Anda di halaman 1dari 4

Pekerjaan Plat lantai

A. Material dan Alat yang digunakan (maks. Area 100 m 2)


Tabel 3.1 Material dan Alat yang digunakan ( maks. Area 100 m 2)
No
I
1
2

Item
Material
Siku L 30.30.3 @6000

3
4
5
II
1
2
3
4
III
1
IV
1

Alat duduk level benang


Jidar Alumunium 50 x 100, L = 6000
Tutup Relat (plate bending) @2400 = 2 spam
Peralatan pekerja
Tapping, Expanded Metal
Roskam kayu
Roskam Plat
Mesin Trowell
Peralatan Ukur
Mesin Level
Alat bantu lain, jika diperlukan
Papan titian untuk berjalan atau menggosok

Longdrat

Jumlah
24 Btg
25 Btg

10, lengkap dengan mur, 1 titik 2 mur

15 pcs
2 pcs
0
2
4
4
1

Set
Unit
Unit
Unit

1 Unit
8 Pcs
Sumber : Dokumen

proyek

Buat bar chart


Metode Kerja
A.

Sebelum Pengecoran
1. Pemasangan Gawangan
Sebelum melaksanakan pemasangan relat yang sesungguhnya, kita
melakukan pemasangan gawang yang bertujuan sebagai acuan agar
posisi relat nantinya sudah rata. Dan biasanya dipasang sedikit kurang
dari level yang diinginkan

2mm. Maksudnya agar mudah dapat

diperbaiki bila level yang diinginkan belum bisa tercapai.


Pemasangan gawang harus memakai alat bantu benang untuk
acuan agar kelurusan dan level dari gawang bisa lebih baik bila
dibandingkan sepidol atau alat tanda lainnya.
2. Pemasangan Relat siku
Setelah pemasangan gawang barulah kita melakukan pemasangan
relat. Untuk mendapatkan posisi baut/ support relat tidak terganggu oleh
pembesian yang ada relat ditaruh di atas gawang sambil diperiksa posisi
lubang, terganggu atau tidak, dengan cara memasang patok besi untuk
selanjutnya ditanamkan kedalam tanah sesuai kedalaman yang
dibutuhkan

Selanjutnya angkur yang telah dipasang pada relat siku disambung


dengan patok dengan cara di las, posisi relat dibiarkan bertumpu bebas
diatas gawang. Biarkan relat terpasang sampai seluruhnya, setelah semua
relat sudah di las, maka barulah masuk ke tahap pengecekan level yang
direncanakan.
Untuk mendapatkan level yang diharapkan caranya adalah dengan
mengatur/memutar mur bagian bawah sampai posisi level yang
diharapkan tercapai. Tapi untuk memasang relat, level relat kita turunkan

2 mm. sebelum pengecoran. Dengan taburan floor

hardener nantinya diharapkan dapat tercapai level yang diinginka, yaitu


mendekati

0.00 . Setelah itu barulah mur bagian atas dikencangkan

agar relat betul-betul kuat dan tidak biasa bergerak lagi.


B.

Proses Pengecorann
1. Jalur pengecoran
Untuk mendapatkan hasil yang baik menghindari terlalu seringnya
hasil pengecoran yang sudah selesai terinjak-inak, maka untuk mengecor
pelat lantai dilakuakn perjalur dari awal sampai batas ujung jalur, yaitu
sejarak

3000 mm. setelah penuh satu jalur baru ke jalur ke 2 dan

begitu seterusnya. Untuk lebih mempercepat proses pengecoran, diatur


posisi mobil pompa dan pipa agar bisa berjalan mundur, maksudnya
pengecoran dari titik yang terjauh terlebih dahulu. Dalam pemotongan
atau pelepasan pipa pada pelat lantai yang telah di cor harap disusun
sebelahnya (jalur ke 2) disambung-sambung seperti halnya waktu jalur 1
agar selanjutnya waktu pengecoran pindah ke jalur 2 posisi pipa sudah
tersusun dengan baik dan tinggal menyambung elbow yang terakhir.
2. Tapping
Pada pengecoran pelat lantai beton selain digunakan vibrator, kita
juga melakukan proses tapping agar batuan-batuan yang muncul di
permukaan bisa turun dan lebih padat. Ini juga dilakuakan agar proses
selanjutnya yaitu penjidaran akan lebih mudah. Bahan untuk tapping
adalah plate expanded metal dengan ukuran kecil yang dibuatkan tongkat
agar mudah untuk dipukulkan/ ditumbukan pada beton
3. Penjidaran 5x
Penjidaran dilakuakan setelah proses tapping selesai dan dilakukan
minimal 5x penjidaran. Sebelum melakuakan penjidaran, jidar harus di
check terlebih dahulu kondisinya, jika bengkok, kotor, penyok atau lainnya
jidar tidak bisa di pakai. Jidar harus selalu dijaga agar tetap dalam kondisi
baik, terutama selesai pengecoran harus segera di besihkan.
Biasanya penjidaran dilakuakan oleh 2 orang dengan gosokan atau
gerakan yang teratur dan bersamaan agar hasil penjidaran baik, demikian
dilakukan minimal 5x. Dengan mempergunakan alat/ mesin screeder

minimum penjidaran sebanyak 2x, ditambah penjidaran manual sebanyak


3x.
4. Pengecekan Level
5. Pembuangan Air
Dalam pelaksanaan pengecoran pelat lantai dengan nilai slump 12

2 sering kali kita jumpai terjadinya bleeding yang berlebihan karena


pengaruh slump yang ada, untuk itu air tersebut harus di buang terlebih
dahulu sebelum proses yang selanjutnya dilaksanakan. Dengan
diberlakukanya pengecoran per jalur @ 4000, maka proes pengambilan
air akan lebih mudah karena tidak sulit untuk menjangkaunya.
Alat untuk mengambil air tersebut bisa berupa selang atau
semacam sapu dengan permukaan karet yang rata atau plywood tipis
yang disambung dengan tongkat yang panjang sesuai kebetuhan.
6. Mesin Trowell ( 3 times)
Trowell Mesin dilakuakan beberapa saat setelah permukaan air pada
permukaan concrete mulai sedikit di trowel dengan mesin trowel.
Selanjutnya diikuti oleh penggosokan dengan menggunakan roskam kayu
sampai rata permukaannya. Setelah rata baru ditaburkan kembali
hardener 2,5 kg/m2 seperti yang sudah dijelaskan diatas pada point 6.
Baru memasuki tahap trowel ke 2 dengan menggunakan mesin trowell
juga masih diikuti oleh penggosokan ke 2 dengan menggunakan roskam
kayu
Setelah kondisi permukaan agak mongering barulah memasuki
tahap yang ke 3, yaitu tahap terakhir dari trowell dengan menggunakan
mesin trowel, dilakukan hingga rata dan disini pengecekan level
permukaan pelat lantai dilakukan agar level yang diharapkan bisa di
control , agar masuk pada kriteria yang diinginkan.
7. Roskam Kayu 2x
Penggosokan dengan menggunakan roskam kayu dilakukan minimal
2x, waktunya sesaat setelah penggunaan mesin trowel. Dalam
penggunaannya roskam kayu digosokan dengan mengikuti pola yaitu
seperti

1
3

lingkaran, dengan posisi berjalan mundur.

8. Roskam Plat 3x
Penggunaan roskam plat besi adalah media terakhir dari proses
finishing beton plat lantai, setelah selesai trowell mesin maka sebagai
finishing terakhir dilakukan penggosokan dengan roskam kayu, dilakukan

mundur. Proses ini dilakukan minimal 2x dengan arah gosokan kedua (2)
berbeda yaitu tegak lurus gosokan pertama (1).
c.

Setelah Pengecoran
1. Curing Compound
Setelah semua tahap-tahap finshing pelat lantai sudah dilakukan
dan selesai, maka proses terakhir dari pelaksanaan pengecoran adalah
meleburkan curing compound pada lantai yang sudah finish agar proses
pernguapan air (curing) berjalan agak lambat. Ini dimaksudkan agar lantai
betul-betul mempunyai waktu pengeringan yang cukup agar terhindar dari
keretakan.
2. Curing Time (Penyiraman air)
Curing time atau biasa disebut juga waktu pengeringan merupakan
proses yang selalu dilalui dalam setiap pengecoran beton, kareba semua
beton mengeluarkan panas dimana panas tersebut keluar dan menguap/
mongering dengan sendirinya dan apabila penguapanya terjadi begitu
cepat maka beton yang dihasilkan akan retak. Untuk itu, perlu dijaga agar
proses pengeringan tersebut terjadi perlahan dengan cara didinginkan/
dihambat penguapanya dan biasanya dipakai media air untuk
merendamnya. Proses ini dilakukan minimal 1 minggu, ditutup dengan
plastic sheet dan dibasahi/ disiram dengan air.
3. Pengecekan level hasil pengecoran
Setelah pengecoran 1 dan 2 hari dilakukan pengecekan lantai hasil
pengecoran yang telah dilaksanakan, untuk mendapatkan hasil aktual
apakah level yang diharapakan tercapai atau tidak. Data dicatat sesuai
permintaan dengan jarak pengambilan level minimal 1,5 m
3
m, dan hasil ini merupakan acuan apakah metode kerja dan proses-proses
yang telah dilaksanakan berjalan baik dan menghasilkan data yang
diinginkan. Dan juga sebagai data yang asli dapat dijadikan fakta untuk
proses perbaikan bila hasilnya tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai