Anda di halaman 1dari 22

DRAINASE

( SISTEM DRAINASE )

OLEH : YAYU SRIWAHYUNI ST.MMT.


UMUM
 Pertumbuhan kota dan perkembangan industri dapat menimbulkan
dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh
besar terhadap sistem drainase perkotaan.

 Jaringan drainase perkotaan meliputi seluruh alur air. Baik alur alam
maupun alur buatan yang hulunya terletak di kota dan bermuara di
sungai yang melewati kota tersebut atau bermuara ke laut di tepi kota
tersebut.

 Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu


kota dengan cara mengalirannya melalui permukaan tanah atau lewat
di bawah permukaan tanah untuk dibuang ke sungai laut atau danau.
-Dari rumah tangga
-Dari perdagangan
-Dari industri sedang dan ringan
Sumber air -Dari pendidikan
buangan kota -Dari kesehatan
-Dari tempat peribadatan
-Dari sarana rekreasi

** Untuk daerah tropis, guna menghindari pembusukan maka dalam


pengaliran air buangan harus sudah tiba di bangunan pengolahan tidak
lebih dari 18 jam.
Fungsi Jaringan
( Cara / sistem buangan )

- Sistem terpisah ( separate system )

- Sistem tercampur ( combined system


 SISTEM TERPISAH ( SEPARATE
SYSTEM )
 Dimana air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem
saluran masing-masing secara terpisah.
 Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa
pertimbangan antara lain :
1. Periode musin hujan dan kemarau yang terlalu lama.
2. Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air
hujan.
3. Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.
Sedangkan air hujan tidak perlu dan harus secepatnya
dibuang ke sungai yang terdapat pada daerah yang ditinjau.
 Keuntungan :
1. Sistem saluran mempunyai dimensi yang kecil sehingga
memudahkan pembuatannya dan operasinya.
2. Penggunaan sistem terpisah dapat mengurangi bahaya bagi
kesehatan masyarakat.
3. Pada instalasi pengolahan air buangan tidak ada tambahan
beban kapasitas, karena penambahan air hujan.
4. Pada sistem ini untuk saluran air buangan bisa direncanakan
pembilasan sendiri, baik pada musim kemarau maupun
pada musim hujan.
 Kerugian :
Harus mempunyai 2 sistem saluran, sehingga
memerlukan tempat yang luas dan biaya yang cukup
besar.
 SISTEM TERCAMPUR ( COMBINED
SYSTEM )
 Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran
yang sama. Saluran ini harus saluran tertutup.
 Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa
pertimbangan, antara lain :
1. Debit masing-masing buangan relatif lebih kecil sehingga
dapat disatukan.
2. Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh berbeda.
3. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.
 Keuntungan :
1. Hanya diperluan satu sistem penyaluran air, sehingga dalam
pemilihannya lebih ekonomis.
2. Terjadi pengeceran air buangan oleh air hujan sehingga
konsentrasi air buangan menurun.
 Kerugian :
Diperlukan areal luas untuk menempatkan instalasi
tambahan untuk penanggulangan di saat-saat tertentu.
Beberapa faktor yang dapat digunakan dalam
menentukan pemilihan sistem adalah :
1. Perbedaan yang besar antara kuantitas air buangan yang
akan di salurkan melalui jaringan penyalur air buangan dan
kuantitas curah hujan pada daerah layanan.
2. Umumnya di dalam kota dilalui sungai-sungai dimana air
hujan secepatnya dibuang ke dalam sungai-sungai tersebut.
3. Periode musim kemarau dan hujan yang lama dan fluktuasi
air hujan yaang tidak tetap.
 PROSEDUR PERENCANAAN TATA LETAK SISTEM
JARINGAN DRAINASE PERKOTAAN
Untuk menjamin berfungsinya suatu sistem drainase, perlu
diperhatikan hal-hal sbb :

 Pola Arah Aliran


Dengan melihat peta topografi kita dapat menentukanarah aliran yang
merupakan natural drainage system yang terbentuk secara alamiah, dan
dapat mengetahui toleransi lamanya genangan dari daerah rencana.

 Situasi dan Kondisi Fisik Tanah


 Sistem jaringan yang ada
 Bottle neck yang mungkin ada
 Batas-batas daerah pemilikan
 Letak dan jumlah prasarana yang ada
 Tingkat kebutuhan drainase yang diperlukan
 Gambar prioritas daerah secara garis besar
Tujuan mengetahui prosedur perencanaan tata letak
sistem jaringan drainase, untuk mencapai sasaran
sebagai berikut :
a. Sistem jaringan drainase dapat berfungsi sesuai tujuan
( sasaran )
b. Menekan dampak lingkungan negatif sekecil mungkin
c. Dapat bertahan lama ( awet ) ditinjau dari segi konstruksi
dan fungsinya
d. Biaya pembangunan serendah mungkin
 SUSUNAN DAN FUNGSI SALURAN
DALAM JARINGAN DRAINASE
Dalam pengertian jaringan drainase, maka sesuai dengan
fungsi dan sistem kerjanya, jenis salurannya dapat
dibedakan menjadi :
 Interceptor Drain
Saluran interceptor adalah saluran yang berfungsi sebagai
pencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah
terhadap daerah lain di bawahnya.
 Collector Drain
Saluran collector adalah saluran yang berfungsi sebagai
pengumpul debit yang diperoleh dari saluran drainase yang
lebih kecil dan akhirnya akan dibuang ke saluran conveyor
(pembawa).
 Conveyor Drain
Saluran coveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai
pembawa air buangan dari suatu daerah ke lokasi
pembuangan tanpa harus membahayakan daerah yang di lalui
 DATA PERANCANGAN
Untuk memulai suatu perencanaan sistem drainase, perlu
dikumpulkan data-data penunjang agar hasil perencanaan
dapat dipertanggung jawabkan. Jenis data sbb :
a. Data Permasalahan
- Lokasi genangan
- Lama genangan
- Tinggi genangan
- Besarnya kerugian
b. Data topografi
Data topografi untuk menentukan arah aliran dari
pada saluran.
c. Data tata guna lahan
Data ini ada kaitannya dengan besarnya aliran
permukaan. Aliran permukaan menjadi besaran dari
aliran drainase. Besar aliran permukaan tergantung
debit air hujan yang run off di muka tanah.
d. Jenis tanah
Tiap daerah mempunyai jenis tanah yang
berbeda. Tujuan dari pengetahuan tentang jenis tanah
ini adalah untuk menentukan kemampuan menyerap
air.
e. Master plan
Agar pembangunan dapat berkembang secara terarah,
diperlukan suatu master plan. Demikian pula halnya dengan
perencanaan sistem drainase. Dengan demikian master plan
drainase harus mengacu pada master plan kota.
f. Data prasaran dan utilitas
Dengan diketahui prasarana dan utilitas yang sudah ada
maka perencanaan jaringan drainase dapat menyesuaikan agar
tidak menimbulkan permasalahan baru.
g. Data Biaya
Biaya produksi drainase harus ditinjau dari segi teknis, segi
ekonomis, segi lingkungan dan segi budaya. Dana bisa
diperoleh dari APBN yang dianggarkan setiap tahun.
h. Data kependudukan
Data kependudukan digunakan untuk
menganalisa jumlah air buangan, untuk mendimensi
saluran drainase. Selain jumlah, lokasi dari penduduk
juga diperlukan.
i. Kelembagaan
Yang dimaksud kelembagaan adalah instansi
Pemerintah yang terkait dengan sistem drainase,
khususnya pada saat pemeliharaan dan pengoperasian.
j. Peraturan
Peraturan – peraturan yang diperlukan adalah
semua peraturan yang berkaitan dengan drainase
perkotaan yang sudah ada di daerah tersebut.
k. Data sosial ekonomi
Tujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi
masyarakat adalah untuk menghindari timbulnya
masalah-masalah sosial apabila saluran drainase
dibangun di kemudian hari.
l. Kesehatan lingkungan pemukiman
Masalah ini perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan. Tujuan pembangunan sistem drainase
adalah meningkatkan kesehatan lingkungan bukan
sebaliknya.
m. Banjir kiriman
Perlu dikaji adanya kemungkinan banjir kiriman dari
daerah hulu. Bila ada, perlu diantisipasi dalam
perencanaan, atau dikoordinasikan dengan instansi lain
yang menangani masalah tersebut.
n. Peta situasi
Untuk perencanaan detail, diperlukan peta situasi.
Pada peta sudah digambarkan posisi rumah-rumah dan
jalan serta kenampakan-kenampakan lain yang penting.
o. Data hujan
Untuk data ini yang perlu dikumpulkan minimal
data curah hujan harian selama 10 tahun atau
lebih.
p. Data bahan bangunan
Mencari informasi bahan bangunan yang mudah
diperoleh dan murah untuk kepentingan pemilihan jenis
bangunan pada desain saluran dan bangunan.
 STUDI KELAYAKAN PERANCANAAN
PROYEK DRAINASE

Kriteria dalam studi kelayakan tersbut meliputi beberapa


aspek, yaitu :
 Segi / aspek teknis
 Segi / aspek ekonomi finansial
 Segi / aspek sosial budaya
 Segi / aspek lingkungan

Anda mungkin juga menyukai