Anda di halaman 1dari 7

Jenis Pengujian Unit Hasil Spesifikasi Bina Marga

Min Max
Penetrasi (250C, 5 sec) 0,1 mm 64 60 79
0
Titik Lembek (Ring & Ball) C 52 48 58
0
Titik Nyala (Cleveland Open Cup) C 355 200 -
Loss on Heating (TFOT, 1630C, 5 H) % 0,072 - 0,8
Kelarutan (CCl4) % 99,62 99 -
Duktilitas (250C, 100 cm) Cm > 100 100 -
Berat Jenis - 1,033 1 -

Karakteristik Agregat

Jenis Pengujian Unit Hasil Spesifikasi Bina


Marga
Min Max
Agregat Kasar
Penyerapan Air % 2,497 - 30
BJ Curah - 2,534 2,5 -
Bj Semu - 2,597 - -
Bj Efektif - 2,620 - -
Uji Los Angeles (500 % 25,59 - 40
putaran) % 98 < 95 -
Kelekatan Aspal % 21,930 - 25
Flakiness Index % 27,250 - -
Elongation Index % 8,380 - -
Agg. Crushing Value % 10,780 - -
Agg. Impact Value
Agregat Sedang
Penyerapan Air % 2,485 - -
BJ Curah - 2,507 - -
Bj Semu - 2,674 - -
Bj Efektif - 2,633 - -
Filler
BJ Semen - 3,147 - -
BJ Abu Batu - 2,712 - -
BJ Kapur - 2,627 - -
Aditif
BJ Roadcel - 50 - 1,590 - -

Hubungan Antara Suhu Dengan Viskositas Aspal

Suhu Viskositas Aspal


Detil Centistoke
I II I II
0
120 C 305,60 271,25 647,16 573,54
1400C 91,61 102,60 192,02 215,76
1600C 49,52 50,25 100,58 102,75
1800C 30,06 29,72 58,38 57,76
Hasil Perancangan Marshall pada Kadar Aspal Optimum

Parameter Unit SMA


Kadar Aspal % 6,75
Kerapatan Gr/cc 2,251
VIM % 4,39
VMA % 16,88
VFB % 75,95
Stability Kg 827
Flow Mm 3,68
MQ Kg/mm 225

BAB 23
Perencanaan Campuran Metoda British Standard
1. Lingkup Perencanaan
Perencanaan campuran metode British Standard (BS) dalam buku ini adalah terutama untuk hot rolled asphalt atau HRA. Spesifikasi material
ini telah disempurnakan dalam edisi terakhir dari BS standard, yaitu pada BS 594 : 1992 yang telah diperbaharui dalam Amendment No. 1 dan
berlaku efektif mulai 15 Februari 1995.
Penggunaan campuran HRA adalah sebagai wearing course, regulating course, base course atau road base untuk perkerasan jalan. HRA tidak
digunakan untuk perencanaan perkerasan landasan pacu pesawat. Setiap jenis campuran tersebut memiliki spesifikasi tersendiri, khususnya
pada gradasi agregatnya. Gradasi agregat untuk regulating course, base course dan road base adalah sama, sedangkan untuk wearing course
terbagi atas tipe F, tipe C dan tipe R.
Campuran HRA untuk wearing course tipe F (Finer) adalah campuran dengan tipikal jenis wearing course tradisional dari HRA. Jenis campuran
ini lebih banyak menggunakan pasir sebagai agregat halus dan lebih halus dibandingkan dengan tipe C (Coarser) yang lebih kasar dan biasanya
menggunakan batu pecah atau slag iuntuk agregat halusnya. Pada tipe F, jumlah agregat yang tertahan saringan ukuran 2,36 mm tidak boleh
lebih dari 5 % sedangkan pada tipe C tidak boleh lebih dari 10 %. Jumlah material pada tipe F yang lolos saringan ukuran 75 µm tidak boleh
lebih besar dari 9% dan untuk tipe C tidak boleh lebih besar dari 19%. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa perbedaan antara tipe F dan tipe
C adalah hanya pada gradasinya saja.
Campuran tipe R (Richer) adalah sebenarnya pengembangan dari campuran tipe F atau C dimana target bindernya lebih banyak minimal 0,5 %
dibandingkan dengan spesifikasi yang sama untuk tipe F atau C.
2. Tahapan Perencanaan
Setelah didapat komposisi agregat yang sesuai maka dilakukan perencanaan campuran untuk mencari kadar aspal optimum. Berdasarkan BS
598 : Part 3 : 1985, maka pengujian menggunakan metode Marshall.
Proses-proses perencanaan campuran secara umum
Persiapan Benda Uji
Persiapan benda uji terdiri dari penyiapan agregat dan aspal serta pembuatan benda uji sesuai spesifikasi yang direncanakan. Jumlah benda uji
harus dibuat untuk suatu kadar aspal tertentu adalah 3 buah agar hasil pengujian terjamin secara statistic. Banyaknya kadar aspal yang
divariasikan tergantung dari jenis campurannya. Menurut BS 598 dianjurkan untuk mencoba 9 variasi kadar aspal dengan interval 0,5 %. Tetapi
pada umumnya interval yang digunakan adalah 1% dan setiap pengujian untuk memperoleh kadar aspal optimum cukup dibuat 5 kadar aspal
(total 5x3 = 15 benda uji). Kisaran kadar aspal yang digunakan umumnya antara 5 % sampai dengan 9 %.
Pemadatan Benda Uji
Pemadatan benda uji dilakukan untuk mensimulasikan kepadatan campuran tersebut di lapangan setelah beban lalu lintas tertentu. Metode
pemadatan yang dipakai adalah Impact Compaction.

Pengukuran kepadatan benda uji dan bahan agregat yang dipadatkan


Pengukuran kepadatan benda uji dan bahan agregat yang dipadatkan dilakukan untuk perhitungan kadar aspal optimum.

Pengukuran stabilitas, kelelahan (flow)


Pengukuran stabilitas dan flow dilakukan juga untuk perhitungan kadar aspal optimum. Nilai stabilitas yang diperoleh (hasil bacaan) akan
dikoreksi lagi berdasarkan factor kalibrasi alat Marshall dan factor koreksi benda uji.

Analisis
Analisis dilakukan untuk menggabungkan seluruh parameter yang diperlukan untuk menentukan kadar aspal optimum dan melihat kinerja
campuran pada kondisi kadar aspal optimum tersebut.

Berdasrkan BS 598 : Part 3 : 1985 ada 4 parameter yang diperlukan untuk menentukan nilai suatu kadar aspal optimum, yaitu stabilitas (yang
telah dikoreksi), berat isi campuran, dan berat isi material agregat yang dipadatkan serta flow. Flow tidak digunakan secara langsung dalam
perhitungan tetapi dipakai sebagai control kelelehan benda uji pada kondisi kadar aspal optimum.
Catatan : Untuk stabilitas sampai 8 Kn, maka maksimum flow adalah 5 mm. Sedangkan untuk stabilitas di atas 8 kN, makan maksimum flow
adalah 7 mm.
Evaluasi rongga jarang dilakukan dalam perencanaan karena HRA sangat tergantung pada mortar dan tidak pada ikatan saling kunci antara
partikel agregat kasar, yang benar-benar membutuhkan pendekatan konsep volume rongga.
Peralatan :

 Tiga buah cetakan benda uji dari logam yang berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
 Mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :
 Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm.
 Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis) berukuran 20,32 x 20,32 x 45,72 cm

Anda mungkin juga menyukai