Anda di halaman 1dari 28

PENANGANAN

KERUSAKAN BETON

SUBDIT TEKNIK JEMBATAN


DIREKTORAT BINA TEKNIK
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

By: Said Arbi

Makassar Mei 2011


Penanganan Kerusakan Beton

UMUM
Beton adalah bahan campuran yang terdiri atas semen,
agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil) dan air.
Komposisi campuran beton normal yaitu:
1. Air ± 10%
2. Semen ± 15%
3. Agregat halus ± 35%
4. Agregat kasar ± 40%
5. Bahan tambahan, bila diperlukan.
Campuran tersebut harus mempunyai komposisi yang
sesuai dengan kebutuhan, misalnya beton fc’ 30 Mpa
mempunyai komposisi yang berbeda dengan
beton fc’ 20 MPa.

Untuk mendapatkan kekuatan beton yang sesuai dengan


spesifikasi perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Komposisi campuran (faktor air semen, jenis semen
gradasi, gradasi batuan, bentuk batuan,
ukuran maksimum batuan).
2. Umur beton.
3. Cara dan waktu pengecoran.
4. Waktu dan cara pemadatan.
5. Waktu dan cara perawatan (curing).
Penanganan Kerusakan
Penanganan KerusakanBeton
Beton

Jenis beton adalah sebagai berikut:


1. Beton siklop-Campuran beton dengan batuan besar dan
biasanya digunakan untuk isian pondasi sumuran karena
tidak mempunyai kekuatan struktur.
2. Beton tak bertulang-Beton biasa yang tidak berfungsi
struktural.
3. Beton bertulang-Beton yang didesain sebagai struktural
dan menggunakan baja tulangan untuk menahan tarik.
4. Beton pratekan-Beton yang didesain dan dibuat
sedemikian, sehingga pada waktu awal beton
diberi tekanan tertentu dan untuk menahan gaya tarik
akibat beban digunakan baja prategang.

Untuk mendapatkan kekuatan beton yang sesuai dengan


spesifikasi perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Komposisi campuran (faktor air semen, jenis semen
gradasi, gradasi batuan, bentuk batuan,
ukuran maksimum batuan).
2. Umur beton.
3. Cara dan waktu pengecoran.
4. Waktu dan cara pemadatan.
5. Waktu dan cara perawatan (curing).
Penanganan Kerusakan Beton

KERUSAKAN PADA BETON

1. Kerontokan beton, adalah terlepasnya sebagian


komponen beton, akibat terjadinya karat pada baja
tulangan.
2. Beton keropos, adalah beton yang tidak padat dan/atau
disebabkan karena material halus beton tidak dapat
mengisi rongga,
3. Beton yang berongga, (Drumminess) adalah beton yang
mutunya jelek dan pada bagian dalamnya terdapat
lubang yang disebabkan oleh:
a. karat pada baja tulangan yang mendorong sebagian
permukaan beton.
b. tidak menempelnya lapisan baru pada perbaikan
permukaan beton.
4. Mutu beton yang jelek:
a. Merupakan kerusakan beton sejak awal, karena tidak
tercapainya mutu yang disyaratkan.
b. Untuk mengetahui mutu yang sebenarnya diperlukan
alat untuk memeriksanya, seperti hammer test, core drill
5. Beton yang tidak padat, ciri-ciri beton yang rembes, yaitu:
a. Adanya warna hijau lumut karena adanya tumbuhan.
b. Terdapat garis berwarna putih berkerak atau bahkan
sering terjadi seperti stalaktit yang menyatakan kapur
semen larut dan keluar dari beton.
c. Adanya daerah yang basah/lembab terus menerus.
Penanganan Kerusakan Beton

Kerontokan Pada Beton


Gambar 4.3 Beton Yang Berongga

Permukaan yang Permukaan tulangan


lepas yang berkarat

Korosi Tulangan Dan Beton Yang Keropos

Beton Yang Berongga


Penanganan Kerusakan Beton

Cara Penanganan :

1. Buang/lepaskan semua bagian beton yang lepas dan


rusak sampai bagian beton yang baik terlihat dan dalam
keadaan bersih.

2.Usahakan membersihkan beton sampai  15 mm


dibelakang besi tulangan agar didapat ikatan yang baik.

3.Bersihkan semua karat yang ada pada besi tulangan.

4.Kaitkan/Ikatkan besi tulangan yang baru jika didapat


bagian besi tulangan yang diameternya hilang lebih
dari 20 %.

5.Pakailah bahan perekat pada permukaan yang kering


dengan bahan yang dapat disetujui.

6.Pasanglah dan bentuklah beton baru untuk mendapatkan


selimut beton yang sesuai asalnya dengan menggunakan
bahan yang disetujui.
Penanganan Kerusakan Beton

PERBAIKAN BETON
Penanganan Kerusakan Beton

PENGGANTIAN BETON BARU

Gambar 4.5 Penggantian Beton Baru

Penanganan Beton Keropos:

1.Kupaslah lapisan aspal pada permukaan jalan dan


bersihkan dengan baik bagian atas lantai beton tersebut.

2. Kerjakan penginjeksian pada daerah beton yang berpori/


kurang padat atau beton yang keropos.

3. Berilah lapisan kedap air (waterproofing) diatas daerah


beton yang kurang padat tadi.

4. Kerjakan lapisan perkerasan kembali.


Penanganan Kerusakan Beton

BETON RETAK
1. RETAK STRUKTURAL

Retak struktural adalah retak yang berpengaruh


terhadap kekuatan struktur dan disebabkan oleh
Momen yang melebihi ijin (tengah bentang);
Gaya lintang atau Kombinasi monen dan gaya lintang,
contoh:
• Terbuka dan melebar ketika beban lalu-lintas lewat
di atasnya, lebih sering terjadi di daerah pelat lantai
dan gelagar jembatan.
• Terus berkembang seiring dengan berlangsungnya
pergerakan dan penurunan, lebih sering terjadi pada
bangunan bawah.
Penanganan Kerusakan Beton

2. RETAK NON STRUKTURAL


Retak non Struktural yaitu retak yang tidak mempengaruhi
kekuatan struktural secara langsung seperti retak susut,
akibat suhu, akibat reaksi kimia dll.
walaupun demikian secara jangka panjang tetap berbahaya
terhadap struktur.

Penanganan:
Jika retak lebih kecil dari 0,5 mm lebarnya:
1. Bersihkan retak tersebut dengan menggunakan sikat
dan kemudian ditiup dengan angin yang bertekanan.
2. Tutup retak tersebut dengan adukan semen yang encer
(semen + bahan tambahan).
 
Jika lebar retak antara 0,5 mm sampal 3 mm:
1. Bentuklah pada bagian retak seperti huruf V sampai
kedalaman kurang lebih 5 mm kemudian bersihkan
bagian tersebut.
2. Gunakan perekat/epoxy yang telah disetujui oleh Direksi
yang kemudian dilapiskan pada sisi bagian V tadi.
3. Kemudian tutup bagian V tadi dengan adukan semen
atau epoxy.
Penanganan Kerusakan Beton

Kriteria-Kriteria Keretakan
Kriteria I:
1. Lebar retak berkisar antara 0,1 mm sampai 0,25 mm
dan mencakup daerah kurang dari 30% dari luas
elemen yang bersangkutan.
2. Tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air.
3. Mutu beton lantai tidak kurang dari 22,5 Mpa.

4. Mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, pilar


tidak kurang dari 17,5 MPa
5. Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 2.

Penanganannya:

Perbaikan keretakan dengan metoda suntikan bahan


perekat/epoxy.
Penanganan Kerusakan Beton

Kriteria-Kriteria Keretakan
Kriteria II:
1. Lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup
daerah kurang lebih 50% dari luas elemen yang
bersangkutan.
2. Tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air.
3. Diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya
beban yang berlebihan yang tidak dapat diterima oleh
lantai atau gelagar akibat mutu beton yang tidak sesuai
dengan persyaratan.
4. Mutu beton lantai tidak kurang dari 22,5 MPa.
5. Mutu beton gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang
dari 17,5 MPa.
5. Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.
Penanganannya:
Perbaikan keretakan dengan menggunakan metoda
suntikan bahan perekat epoxy ditambah dengan
perkuatan untuk menahan gaya momen atau gaya
lintang yang tidak dapat ditahan lagi oleh elemen yang
bersangkutan.
Penanganan Kerusakan Beton

Kriteria-Kriteria Keretakan
Kriteria III:
1.Lebar retak lebih besar dari 2 mm dan mencakup daerah
lebih dari 50% luas elemen tersebut.
2. Terjadi rembesan atau adanya bocoran air.
3. Mutu beton lantai kurang dari 22 Mpa.
4. Mutu beton gelagar, kepala jembatan, pilar kurang dari
17,5 MPa.
5. Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 4 atau 5
Penanganannya:
Beton pada elemen yang bersangkutan harus dibongkar
untuk kemudian dipasang kembali dengan beton yang
sesuai persyaratan dan ukuran serta bentuknya seperti
aslinya.
Penanganan Kerusakan Beton

Penanganan Retak Dengan


Suntikan Epoxy
1. Bersihkan semua jenis kotoran, bekas beton yang tidak
sempurna atau sejenisnya yang menyebabkan terjadinya
kontaminasi pada retak dengan menggunakan sikat kawat
atau gerinda pada daerah selebar kurang lebih 5 cm
sepanjang retakan tersebut. Jika terdapat minyak/gemuk pada
bagian tersebut harus dibersihkan dengan thinner.
2. Pasangkan pipa penyuntik ditengah-tengah permukaan yang
retak dengan menggunakan bahan penutup (seal). Jarak
setiap perletakan pipa penyuntik tergantung pada lebar dan
dalamnya retak.
3. Tutupi sepanjang jalur retakan antara alat penyuntik dengan
menggunakan bahan penutup (seal) atau pasta epoxcy
dengan lebar 5 cm dan tebal 3 mm yang ditunggu sampai
mengeras.
4. Pasang alat penyuntik dengan kuat pada pipa penyuntik
kemudian pompakan bahan epoxy kedalam alat penyuntik
dengan suatu tekanan yang tertentu sesuai dengan spesifikasi
bahan.
5.Setelah selesai penyuntikan dan bahan epoxy mengering,
kemudian lepaskan kembali alat-alat suntikan dan bersihkan
kembali bahan-bahan penutup retakan.
6. Bersihkan permukaan beton sepanjang retakan yang diperbaiki
dengan menggunakan gerinda atau dengan melembutkan
bahan penutup dengan api dan mengelupaskannya.
Penanganan Kerusakan Beton

Karat /Korosi Pada Besi Tulangan

Cara penanganan karat pada besi tulangan beton:


1.Bersihkan karat yang ada pada besi tulangan.
2. Jika setelah dibersihkan ternyata luas tulangan berkurang
hingga 20% maka pada bagian tersebut harus ditambah
tulangan yang baru dengan panjang sambungan kurang
lebih 300 mm pada masing-masing ujungnya dengan
menyambung kannya secara mekanis atau las yang baik
sehingga pemindahan gaya yang ada tetap terjamin dengan
baik.
3. Setiap besi tulangan yang mencuat harus dipotong paling
sedikit 20 mm dibawah permukaan beton kemudian beton
diperbaiki.
Penanganan Kerusakan Beton

Kerusakan Komponen Karena


Aus Dan Pelapukan
Penyebabnya antara lain:
1. Lalu lintas-pada daerah permukaan lantai beton
yang dibuat expose.
2. Pengikisan-umumnya terjadi pada kolom pilar yang
terkikis di sungai.
3. Proses kimia-adanya reaksi kimia antara lingkungan
dan beton.

air

Pengikisan Oleh Air

Cara penanganan kerusakan:


1.Jika penyebab kerusakan karena reaksi kimiawi atau
penggaraman maka diperlukan pengujian untuk
menetapkan luas dan dalamnya daerah yang terkena untuk
kemudian dapat ditentukan banyaknya pembongkaran.
2. Jika kerusakan disebabkan karena tejadinya karbonasi
dan kedalamannya tidak lebih dari 25 mm, maka dapat
dilakukan pelapisan dengan bahan yang direkomendasikan
pada bagian luar beton.
Penanganan Kerusakan Beton

Pecah Atau Hilangnya Sebagian


Elemen Beton
Cara penanganannya antara lain:
1.Angkatlah elemen yang mengalami kelebihan gaya
tersebut akibat pecahnya atau hilangnya sebagian dari
elemen tersebut.
2.Gantilah bagian yang pecah tersebut dengan bahan
yang sesuai spesifikasinya atau yang serupa/sama
dengan bentuk dan ukuran yang ditetapkan dalam
spesifikasi aslinya.
3.Bilamana bagian yang pecah tersebut memerlukan
penggantian, maka hubungkan antara permukaan yang
baru dan yang lama harus ditangani sebagaimana
diuraikan perbaikan kerusakan pada beton.

Jembatan Kampung Tobati – Jayapura


Penanganan Kerusakan Beton

KERUSAKAN PADA ELEMEN BETON YANG


MELENDUT
Lendutan yang melebihi lendutan ijin, sehingga
membahayakan struktur, perlu penanganan yang serius,
cara penanganannya antara lain:
1. Akibat Beban Yang Berlebihan
a. Bilamana terjadi lendutan akibat beban yang
berlebihan, maka diperlukan pemeriksaan khusus
untuk menentukan luas/volume kerusakan.
b. Hindarkan beban yang berlebihan dengan cara
mengadakan pembatasan muatan.
c. Bagian yang mengalami gaya yang berlebihan harus
diperkuat, diganti atau diperbaiki.
d. Lendutan yang terjadi pada elemen beton akibat
beban yang berlebihan biasanya terjadi karena
adanya keretakan atau pecah/hancurnya elemen
tersebut. Perbaikan sesuai kerusakan yang terjadi.
Penanganan Kerusakan Beton

2. Akibat Kecelakaan .
a. Kerusakan karena kecelakaan seringkali terjadi pada
sandaran. Sandaran yang rusak biasanya diganti
sehingga tetap dapat menahan apabila terjadi
kecelakaan lagi.
b. Jenis kerusakan lain akibat kecelakaan yang
mengakibatkan lendutan, biasanya diperbaiki sesuai
dengan kerusakan akibat beban yang berlebihan.

Jembatan Way Besai – Jalan Lintas Tengah Sumatera


di Baradatu – ditabrak Truck Batu Bara.
Penanganan Kerusakan Beton

3. Akibat Acuan Yang Bergerak


Pada Saat Pengecoran.
a. Jika acuan/bekisting (formwork) berubah bentuk atau
bergerak pada saat beton belum mengeras dan
mengakibatkan terjadinya keretakan dari elemen
yang bersangkutan maka hal tersebut dimasukkan
dalam masalah beban yang berlebihan.

b. Jika tidak terlihat adanya lendutan yang berlebihan


maka tidak diperlukan perbaikan atau suatu tindakan.

August 31, 1989:


Baltimore-Washington Parkway Collapse
Penanganan Kerusakan Beton

METODE ALAT SUNTIK UNTUK PENANGANAN


RETAK PADA LANTAI
Secara umum retak yang dapat diperbaiki dengan
menggunakan alat suntik adalah:
1. Retak dengan lebar < 0,2 mm.
2. Retak belum menembus sampai ke bagian atas lantai.
3. Mutu beton > fc’ 20 Mpa.
4. Jumlah retak belum mengindikasikan kehancuran
beton.

Cara-Cara Perbaikan Lantai:


Mengingat lantai didesain berdasarkan beban terpusat,
maka kerusakan lantai disebabkan antara lain:
1. Mutu beton yang rendah.
2. Penulangan yang tidak cukup.
3. Beton bertulang yang melampaui kekuatan lantai
beton (fatique).
Penanganan Kerusakan Beton

Beberapa cara perbaikan lantai:


1. Bongkar seluruh lantai yang rusak dan ganti dengan
lantai beton yang baru.
2. Perbaiki retak dengan grouting.
3. Perkuat lantai beton yang telah diperbaiki dengan Steel
Plate Bonding atau perkuatan dengan bahan Fiber.
4. Metode BICS (Balloon Injection for Concrete
Structure), adalah sistem perbaikan retak beton
dengan cara ini yaitu dengan sistem penyuntikan
sehingga material epoxy dapat masuk sampai retak
0,02 mm yang ada di dalam beton.
Penanganan Kerusakan Beton

Cara Perbaikan Metode Bics Dan BL Grout.


A. Kinerja Metode BICS:
• Penyuntikan bahan grouting ke dalam setiap celah
dan ujung retak
• Mengefisienkan waktu pelaksanaan
• Tekanan ke dalam celah retak terkontrol dengan baik
• Mudah untuk memastikan bahan tersuntik sudah
mengeras.
B. Kinerja Metode BL Grout:
• Mempunyai daya lekat yang sangat baik (Powerful
Adhesive Force).
• Mempunyai daya penetrasi yang sangat kuat (Strong
Penetrating Power).
• Mempunyai fleksibilitas yang optimum (Optimum
Flexibility).

Hubungan Antara Diameter Luar Alat Suntik


Dengan Berat Material Grouting
Penanganan Kerusakan Beton

Metode Kerja Penyuntikan Bahan Epoxy


1. Persiapan Permukaan.
Pembersihan permukaan yang akan diperbaiki atau
dikerjakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
mesin gerinda atau sikat kawat sehingga bebas dari
kotoran – kotoran atau bekas beton yang tidak
sempurna selebar 5 cm disekitar permukaan yang
akan dilakukan perbaikan retak, pembersihan
dilakukan pada sepanjang retakan. Permukaan beton
harus bebas dan bersih terhadap minyak, oli dan
sejenisnya.

Kondisi Lantai Sebelum Grouting


Penanganan Kerusakan Beton

2. Pelekatan Alat Penyuntik.


Dasar alat penyunitk harus dilekatkan sedemikian rupa
tepat ditengah permukaan yang retak dengan
menggunakan bahan penutup (seal). Jarak antara alat
penyuntik tergantung pada lebar dan dalamnya retakan,
sekitar 30 – 40 cm, sehingga jumlah alat penyuntik
dapat seefisien mungkin.

Pelekatan Alat Penyuntik

3. Penutup Retakan.
Setelah dilakukan pembersihan seperti yang disebutkan
diatas, kemudian sepanjang jalur retakan yang ada ditutup
dengan menggunakan bahan penutup (sealant) selebar 5
cm dan tebal 3 mm. Setelah jalur retakan tertutup semua
dengan bahan penutup dan bahan penutup mengeras maka
dapat dilaksanakan tahap berikutnya yaitu: memasang alat
penyuntik (BL INJECTOR) Alat penyuntik harus terpasang
melekat dengan baik pada dasar alat penyuntik dan BL
INJECTOR.
Penanganan Kerusakan Beton

Penutupan Retakan

4. Pencampuran Bahan Epoxy.


Setelah alat penyuntik terpasang maka dilakukan
pencampuran bahan epoxy (BL GROUT) yang terdiri
atas 2 komponen sesuai persayaratan dari pabrik
pembuat. Bahan epoxy (BL GROUT) yang telah
tercampur (dengan perbandingan Base agent: hardener
adalah 2: 1) tersebut dimasukan kedalam alat
penyuntik dengan suatu alat yang khusus sampai
penuh dalam batas plastik penutup balon yaitu: sampai
balon penyuntik berdiameter 25 mm dan kemudian
tahapan tersebut dilakukan terus sampai semua alat
penyuntik terisi dengan bahan epoxy (BL GROUT).
Pekerjaan tersebut harus terus diawasi dan dilakukan
pemeriksaan pada setiap alat penyuntik apabila balon
sudah mulai mengempis maka harus diisi lagi dengan
bahan epoxy dan seterusnya sehingga semua balon
terisi penuh dan tidak ada lagi yang mengempis bahan
epoxy akan mulai mengikat (setting, menjadi keras).
Proses setting tersebut akan memerlukan waktu sekitar
3 jam.
Penanganan Kerusakan Beton

Injeksi Epoxy

Pemeriksaan Bahan Epoxy


(BL GROUT) Setelah 3 Jam..

5. Penyelesaian Akhir.
Penyelesaian akhir dengan
melepas alat penyuntik
setelah 1 hari penyuntikan
epoxy kedalam retakan.
Setelah alat penyuntik dan
balon penyuntik dilepas dan
dibersihkan penutup retakan
(sealant) maka permukaan
beton menjadi rata dan rapi.
Pekerjaan Selesai (100%)
Penanganan Kerusakan Beton

Jembatan: Karang Sulin – Lombok – NTB.

Email: admin@kanalom.com
Website: http://www.kanalom.com

Anda mungkin juga menyukai