TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspal
Lapis aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya yang
terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus,
N O N S
O N
H H H
Poly-Nuclear Phenolic 2-Quino-Ione Tipe Pyrrolic Pyridinic Sulfide
Aromatic
Gambar 2.1 Senyawa Kimia Aspal Alami (Naturally Occurring)
Sumber : J.F. Branthaver, et al, 1993
jalan harus memenuhi persyaratan sifat dan gradasi agregat seperti yang
Portland, abu terbang, abu tanur semen, mikro karbon atau material non
plastis lainnya, asalkan bagian yang lolos saringan No. 200 sama atau
segi kekuatan dan segi kenyamanan (The Asphalt Institute, 1985 dalam
Tarihoran, 2004) :
a. Kekuatan (stiffnes)
b. Stabilitas (stability)
c. Kelenturan (fleksibility)
(fatigue cracking).
8
d. Keawetan (durability)
buruk cuaca dan lalu lintas antara lain oksidasi dan penguapan fraksi
yang baik antara ban dengan permukaan jalan, tidak mudah terjadi
selip.
Dalam perkerasan jalan usia pakai hasil pelaksanaan tidak seperti yang
a. Tahan oksidasi
d. Fleksibel
berikut :
a. Kadar aspal relatif tinggi dengan tujuan agar film aspal relatif tebal
mengurangi/ menahan flow pada kadar tinggi dan tidak peka terhadap
terjadi segresi.
Komposisi dari campuran aspal panas terdiri dari komponen utama yang
a. Agregat
mineral lain baik merupakan hasil alam atau buatan (Hermanus, 2001
istilah yang umum yaitu agregat kasar dan agregat halus. Dimana pada
1) Agregat Kasar
saringan No. 8 atau 2,36 mm. Agregat kasar yang digunakan bisa
berupa batu pecah atau kerikil yang kering, kuat, awet dan bebas
2) Agregat Halus
yang berukuran dari yang kasar sampai yang halus tetapi agregat
halusnya dominan.
merupakan bahan yang 75% lolos saringan No. 200 dan mempunyai
sifat non plastis. Sebagai filler dapat dipergunakan debu batu kapur,
c. Aspal
Aspal adalah bahan bersifat semen yang berwarna coklat gelap sampai
hitam, padat, agak padat atau cair dengan unsur utama bitumen yang
2004).
di Indonesia untuk Aspal Beton adalah aspal jenis pen 60/70. Aspal
jenis pen 60/70 yang baik harus memenuhi syarat yang telah
ditetapkan Dirjen Bina Marga terdapat pada Tabel 2.2. Aspal keras
yang dipakai harus tidak mengandung air dan bila dipanaskan sampai
Pengujian dengan metode dan alat Marshall pertama kali diperkenalkan oleh
Bruce Marshall, Mississipi State Highway Departement pada tahun 1948 dan
Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring
(cincin penguji) berkapasitas 22,2 kN (5000 lbf) dan flowmeter. Proving ring
berdiameter 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm).
volume.
persyaratan yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga atau
Agregat total terdiri atas fraksi-fraksi agregat kasar, agregat halus dan
Berat jenis Bulk agregat total (Gsb) dihitung dengan cara sebagai berikut :
14
................................... (2.1)
T-209-90, maka berat jenis efektif agregat (Gse), kecuali rongga dalam
.......................................................................... (2.2)
Ketelitian hasil uji terbaik adalah bila kadar aspal campuran mendekati
15
.......................................................................... (2.3)
Void In Mix atau disebut juga rongga dalam campuran digunakan untuk
ultra violet) dan menurunkan sifat durabilitas aspal. Rongga udara dalam
...................................................... (2.4)
terdiri dari rongga udara serta aspal efektif yang dinyatakan dalam
persentase volume total campuran. Bila rongga udara serta kadar aspal
............................................. (2.5)
Rongga terisi aspal (VFA) adalah volume pori aspal beton padat yang
terisi oleh aspal, atau volume film/selimut aspal yang dapat dihitung
............................................................ (2.6)
7. Stabilitas / Stability
kekuatan tekan geser dari contoh/sampel yang ditahan dua sisi kepada
8. Kelelehan / Flow
samping).
beban lalu lintas ke daerah yang lebih luas pada tanah dasar, sedangkan
lapis tipis lebih diperketat bila lendutan yang ada (kondisi jalan lama)
Immersion Test atau metode uji perendaman pada dasarnya sama dengan
benda uji. Uji perendaman ini ditujukan untuk mengetahui durabilitas dari
C. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang kami maksud disini adalah suatu bahan yang
panas. Bahan tambahan yang diteliti pada penelitian ini yaitu mikro
Carboxyl Carbonyl
O
O
C OH
Hydroxy
OH
l
O
O C C OH
Lactol O
HO
HO
Ether or
O C O
Xanthene
Lactone O
O C C O
Quinone O O O
Carboxylic Anthydride
Gambar 2.2 Model Kelompok Fungsional Struktur Atom Carbon Black
Sumber : Polymer Science and Technologi, 2007
jelaga pada nyala lilin atau kompor minyak. Pada skala pabrik, mikro
beraspal memiliki ukuran butiran yang sangat sangat kecil yaitu tiga
sampai lima mikron atau sekitar seperlima dari tebal film aspal efektif,
mikro karbon berfungsi sebagai bahan tambah aspal dan menjadi tulangan
dalam aspal, maka lapisan aspal dalam campuran beraspal dapat lebih
tebal sehingga aspal relatif lebih awet, persen rongga terisi aspal
aspal, titik lembek dan tebal film aspal. Perubahan karakteristik aspal
Salah satu bahan tambahan yang diteliti termasuk didalam jenis mikro
karbon aktif yang terkandung didalam ATK ini dapat berfungsi sebagai
aspal. ATK juga tahan terhadap api sampai pada suhu tertentu dan pada
(Tarihoran, 2004).
2. Tempurung Kelapa
biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian sebelah dalam
2008).
21
berikut ini :
Keterangan Gambar :
1. Kulit luar (epicarp)
2. Sabut kelapa (mesocrap)
3. Tempurung kelapa (endocarp)
4. Daging buah (endosperm)
5. Air kelapa
kadar lignin yang lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan
berat kering) dan terutama tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa
menghasilkan arang selain destilat, tar dan gas (Anonim, 1983 dalam
Prananta, 2008).
a. Lignin
tumbuhan vaskuler, yang biasanya terdapat dalam sel, antar sel dan
akan semakin keras (The Nature of Lignin, 1991 dalam Wijaya, 2007).
C C C C
C O C C C C
C C O C C
O O O O
Pada kayu lignin akan mulai terdeformasi (sudah tidak berwujud lagi)
2007).
lignin β-O-4, β-5 dan 5-5. Jenis lignin yang paling banyak dijumpai
dalam struktur tumbuhan adalah tipe β-O-4 (Salazar and Perez, 2005
b. Selulosa
c. Hemiselulosa
mengalami bentuk yang tidak jelas yang ditampilkan pada banyak sisi