MAT
6. Pelimpah
Banjir rencana : 1,000 tahun
Peak inflow : 649 m3 / s
Type :Pelimpah samping tanpa pintu, saluran luncur terbuka
dan kolam penenang datar
Panjang ambang pelimpah : 65 m
Kapasitas rencana : 472 m3/s
7. Jalan Hantar
Panjang : 13.434 km

2.1.8 Detail Pekerjaan Pelaksanaan


Adapun Detail Pekerjaan pelaksanaan pada Pembangunan Bendungan bendo terdiri
dari :

A. Bendungan Utama berupa Earth Fill Zone Dam, terdiri dari:


 Zona 1 Timbunan Inti pada elevasi +224.000

14
 Zona 2 Timbunan Filter Halus pada elevasi +224.000
 Zona 3 Timbunan Random pada elevasi +224.000
 Zona 4 Timbunan Batu pada elevasi +224.000
B. Bendungan Pengelak (Cofferdam)
HULU
 Zona 1 Timbunan Inti (Clay) pada elevasi +165.000
 Zona 3 Timbunan Random (Transisi) pada elevasi +165.000
 Zona 4 Timbunan Batu pada elevasi +165.000
 Zona 5 Rip Rap pada elevasi +165.000
HILIR
 Zona 1 Timbunan Inti (Clay) pada elevasi +153.000
 Zona 3 Timbunan Random (Transisi) pada elevasi +148.000
 Zona 4 Timbunan Batu pada elevasi +161.000
 Zona 5 Rip Rap pada elevasi +161.000
C. Terowongan berbentuk modifikasi tapal kuda dengan ukuran :
 Lebar : 5.50 m
 Tinggi : 5.50 m
 Panjang : 453.00 m
 Elevasi Dasar Inlet : El. +151,00 m
 Elevasi Dasar Outlet : El. +144,00 m
 Kemiringan Terowongan : 1 : 0,01
 Debit Banjir Rencana Q25 : 289,80 m3/detik
 Debit Banjir Outflow Q25 : 254,80 m3/detik
 Elevasi Banjir Q25 : El. +161,72 m
D. Spillway atau Bangunan Pelimpah Samping yang terdiri dari:
 Tipe : Pelimpah Samping Tanpa Pintu
 Elevasi Ambang : El. + 218.600
 Panjang Ambang : 65.00 m
 Panjang Total : 290.00 m
 Debit Banjir rancangan Q1000 : 649.160 m3/detik
 Debit Outflow : 472.474 m3/detik
 Debit Banjir Rancangan QPMF : 1,635.520 m3/detik

15
 Lebar Saluran Samping : 10.0 – 20.0 m
 Kemiringan Dasar : 1 : 16
 Lebar Saluran Peluncur : 20.0 m
 Panjang Peredam Energi : 40.0 m
E. Bangunan Pengambilan (Intake) terdiri dari
 Tipe : Pengambilan Miring 1 : 1.30 (Inclined Shaft)
 Tinggi : 38.00 m
 Lebar : 8.70 m
 Panjang Ambang : 67.50 m
 Pengambilan : Pengambilan Atas dan Bawah
1. Pengambilan Atas : El. +195.000
 Tipe : Pintu roda tetap konstruksi baja posisi miring
 Jumlah : 1 (satu) Set
 Lebar Bukaan : 2.00 m
 Tinggi Bukaan : 2.60 m
 Alat Pengangkat : Teromol Kabel (wire drum type hoist)
 Kecepatan Angkat : 2.00 m/menit
 Tinggi Angkat : 23.60 m
2. Pengambilan Bawah : El. +185.000
 Tipe : Pintu roda tetap konstruksi baja posisi miring
 Jumlah : 1 (satu) Set
 Lebar Bukaan : 2.00 m
 Tinggi Bukaan : 2.60 m
 Alat Pengangkat : Teromol Kabel (wire drum type hoist)
 Kecepatan Angkat : 2.00 m/menit
 Tinggi Angkat : 33.60 m
F. Hidromekanikal
Pintu Penutup Penguras
 Tipe : Pintu Sorong Bonet Konstruksi Baja
 Jumlah : 1 (Satu) Set
 Lebar Bukaan : 1.20 m
 Tinggi Bukaan : 1.20 m

16
 Alat Pengangkat : Tipe Silinder Hidrolik
 Kecepatan Angkat : 0.20 m/menit
 Tinggi Angkat : 69.60 m
Katup Pengatur Irigasi
 Tipe : Katup Pancar Rongga (Hollow Jet Valve)
 Jumlah : 1 (Satu) Set
 Diameter : 0.90 m
 Desain head : 69.90 m
 Alat Penggerak : Silinder Hidrolik
G. Jalan Masuk
 Jalan Eksisting Sebelah Kiri : 5.085 km
 Jalan Eksisting Sebelah Kanan : 8.351 km
H. Bangunan Fasilitas
 Rumah Katup dan Rumah Generator
 Rumah Tangki Bahan Bakar ( 90 m2 )
 Tangki Bahan Bakar Kapasitas 4000 lt
 Tandon Air
 Rumah Dinas (12 m x 12,5 m)
 Gardu Pandang (16 m x 16 m)
 Rumah jaga (4 m x 6 m)
 Gudang material (15 m x 8 m)
 Bengkel Peralatan (15 m x 8 m)
 Kantor Proyek (19 m x 12 m)
 Musholla (13 m x 8 m)

2.1.9 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Waduk Bendo


Masa pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyusun program pelaksanaan pada
Pembangunan Bendungan Bendo direncanakan selama 4 tahun 3 bulan anggaran dan
dilaksanakan pada musim kering dan hujan.
Tahun Pertama
 Pekerjaan Persiapan
 Pembuatan Jalan Masuk Kiri

17
Tahun Kedua
 Melanjutkan Pembuatan Jalan Masuk Kiri
 Pembuatan Jalan Masuk Kanan
 Pembuatan Covering untuk pelaksanaan pembuatan Terowongan Pengelak
 Pembuatan Terowongan Pengelak
Tahun Ketiga
 Melanjutkan pekerjaan Terowongan Pengelak
 Pekerjaan Pelimpah Samping
 Pengalihan Aliran Sungai ke Terowong Pengelak
 Pembuatan Cofferdam Sementara
Tahun Keempat
 Melanjutkan pekerjaan Pelimpah samping (Side Spillway)
 Pembuatan Cofferdam Permanen Hulu dan Hilir
 Pembuatan Bendungan Utama
 Pekerjaan Bangunan Pengambilan
 Pekerjaan Hidromekanikal, meliputi : pekerjaan desain
Tahun Kelima
 Melanjutkan pembuatan Bendungan Utama
 Melanjutkan pekerjaan Hidromekanikal
 Melanjutkan Pekerjaan Terowong Pengelak
Tahun Keenam
 Melanjutkan pembuatan Bendungan Utama
 Pekerjaan Hidromekanikal
 Pekerjaan Elektrikal
 Memulai pekerjaan Demobilisasi peralatan – peralatan yang sudah tidak digunakan
dalam pelaksanaan konstruksi.
 Pengetesan pertama peralatan Hidromekanikal

2.1.10 Pembagian Pekerjaan Kerjasama Operasi


Proyek Waduk Bendo adalah proyek pemerintah yang dikerjakan secara system Kerja
Sama Operasi (KSO) dengan 3 kontraktor, yaitu PT. Wijaya Karya, PT. Hutama Karya, dan
PT. Nindya Karya, dengan leader proyek adalah PT. Wijaya Karya. Dalam pelaksanaannya

18
setiap kontraktor memiliki pekerjaan masing-masing yang dapat dilihat pada Layout Proyek
dan Pembagian Job Alikasi dan bagan pembagian pekerjaan kerja sama operasi.

Gambar 2.4 Pembagian Job Alokasi Waduk Bendo, Ponorogo


Sumber : Metode Pelaksanaan Waduk Bendo Ponorogo

19
Bagan 2.1 Pembagian Kerja Proyek W
PROYEK WADUK BENDO PONOROGO

PT.WIJAYA KARYA PT. NINDYA KARYA PT. HUTAMA KARYA

1. TEROWONGAN 1. JALAN 1. JALAN HANTAR


PENGELAK HANTAR KIRI
KANAN
2. BANGUNAN
PENGAMBILAN
(INLET & OUTLET)
BANGUNAN PELIMPAH
(SPILLWAY)

COFFERDAM

1. PEKERJAAN PERSIAPAN 4. PEKERJAAN LISTRIK


2. BENDUNGAN UTAMA 5. BANGUNAN FASILITAS
3. HIDROMEKANIKAL

20
2.1.11 Hari Kerja dan Jam Kerja
Hari kerja untuk pekerjaan lapangan dilaksanakan setiap hari. Pengaturan hari libur
bagi pekerja, operator dan supervisor disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Tabel 2.1 Hari Kerja
Waktu
Jumlah Hari Efektif
Tahun Bulan
Januari 12 Hari
Februari 15 Hari
2 Maret 20 Hari
0 April 25 Hari
1
Mei 25 Hari
2
Juni 25 Hari
s/d
Juli 30 Hari
2
Agustus 30 Hari
0
September 25 Hari
1
7 Oktober 23 Hari
November 20 Hari
Desember 15 Hari
TOTAL 244 Hari
Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya
Pada kondisi normal, bekerja pada 1 shift dan bila perlu dan sangat penting
berdasarkan progress pekerjaan maka akan diadakan 2 shift atau shift Panjang berdasarkan
progress waktu. Jam kerja setiaap shift ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Pembagian jam Kerja


Deskripsi Shift Normal Shift Ekstra Shift Panjang
Total Jam kerja 9 Jam 9 Jam 10 Jam
( 08.00 – 17.00 ) ( 17.00 – 24.00 ) ( 24.00 – 08.00 )
Istirahat 1 Jam 1 Jam 1 Jam
( 12.00 – 13.00 ) ( 21.00 – 22.00 ) ( 04.00 – 05.00 )
Jam Kerja 8 Jam 8 Jam 8 Jam
Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya

2.1.12 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Penerapan Kesehatan dan keselamatan Kerja pada proyek Waduk Bendo dibagi
berdasarkan ruang lingkup proyek, dimana proyek Waduk Bendo dikerjakan oleh kontraktor
KSO (WIKA-HK-NK).

21
Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Peraturan Umum K3
a. Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus
memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja.
b. Orang yang tidak berkepentinngan dilarang masuk.
c. Pengaturan lalu lintas dilokasi kerja :
i. Hanya yang mempunyai Surat Ijin Mengemudi dan mengoperasikan alat
berat yang diijinkan mengemudikan kendaraan dilokasi proyek.
ii. Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang disediakan,
bukan di sembarang tempat pada lokasi proyek.
iii. Dalam memarkir kendaraannya, pengemudi harus memastikan bahwa
kendaraan tidak bergerak saat ditinggalkan.
iv. Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang
diijinkan.
d. Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap
akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul.
e. Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap
untuk menjaga kerapihan dan kebersihan pada lokasi masing.masing.
f. Pada lokasi-lokasi berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya
bahaya.
g. Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar
masuk pekerja dan inspeksi.
h. Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek.
i. Manajemen proyek atau penanggung jawab K3 harus menetapkan sanksi atau
hukuman terhadap pelanggar peraturan K3.
j. Harus tersedia data dan nomer telepon instansi-instansi yang terkait seperti
rmah sakit terdekat, kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Depnaker,
Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca semua orang.
k. Untuk proyek dengan kondisi khusus yang tidak tercangkup dalam peraturan
atau IK ini, maka Manajemen Proyek harus menetapkan peratuan K3 sesuai
dengan kondisi proyek.

22
2. Perlengkapan Pelindung Tubuh
a. Semua pekerja, karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman (helm) dan
sepatu pengaman saat berada dilokasi kerja.
b. Sabuk pengaman dan tali penyelamat harus dikenakan saat bekerja pada
ketinggian diatas 2 meter.
c. Pakai seragam dan tanda pengenal.
d. Pelindung badan (body protector) jika hal tersebut diperlukan (untuk
tukang/pekerja las diwajibkan).
e. Menggunakan plangful/life untuk pekerjaan diatas air.
f. Sarung tangan harus dipakai sewaktu memegang barang atau benda keras yang
dapat mengakibatkan luka-luka pada tangan (untuk pekerjaan las diwajibkan).
g. Alat pelindung pernapasan harus dipakai sewaktu berada pada lokasi yang penuh
debu, atau material lain yang sangat berbahaya.
h. Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang
bising.
3. Tinjauan Pelaksanaan K3
a. Penanggung jawab fungsi K3 di proyek, harus melakukan Inspeksi Pelaksanaan K3
secara berkala sesuai dengan form dalam lampiran IK ini.
b. Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen atau rapat koordinasi
mangenai K3 secara mingguan atau disesuaikan dengan rapat koordinasi
manajemen, termasuk membahas hasil Inspeksi K3 dan langkah-langkah yang
harus ditindak lanjuti. Rapat dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Anggota P2K3 dan
lain-lain sesuai dengan pedoman K3.
c. Manajemen proyek harus mengevaluasi laporan kecelakaan, dibahas dalam tinjauan
manajemen dan membuat langkah-langkah pencegahan agar kecelakaan tidak
terulang lagi.
d. Sangat dianjurkan dilakukan pelatihan K3. Dapat dilakukan dalam bentuk briefing,
kampanye, dan lain-lain.
e. Sangat dianjurkan diadakannya Tool Box Meeting berupa arahan dalam waktu
singkat setiap hari yang dilakukan kelompok kerja yang berisi Pelaksanaan K3
sesuai rencana pekerjaan hai itu.
f. Dianjurkan dalam pembuatan metode kerja atau IK pelaksanaan pekerjaan
memasukkan identifikasi bahaya dan pengendalian sumber bahaya dari pekerjaan
tersebut.
23
4. Rambu-rambu Peringatan
a. Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau symbol yang
memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan, maupun himbauan.
b. Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami
(komunikatif) oleh semua orang yang terlibat dalam proyek.
c. Jenis rambu, bahan peledak, type dan ukuran tulisan, Bahasa, jenis symbol yang
digunakan atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan
dan kebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah ada dijalan raya.
d. Contoh rambu-rambu :
i. Peraturan – peraturan seperti : wajib menggunakan helm dan sepatu
pengaman, buanglah sampah pada tempatnya.

ii. Rambu – rambu peringatan seperti : awas ada lubang, hati-hati jalan
licin.

Gambar 2.5 Contoh rambu penggunaan APD


Sumber : Dokumetasi Pribadi

24
iii. Rambu berisi utamakan keselamatan dan kesehatan kerja

Gambar 2.6 Papan-papan pemberitahuan


Sumber : Dokumentasi pribadi

5. Pelaksanaan Safety Morning Talk


Bertujuan untuk menjelaskan kepada para pekerja berkaitan dengan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di lokasi proyek. Memberi pengarahan tentang resiko-
resiko yang akan terjadi jika ada kecelakaan kerja beserta dampaknya, sehingga
para pekerja dapat meminimalisir resiko kecelakaan kerja. Selain itu SMT juga
berfungsi untuk pengingat akan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri
sebagai bentuk pencegahan kecelakaan kerja.

Gambar 2.7 Pelaksanaan Safety Morning Talk


Sumber : Dokumentasi Pribadi

25
2.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Menggunakan Material
Batu.
2.2.1 Gambaran Umum Timbunan Zona Batu Pada Maindam (Zona 4)
Bendungan utama direncanakan tipe zona inti tegak dengan inti tengah. Pada
timbunan terdapat 5 zona yaitu terdiri dari timbunan inti (zona 1), timbunan filter halus
(zona 2), timbunan random (zona 3), timbunan batu (zona 4), timbunan rip rap (zona
5).
Secara terperinci data teknis Bendungan Utama adalah sebagai berikut :
- Tipe : Timbunan Zonal Inti Tegak
- Elevasi Puncak : El +224.00 m
- Tinggi Bendung : 71.00 m (dari dasar sungai)
- Lebar Puncak : 15.00 m
- Panjang Puncak : 311.90 m
- Kemiringan Hulu : 1 : 2.50
- Kemiringan Hilir : 1 : 2.00
- Volume Timbunan : 2.886 juta m3

Material yang digunakan untuk timbunan batu adalah jenis batu blacksea
andesit dan jumlah total volume timbunan batu diperkirakan 1.174.055,25 m3. Pada
saat desain material batu diambil dari quarry Bondrang akan tetapi setelah review
tanah ternyata lapisan tanah clay sampai 5 meter padahal yang diharapkan adalah
kedalaman tanah clay adalah 1 meter. Maka dari itu diputuskan mencari material batu
diarea genangan. Material yang digunakan harus berupa campuran batu yang cukup
keras, awet, bergradasi dengan baik. Untuk mendapatkan kriteria material sesuai
dengan spesifikasi teknis harus dilakukan beberapa pengetesan. Berikut spesifikasi
ukuran butiran timbunan material batu :
Tabel 2.3 Spesifikasi Material Timbunan Batu
No Ukuran Partikel Material Ketentuan
1. Material Ukuran >100 cm Tidak Mengandung
2. Material Ukuran > No.4 (4.76 mm) Mengandung > 80% Total Material
3. Material Ukuran < No.200 Mengandung > 1% Total Material
Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya

26
START

Proposed Quarry
Zone 4 (Timbunan Batu)

No Proposed
Approved Other
Location
Pass

Excavation

Hauling to Site

Spreading

Compaction

No

Check /
Test Gradasi

Pass

FINISH

Gambar 2.8 Flow Chart Pekerjaan Timbunan Batu


Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya

27
Tabel 2.4 Tenaga Kerja yang Diperlukan
No Tenaga Kerja Jumlah
1. Surveyor dan Asisten 3
2. Pelaksana 1
3. Safety Officer 1
4. Pekerja 1
Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya

2.2.2 Pengujian Material

Sebelum material digunakan untuk proses timbunan batu terlebih dahulu dilakukan
pengujian terhadap material batuan agar dapat diketahui kriteria batuan yang akan
digunakan. Selain untuk mengetahui kriteria pengujian batu dilakukan supaya material
batuan yang akan digunakan bisa memenuhi spesifikasi teknis yang sudah ditentukan.
Berikut adalah macam-macam pengujian material batuan untuk timbunan batu :

2.2.2.1 Strenght

Strenght dilakukan untuk mengetahui kekuatan hancur batu. Cara menguji


Strength hampir sama seperti pengujian beton yaitu menggunakan Compression
Machine. Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengujian strength adalah :

 Batu andesit
 Compression machine
 Mesin pemotong batu
 Penggaris

Cara pengujian :

1) Siapkan batu andesit.


2) Potong batu menggunakan mesin pemotong batu.

28
Gambar 2.9 Proses pemotongan batu
Sumber : Dokumen Lab. Wika
3) Potong batu bebentuk kubus dan berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.

Gambar 2.10 Batu yang berbentuk kubus


Sumber : Dokumentasi lab. Wika
4) Masukkan batu ke Compression Machine untuk di tes kekuatan hancurnya.

Gambar 2.11 Compression Machine untuk pengujian strength


Sumber : Dokumentasi Lab. Wika
5) Catat hasil pengujian.
(hasil pengujian dilampiran)

2.2.2.2 Abrasi

Pengujian abrasi adalah pengujian untuk menghitung tingkat keausan material batu
terhadap mesin Los Angeles. Dengan pengujian ini dapat memberi gambaran yang

29
berhubungan dengan kekerasan dan ketahanan batuan selama pengangkutan,
penghamparan dan pemadatan. Pada umumnya kerikil diisyaratkan bagian yang aus
atau hancur tidak boleh lebih dari 10% setelah diputar 10 kali, dan tidak boleh lebih
dari 40 % setelah diputar 100 kali. Setelah pengujian abrasi material harus digradasi.

Alat dan bahan :

 Material batu yang akan diuji


 Mesin Los Angeles
 Bola baja dengan diameter rata-rata 4.68 cm dan berat masing-masing antara
390 gr sampai 445 gr.
 Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
 Ayakan no.12 (lubang 2mm) dan ayakan lain dengan lubang 50.3 mm, 37,5 mm,
25 mm, 19 mm, dan 12,5 mm.

Cara pelaksaan pengujian :

1. Timbang benda uji


2. Masukkan material batu ke mesin Los Angeles.

Gambar 2.12 Mesin Los Angeles


Sumber : Internet

3. Masukkan bola baja ke mesin Los Angeles dengan jumlah sesuai ketentuan.

Gambar 2.13 bola – bola besi.


Sumber : Internet
4. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 100 kali.

30
5. Material yang sudah diputar dikeluarkan dari mesin lalu diayak menggunakan
menggunakan no.12.

Gambar 2.14 ayakan ukuran 50,3 mm sampai no.12


Sumber : Internet
6. Timbang kerikil yang tertinggal diatas ayakan no.12.

Gambar 2.15 Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram


Sumber : Internet
7. Masukkan kembali bola baja dan material yang tertinggal diatas ayakan no.12
ke dalam mesin Los Angeles.
8. Putar mesin Los angeles dengan kecepatan 400 kali jadi dengan putaran pertama
berjumlah 500 kali.
9. Lakukan kembali langkah pelaksanaan nomor 5,6 dan 7.

2.2.2.3 Soundness

Material batuan bisa saja mengalami kerusakan dan salah satu penyebab
utamanya adalah cuaca/iklim maka dari itu dilakukan pengujian yang dinamakan
pengujian soundness. Pengujian soundness bertujuan untuk mengetahui tingkat
pelapukan material batuan terhadap cuaca/iklim.

Alat dan bahan :

 Breaker glass

31
 Timbangan
 Natrium sulfat
 Oven
 Saringan 3/8” dan no.50
 Desikator

Cara pelaksanaan pengujian :

1. Persiapkan natrium sulfat.


2. Siapkan larutan jenuh natrium sulfat dengan cara melarutkan kristal murni natrium
sulfat dalam air panas lalu disaring.
- Larutan harus benar-benar jenuh sehingga tidak ada kelebihan garam yang tidak
larut.
- Aduk larutan dengan baik kemudian simpan dalam desikator selama 48 jam
sebelum digunakan.
- Pada saat larutan digunakan hancurkan dulu hablur-hablur yang mungkin terjadi
dengan mengaduk, kemudian tentukan berat jenisnya.
Jika menggunakan natrium sulfat, berat jenisnya antara 1,511 – 1,171.

Gambar 2.16 breaker glass


Sumber : Internet
3. Ambil contoh agregat yang akan diuji, keringkan dalam oven sampai beratnya tetap,
kemudian saring :
- Untuk agregat kasar diambil 100 gram dari contoh yang tertahan pada saringan
3/8”.
- Untuk agregat halus diambil 100 gram dari contoh yang tertahan pada saringan
no.50.
4. Masukkan contoh yang telah disaring kedalam beaker glass, kemudian tuangkan
larutan natrium sulfat yang telah memenuhi syarat setinggi 1 cm diatas permukaan
agregat.

32
5. Masukkan beaker glass kedalam desikator dan diamkan selama 10 jam.

Gambar 2.17 Desikator


Sumber : Internet
6. Ambil ayakan ukuran 3/8” dan no.50 lalu letakkan dibawah pan penampung.
7. Masukkan agregat kasar kedalam ayakan 3/8” dan agregat halus kedalam ayakan
no.50 lalu biarkan selama 10 menit, kemudian masing-masing dicuci dengan air
panas dengan suhu 40°C.
8. Buang airnya lalu masukkan kedalam oven pada suhu 110°C. Kemudian
didinginkan lalu lakukan penyaringan kembali.

Gambar 2.18 Oven untuk mengeringkan agregat


Sumber : Internet
9. Timbang agregat yang tertahan di dua ayakan. Lalu hitung presentasi agregat yang
hilang.(hasil pengujian dilampiran)

2.2.2.4 Gradasi Material Batu

Gradasi material batu diperlukan untuk mengetahui spesifikasi material batu yang
diperlukan untuk pekerjaan timbunan batu pada zona 4. Material timbunan harus sesuai
spesifikasi teknis yang sudah ditentukan. Pengujian gradasi dilakukan 2 kali yaitu pada saat
pengambilan material dan setelah pemadatan. Berikut langkah pengujian gradasi material
batu di lab :

33
Alat dan bahan yang diperlukan :

 Material yang akan diuji


 Karung
 Sekop
 Timbangan
 Materan
 Baskom
 Satu set ayakan untuk pengujian gradasi
 Kompor
 Penggorengan
 Air
 Gas LPG
 Nampan

Langkah pengujian :

i. Ambil material yang akan diuji gradasi menggunakan sekop, pengambilan material
berasal dari quarry yang telah direkomendasikan. Ukur material dengan meteran dan
material yang diambil dengan ukuran 300mm, 200mm, 150mm, 101mm, 76 mm,
63mm, dan 50mm. Tempatkan material dibawah 50mm ke dalam karung lalu timbang.
ii. Timbang material yang akan diuji. Material yang ditimbang dengan ukuran dibawah
50mm.
iii. Cuci material menggunakan air bersih dan mengalir. Pisahkan material ukuran besar
dengan ukuran kecil, tempatkan material besar pada nampan lalu buang material yang
tidak diperlukan seperti daun-daun kering, ranting pohon, dll. Cuci material sampai air
cucian berwarna lebih bening. Pastikan material tidak berkurang saat pencucian.
iv. Jemur material batu yang sudah dipisahkan. Jemur sampai kering.
v. Goreng material yang sudah dicuci, goreng sampai kering menggunakan kompor.
Penggorengan dilakukan karena dapat menghemat waktu, apabila menggunakan oven
harus memakan waktu 24 jam.
vi. Material yang sudah digoreng lalu diayak menggunakan satu set ayakan yang sudah
disiapkan. Timbang material yang tertinggal di setiap ukuran ayakan. Catat hasil ayakan
dengan cara comulative dan lakukan terus menerus sampai material habis. Lakukan
dengan hati-hati pastikan tidak ada material yang tumpah sedikitpun.

34
vii. Data dan hasil perhitungan dilampirkan dalam lampiran.

2.2.3 Pengambilan Material

2.2.3.1 Riverbed (Sedimentasi Sungai)

Material yang digunakan untuk timbunan batu ada berbagai macam, maka dari
itu ada berbagai cara untuk mendapatklan material dan salah satunya adalah dengan
cara pengambilan material dari sedimentasi sungai (riverbed). Cara medapatkan
material sedimentasi sungai adalah dengan penggalian material menggunakan alat
berat. Setelah penggalian semua material dihantarkan ke lokasi timbunan zona batu
untuk dihamparkan lalu dipadatkan.

2.2.3.2 Galian Blasting Spillway

Volume galian spillway diperkirakan sekitar 102.017,67 m3 galian tanah an


238.041,24 m3 untuk galian batu keras. Kegiatan galian blasting spillway
mengakibatkan banyaknya tumpukan \material seperti tanah, lempung, pasir, kerikil
dan batu. Material galian kemudian diangkut menggunakan Dump Truck untuk dibawa
ke spoilbank yang letaknya berada di hilir bendungan. Material lalu dipisahkan antara
material random dengan material batu. Material pilihan untuk timbunan random
sedangkan batu untuk timbunan batu. Setelah material terkumpul ke spoilbank
selanjutnya material di angkut lagi ke area timbunan batu untuk dihampar
menggunakan excavator lalu dipadatkan menggunakan vibrator roller.

2.2.3.3 Blasting dari Area Hulu

Peledakan (blasting) adalah proses pemecahan material (batuan) menggunakan


bahan peledak. Proses blasting berjalan dengan baik apabila prosedur yang
dilaksanakan sesuai dengan metode pelaksanaan yang ada. Sebelum proses pelaksanaan
peledakan pastikan tenaga kerja memakai APD yang lengkap serta mematuhi rambu-
rambu K3 yang ada.

35
Setelah material batu diledakkan kemudian di lakukan pelonggaran formasi batuan
menggunakan alat berat ripper. Tujuan pelonggaran material untuk memisahkan antara
material batuan dengan material tanah agar tidak bercampur saat akan dilakukan
penghamparan. Setelah pelonggaran material batuan lepas ini dipotong dan
dikumpulkan menggunakan bulldozer yang kemudian akan diangkut ke lokasi
penimbunan batu atau ke stockpile jika belum segera digunakan.

2.2.4 Penghamparan

Material yang digunakan untuk penghamparan pada timbunan batu harus sudah lolos
pengujian. Jika ada material – material yang tidak diperlukan harus dibuang agar tidak
menganggu proses penghamparan. Material dihampar menggunakan excavator dengan prinsip
parallel searah AS Maindam serta merata di seluruh area zona 4.

Material zona 4 harus dihampar terus menerus, kurang lebih berupa lapisan mendatar
untuk mencegah terjadinya pemisahan butiran (segregation), kantong-kantong batuan atau bisa

36
dinamakan formasi rongga. Tebal tiap lapis tidak boleh lebih dari 100 (seratus) cm untuk batu
berukuran maksimum 50 (lima puluh) cm dan 150 (seratus lima puluh) cm untuk batu
berukuran maksimum 100 cm sebelum dipadatkan.

Timbunan material harus dilakukan sedemikian rupa dan berurutan guna mendapatkan
distribusi material yang paling baik setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi. Jika
dipandang perlu untuk mencapai tujuan ini, Direksi dapat menunjuk lokasi timbunan dimana
timbunan secara sendiri-sendiri perlu dilakukan.

2.2.5 Pemadatan

Tahap pemadatan material batu dilakukan dengan cara menggilas menggunakan alat
pemadat. Proses pemadatan ini bertujuan untuk memadatkan material batu sehubungan dengan
fungsi timbunan batu adalah sebagai media transisi air ke timbunan random. Dalam tahap
pemadatan ini spesifikasi teknis harus diperhatikan, seperti alat pemadat yang digunakan,
metode kerja yang diterapkan, serta jumlah lintasan alat pemadat harus sesuai dengan petunjuk
Direksi.

Dalam pekerjaan pemadatan tiap lapisan material harus dibasahi terus menerus
menggunakan water tank truck supaya kadar air material yang cukup. Kadar air material yang
cukup berfungsi sebagai pelumas antar butiran material sehingga mudah untuk dipadatkan.
Untuk mendapatkan kepadatan yang maksimal diperlukan kadar air yang optimum, tidak
dianjurkan terlalu rendah ataupun terlalu tinggi karena jika kadar air rendah material akan sulit
untuk dipadatkan dan jika kadar air terlalu tinggi kepadatan material akan menurun.

Dalam memilih alat pemadat juga harus disesuaikan dengan kepadatan yang
diinginkan. Pada pelaksanaan dilapangan, tenaga pemadat diukur dalam jumlah lintasan alat
pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri. Alat pemadat yang beredar dipasaran terdapat
bermacam-macam jenisnya, maka dari itu dalam pemilihan alat pemadat harus disesuaikan
dengan jenis material yang akan dipadatkan dan tujuan pemadatan yang akan dicapai.

37
Pemadatan menggunakan alat pemadat vibratory roller dengan berat 15 ton dan
jumlah lintasan roller kurang lebih 4 (empat) kali lintasan untuk lapisan yang mengandung
ukuran batu maksimum 50 cm dan 6 (enam) kali lintasan untuk lapisan yang mempunyai
ukuran batu maksimum 100 cm pada set (sama dengan lebar sampai panjang drum roller)
lapisan zona hingga seluas lapisan-lapisan selesai dipadatkan sampai kepadatan yang
diperlukan, bagaimanapun juga, Direksi dapat menentukan variasi mengenai jumlah lintasan
roller getar apabila dipandang perlu.

Tipe spesifik vibratory roller yang digunakan untuk pemadatan material zona 4
harus disetujui Direksi dan minimum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Berat statis roller dalam keadaan beroperasi dan dipindahkan ke tanah melalui
permukaan drum-nya harus tidak boleh lebih kecil dari 110 kN.
2) Gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh bagian penggetar alat roller tidak boleh lebih
kecil dari 200 kN pada frekuensi maksimum yang diijinkan oleh pabrik pembuatnya
untuk pengoperasian roller secara terus-menerus.
3) Tiap drum roller harus mempunyai diameter luar paling sedikit 1.5 m dan panjang harus
tidak boleh lebih kecil dari 2.1 m.

Pemadatan harus dilakukan secara sistemastis, berurutan dan terus menerus supaya
tiap lapisan timbunan mendapat kepadatan yang sudah ditentukan. Pemadatan harus
dilakukan dengan lintasan alat pemadat yang sejajar dengan AS bendungan.

38
2.2.5.1 Spesifikasi Alat Berat yang Digunakan dalam Pekerjaan Zona 4

Tabel 2.5 Kebutuhan Alat Berat


No Jenis Alat Kapasitas Unit
1. Excavator PC-300 1.2 m3 3
2. Excavator PC-200 0.8 m3 4
3. Bulldozer Ripper 15 Ton 1
4. Dump Truck 15-20 Ton 20
5. Vibro Roller 15 Ton 1
6. Water Tank 4000 ltr 1
Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya

1) Excavator PC-300
Excavator/backhoe atau dapat juga disebut shovel merupakan alat berat yang
terdiri dari lengan (arm), bahu (boom) serta alat keruk (bucket) dan digerakkan oleh tenaga
hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe).
Excavator merupakan alat berat yang berfungsi memindahkan material sehingga dapat
meringankan pekerjaan manusia dan menghemat waktu pengerjaan. Dalam hal ini excavator
berfungsi memindahkan material dari quarry ke area timbunan menggunakan dumptruck.
Bucket yang digunakan adalah jenis standart bucket karena fleksibel untuk beberapa kondisi
pekerjaan.
Berikut adalah spesifikasi teknis excavator PC-300 :
- Kapasitas bucket : 1.2 m3
- Kapasitas arm : 3200
- Kapasitas boom : 3200
- Berat alat : 31100 kg
- Kedalaman menggali maks : 7,380 mm
- Radius penggalian maks : 11,100 mm
- Kekuatan penggalian maks : 211.8 kN
- Kecepatan swing : 9.5 rpm
- Ayunan sudut kemiringan : 21°
- Kecepatan perjalanan : 5.5 km/jam
- Kecepatan swing : 6.31 detik
- Radius swing : 3,450 mm

39
Gambar 2.19 Excavator PC-300
Sumber : Internet

Gambar 2.20 Bucket standart karena fleksibel untuk beberapa kondisi


pekerjaan
Sumber : Internet
2) Excavator PC-200
Ada 2 jenis excavator yang digunakan dalam timbunan batu. Selain excavator
PC-300 juga digunakan jenis excavator PC-200. Excavator PC-200 ini digunakan untuk
menghampar material batu di area timbunan karena ukuran material yang digunakan cukup
besar sehingga membutuhkan alat penghampar yang cukup kuat. Berikut spesifikasi dari
excavator PC-200 :
- Berat alat : 20010 kg
- Kapasitas bahan bakar : 400 L
- System pendingin cairan kapasitas : 20,4 L
- Kapasitas minyak mesin : 23,1 L

40
- Kecepatan ayunan : 12,4 rpm
- Kapasitas bucket : 0,8 m3
- Kedalaman menggali vertikal : 5430 mm
- Kedalaman menggali maksimal : 6620 mm
- Waktu gali : 12 detik
- Waktu buang : 6 detik
- Waktu swing : 12 detik
- Waktu siklus : 30 detik
- Waktu siklus tiap bucket : 30 detik / m3
- Efisiensi kerja : 0.8

Gambar 2.21 Excavator PC-200


Sumber : Dokumentasi pribadi

41
Gambar 2.22 Bucket standart karena fleksibel untuk beberapa kondisi
pekerjaan
Sumber : Internet
3) Bulldozer Ripper
Bulldozer adalah alat berat berjenis tractor menggunakan track/rantai serta
dilengkapi dengan pisau atau lebih dikenal dengan blade yang diletakkan di depan. Bulldozer
berfungsi untuk menggali, mendorong, dan menarik material (tanah, pasir, dll). Sedangkan
ripper adalah alat yang menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan dibagian belakang
menyerupai tractor. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggemburkan tanah. Sehingga dapat
disimpulkan fungsi dari alat berat bulldozer ripper adalah untuk menggemburkan dan
menggali material keras di area galian blasting hulu maupun area galian spillway yang
kemudian materialnya digunakan untuk timbunan zona 4. Jenis bulldozer ripper yang
digunakan adalah bulldozer ripper 15 ton. Jenis blade yang digunakan adalah jenis universal
blade karena jenis ini memungkinkan dapat membawa muatan material lebih banyak.

Gambar 2.23 Universal Blade


Sumber : Internet

42
Gambar 2.24 Bulldozer Ripper 15 ton
Sumber : Dokumen PT. Hutama Karya
4) Dumptruck

Dumptruck biasanya digunakan untuk mengangkut barang seperti pasir, kerikil


atau tanah untuk keperluan konstruksi. Secara umum dumptruck dioperasikan dilengkapi
dengan bak terbuka pada bagian belakang serta dapat diangkat keatas menggunakan bantuan
hidrolik.dalam pekerjaan timbunan zona 4 dumptruck berfungsi sebagai alat pengangkut
material dari quarry ke timbunan. Penggunaan dumptruck sangat diperlukan dalam pekerjaan
timbunan mengingat jarak quarry ke area timbunan cukup jauh. Spesifikasi yang digunakan
adalah dengan kapasitas 15 – 20 m3 dengan roda berjumlah 6.

Gambar 2.25 Dumptruck


Sumber : Internet

43
5) Vibratory Roller
Vibratory roller adalah alat yang dipakai untuk memadatkan, menggilas hasil
timbunan menggunakan getaran. Secara umum vibratory roller menggabungkan antar tekanan
dan getaran sehingga mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan
digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Dalam timbunan batu digunakan
vibratory roller dengan beban 15 ton.

Gambar 2.27 Vibratory roller


Sumber : Dokumentasi pribadi

6) Water Tank Truck


Water Tank truck berfungsi sebagai alat pengangkut serta penyemprot air
untuk proses pemadatan. Pada saat dipadatkan harus terlebih dahulu permukaan material
timbunan disiram air agar proses pemadatannya bisa maksimal sesuai dengan petunjuk direksi.
Kapasitas tangka yang digunakan adalah 5000 liter.

Gambar 2.27 Water Tank truck


Sumber : Internet

44
2.2.5.2 Pengujian Timbunan Batu

Pengujian timbunan batu setelah pemadatan adalah tes gradasi. Langkah pengujian
gradasi sebenarnya hamper sama dengan pengujian gradasi sebelum pemadatan, yang berbeda
pada pengambilan material yang akan diuji. Berikut langkah pengujian gradasi :

Alat dan bahan yang diperlukan :

 Material yang akan diuji


 Karung
 Linggis
 Timbangan
 Meteran
 Baskom
 Satu set ayakan untuk pengujian gradasi
 Kompor
 Penggorengan
 Air
 Gas LPG
 Nampan

Langkah pengujian :

i. Buat lubang berukuran 1 m x 1 m menggunakan linggis pada timbunan batu yang sudah
dipadatkan, lalu ambil material menggunkan baskom kecil. Ukur material dengan
meteran dan material yang diambil dengan ukuran 300mm, 200mm, 150mm, 101mm,
76 mm, 63mm, dan 50mm. Tempatkan material dibawah 50mm ke dalam karung lalu
timbang.
ii. Timbang material yang akan diuji. Material yang ditimbang dengan ukuran dibawah
50mm.
iii. Cuci material menggunakan air bersih dan mengalir. Pisahkan material ukuran besar
dengan ukuran kecil, tempatkan material besar pada nampan lalu buang material yang
tidak diperlukan seperti daun-daun kering, ranting pohon, dll. Cuci material sampai air
cucian berwarna lebih bening. Pastikan material tidak berkurang saat pencucian.
iv. Jemur material batu yang sudah dipisahkan. Jemur sampai kering.

45
v. Goreng material yang sudah dicuci, goreng sampai kering menggunakan kompor.
Penggorengan dilakukan karena dapat menghemat waktu, apabila menggunakan oven
harus memakan waktu 24 jam.
vi. Material yang sudah digoreng lalu diayak menggunakan satu set ayakan yang sudah
disiapkan. Timbang material yang tertinggal di setiap ukuran ayakan. Catat hasil ayakan
dengan cara comulative dan lakukan terus menerus sampai material habis. Lakukan
dengan hati-hati pastikan tidak ada material yang tumpah sedikitpun.
vii. Data dan hasil perhitungan dilampirkan dalam lampiran.

2.2.6 Aktivitas Selama Praktik Kerja Lapangan

Praktik kerja lapangan dilaksanakan oleh mahasiswa prodi D-IV Manajemen rekayasa
Konstruksi yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2018 s/d 20 Oktober 2018. Kegiatan
yang telak dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6 Aktifitas Selama Praktik Kerja Lapangan


Minggu
No Bidang Pekerjaan
I II III IV V VI VII VIII
1 Pelaksana (Qe)

2 Pelaksana (Qc)

3 K3

4 Drafter

5 Laboratorium dan Laporan PKL


Sumber : Dokumentasi Pribadi

2.3 Masalah yang Dihadapi di Lapangan


1) Pada saat penghamparan
Pada saat penghamparan tinggi hamparan timbunan melebihi 100 cm karena
material berupa batu-batu yang besar sehingga tidak bisa tepat tinggi hamparannya.
2) Material yang bercampur dengan random
Material yang diambil di quarry banyak yang tercampur dengan material berukuran
kecil dimana material tersebut tidak boleh digunakan untuk timbunan.

46
2.4 Solusi Masalah yang Diambil

1) Pengawas harus lebih mengawasi pekerja bagian penghamparan supaya dalam


pengerjaan harus mengikuti aturan spesifikasi yang ada.

2) Pada saat pengambilan material harus dilakukan pengawasan lebih ketat agar
pekerja tidak asal dalam pengambilan material. Pekerja harus mengerti perbedaan
material yang digunakan untuk random dan batu agar tidak tercampur saat
pengambilan, dan juga apabila ada material-material yang tidak dibutuhkan seperti
ranting pohon, plastik bekas, dll harus disingkirkan.

47
2.5 Uraian Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan

Tempat : PT. Hutama Karya Proyek Bendungan Bendo Ponorogo

Waktu : 27 Agustus 2018 – 20 Oktober 2018

Nama : Nur Anisfi Choirini

NIM : 1541320031

Hari dan
Uraian Pekerjaan Lokasi Tugas yang Dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu I
Senin, 27 Pengenalan proyek secara Kantor PT. Hutama Karya Mempelajari surat Proyek pembangunan Bendungan
Agustus umum perjanjian dan harga Bendo dikerjakan oleh 3 pihak yaitu
2018 kontrak PT. Wijaya Karya, PT. Hutama
Mempelajari buku panduan Karya, PT. Nindya Karya.
K3

Lapangan ( Proyek Waduk Pengamatan di spillway, 1. Spillway dikerjakan secara Job


Bendo ) dinding penahan, jalan Alocation oleh 2 pihak yaitu PT
inspeksi dan rumah intake. HK dan PT NK.
2. Jalan Inspeksi dulu memakai
perkerasan aspal sekarang

48
menggunakan perkerasan ridgid
setebal 35cm.
3. Dinding penahan diatas spillway
di cor semprot agar tebing tidak
longsor.
4. Rumah intake atau bangunan
pengambilan adalah bangunan
untuk menyadap dan mengontrol
air

Gambar 1. Spillway Gambar 2. Dinding penahan Gambar 3. Bangunan Rumah Intake


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

49
Selasa, 28 a. Mengamati pengerjaan Lapangan ( Proyek Waduk a. Memahami pengerjaan 1. Pekerjaan grouting dilaksanakan
Agustus grouting di maindam Bendo ) grouting di AS untuk mengisi celah-celah batuan
2018 maindam. dengan cara menyuntikkan
semen ke dalam celah batuan.
b. Mengamati bangunan b. Memahami bangunan 2. Pengelak semetara dibangun
pengelak semetara pengelak sementara untuk mengalihkan sungai
(Cofferdam (Cofferdam Temporary) sebelum pengelak permanen
Temporary) dibangun. Bangunan pengelak
ini dikerjakan dengan menimbun
langsung material yang tidak
mudah larut terkena arus sungai.
Material yang digunakan berupa
material campuran disertai batu-
batu besar lalu dipadatkan
dengan alat berat.
c. Mengamati bangunan c. Memahami bangunan 3. Bangunan pengelak permanen
pengelak permanen pengelak permanen dikerjakan menggunakan
(Cofferdam (Cofferdam Permanent) material random dan clay.
Permanent).

50
d. Mengamati inlet d. Memahami inlet sungai 4. Inlet digunakan sebagai pintu air
sungai dan dan terowongan. sungai masuk ke terowongan.
terowongan. Sungai sebenarnya melewati
tengah maindam kemudian
dialihkan ke terowongan dan
dinding sungai terbuat dari
e. Mengamati pengujian bronjong. Inlet dikerjakan oleh
sandcone di e. Memahami cara subkontraktor.
cofferdam. pengujian sandcone di 5. Pengujian sandcone digunakan
cofferdam. untuk mengetahui kepadatan
tanah yang terdapat di
cofferdam.

51
Gambar 4. Lokasi pekerjaan Gambar 5. Proses pekerjaan cofferdam Gambar 6. Sungai dengan dinding
grouting pada AS Maindam permanen dengan alat berat bronjong menuju bangungan inlet
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 7. Bangunan inlet Gambar 8. Proses pengujian sandcone pada cofferdam


Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

52
Rabu, 29 a. Mengamati maket. a. Lapangan (Kantor a. Memahami maket 1. Untuk mengetahui hasil akhir
Agustus Fasum). Waduk Bendo. dari proyek waduk Bendo.
2018
b. Penjelasan proyek oleh b. Kantor PT. Hutama b. Mendengarkan 2. Proyek Waduk Bendo terletak di
Set Engineering Karya. penjelasan dari Set Kali Ngindeng, Dusun Bendo,
Manager. Engineering manager. Desa Ngindeng Kecamatan
Sawo, Kabupaten Ponorogo.
Waduk Bendo merupakan
proyek Bapak Presiden Jokowi
no.97 dan dikerjakan mulai tahun
2013 tetatpi sempat vakum 1,5
tahun karena terhambat pada
pembebasan lahan oleh perhutani
dan relokasi lahan masyarakat
sekitar proyek. Dengan kontrak
sebesar 650 M dan dikerjakan
oleh 3 pihak BUMN secara KSO
dengan persentase :
a. PT. Wijaya Karya : 33,60 %
b. PT. Hutama Karya : 33,40 %
c. PT. Nindya Karya : 33,00 %

53
Gambar 9. Maket Waduk Bendo
Sumber : Dokumentasi pribadi

Kamis, 30 a. Mengerjakan tugas Kantor PT. Hutama Karya a. Mengerjakan tugas Mengurutkan pekerjaan yang akan
Agustus penjadwalan spillway dikerjakan, lalu menghitung volume
2018 dari Set Engineering dan harga satuan, setelah itu
Manager menghitung total volume pekerjaan
lalu dihitung bobotnya, kemudian
dari bobot dapat dibuat kurva S dari
pekerjaan spillway.

54
Jumat, 31 a. Safety Morning Talk Lapangan ( Proyek Waduk a. Mendengarkan Proses penimbunan cofferdam
Agustus Bendo ) penjelasan K3 menggunakan material random dan
2018 dilapangan clay, materal batu besar diangkut
b. Penimbunan b. Mengamati menggunakan dumptruck dari sungai
cofferdam permanen penimbunan cofferdam lalu dipadatkan.
permanen
menggunakan alat berat
c. Pengecoran grouting c. Mengamati proses
pada AS maindam pengecoran grouting
pada AS maindam

55
Gambar 10. Safety Morning Talk (SMT) Gambar 11. Proses pengecoran Gambar 12. Proses penimbunan cofferdam
Dilapangan grouting Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Sabtu, 1 Menyusun laporan. Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan


September harian yang dikerjakan
2018 selama seminggu.

56
Hari dan
Uraian Pekerjaan Lokasi Tugas yang Dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu II
Senin, 3 a. Pengambilan / a. Batching plan a. Pengamatan proses 1. Bahan uji beton yang diambil
September pengangkatan bahan uji b. Lapangan (Proyek pengambilan dari batching plan berumur
2018 beton Waduk Bendo) pengangkatan bahan uji 7,14,21,28 hari untuk diuji kuat
beton tekan beton.
2. Pada zona 3 merupakan area
b. Proses penimbunan b. Pengamatan proses timbunan random yaitu
material pada zona 3 penimbunan material campuran material berupa tanah,
(random) pada daerah zona 3 pasir, dan batu. Per saat ini
c. Pem (random) elevasi zona 3 sudah mencapai
El. + 158.005 m. Proses
pengangkutan material diangkut
dari stockpile oleh dumptruck
lalu dihamparkan menggunakan
bulldozer, tinggi hamparan
material adalah 40 cm sebelum
dipadatkan. Sebelum dan selama
pemadatan material zona 3 harus
dalam keadaan basah untuk hasil

57
pemadatan yang maksimal
Kemudian pemadatan dilakukan
menggunakan vibratory roller
sebanyak 8 lintasan dengan
beban 12 ton tanpa getar dan 15
ton dengan getar.

Gambar 13. Proses pengambilan Gambar 14. Proses pengambilan Gambar 15. Proses penimbunan
bahan uji bahan uji material di zona 3
Sumber : Dokumentasi pribadi. Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dkumentasi pribadi

Selasa, 4 a. Pemberian tugas oleh a. Kantor PT. Hutama a. Mengerjakan tugas 1. Ketinggian layer tanah pada zona
September pembimbing Karya. menghitung volume clay sebelum dipadatkan adalah
2018 30 cm.

58
timbunan zona 1 (clay)
pada Sta. 9 – Sta. 16.

b. Pembersihan palung b. Lapangan ( Proyek b. Mengamati pekerjaan 2. Pembersihan palung sungai


sungai untuk dental Waduk Bendo ) pembersihan palung bertujuan untuk membersihkan
sungai untuk dental. palung sungai dari material tanah
dan batuan sampai lapisan tanah
keras yang selanjutnya akan dicor
untuk proses dental.

Gambar 16. Proses pembersihan palung sungai


Sumber : Dokumentasi pribadi

59
Rabu, 5 Pengujian kuat tekan Plan Ponorogo Mengamati pengujian kuat Pengujian kuat tekan bertujuan
September tekan untuk mengetes kekuatan tekan
2018 bahan uji beton yang akan
digunakan. Bahan uji beton yang
diuji adalah beton K-175 dan K-300.

Gambar 17 dan 18. Proses pengujian bahan uji beton


Sumber : Dokumentasi pribadi

Kamis, 6 a. Pengujian density dan Lapangan ( Proyek Waduk a. Mengamati pengujian 1. Pengujian density bertujuan
September permeability pada Bendo ) density dan permeability untuk mengetahui kepadatan
2018 timbunan random. pada timbunan random. tanah pada timbunan random.

60
Pengujian permeability bertujuan
untuk mengetahui kecepatan
tanah dalam menyerap air.
Kedua pengujian menggunakan
media tanah dan air dengan
kedalaman 35 cm – 36 cm.
b. Pengecoran groutcap b. Mengamati proses 2. Proses pengecoran groutcap
pengecoran groutcap. menggunakan beton K-175
dengan tinggi cor 1 meter
(dikurangi selimut beton 20
meter). Besi tulangan yang
digunakan adalah D 13 dan D 16.

Gambar 19. Proses pengujian density Gambar 20. Proses pengujian Gambar 21. Proses pengecoran groutcap
pada timbunan random permeability pada timbunan random Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

61
Jumat, 7 a. Senam pagi Lapangan ( Proyek Waduk a. Mengikuti senam pagi 1. Senam pagi dilaksanakan setiap
September Bendo ) 2 minggu sekali pada hari jumat
2018 pagi yang bertujuan untuk
b. Pengecoran dental b. Mengamati pengecoran kebugaran para pekerja.
pada palung sungai dental pada palung 2. Beton yang digunakan adalah
sungai mutu K-175, pengecoran dental
bertujuan untuk menambal
palung agar air tidak merembes
ke bawah.

Gambar 22. Kegiatan senam pagi Gambar 23. Proses pengecoran dental pada palung
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Sabtu, 8 Pengerjaan laporan harian Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan
September minggu ke 2 harian pada minggu ke 2
2018

62
Hari dan
Uraian pekerjaan Lokasi Tugas yang Dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu III
Senin, 10 Pemasangan bronjong Lapangan ( Proyek Waduk Pengamatan pengerjaan Pemasangan bronjong berfungsi
September Bendo ) bronjong pada spillway sebagai berikut :
2018 a. Mencegah erosi saat arus
sungai deras
b. Mengurangi resiko tanah
longsor
c. Menjaga area tepi sungai dari
arus sungai deras sehingga
bantaran sungai tidak mudah
hancur.

63
Gambar 24. Pemasangan bronjong pada spillway
Sumber : Dokumentasi pribadi

Selasa, 11
September LIBUR TAHUN BARU ISLAM 1440 H
2018
Rabu, 12 Mengerjakan Laporan Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan Laporan PKL
September Bab I
2018

64
Kamis, 13 Mengunjungi Batching Batching Plan Legaran.. Mengamati proses Mengetahui proses produksi dan
September Plan. produksi beton pada bahan yang digunakan, antara lain :
2018 batching plan. Semen (Semen Gresik), pasir,
Batu/kerikil
Serta alat yang digunakan dalam
proses produksi antara lain :
Dump truck, excavator, Truck
Molen, Silo Beton, Conveyor, Bin,
Storage Bin, dan Timbangan.

65
Gambar 25. Proses pembuatan beton di Gambar 26. Quary di batching plan.
batching plan Legaran. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi pribadi

Jumat, 14 a. Kegiatan Safety a. Lapangan (di depan a. Mengikuti kegiatan Kegiatan safety Morning Talk
September Morning Talk (SMT). kantor fasum KSO) Safety Morning Talk diselenggarakan untuk memberi
2018 (SMT). pengarahan pada pekerja pentingnya
b. Mengerjakan tugas b. Kantor PT. Hutama b. Mengerjakan tugas yang keselamatan kerja agar resiko
dari pembimbing Karya diberikan oleh kecelakaan kerja berkurang.
PKL. pembimbing Kegiatan ini diadakan setiap 2
menghitung volume minggu sekali tepatnya pada hari
timbunan menggunakan jumat pagi.

66
material random pada
STA 12-16.

Gambar 27. Proses kegiatan SMT


Sumber : Dokumentasi pribadi

Sabtu, 15 Pengerjaan laporan harian Kantor PT. Hutama karya Mengerjakan laporan
September minggu ke 3 harian pada minggu ke 3.
2018

67
Hari dan
Uraian Pekerjaan Lokasi Tugas yang Dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu IV
Senin, 17 Izin asistensi Laporan
September PKL ke Malang
2018
Selasa, 18 Izin asistensi Laporan
September PKL ke Malang
2018
Rabu, 19 Izin asistensi Laporan
September PKL ke Malang
2018
Kamis, 20 a. Pengerjaan WPT Lapangan (Proyek Waduk a. Mengamati proses a. WPT dilaksanakan untuk
September (Water Pressure Test) Bendo) pengerjaan WPT pada menguji kelayakan lubang. Jika
2018 pada grouting. grouting nilai Lu<5 perlu dilakukan
b. Pengeboran lubang b. Mengamati proses grouting dan jika Lu > 5 tidak
grouting. pengeboran lubang perlu dilakukan grouting.
c. Pengambilan sampel pada grouting. b. Proses pengeboran dilakukan
batu pada grouting. c. Mengamati proses sedalam 5 meter. Setelah dibor
pengambilan sampel lubang dicuci seluruhnya
batu pada grouting. dengan air bersih dari ujung rod

68
bor yang dimasukkan ke lubang.
Pencucian terus dilakukan
hingga kurang dari 10 menit
sampai air sisa pencucian
bersih.
c. Pengambilan sampel
menggunakan alat Drilling
Machine yang bertujuan untuk
mengetahui jenis batuan.

Gambar 28. Proses pengambilan sampel Gambar 29. Proses pengeboran lubang menggunakan
menggunakan Drilling Machine Drilling Machine
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

69
Jumat, 21 a. Senam pagi a. Lapangan (depan a. Mengikuti senam pagi a. Senam pagi yang dilaksanakan
September b. Proses pencampuran kantor fasum KSO) b. Mengamati proses rutin setiap 2 minggu sekali pada
2018 beton pada Truck b. Batching Plan Legaran pencampuran material hari jumat pagi yang bertujuan
Mixer beton pada Truck untuk kebugaran para pekerja.
Mixer b. Beton yang diproduksi adalah
beton mutu K-175. Bahan-bahan
material yang dibutuhkan per 1
m3 adalah sebagai berikut :
- Air = 180 kg
- Pasir (Blitar) = 800 kg
- Semen = 260 kg
- Kerikil 1-2 = 600 kg
- Kerikil 2-3 = 500 kg

Gambar 30. Kegiatan senam pagi Gambar 31. Kegiatan senam pagi
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

70
Gambar 32. Proses pencampuran Gambar 33. Proses pencampuran Gambar 34. Alat monitoring produksi
material beton material beton beton
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Sabtu, 22 Pengerjaan laporan harian Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan
September harian pada minggu ke 4
2018

71
Hari dan
Uraian Pekerjaan Lokasi Tugas yang Dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu V
Senin, 24 Kalibrasi APAR Kantor fasum Pengenalan APAR oleh Fungsi APAR adalah untuk
September petugas K3 serta memadamkan api yang masih kecil (
2018 mengkalibrasi APAR api 1-2 menit). Cara menggunakan
APAR adalah sebagai berikut :
1. Tarik pin pengaman (safety
pin) APAR
2. Arahkan nozzle atau pangkal
selang ke sumber api
3. Tekan pemicu untuk
menyemprot
4. Ayunkan ke seluruh sumber
api

72
Gambar 35. Proses kalibrasi APAR Gambar 36. Bagian-bagian APAR
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Internet

Selasa. 25 Ijin sakit


September
2018
Rabu, 26 Pembuatan rambu-rambu Kantor fasum Memasang banner pada Rambu-rambu K3 dipasang dilokasi
September K3 papan kayu tripleks. proyek agar para pekerja
2018 memperhatikan keselamatan diri
mereka saat melakukan pekerjaan.

73
Gambar 37. Proses pemasangan banner Gambar 38. Rambu-rambu k3 yang dipasang di lokasi proyek
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Kamis, 27 Pengerjaan laporan PKL Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan PKL
September bab 2 bab 2
2018

Jumat, 28 Proses pengisian bahan Hulu sungai Ngindeng Mengamati proses Sebelum proses peledakan dilokasi
September peledakan serta proses pengisian bahan ledak blasting perlu dilakukan drilling
2018 peledakan (blasting). dilokasi blasting serta (pengeboran) pada lokasi peledakan
proses blasting. untuk pengisian bahan ledak. Setelah
lokasi sudah terisi bahan ledak,
proses blasting dilakukan. Blasting
dilakukan untuk mencari bahan
material timbunan.

74
Gambar 39. Proses kegiatan blasting Gambar 40. Proses kegiatan blasting
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

Sabtu,, 29 Pengerjaan laporan harian Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan
September harian minggu ke-5
2018

75
Hari dan
Uraian Pekerjaan Lokasi Tugas yang Dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu VI
Senin, 1 Mempelajari dasar-dasar PT. Hutama Karya Mendengarkan drafter
Oktober menggambar autocad menjelaskan tentang dasar-
2018 dasar menggambar
bangunan air menggunakan
autocad
Selasa, 2 Mempelajari dasar-dasar PT. Hutama Karya Mendengarkan drafter
Oktober menggambar autocad menjelaskan tentang dasar-
2018 tentang skala gambar dasar menggambar
menggunakan autocad
mengenai skala gambar
dengan dasar skala 1:100
Rabu, 3 Mempelajari dasar-dasar PT. Hutama Karya Mendengarkan drafter
Oktober menggambar autocad menjelaskan tentang dasar-
2018 tentang plot gambar dasar menggambar
menggunakan autocad
mengenai pembuatan
layout plan dan plot pada
layout.

76
Kamis, 4 Pengerjaan tugas Kantor PT. Hutama Karya Penginputan data Drilling,
Oktober Grouting, WPT bulan
2018 Agustus
Jumat, 5 Pengerjaan tugas Kantor PT. Hutama Karya Penginputan data Drilling,
Oktober Grouting, WPT bulan
2018 Agustus
Sabtu, 6 IJIN
Oktober
2018

77
Hari dan
Uraian Pekerjaan Lokasi Tugas yang dilaksanakan Hasil
Tanggal
Minggu VII
Senin, 8 Melanjutkan tugas Kantor PT. Hutama Karya Penginputan data WPT ,
Oktober penginputan data Grouting, Drilling bulan
2018 September
Selasa, 9 Pemasangan V- Lapangan (Proyek Waduk Mengamati proses V-notch berfungsi untuk mengukur
Oktober Notch Bendo) pemasangan V-notch rembesan air yang merembes pada
2018 maindam. V-notch menggunakan
besi dengan diameter 19 mm dan
jarak 30 cm, pipa yang digunakan
berdiameter 8 inch dan di cor
permanen. V-notch dipasang untuk
mengetahui besar kecilnya debit air
yang merembes.

78
Gambar 41. Proses pemasangan V-notch
Sumber : Dokumentasi pribadi

Rabu, 10 Pemberian tugas dari Kantor PT. Hutama Karya Penginputan data WPT ,
Oktober pembimbing Grouting, Drilling bulan
2018 September
Kamis, 11 Melanjutkan tugas dari Kantor PT. Hutama Karya Penginputan data WPT ,
Oktober pembimbing Grouting, Drilling bulan
2018 September
Jumat, 12 Mengerjakan laporan PKL Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan PKL
Oktober Bab II
2018
Sabtu, 13 Pengerjaan laporan harian Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan
Oktober harian minggu ke-7
2018

79
Hari dan Tugas yang
Uraian Pekerjaan Lokasi Hasil
Tanggal Dilaksanakan
Minggu VIII
Senin, 15 Proses tes gradasi Mengikuti dan mengamati tes gradasi di Material tes gradasi
Oktober laboratorium diambil dari riverbed,
2018 spillway, dan sandaran
kanan. Tes gradasi
dilakukan untuk
mengetahui lokasi
pengambilan material
layak atau tidak di
gunakan untuk timbunan
random.

80
Gambar 42. Proses tes gradasi
Sumber : Dokumetasi Pribadi

Selasa, 16 Pengerjaan laporan PKL Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan PKL
Oktober Bab I, II, III, dll
2018
Rabu, 17 Pengerjaan laporan PKL Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan PKL
Oktober Bab I, II, III, dll
2018
Kamis, 18 Pengerjaan laporan PKL Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan PKL
Oktober Bab I, II, III, dll
2018

81
Jumat, 19 Pengerjaan laporan PKL Kantor PT. Hutama Karya Mengerjakan laporan PKL
Oktober Bab I, II, III, dll
2018

82
83

Anda mungkin juga menyukai