PENGENDALIAN
PROYEK- Planning
09
Modul ke:
Method
Disampaikan pada Perkuliahan Pertemuan 9
TOP
MANAGEMENT
Information
MASTER PLAN =
SCHEDULING SUMMARY LEVEL
SCHEDULE
ENGINEER
MILESTONES NETWORK (3)
MASTER PLAN
MS2 MS4
MS1 MS6
MS3 MS5
MILESTONES NETWORK (4)
DETAILED PLAN
5 7
2 6 6
7 17
9
3 MS2 MS4
4 12 13
MS1 9 MS6
2 3 7 8
14 15
4
MS3 MS5
5 12 18
6 9
SUB-NETS (1)
KONSEP SUB-NET
9
Sub-Nets (2)
1. Sub-Net dikembangkan dengan merencanakan kegiatan
berdasarkan batasan-batasan dari beberapa milestone yang
diberikan untuk Sub-Net tersebut.
2. Pembagian proyek menjadi Sub-Net menguntungkan karena
dikembangkan oleh tim berbeda dan perubahan satu subnet
tidak langsung mengubah keseluruhan proyek (ingat WBS).
3. Manfaat lain dari Sub-Net adalah:
a. Monitoring dan kontrol bisa lebih efektif; Sub-Net kritis
bisa lebih diperhatikan.
b. Jika proyek melibatkan beberapa independen kontraktor;
untuk hubungan general kontraktor dengan beberapa sub-
kontraktor; masih bisa dipecahkan dengan list khusus
aktifitas masing-masing kontraktor (tandai network
dengan warna khusus, dll.).
Sub-Nets (3)
c. Perusahaan besar mempunyai beberapa proyek:
– Masing-masing proyek dapat ditinjau sebagai Sub-Net dan
di-interface untuk menyatukan seluruh kegiatan
perusahaan;
– Start – Finish boleh beda;
– Interface dapat berarti perpindahan resources dari satu
project ke proyek lain atau mungkin juga suatu target
date yang diminta dalam Master Schedule.
SUB-NETS (4)
CONTOH SUB-NET
2 4 7
Sub-Net A
1 3 5 9 10
3
1 4 5
Sub-Net B
2 7 7A
6 6A 8
SUB-NETS (5)
CONTOH SUB-NET
2 4 7 Sub-Net A & B
1 3 5 9 10
1
2 6 7 7A 8
6A
Sub-Net Integration (1)
1. Sub-Net = detailed network dari sub-organisasi (Performing
Agency).
2. Gabungan Sub-Net menghasilkan Sub-Net keseluruhan dari
Master Network.
3. Jumlah aktifitas bervariasi (ratusan/ribuan), tergantung nilai
kontrak dan kompleksitas.
4. Events yang penting dari Sub-Net:
– Start;
– End;
– Milestones;
– Point of Contact (interfaces).
5. Start – End – Interface ditandai dengan double circle.
6. Dalam setiap Sub-Net harus diidentifikasi mana interface dan
dengan Sub-Net mana -> diberi nomor yang sama.
7. Pengaruh interface harus benar – benar dikaji.
SUB-NET INTEGRATION (2)
SUB-NET INTERFACE
5 5
1 2 5 Sub-Net X
2
10 2 4 Sub-Net Y
1
Catatan:
- Dalam kondisi di atas Kegiatan 2-5 Sub-Net X dan Kegiatan 2-4 Sub-Net Y baru
dapat dimulai pada hari ke 11, karena mutual restraint;
- Jika hanya Kegiatan 2-4 Sub-Net Y yang menunggu kegiatan 1-2 Sub-Net X,
maka Kegiatan 2-5 Sub-Net X dapat dimulai pada hari ke 6 dan
penggambaran perlu dimodifikasi dengan menambahkan dummy.
SUB-NET INTEGRATION (3)
SUB-NET INTERFACE
5 5
1 1A 5 Sub-Net X
0 0
10 2
1 2 4 Sub-Net Y
0
Catatan:
- Hanya Kegiatan 2-4 Sub-Net Y yang menunggu Kegiatan 1-1A Sub-Net X;
- Kegiatan 1A-5 Sub-Net X tetap bisa dimulai hari ke 6.
Interface Time Calculation (1)
1. Dua Sub-Net adalah mutual restraint.
2. Komputansi perhitungan ke depan dan ke belakang harus
dilakukan bersamaan.
3. Khusus interface:
– kedepan -> ambil terbesar (latest );
– kebelakang -> ambil terkecil (earliest).
4. Perhitungan float sama dengan perhitungan CPM.
5. Bisa juga Sub-Net lain diganti dengan real time dummy,
berperan memperlambat interface atau menjamin agar
interface terjadi pada waktunya.
6. Jalur kritis mungkin saja tidak melalui suatu Sub-Net.
7. Bisa juga jalur kritis masuk dan keluar Sub-Net dari
interface, bukan dari start dan end.
Interface Time Calculation (2)
8. Waktu interface harus dijaga,kalau perlu ditetapkan dalam
kontrak.
9. Jika disepakati, maka masing-masing pihak dapat
mengontrol jadwal masing-masing mengatur float-nya
masing-masing.
10. Kalau float dipakai dan interface terganggu, maka float
kontraktor lain ikut terganggu.
INTERFACE TIME CALCULATION (3)
Perhitungan ke Depan
12
6 5
6
6 2 8
2 17
4 7
8
1 4
3
5 3 10 5 16 2 20 9 39
1 3 5 9 10
3 8
0 3 16 31
1 8
10 2 12 4
3 4 5
5
4 6
7
8 7 20 27
4 7A
2
2 3
1
18 9 27 4 31
6 6A 8
INTERFACE TIME CALCULATION (4)
Perhitungan ke Belakang
12
6 5
6 22
6 2 8
2 17
6 4 7
19 8 27
1 4
3
5 3 10 5 16 2 20 9 39
1 3 5 9 10
5 10 23 30 39
3 8
3
1 8
0 10 2 12 4 16 31
3 4 5
0 10 19 23 31
5
4 6
7
8 7 20 27
4 7A
2 21 28
4 2 3
1
18 9 27 4 31
6 6A 8
18 27 31
INTERFACE TIME CALCULATION (5)
12
6 5
6 22
6 2 8 17
2 4 7
6 8 27
19
4
1 3
5 3 10 5 16 2 20 9 39
1 3 5 9 10
5 10 23 30 39
3 8
3
1 8
0 10 2 12 4 16 31
3 4 5
0 10 19 23 31
5
4 6
7
8 7 20 27
4 7A
2 21 28
4 2 3
1
18 9 27 4 31
6 6A 8
18 27 31
Jalur Kritis
Skeletonization (1)
1. Sesudah perhitungan event times dilakukan:
a. Beberapa event times yang tidak penting dapat
dihilangkan.
b. Yang dijaga, antara lain:
– Start;
– End;
– Interfaces;
– Jalur Kritis;
– Milestones.
2. Skeleton: mengurangi jumlah aktivitas tapi tetap menjaga
hubungan antara aktifitas dan event yang tertinggal.
3. Skeleton ini memungkinkan dilakukannya komputasi Master
Network (untuk simulasi, jika diperlukan) -> bebas dari detail
masing-masing Sub-Net, tapi tetap terjamin sinkronisasinya.
Skeletonization (2)
4. Skeleton memungkinkan penggunaan teknik network yang
berbeda-beda antara sub network (PDM, CPM, PERT, Simulasi, dll.):
- Skeleton-nya sendiri bebas menggunakan teknik tertentu.
5. Kajian probabilitas penting untuk durasi proyek yang panjang
(ada perkembangan teknologi yang diharapkan).
SKELETONIZATION (3)
12
6 5
6 22
6 2 8 8 17
2 4 7
6 27
19
4
1 3
5 3 10 5 16 2 20 9 39
1 3 5 9 10
5 10 23 30 39
3 8
3
1 8
0 10 2 12 4 16 31
3 4 5
0 10 19 23 31
5
4 6
7
8 7 20 27
4 7A
2 21 28
4 2 3
1
18 9 27 4 31
6 6A 8
18 27 31
SKELETONIZATION (4)
1 6 23
5
1 2 6
5
4
10 6 16 11 39
3 5 10
10 23 39
6
8 8
8
4 9
2
4 6
4 4
18 27 31
6A 8
18 27 31
0
1 0
SKELETONIZATION (5)
2 4 7 SubNet A
1 3 5 9 10
1 3
5
A B
C 8 SubNet B
Real-Time Dummy
Hierarchy of Schedule (1)
1. Terdapat beberapa level manajemen sehingga dibutuhkan
detail informasi yang berbeda.
2. Tingkatan schedule juga dapat dibedakan:
– Manajemen Level Schedule (biasanya Bar Chart dengan informasi
Milestones);
– Project Level Schedule (biasanya CPM);
– Control Level Schedule (sangat rinci dan akurat).
3. Proses pengembangan schedule ini berlangsung timbal balik:
– Mula-mula top-down : arahan top manajemen kepada
schedule engineer dalam bentuk milestones.
– Selanjutnya dengan berkembangnya informasi
dikembangkan ‘project level schedule’ dan ‘control level schedule’
– Pengembangan ini selanjutnya dapat meng-update master
schedule, jadi ada proses feedback atau roller-up.
HIERARCHY OF SCHEDULES (2)
ROLL-UP TECHNIQUE
MANAGEMENT LEVEL SCHEDULE
Piperack Modules
J F M A M J J A S O N
S S S
Functions
Week 1 2 3 4
Tasks
Engineering Calculation
Layout
Detailing
Backcheck
HIERARCHY OF SCHEDULES (3)
29
HIERARCHY OF SCHEDULES (4)
30
Terima Kasih
Zakki Wasthon N, ST, MM, MBA, MT