Lampiran 1
1. Potensi dampak penting bagi setiap jenis Usaha dan/atau kegiatan ditetapkan
berdasarkan apa saja
a. Potensi dampak penting
1) Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana Usaha dan/atau
Kegiatan
2) Luas wilayah penyebaran dampak
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
5) Sifat kumulatif dampak
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
dan/atau
8) Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa Negara sebagai landasan
kebijakan tentang AMDAL
b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak
penting negatif yang akan timbul
2. Tujuan kategori Amdal
Kategori Amdal bertujuan untuk :
1. Menetapkan jangka waktu penyusunan dokumen Amdal yang berkaitan dengan
kompleksitas deskripsi rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan
2. Memberikan waktu yang cukup bagi penyusun Amdal untuk melakukan penyusunan
Amdal, menyiapkan data, mengolah data, menganalisis data serta membuat kajian
perkiraan dampak; dan
3. Sebagai bahan Komisi Penilaian Amdal (KPA) untuk melakukan penilaian dokumen
Amdal
3. Apa yang dimaksud dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan
Daya dukung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung peri kehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Sedangkan daya
tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
4. Sebutkan jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib memiliki Amdal
a. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang besaran/skalanya wajib Amdal; dan/atau
b. Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang lokasi Usaha dan/atau Kegiatan
dilakukan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung
5. Buat simpulan mengenai Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berkaitan
dengan LB3 berdasarkan peraturan tersebut.
Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta
Industri jasa pengelolaan limbah B3 yang melakukan kombinasi 2 (dua) atau lebih
kegiatan meliputi: pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan limbah B3
Pemanfaatan limbah B3
- Pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan bakar sintetis pada kiln di industri
semen, kecuali pemanfaatan limbah B3 yang dihasilkan sendiri dan berasal dari
1 (satu) lokasi kegiatan
- Pemanfaatan limbah B3 dalam bentuk pembuatan bahan bakar sintetis (fuel
blending) dari limbah B3
- Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku atau subsitusi bahan baku pada
industri semen, kecuali pemanfaatan yang hanya menggunakan fly ash
- Pemanfaatan limbah B3 oli bekas sebagai bahan baku industri daur ulang
pelumas (lubricant), termasuk sebagai bahan baku pembuatan base oil
- Pemanfaatan limbah B3 pelarut bekas (used solvents) untuk industri daur ulang
pelarut (solvents)
- Pemanfaatan limbah B3 aki bekas melalui proses peleburan timbal (Pb)
- Pemanfaatan limbah B3 batere dan/atau aki kering bekas dengan pembentukan
ingot
- Pemanfaatan limbah B3 katalis bekas dalam bentuk daur ulang (recycle)
dan/atau perolehan kembali (recovery)
Pengolahan limbah B3
- Pengolahan limbah B3 secara termal menggunakan insinerator, kecuali
mengolah limbah B3 yang dihasilkan sendiri dan /atau berasal dari 1 (satu)
lokasi kegiatan.
- Pengolahan limbah B3 secara biologis (composting, biopile, landfarming,
bioventing, biosparging, bioslurping, alternate electron acceptors, dan/atau
fitoremediasi), sebagai kegiatan utama (jasa pengolahan limbah B3)
Penimbunan limbah B3
- Penimbunan limbah B3 pada fasilitas penimbusan akhir untuk penghasil dan
industri jasa pada kelas I, kelas II, dan/atau kelas III.
- Penimbunan Limbah B3 pada Fasilitas Sumur Injeksi
- Penimbunan Limbah B3 pada Fasilitas Dam Tailing
Penambangan Batubara
- Penambangan Mineral Sektor Energi dan Sektor Logam
- Penimbunan Limbah B3 pada Fasilitas Penempatan kembali di area bekas
tambang (Backfilling)
Lampiran 2
Jelaskan Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri tersebut dan
diberikan contohnya dimana saja.
Nama Kawasan
No Definisi Lokasi Sumber
Lindung
1. Suaka Suaka margasatwa adalah suatu kawasan Suaka Margasatwa
margasatwa dan suaka alam dengan ciri khas berupa Bentayan, Banyuasin,
Suaka Marga sebuah keunikan atau keanekaragaman Sumatera Selatan
satwa laut satwa, dan untuk kelangsungan
hidupnya dapat dilakukan pembinaan Undang-Undang
terhadap habitat tersebut. Republik
Suaka margasatwa laut adalah bagian Indonesia No 5
penting dari upaya konservasi laut di Tahun 1990
indonesia. Di dalamnya terdapat
kawasan alam laut yang memiliki
kekhasan tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya yang ditentukan serta
dikelola untuk konservasi habitat dan
jenis.
2. Kawasan sekitar Kawasan sekitar danau adalah daratan Danau Mooat Provinsi
danau atau sepanjang tepi danau/waduk yang Sulawesi utara
Keputusan
waduk lebarnya proporsional dengan bentuk
presiden RI No
dan kondisi fisik danau/waduk antara
32 Tahun 1990
50-100m dari titik pasang tertinggi ke
arah darat.
3. Kawasan Hutan Hutan lindung adalah kawasan yang Hutan Lindung Kethu
lindung digunakan untuk melindungi kekayaan Kabupaten Wonogiri
UU No 41
hayati yang ada di dalamnya. Kekayaan Jawa Tengah
Tahun 1999
hayati ini terdiri dari flora dan fauna,
pasal 26
khususnya yang hidup secara endemik
atau berstatus langka.
4. Kawasan Konservasi sumber daya air adalah Taman Laut Bunaken
konservasi air upaya memelihara keberadaan serta Sulawesi Utara
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi
sumber daya air agar senantiasa tersedia UU No 07
dalam kuantitas dan kualitas yang Tahun 2004
memadai untuk kebutuhan makhluk
hidup, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang
5. Kawasan Pantai Kawasan pesisir laut yang merupakan - Taman Wisata Alam
berhutan habitat alami hutan bakau (mangrove) Angke Kapuk, DKI
tembakau yang berfungsi memberi perlindungan Jakarta. Keputusan
kepada perikehidupan pantai dan lautan. - Hutan Mangrove Presiden
Karimunjawa, Jawa Republik
Tengah. Indonesia No.
- Hutan Mangrove 32 Tahun 1990
Kulonprogo, DIY
Yogyakarta.
6. Sempadan Pantai Daratan sepanjang tepian pantai, yang Pantai Tegalsambi di
lebarnya proporsional dengan bentuk Jepara, Jawa Tengah PerMen No 21
dan kondisi fisik pantai, minimal 100 m Tahun 2018
(seratus meter) dari titik pasang tertinggi
ke arah darat.
7. Kawasan Upaya perlindungan, pelestarian, dan Taman Nasional Peraturan
konservasi pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau- Gunung Leuser di Menteri
Pesisir dan pulau kecil serta ekosistemnya untuk Provinsi Aceh dan Kelautan Dan
pulau-pulau kecil menjamin keberadaan, ketersediaan, dan Sumatra Utara Perikanan
kesinambungan sumber daya pesisir dan Republik
pulau-pulau kecil dengan tetap Indonesia
memelihara dan meningkatkan kualitas Nomor 17
nilai dan keanekaragamannya. Tahun 2008
8. Kawasan cagar Warisan budaya bersifat kebendaan - Situs Gua Harimau di
budaya dan ilmu berupa benda Cagar Budaya, Sumatera Selatan
pengetahuan Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar - Situs Benteng
Budaya, Situs Cagar Budaya, Rotterdam di UU No 11
dan Kawasan Cagar Budaya di darat Makassar Tahun 2010
dan/atau di air yang perlu dilestarikan
keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama
9. Sempadan sungai Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, Daerah Aliran Sungai https://
termasuk sungai buatan/kanal/saluran Ciliwung di Kota sumberdayaair.
irigasi primer yang mempunyai manfaat Bogor malangkab.go.i
penting untuk mempertahankan d/pd/detail?
kelestarian fungsi sungai. title=sumberda
yaair-opd-
sempadan-
sungai-adalah
10 Taman Hutan
. Raya Peraturan
Taman Hutan Raya adalah kawasan Menteri
pelestarian alam untuk tujuan koleksi Kehutanan No:
tumbuhan dan atau satwa yang alami P.10 Tahun
atau bukan alami, jenis asli dan atau Taman Hutan Raya Ir. 2009 Tentang
bukan jenis asli, yang dimanfaatkan H. Djuanda, Jawa Pedoman
untuk kepentingan penelitian, ilmu Barat Penyusunan
pengetahuan, pendidikan, menunjang Rencana
budidaya, budaya, pariwisata, dan Pengelolaan
rekreasi. Taman Hutan
Raya
Studi Kasus
Setelah mahasiswa menerima studi kasus kegiatan yang wajib dilengkapi dengan izin
lingkungan maka harus melakukan presentasi yang menjawab pertanyaan berikut :
1. Pendahuluan
a. Penjelasan mengenai lokasi pekerjaan
Pembangunan Jalan Antar Kecamatan Serangpanjang - Cipeundeuy (Serangpanjang -
Cipendeuy) dengan panjang trase 24,40 km dengan melintasi 4 Kecamatan dan 8 Desa.
b. Penjelasan mengenai deskripsi kegiatan
Status studi AMDAL
Kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang
Deskripsi rencana kegiatan penyebab dampak
Deskripsi Rona Lingkungan Awal dan kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi
rencana kegiatan
2. Penapisan
a. Jelaskan jenis dokumen yang harus disusun sebagai syarat pengurusan izin
lingkungan
1) Kerangka Acuan - Analisis Dampak lingkungan
2) Dokumen Rencana Pengelolaan dan (RKL)
3) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
NO POSISI KUALIFIKASI
1 Ketua Tim S1 semua jurusan yang memiliki sertifikat penyusunan
AMDAL minimal 5 tahun
2 Anggota Tim S1 semua jurusan yang memiliki sertifikat penyusunan
AMDAL minimal 3 Tahun
3 Tenaga Ahli Geofisik Kimia S1 Teknik Planologi/Sipil
4 Tenaga Ahli Transportasi S1 Teknik sipil/Lingkungan
5 Tenaga Ahli Biologi S1 Biologi/Lingkungan/Kehutanan
6 Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Dan S1 Ilmu sosial/Ekonomi
Budaya
7 Tenaga Ahli Kesehatan
S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat/Lingkungan
Masyarakat
Purnama, S., Tivianton, T. A., Cahyadi, A., dan Febriarta, E. (2019). Kajian Daerah Imbuhan
Airtanah di Kabupaten Ngawi. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan
Profesi Kegeografian, 16(1).
Budianto,Arif. (2022, Januari 27).Kota Bandung Punya Daerah Resapan Lembah Tangga
101, Ini Fungsinya. INewsJabar.Id. Diakses dari Https://jabar.inews.id/berita/kota-bandung-
punya-daerah-resapan-lembah-tangga-101-ini-fung sinya.
Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Perlindungan
Mata Air
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur.
Purnama, S., Tivianton, T. A., Cahyadi, A., & Febriarta, E. (2019). Kajian Daerah Imbuhan
Airtanah di Kabupaten Ngawi. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan
Profesi Kegeografian, 16(1).
Sunarhadi, R. M. A. (2015). Penentuan lebar sempadan sebagai kawasan lindung sungai di
Kabupaten Sukoharjo. Prosiding KPSDA, 1(1).