REHABILITASI JEMBATAN
SPESIFIKASI 2018
Seksi 8.1. Perbaikan retak dengan • Seksi 8.8. Perbaikan dan Penggantian
bahan epoksi Elemen Baja
• Seksi 8.9. Perkuatan Struktur Baja
Seksi 8.2. Perbaikan Dimensi Struktur
Beton • Seksi 8.10 Perbaikan dan Penggantian
Struktur kayu
Seksi 8.3. Pengecatan Struktur Beton
• Seksi 8.11. Perbaikan dan Penggantian
Seksi 8.4. Perkuatan Struktur Beton Sambungan Siar Muai (Expansion joint)
Seksi 8.5. Penggantian dan • Seksi 8.12. Perbaikan dan Penggantian
Pengencangan Baut Landasan (Bearing)
• Seksi 8.13. Perbaikan dan Penggantian
Seksi 8.6. Pengelasan Elemen Baja Sandaran (Railing)
Struktur Jembatan
• Seksi 8.14. Perbaikan dan Penggantian
Seksi 8.7. Pengecatan Struktur Baja Drainase Lantai
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
PERBAIKAN RETAK DENGAN
BAHAN EPOKSI
KRITERIA PERBAIKAN
RETAK
• Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh bahan (cairan perekat epoksi) yang akan digunakan beserta
sertifikat hasil pengujian dari instansi yang berwenang yang menyatakan jenis, grade, kelas, yang
diusulkan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan secara tertulis
tentang metode pelaksanaan pekerjaan perbaikan retak yang diusulkan dan dilengkapi dengan
hasil pengujian (atau sertifikat) beserta jenis peralatan yang digunakan dan jadwal pelaksanaannya
• Sebelum pekerjaan dimulai, harus dilakukan pengujian tekanan yang ada pada tabung penyuntik
yang diusulkan untuk membuktikan bahwa peralatan yang digunakan sesuai dengan persyaratan yang
ada. Pengujian ini dapat dilaksanakan di lokasi pekerjaan atau di lokasi lain yang disetujui dan
disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
BAHAN PEREKAT (EPOKSI)
• Bahan perekat (epoksi) yang digunakan harus mempunyai daya rekat yang
sangat baik, dan dapat merekatkan dengan sempurna struktur beton yang
terpisah
• Bahan perekat harus dapat berpenetrasi sampai kedalaman retak yang
paling kecil di dalam struktur yang terjadi dengan sempurna tanpa adanya
penutupan lalu lintas di atas struktur jembatan, dan bahan perekat (epoksi)
harus mempunyai kekentalan tertentu seperti disyaratkan pada spesifikasi ini
• Mempunyai sifat fleksibilitas yang dapat menahan vibrasi yang mungkin
terjadi di dalam retakan
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
Daya rekat
yang sangat
baik
Sifat
fleksibilitas Sifat Dapat
tinggi dan
dapat bahan berpenetrasi
sampai retak
menahan
vibrasi epoksi < 0,15 mm
Pada waktu
penetrasi
tidak ada
penutupan
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
lalu lintas
Menutup retakan
dari permukaan
beton selama
penyuntikan dan
curing
mencegah terjadinya
kebocoran/rembesan bahan
epoksi dari celah bahan
penutup tersebut selama
pelaksanaan penyuntikan
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
Persyaratan Bahan untuk alat suntik
Mempunyai Kompresor
Terdiri atas 2 tekanan rendah hanya untuk
bagian (nipple dari alat itu memasukkan
dan tabung sendiri sekitar 3 bahan epoksi ke
penyuntik) kg/cm2 dengan dalam tabung
toleransi 5% penyuntik
Perbaika
n keropos
Dimensi
honeycomb
Grouting
• Beton dengan mutu yang sama atau lebih tinggi dari beton yang akan
digantikan DAN TIDAK MENYUSUT, atau
• Untuk bahan patching yang akan dilewati kendaraan pada umur beton yang
lebih awal (pada bagian atas lantai kendaraan), bahan patching harus
mempunyai kuat tekan minimal 21 MPa pada saat struktur tersebut dibuka
untuk lalu lintas.
• Ketebalan jenis bahan patching yang digunakan harus sesuai dengan jenis
kerusakan dan fungsi struktur beton yang akan diperbaiki. Ketebalan
permukaan yang akan diperbaiki tidak lebih dari ⅓ tebal elemen beton
eksisting atau 80 mm sampai elemen beton yang baik.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
BAHAN GRAUT
Bahan graut adalah bahan yang digunakan untuk perbaikan dimensi beton
yang menggunakan acuan. Acuan yang digunakan harus kedap.
Bahan graut harus mempunyai sifat tidak menyusut dan mempunyai kuat
tekan minimal sama atau lebih besar dengan mutu beton eksisting
Bahan graut yang digunakan harus dapat menyatu dengan beton
eksisting dan jika menggunakan bahan pabrikan penggunaannya harus
sesuai petunjuk pabrik.
Spesifikasi kuat tekan bahan untuk graut yang digunakan mempunyai
spesifikasi yang setara atau lebih besar dari kuat tekan beton eksisting.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
ANTI KOROSI BAJA TULANGAN
(ASTM A775/A775M-17)
Jika diperlukan bahan anti korosi sebagai pelindung baja tulangan pada baja tulangan eksisting,
maka bahan yang digunakan harus sesuai dengan ASTM A775/A775M-17.
Semua baja tulangan yang harus diberi proteksi dengan bahan anti korosi sebagai perlindungan
terhadap permukaan baja tulangan digunakan untuk menjaga agar karat tidak menjalar.
Persyaratan bahan anti korosi untuk baja tulangan harus sama dengan bahan yang di gunakan
pada baja tulangan eksisting.
Bahan anti korosi ini merupakan pelindung terhadap korosi pada baja tulangan, yang terbuat
dari powder coating dengan komposisi organik kecuali pigment dapat digunakan yang
inorganik
Persyaratan bahan anti korosi ini harus tahan terhadap bahan kimia, Cathodic Disbondment,
Salt Spray Resistance, Chloride Permeability, Coating Flexibility, Relative Bond Strength in
Concrete, Abrasion Resistance, Impact Test.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
• Minimum 20 MPa
Mutu beton
• Jika < 20 Mpa, harus perkuatan
Persyaratan
pelaksanaan • Beton yang rontok < 1/3 tebal pelat
perbaikan Kondisi • Maksimal 80 mm untuk patching
kerusakan
dimensi
• Baja tulangan apabila sudah keropos, harus
diganti
Baja
tulangan • Diberi lapisan anti korosi
• Cat yang digunakan harus tahan terhadap cuaca (UV), tahan terhadap alkali,
tahan terhadap karbonasi.
Pengecatan harus mempertimbangkan kondisi cuaca sesuai dengan bahan cat digunakan.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
BAGAIMANA MEMILIH LAPISAN
PELINDUNG BETON
Steel plate
bonding
FRP
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
Metode Concrete Jacketing
Beberapa catatan :
Penggunaan FRP system harus didukung oleh pemeriksaan visual lapangan dan
pemeriksaan khusus mencakup:
• Pekerjaan ini mencakup pekerjaan perkuatan struktur beton dengan bahan serat
fiber (FRP - Fiber Reinforced Polymer), Steel Plate Bonding, dan juga External
Stressing untuk menambah/mengembalikan kapasitas struktur jembatan beton
sesuai dengan persyaratannya.
• Metode perkuatan dengan bahan FRP ini dapat digunakan untuk perkuatan lantai
jembatan, gelagar utama jembatan, kepala jembatan, pilar beton yang
mempunyai kuat tekan di atas 20 MPa (ACI 440.2R-17 1.2.1.4 Minimum
Concrete Substrate Strength) atau sesuai ketentuan teknis perancangan. Umur
keawetan untuk bahan FRP yang digunakan minimal 10 tahun.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
Perhitungan
Sertifikat
berdasarkan
keaslian produk
karakteristik
dan hasil
bahan yang
pengujian
digunakan
Jaminan
keawetan
Contoh bahan minimal 10
tahun (garansi
Kesiapa produk)
n kerja
Uji Tarik
Fatik
(tensile)
Jenis
pengujian
FRP
composite
system
Bonded test
(pull off Rangkak
test)
Durabilitas
Jenis Bahan
(wet lay up)
Wet Lay up atau laminasi
dapat
digunakan pada
berbagai
posisi,dan
lokasi BAHA
N FRP Laminasi hanya
dapat digunakan
untuk bagian
struktur yang
lurus seperti
lantai, gelagar
n tur Ke
le si t
k
ari ina ter ahan
T
at lam lin had an
u g k u ap
K RP nga
F n
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pengendalian
Mutu
Aplikasi
epoksi
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
pada FRP
Hasil
Uji kuat Tarik pengujian
dan bonded glass
strength transition
temperatur
Hasil
pengujian FRP Garansi
dari keawetan 10
Laboratorium tahun
independen Jamina
n mutu
Perancah
dan alat
bantu
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi lainnya
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
PEMASANGAN DAN PENGENCANGAN
SERTA PENGECEKAN BAUT MUTU TINGGI
PADA JEMBATAN
1. Pastikan jenis dan surface finish baut yang akan diperiksa pada
jembatan.
2. Tentukan momen torsinya sesuai dengan jenis baut.
3. Lakukan pengecekan baut secara random sesuai sampling plan pada
jembatan.
4. Catat hasil pemeriksaannya.
5. Dari hasil pemeriksaan apakah ada baut yang longgar atau tidak.
6. Lakukan evaluasi apakah perlu penggantian baut atau tidak.
• SMAW : Shielded Metal Arc Welding (pengelasan dengan mencairkan material dasar yang
menggunakan panas dari listrik antara penutup metal (elektroda)).
•
• SAW : Submerged Arc Welding (pengelasan busur listrik dengan memanaskan serta mencairkan benda
kerja dan elektroda oleh busur listrik yang terletak diantara logam induk dan elektroda. Arus dan
busur lelehan metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran flux di atas daerah yang dilas.)
•
• GMAW : Gas Metal Arc Welding (pengelasan logam sejenis dengan menggunakan bahan tambahan berupa
kawat gulungan dan gas pelindung dengan melalui proses pencairan)
•
• FCAW : Flux Cored Arc Welding (las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam
busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk. Gas pelindungnya juga
sama-sama menggunakan karbon dioxida CO2).
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
PENGAJUAN KESIAPAN KERJA
• Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan daftar peralatan dan
personil yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pengelasan berikut
sertifikat para pelaksana pekerjaan yang masih berlaku dan sesuai dengan jenis
keahlian (kualifikasi) mencakup 4 tipe posisi pengelasan yaitu posisi datar,
horisontal, vertikal, dan overhead (di atas).
• Peralatan yang digunakan adalah peralatan las listrik dengan cara las busur listrik
dan harus berada dalam kondisi baik dan siap pakai, termasuk alat penunjang serta
alat penyimpanan bahan las dan alat untuk pengering bahan las.
• Permukaan logam yang akan dilas harus dalam kondisi halus, rata, seragam, dan
bebas dari kotoran, debu, dan bahan-bahan yang dapat mempengaruhi kualitas
hasil pengelasan.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
BAHAN
Bahan dasar pelat yang digunakan dalam pengelasan memiliki pilihan kriteria sebagai
berikut :
• Mutu baja yang sesuai dengan elemen struktur baja yang akan disambung sesuai
dengan Gambar.
• Mutu baja yang berbeda dengan elemen struktur baja yang akan disambung tetapi
masih dalam satu Grade atau Kelas dapat dilihat pada Tabel 8.6.2.1) di bawah ini.
• Ketebalan dari bahan baja dasar (base metal) yang digunakan setidaknya harus lebih
besar atau sama dengan 3 mm
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
PERALATAN
Pro
n cat an t
tah eksi
n a a ng sed un d pend
g u n de gan si
n g a n k dis ang an p ek 2
Pe uaik ingku prote g tin esua 5 – 1 rotek – 5
i ses isi l kat dan gka ika 5 t si
d nd ng se t k n d ahu
ko an ti dan stru epen enga n
g k ktu ting n
den pende r an
Bahan
Tahan
terhadap
jamur, Binder – epoksi
atau
cuaca dan polyurethane
UV
Cat dasar,
menjamin
pelekatan yang
Sifat - Cat akhir, merupakan
baik pada substrat
dan lapisan cat permukaan yang halus,
licin serta mudah
dibersihkan dan tahan
berikutnya
terhadap serangan zat-
zat kimia, tahan
terhadap lingkungan
serta mempunyai fungsi
estetika.
ISO-St2 (SSPC-
SSPC SP11
SP2) Hand Tool
adalah Power Tool
Cleaning adalah
Cleaning To Bare
sikat kawat, kape,
Metal
atau amplas
• Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang disambungkan dan
sesuai gambar rencana.
• Siar muai jenis Asphaltic Plug mampu menahan pergerakan struktur secara longitudinal,
transversal dengan batasan movement tertentu.
• Bahan Asphaltic Plug juga lebih fleksibel, mampu menahan air, tahan terhadap cuaca, dan
dapat menahan beban dinamis kendaraan dapat memberikan kenyamanan kepada penguna
jalan.
• Ketebalan siar muai jenis ini sangat tergantung ukuran celah sambungan dan besarnya
pergerakan dengan tebal minimum 50 mm dan lebar minimum terisi oleh bahan aspaltic
300 mm.
• Siar muai jenis ini termasuk jenis siar muai type tertutup, siar muai lainnya ialah siar muai
type NJ Joint (terbuka), nosing type dan jenis mekanikal
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
BAHAN
• Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, bagian celah dalam 30 mm
dari bagian dasar dimasukkan nucel atau tali tambang untuk menutupi celah pada joint
jembatan,
• Lakukan pembersihan H.C.A (Hot Compressed Air Lance) untuk pembersihan terakhir
selanjutnya lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakan aspal binder yang
berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru (tanking).
• Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini
dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang
menyebabkan siar muai retak.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
PEMASANGAN NUCEL/TALI TAMBANG
DAN PLAT BAJA
Pemasangan Plat
• Bitumen Binder dipanaskan dengan menggunakan Boiler/Preheater sampai dengan suhu 200º C (alat
ini memanaskan tungku yang didalamnya terdapat minyak yang menyelimuti tungku, hal ini untuk
membuat pemanasan yang merata) dan bahan binder tidak menjadi over heating ( panas Berlebih )
yang membuat bahan menjadi hangus
• setelah mencairnya bahan Bitumen Binder alat ini akan berputar untuk mencampur supaya
pemanasan semakin merata dan maksimal sehinggan bahan tercampur secara sempurna (homogen).
• Pada saat yang bersamaan agregat harus dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 150º C dengan alat
pemanas tertentu dimana suhu dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang
merata pada seluruh agregat sehingga diharapkan binder dapat menyelimuti butiran agregat dengan
sempuran.
• Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian dicampur dengan aspal yang sudah
dipanaskan tadi dengan cara indirect heating agar dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar
agregat.
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
Pemanasan Agregat
Penuangan Campuran
Agregat dan Bitumen Binder
(layer pertama)
Hamparan Campuran
Agregat dan Bitumen Binder
Layer Pertama
Disiapkan oleh Ir. Lanny Hidayat MSi
PEMASANGAN EXPANSION JOINT
• Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan. Setelah
penghamparan campuran agregat dan bitumen binder selesai selanjutnya dipadatkan
dengan menggunakan alat compactor sampai agregat saling mengunci dan padat.
Fungsi Landasan
• Landasan pada jembatan digunakan untuk mentransfer gaya-
gaya dari bangunan atas ke bangunan bawah, dengan
mengizinkan adanya pergerakan pada bangunan atas seperti :
• Pergerakan melintang;
• Pergerakan memanjang;
• Pergerakan vertical, dan
• Pergerakan rotasi
Hydraulic Jack
Bearing
Steelpad baru dipasang
Beam
Pakai
Shoring