Anda di halaman 1dari 47

Campuran Beraspal Panas Jenis SMA

(Stone Matrix Asphalt)

Semarang 24 November 2021

Oleh
Furqon Affandi
Campuran Beraspal Panas Jenis SMA

Isi Paparan
1. Pendahuluan
2. Perancangan Campuran Beraspal
3. Pelaksanaan
3.1 Pelaksanaan di AMP
3.2 Pelaksanaan di Lapangan
Campuran Beraspal Panas Jenis SMA

Pendahuluan
Sejarah Singkat Stone Matrix Asphalt
• Ditemukan di Jerman pertengahan th 60 an oleh Dr Zichner
(Manager Pusat Laboratorium untuk Pembangunan Jalan )
dengan nama Splittmasticasphalt
• Untuk mengatasi peningkatan beban lalu lintas, tahan terhadap
kerusakan permukaan dan awet
• Jenis perkerasan ini cepat berkembang ke negara negara lain
(Eropa, Amerika, Australia dll)
• Eropa, Australia menamakannya Stone Mastic Asphalt
• Amerika menamakannya Stone Matrix Asphalt (SMA)
• Indonesia menamakannya Stone Matrix Asphalt (SMA).
• Tahun 2018 masuk dalam Spesifikasi Umum jalan dan
Jembatan PUPR
Prinsip Dasar Dari SMA
• Mempunyai agregat kasar yang banyak ( 72 s.d 80%) dan tahan beban
dynamis (crushing), dan merupakan komponen utama
• Agregat kasar membentuk rangka ( skeleton) atau kontak antara agregat
kasar ( Stone on Stone contact)
• Kandungan mastic dan aspal yang tinggi, menjamin durabilitas

Prinsip dasar SMA; SMA yang bagus


SMA tidak bagus
Skematis
Bahan Untuk Campuran SMA
• Agregat kasar; Agregat halus
• Filler tambahan; Aspal
• FIBER

Loose Fiber Pellet


Bentuk Tampilan SMA dan Aspal Beton

SMA

SMA
Aspal Beton
Perbedaan Gradasi SMA dan Aspal Beton
(Gap dan Menerus)
100
90
80
70
Prosen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Ukuran saringan (mm)

Grad. batas atas Grad. batas bawah


SMA bawah SMA atas
Kelebihan dan Kekurangan SMA
• Kelebihan SMA
– Masa layan / umur yang panjang
– Ketahanan alur yang tinggi
– Fatigue life meningkat, kadar aspal tinggi
– Karena umur nya panjang, maka life cycle cost
nya lebih rendah
– Ketahanan aus akibat traffic meningkat, Makro teksture
permukaan yang baik,
– berkurangnya cipratan air (water spray) akibat lalu
lintas saat basah
– Menurunkan Kebisingan
Kelebihan dan Kekurangan SMA
Kelebihan SMA
• SMA bisa diproduksi dan dipadatkan dengan alat
yang sama untuk Aspal Beton
• SMA bisa digunakan di daerah dengan tekanan
beban LL yang tinggi ( juga di persimpangan )
• Lapis permukaan SMA mengurangi retak refleksi
Kelebihan dan Kekurangan SMA
• Kekurangan SMA
o Biaya awal SMA lebih mahal dari Aspal beton,
sekitar 10 – 20 %.
o Munculnya risiko fat spot akibat kesalahan atau
variabilitas
o Mixing time lebih lama, produktifitas menurun
o Kemungkinan keterlambatan untuk pembukaan
lalu lintas, lapisan SMA perlu ditunggu sampai 40
C/60C ,
Penggunaan SMA
• SMA umumnya di pasang di atas beberapa keadaan,
seperti :
• Perkerasan lama HMA AC ( Aspal beton ),
• Diatas Perkerasan beton,
• Diatas perkerasan beton yang di rubblized,
• Pada HMA binder course yang baru atau pada lapisan
base.
• SMA surface course diatas SMA Binder course.
• Pada jembatan dengan lantai beton atau lantai baja
Campuran Beraspal Panas Jenis SMA

Perancangan campuran SMA


Perancangan Campuran SMA
• Prosedur Perancangan SMA ≠ perancangan AC
• Alat alat Lab untuk AC bisa digunakan untuk SMA, tetapi ada dua
alat tambahan
✓ alat penguji VMA DRC ( Rongga diantara agregat kasar)
✓ alat menguji Drain down (Pengaliran aspal)

Amerika
VMA DRC
Ukuran alat untuk pengujian Drain Down
Persyaratan campuran SMA, SPEK PUPR 2018
SPEK PUPR 2018
Sifat Campuran Tipis, Halus, Tipis, Halus, Kasar
Kasar (Aspal Modified )
Tumbukan Marshall 2 x 50
Air Void, % 4–5
VMA, % Min 17
VCA mix,% < VCA DRC
Draindown at produc temp % Max 0,3
Stabilitas Marshall, kg Min 600 Min 750
Pelelehan, mm 2 – 4,5
Stab sisa, % (Ren 24 jam ; 60 C) Min 90
Stab Dinamis ( lint / mm) Min 2500 Min 3000
Persyaratan Agregat Kasar SMA (ini Lebih ketat)
Test Spec PUPR 2018 Ket:
Abrasi % Maks 6% dan 30% 100 dan 500 putaran

Kepipiham dan kelonjongan %


3:1 Maks 20; ??; AASHTO
5:1 Maks 5
Penyerapan % Maks 2%
Soundness %
Natrium Sulfat Maks12
Magnesium Sulphat Maks 18
Bidang Pecah %
Satu bidang pecah Min 100
Dua bidang pecah Min 90
Lolos # 200 (%) Maks 1
Kelekatan agregat terhadap aspal Min 95
Persyaratan Agregat Halus SMA ( ini lebih ketat)
Test SPEC PUPR 2018 Ket :
Penyerapan air % Maks 2%
Pasir alam % berat agg Tidak spesifik disebut
Setara Pasir % Min 50
Kadar rongga tanpa pemadatan % Min 45
Gumpalan Lempung /aggr mudah Maks 1
pecah %
Aggregat Lolos # 200 (%) Maks 10

Agregat Halus : Agregat yg lolos # 4


Ada catatan untuk SMA yang Tipis
Persyaratan Filler
Persyaratan Spek PUPR 2018 Ket :
Asal bahan Debu batu kapur,
Debu batu kapur padam,
Debu batu kapur magnesium atau
dolomit,
Abu terbang tipe C atau F
Sifat bahan Kering, free flow, tak menggumpal;
bebas dari bahan organic
Lolos # 200 > 75 %
Persyaratan Aspal SMA , sama untuk AC
Tipe I Tipe II Aspal
No Jenis Pengujian Aspal Modifikasi
pen 60/70 Elastomer Sintetis
PG 70 PG 76
1 Penetrasi pada 25 C 60 - 70 Dilaporkan
2 Temperatur yang menghasilkan geser - 70 76
dinamis (G*/Sin δ) pada osilasi 10 rad /
detik ≥ 1 kPa ( °C )
3 Viskositas Kinematis 135 °C (cSt ) ≥ 300 ≤ 3000
4 Titik Lembek ( °C ) ≥ 48 Dilaporkan
5 Daktilitas pada 25 C ( cm) ≥ 100 -
6 Titik Nyala ( °C ) ≥ 232 ≥ 230
7 Kelarutan dalam Trichlorethylene ( % ) ≥ 99 ≥ 99
8 Berat Jenis ≥1 -
Persyaratan Aspal SMA, sama dengan AC
No Jenis Pengujian Tipe I Tipe II Aspal
Aspal Modifikasi
pen 60/70 Elastomer Sintetis
PG 70 PG 76
9 Stabilitas penyimpanan, perbedaan titik - ≤ 2,2
lembek ( °C )
10 Kadar Parafin Lilin ( % ) ≤2 - -
Pengujian Residu TFOT atau RTFOT
11 Berat yang Hilang ( % ) 0,8 0,8
12 Temperatur yang menghasilkan geser - 70 76
dinamis (G*/Sin δ) pada osilasi 10 rad / detik
≥ 2,2 kPa ( °C )
13 Penetrasi pada 25 C ( % semula ) ≥ 54 ≥ 54 ≥ 54
14 Daktilitas pada 25 C ( cm) ≥ 50 ≥ 50 ≥ 25
Persyaratan Aspal
Tipe I Tipe II Aspal
No Jenis Pengujian Aspal Modifikasi
pen 60/70 Elastomer Sintetis
Residu aspal setelah PAV pada temp
100 ° C , tekanan 2,1 MPa
15 Temperatur yang menghasilkan geser - 31 34
dinamis (G*. Sin δ) pada osilasi 10 rad /
detik ≥ 5000 kPa ( °C )
Persyaratan Fiber CHECK KE AASHTO MP - 8-05

Pengujian ini serat Metoda Satuan Persyaratan


kalu pelet mana
Panjang Serat mm 3,6
Lolos ayakan No 20 % 85 ± 10
Lolos ayakan No 40 % 40 ± 10
Lolos ayakan No 140 % 30 ± 10
PH - 7,5 ± 1
Penyerapan Minyak - 7,5 ± 1 kali berat serat
selulosa
Kadar Air % ≤5
Gradasi Agregat SMA Spec 2018 (+ merah)
Ukuran saringan Tipis Halus Kasar
ASTM mm Maks 12,5 Maks 19 Maks 25
1” 25 100
¾” 19 100 90 - 100
½” 12,5 100 90 - 100 50 - 88
3/8 “ 9,5 70 - 95 50 - 80 25 - 60
No 4 4,75 30 – 50 20 - 35 20 – 28
No 8 2,36 20 - 30 16 - 24 16 - 24
No 16 1,18 14 – 21 - - - -
No 30 0,60 12 – 18 - - - -
No 50 0,30 10 – 15 - - - -
No 100 0,15 - - - - --
No 200 0,075 8 - 12 8 - 11 8 - 11
Gradasi SMA Maks 19 dan
AC WC maks 19 mm
100
90
80
70
Prosen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00
Ukuran saringan (mm)

Grad. batas atas Grad. batas bawah SMA atas SMA bawah
Keperluan dan Saran Ukuran Agregat Untuk HMA dan SMA
JENIS CAMPURAN UKURAN NOMINAL AGREGAT KASAR PENAMPUNG
DINGIN (COLD BIN ) MINIMUM YANG DIPERLUKAN
( mm )
SMA 5-8 8 - 11 11 - 16 16 - 22
SMA TIPIS YA YA
SMA HALUS YA YA YA
SMA KASAR YA YA YA YA
LATASTON / LASTON 5 - 10 10 - 14 14- 22 22 – 30
LATASTON LAPIS AUS YA YA
LATASTON LAPIS PONDASI YA YA
LASTON LAPIS AUS YA YA
LASTON LAPIS ANTARA YA YA YA
LASTON LAPIS PONDASI YA YA YA YA
Ringkasan Langkah Perencanaan SMA
1. Bahan :, sesuai persyaratan
2. Pemilihan gradasi optimum :
a. Buat 3 gradasi percobaan dalam amplop gradasi; atas, tengah, bawah
b. Lakukan VCA DRC agregat kasar untuk masing masing gradasi
c. Tentukan kadar aspal permulaan ( antara 6 s/d 6,5 %), ( ini untuk Gsb
2,75 bila Gsb tidak sama dengan 2,75 pergunakan Tabel Aspal min),
d. Buat paling sedikit tiga contoh untuk dipadatkan dan satu lagi tidak
dipadatkan ( total 4 per masing masing gradasi). Dalam membuat
gradasi, lolos #200 untuk masing masing trial sekitar 10%,
Spec Gradasi dan 3 Gradasi Percobaan
100
90
80
70
Prosen lolos (%)

60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10 100
Ukuran saringan (mm)
Grad. batas atas Grad. batas bawah
Gradasi percobaan 1 SMA Gradasi percobaan 2
Gradasi percobaan 3
Perhitungan kadar aspal dengan rumus Dense graded
dicoba dengan gradasi ideal;
Jenis campuran A B C K Kadar aspal
Ideal spec gradasi perkiraan

Dense graded 57 36,5 6,5 0,7 5,50


ACWC

Dense graded 60,5 33,5 6 0,7 5,40


ACBC

Rumus Kadar aspal Perkiraan (AC) ; Pb = 0,035 A + 0,045 B + 0,18 C +K


A material tertahan no 8 ( 2,36 mm)
B material lolos no 8 ( 2,36 mm ) tertahan no 200 (0,075 mm)
C material lolos no 200 ( 0,075 mm)
Rumus ini untuk AC ( Aspal beton )
Ringkasan Langkah Perencanaan
4. Pilih satu dari 3 Gradasi percobaan, yang memenuhi persyaratan
VMA minimum VCA mix/ VCA DRC <1 ( Lihat tabel spec)
5. Pemilihan kadar aspal rencana: Buat contoh degan gradasi terpilih
dengan 3 kadar aspal berbeda ( masing masing min 3 untuk dipadatkan,
satu untuk Gmm ). Kadar aspal rencana dipilih dari pengujian 3 kadar aspal
tsb, sehingga memenuhi persyaratan Va, VMA,, VCA MIX/ VCA DRC stabilitas /
flow sesuai spec., yang disebut kadar aspal rencana, nilai nya harus ≥ aspal
minimum
Ringkasan Langkah Perencanaan
6. Evaluasi kekuatan dan ketahanan terhadap air: ( Stabilitas
sisa). contoh hasil pemadatan Marshall di jack pada kadar aspal
rencana untuk mendapatkan stab sisa ( 60 C 24 jam)
7. Evaluasi Draindown Pada kadar aspal rencana, temp
pencampuran, 60 menit ( maks 0,3% thd berat camp) :
Campuran di evaluasi terhadap draindown sesuai AASHTO T 305.
8. Jika evaluasi ketahanan terhadap air atau drain down tak
memenuhi persyaratan, campuran perlu di modifikasi sehingga
persyaratan dipenuhi.
9. Evaluasi ketahanan terhadap alur pada kadar aspal rencana (
Stabilitas dinamis; WTM )
10. Jika persyaratan secara umum tak dipenuhi, campuran perlu di
modifikasi sehingga keseluruhan persyaratan terpenuhi
Pengujian Lainnya Pada Kadar Aspal Rencana
• Ketahanan terhadap air ( Stabilitas sisa)
WTM
• Draindown
• Ketahanan terhadap alur ( Wheel Tracking Test )
Draindown

Stabilitas sisa
Tabel Penentuan Kadar Aspal Minimum
• Tabel penentuan kadar aspal minimum berdasarkan Gsb
• Gsb Agregat Minimum Gsb Agregat Minimum
gabungan kadar aspal gabungan kadar aspal
2,40 6,8 2,75 6,0
2,45 6,7 2,80 5,9
2,50 6,6 2,85 5,8
2,55 6,5 2,90 5,7
2,60 6,3 2,95 5,6
2,65 6,2 3,00 5,5
2,70 6,1
Campuran Beraspal Panas Jenis SMA

Pelaksanaan lapangan SMA


Pelaksanaan Stone Mastrix Asphalt ,
Secara umum pelaksanaan SMA mirip dengan aspal beton
Ada beberapa perbedaan pada proses di AMP dan Prosedur
Pelaksaaan di lapangan
Peralatan untuk pelaksanaan Aspal beton bisa digunakan untuk
SMA ( Tidak semuanya)
Hal Hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan SMA
Pelaksanaan di AMP
Agregat
Perlu sering control material lolos saringna no 4 dan lolos no 200, untuk
menjamin kontak antar agregat kasar
Mineral Filler, perlu di kontrol karena kadar Filler di SMA tinggi, sekitar 10 %
Penambahan agregat halus, segera sesudah pemasukan filler
Aspal
Aspal sama seperti pada pelaksanaan HMA Aspal beton, perhatikan temp
pencampuran )
Hal Hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan SMA

Bahan Tambah serat selulosa


• Umumnya kadar serat selulosa 0,3% dari berat total campuran
• Serat diperlukan untuk mencegah pengaliran aspal ( mortar dari
agregat kasar)
• Toleransi berat selulosa sebesar 10% dari berat selulosa nya sendiri
• Serat selulosa harus disimpan dalam tempat terlindung / kering ( bisa
lepas atau pellet)
Hal Hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan SMA

Produksi campuran SMA


• Mineral filler harus di deliver dalam jumlah yang tepat dan
cara yang benar.
• Bila temperature tinggi, perlu ke hati hatian akibat pengaruh
oksidasi dan kemungkinan drain down aspal juga meningkat.
• Pencampuran di AMP
• Pencampuran agregat dan bahan selulosa dilakukan
dengan cara Dry Mix
• Waktu pencampuran dry mix dan wet mix sedikit lebih
lama dari pada campuran AC
Hal Hal yang harus diperhatikan pada pelaksanaan SMA
• Pada type batch plant penambahan waktu pada dry mix
dan wet mix, masing masing sekitar 5 sampai 15 detik.
Urutan pemasukan bahan dalam pencampuran
• Tambahkan serat ke Agregat
• Aduk antara agregat dan serat ( tanpa aspal, dry mix )
• Semprotkan aspal
• Aduk agregat tadi dengan aspal ( wet mix)
Proses pencampuran SMA di Pugmil
Dry Mix, waktu normal AC + sekitar 5 -15 detik

Wet Mix , waktu normal AC + sekitar 5 -15 detik


Prosedur pengangkutan dan persiapan penghamparan
Pengangkutan campuran ( serupa dengan AC)
• Jarak angkut harus sependek mungkin
• Jangan menaikan temp pencampuran, karena antisipasi jarak
• Bersihkan dasar truk secara regular.
• SMA sudah punya banyak agregat kasar, masalah pada
sebagian tempat yang kekurangan agregat kasar dan
kelebihan mortar, menghasilkan tempat tempat yang kelebihan
aspal / fat dan rutting.

Persiapan permukaan perkerasan perkerasan lama sama


seperti untuk HMA
Penghamparan dan Finishing
Hal yang harus diperhatikan

• Perhatikan temperature campuran dan temperature pemadatan (


sesuai jenis aspal yang digunakan )

• Pemadatan harus segera mungkin setelah penghamparan.

• SMA menjadi sulit untuk dipadatkan, ketika SMA menjadi dingin

• Alat pemadat harus dioperasikan sedekat mungkin dengan


paver/penghampar,.

• Kepadatan SMA min 98 % dari kepadatan Job Standard Density


Penghamparan dan Finishing
Pemampatan lapisan
• Pemampatan lapisan SMA akibat pemadatan lebih kurang setengah
dari pemampatan lapisan HMA.
• Pemampatan HMA sekitar 20 -25 % dari tebal lapisan, sedangkan
SMA sekitar 10 - 15 % dari tebal lapisan.
• Alat pemadat untuk SMA ialah Roda besi, berat min 10 ton

Lapisan yang dihampar Hamparan yang dipadatkan


Pemadatan hamparan Campuran SMA
SMA SMA
Aspal Beton
Jenis Pemadatan Roda besi statis Kombinasi Roda besi
(AC)
statis dan dinamis
Break Down Rolling Roda Besi Roda Besi
Intermediate Rolling Roda Karet Roda Besi
(PTR)
Finishing Rolling Roda Besi Roda Besi

Jumlah Lintasan total Umumnya 18 Umumnya 6-8 Umumnya 6 – 8


– 20
Catatan - Tidak Pakai PTR Tidak Pakai PTR
Pelaksanaan hati hati
Pembukaan Lalu Lintas Setelah Temp. hamparan 40 C atau 60 C
Pemadatan SMA

Pemadat dijaga dekat penghampar Pemadatan SMA, tanpa PTR


KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai