Anda di halaman 1dari 6

Floor Repair

Apabila hasil akhir permukaan plat beton terjadi retak yang tidak beraturan maka dilakukan metode perbaikan sbb : Untuk lebar retak > 2mm maka retak tsb digerinda permukaan dan di v cut , setelah itu diisi dengan micro concrete renderoc fc (ex. Fosroc) Untuk lebar retak < 2 mm maka retak tsb digerinda permukaan dan di v cut, setelah itu diisi dengan epoxy grout, conbextra ep10tg (ex. Fosroc) Untuk retak yang luas setempat, maka retak tersebut harus direpair dengan menghancurkan/chipping bagian yang retak dan diinjeksi dengan micro concrete renderoc fc (ex. Fosroc) /epocem (epoxy cement)

Step of Floor Repair


1. Lantai dibersihkan dari kotoran /debu dengan menggunakan sikat/penggosok lainnya dan dipastikan benar-benar bersih

2. Pecahan lantai yang rapuh dipotong/dihancurkan dengan cutter lantai dan untuk lantai retak dipotong dengan bentuk V dan kotoran didalamnya dibersihkan dengan penyedot debu.

3. Setelah dilakukan pembersihan disi dengan material yang sesuai untuk menutup retak tersebut dengan produk yang sudah tersedia di pasaran.

1. METODE KERJA FLOOR HARDENER Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua pekerjaan lantai parkir kendaraan, gudang, area bongkar muat, ruang AHU, tangga darurat dan lain lain. Semua pelaksanaan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik pembuat bahan bahan tersebut dan harus mampu memberikan perkerasan permukaan lantai. 3 1.Lantai beton dasar harus memiliki kadar minimum semen sebesar 300 kg/m dan didesain untuk mengurangi segresi dan control terhadap bleeding. Water cement ratio sebaiknya rendah dan ditambahkan bahan plasticizer Conplast untuk memudahkan pelaksanaan pengecoran. 2.Lantai beton harus padat dan rata dan dikerjakan sesuai dengan standar pengerjaan lantai beton yang baik dan benar dimana resiko terjadinya retak susut / kering sudah dikurangi dengan adanya siar siar pada jarak tertentu dan kerataan permukaan dengan menggunakan dudukan bekisting yang kuat dan kaku serta jidar yang rata dan kaku. 3.Bila air yang naik ke permukaan beton yang baru selesai di cor sudah tidak kelihatan lagi (telah melewati setting time) maka floor hardener ini dapat ditaburkan secara merata dengan dosis rata 2 rata 4 kg/m atau sesuai dengan yang disyaratkan. 4.Aplikasi floor hardener ini harus berlangsung tanpa terputus hingga didapatkan kondisi lantai dasar yang mengeras pada kondisi di bebani injakan kaki akan menimbulkan bekas injakan sedalam 3 6 mm. Setiap kelebihan air di permukaan (bleeding water) harus menguap seluruhnya. 5.Pada area pengecoran yang luas sangat direkomendasikan untuk membuat metode pengecoran secara bertahap dan memastikan bahwa lokasi pengecoran dapat dilaksanakan dengan tenaga kerja dan dosis bahan floor hardener yang cukup secara continue hingga selesai. 6.Floor hardener ditaburkan secara bertahap dengan dosis 2/3 bagian dahulu, dan ketika bahan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka dapat segera digosok (di trowel).

7.Setelah itu 1/3 bagian sisanya ditaburkan secara merata diatas permukaan beton. Jika bahan mulai meresap dan menjadi berwarna gelap secara merata akibat absorpsi air dari lantai dasar maka dapat segera digosok (di trowel). 8.Finishing akhir harus menggunakan mesin trowel pada saat beton sudah mengeras dan kuat menahan beban mesin tanpa mengalami kerusakan agar didapatkan permukaan yang lebih padat. 9.Setelah pekerjaan hardener selesai maka harus segera dilapisi Concure (Curing Compound) untuk mengurangi terjadinya penguapan air beton. Pada area yang terbuka sebaiknya setelah di curing dilindungi lagi dengan karung basah untuk mengurangi terjadinya retak susut. 10.Lantai yang sudah dikerjakan tidak boleh terkena air hujan selama 48 jam dan sebaiknya tidak dipakai selama 1 minggu, jika akan segera dibebani dengan lalu lintas yang berat dalam 2 minggu pertama umur beton maka sebaiknya dilindungi dengan multipleks plywood.

Anda mungkin juga menyukai