Anda di halaman 1dari 3

METODE PEKERJAAN PENGECORAN BETON

LOKASI PT SULFINDO ADI USAHA

1. Pekerjaan Persiapan

1.1 Pekerjaan pengukuran

Pekerjaan dilakukan oleh tim surveyor untuk memastikan elevasi dan sloping sesuai rencana.

1.2 Pekerjaan pembersihan area

Pada pekerjaan ini dilakukan pembersihan garam yang menumpuk di sekitar lokasi
pekerjaan,pemebersihan ini di lakukan dengan alat berat loader dan di bantu dengan manual

Pembersihan di lakukan sampai menemukan Concrete existing,Garam yang di bersihkan di


kumpulkan di area sekitar sesuai arahan dari owner

1.3 Pekerjaan Cipping

Pekerjaan dilakukan untuk menghasilkan sambungan beton yang senyawa/menyatu antara


beton baru dan beton lama,cipping beton di lakukan dengan mesin jack hammer sehingga
mencapai hasil yang maksimal

2. Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan fabrikasi
2.1
Fabrikasi bekisting dengan bahan kayu dan multiplek dengan
a.
dimensi 0.25 m x 3.5 m yang akan dipergunakan sebagai batas
sambungan transversal.
Fabrikasi pelat 2 mm dengan dengan dimensi 0.25 m x 10 m
b.
yang akan dipergunakan sebagai batas/samping kanan dan kiri.

2.2 Pemasangan bekisting

a. Pemasangan bekisting pelat pada sambungan transversal disertai besi siku 50.50.5 sebagai
support bekisting dan perkuatan
b. Pemasangan bekisting dengan meterial kayu untuk sambungan longitudinal disertai dengan
besi siku 50.50.5 sebagai perkuatan bekisting.

3. Pekerjaan Pembesian

3.1 Fabrikasi tulangan

1. Pembuatan besi beton dengan diameter 19 mm panjang 450 mm yang akan digunakan
sebagai Dowel.
2. Pembuatan tahu beton (Decking) dengan tebal min 40 mm.
3. Pembuatan spacer bar dengan menggunakan besi D10 mm dengan tinggi 150 mm.
4. Pembuatan dowel basket besi 10 mm yang akan digunakan sebagai pengikat dan
dudukan dowel.

3.2 Instalasi tulangan

1. Pemasangan wiremesh pada layer bawah 2.1 m x 5.4 m termasuk perletakan tahu beton
sebagai spasi untuk selimut beton.

2. Pemasangan spacer bar yang diletakkan diatas wiremesh lapis pertama bagian bawah
sebagai standee support untuk tulangan atas

4. Pemasangan dowel basket sebagai standee support untuk besi dowel .

Free area pada dowel akan di bungkus dengan pipa PVC diameter
1″dan untuk fixed area nya akan menyatu dengan pengecoran pavement.

5. Pemasangan dan pengikatan dowel diatas dowel basket dengan jarak 300 mm.

7. Pasang serta ikat wiremesh lapis kedua dengan dimensi 2.1 m x 5.4 m overlapping
Wiremesh Sebanyak minimal 2 Segment, pada area jalan yang telah dipasangi bekisting yang
sudah kuat

Tahapan Pengecoran Beton

1. Pastikan bahwa dudukan bekisting benar-benar kokoh, lurus dan rata pada
permukaannya serta mempunyai elevasi yang benar sesuai gambar rencana (for
Construction).
Mutu hasil akhir permukaan jalan bergantung pada pekerjaan pemasangan alat bantu
stop cor.Gunakanlah Jidar sebagai alat untuk meratakan cor
2. Siapkan Alat Vibrator untuk memadatkan Pengecoran supaya hasil beton tidak
keropos dalamnya.
3. Siapkan Dowel dan Dudukan yang sudah di fabrikasi ,penempatan dowel di setiap
segmen yang sudah di di tentukan ,digunakan berupa besi beton polos dengan ukuran
diameter 19 mm , dimana permukaan dowel diolesi gemuk dan sisi lainnya ditutup
PVC (fungsi supaya dapat bergerak)
4. Setelah bekisting terpasang dengan kuat,siapkan steroform sebagai pembatas per
segmen sehingga nantinya mudah untuk di bongkar,penuangan(pouring) beton di
lakukan perhalan lahan sampai di perkirakan cukup untuk area per segmen sampai
ketebalan 25 cm,Beton kemudian dihamparkan dan disebarkan, waktu penuangan /
pouring beton diperhatikan cuaca, suhu lingkungan, disarankan cuaca cerah dan tidak
hujan.
Untuk menghindari retak rambut disaranakan, pekerjaan pengecoran dilakukan pada
waktu malam hari.
5. Spreading
Setelah beton diambil dari agitator, beton perlu diratakan ke seluruh jalan. Untuk
perataan awal (waktu beton basah) dilakukan menggunakan jidar aluminium.
6. Untuk menjamin kepadatan perlu juga dilakukan penggetaran dengan concrete
Vibrator.
7. Setelah di lakukan perataan dengan jidar,ratakan kembali dengan roskam
besi/gosokan untuk mendapatkan permukaan yang rata
8. Pekerjaan grooving harus mengenal tingkat kekerasan beton karena beton yang terlalu
keras, tidak dapat dibentuk texturenya yang mensyaratkan kedalaman grooving
minimum 3mm
Beton yang belum mengeras juga kurang baik bila dilaksanakan grooving, karena
akan terlalu lembek sehingga texture tidak akan terlihat rapih.
9. Selanjutnya pekerjaan curring dilakukan untuk melindungi beton dari retak-retak
rambut Hal ini harus lebih diperhatikan bila pelaksanaan dilakukan di siang hari atau
udara sangat cerah
Pekerjaan curing compound dilakukan setelah pekerjaan grooving selesai dilakukan.
PekerjaanCuring
untuk pekerjaan curing dilakukan mulai dari umur beton 1 sampai dengan 7 hari,
perawatan diteruskan dengan menutup permukaan beton dengan menggunakan
geotekstile non woven yang dibasahkan secara periodik.
Pekerjaan Curing sangat penting untuk mencegah terjadinya retak rambut perkerasan
kaku akibat susut yang terlalu cepat.
10. Pekerjaan pembongkaran steroform di lakukan dengan di siram minyak
bensin,sehingga akan menghasilkan nut/celah yang fungsingan sebagai penyeimbang
kondisi jalan beton supaya tidak terjadi crack atau patah beton.
11. Setelah di bongkar steroform dan sudah benar benar bersih,isilah celah antara modul
perkerasan kaku, diisi dengan joint sealant yang merupakan campuran bahan karet
atau aspal.

Anda mungkin juga menyukai