Anda di halaman 1dari 90

208

BAB X
LINGKUNGAN, K3,PERIJINAN TAMBANG DAN CSR

10.1. Lingkungan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 Lingkungan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Mengacu pada Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Tabel 10.1)
Tabel 10.1
Jenis Kegiatan Pertambangan yang Wajib dilengkapi AMDAL Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus

1. Mineral, Batubara, dan Panas ≥ 200 ha  Luas wilayah


Bumi ≥ 50 ha kegiatan operasi
(kumulatif/tahun) produksi
- Luas perizinan (KP), atau
berkorelasi dengan
- Luas daerah terbuka untuk
penyebaran
pertambangan
dampak
 Dampak penting
terhadap
lingkungan antara
lain: merubah
bentang alam,
209

ekologi dan
hidrologi.
 Lama kegiatan
juga akan
memberikan
dampak penting
terhadap kualitas
udara, kebisingan,
getaran apabila
menggunakan
peledak, serta
dampak dari
limbah yang
dihasilkan.
2. Tahap eksploitasi:
a.Eksploitasi mineral bukan
≥500.000m3/tahun Jumlah pemindahan
logam/mineral batuan
material berpengaruh
- Kapasitas, dan/atau ≥1.000.000
terhadap intensitas
m3/tahun
 Jumlah material penutup dampak yang akan
yang dipindahkan terjadi.

b.Batubara/gambut
- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 Jumlah pemindahan
ton/tahun material berpengaruh
≥ 4.000.000 ton terhadap intensitas
- Jumlah material penutup
dampak yang akan
yang dipindahkan
terjadi.
210

c. Bijih Primer ≥400.000 ton/tahun Jumlah pemindahan


- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 ton material berpengaruh
- Jumlah material penutup terhadap intensitas
yang dipindahkan dampak yang akan
terjadi.

Jumlah pemindahan
d. Bijih Sekunder/Endapan
material berpengaruh
Alluvial ≥300.000 ton/tahun
terhadap intensitas
- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 ton
dampak yang akan
- Jumlah material penutup
terjadi.
yang dipindahkan

Jumlah pemindahan
e.Bahan galian bukan logam
material berpengaruh
atau bahan galian golongan C ≥ 250.000m3/tahun
terhadap intensitas
- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 ton
dampak yang akan
- Jumlah material penutup
terjadi.
yang dipindahkan

Sampai saat ini bahan


f. Bahan galian radioaktif,
radioaktif digunakan
termasuk pengolahan, Semua besaran
sebagai bahan bakar
penambangan dan pemurnian
reaktor nuklir maupun
senjata nuklir. Oleh
sebab itu, selain
dampak penting yang
211

dapat ditimbulkan,
keterkaitannya
dengan masalah
pertahanan dan
keamanan menjadi
alasan mengapa
kegiatan ini wajib
dilengkapi AMDAL
untuk semua besaran.

Potensi perubahan
dan gangguan sistem
hidrogeologi.

Berpotensi
menimbulkan dampak
g.Pengambilan air bawah ≥ 50 liter/detik berupa perubahan
tanah (sumur tanah dangkal, (dari 1 sumur batimetri, ekosistem
sumur tanah dalam, dan mata sampai dengan 5 pesisir dan laut,
air) sumur dalam satu mengganggu alur
area < 10 ha) pelayaran dan proses-
proses alamiah di
daerah pantai
termasuk menurunnya
produktivitas kawasan
yang dapat
212

h.Tambang di laut Semua besaran menimbulkan dampak


sosial, ekonomi, dan
kesehatan terhadap
nelayan dan
masyarakat sekitar.

3. Melakukan penempatan Semua besaran Memerlukan lokasi


tailing di bawah laut khusus dan berpotensi
(Submarine Tailing Disposal) menimbulkan dampak
berupa perubahan
batimetri, ekosistem
pesisir dan laut,
mengganggu alur
pelayaran dan proses-
prosesalamiah di
daerah pantai
termasuk menurunnya
produktivitas kawasan
yang dapat
menimbulkan dampak
sosial, ekonomi, dan
kesehatan terhadap
nelayan dan
masyarakat sekitar.

4. Melakukan pengolahan bijih Semua besaran Sianida dan air raksa


dengan proses sianidasi atau merupakan Bahan
amalgamasi Berbahaya dan
Beracun (B3) yang
213

berpotensi
menimbulkan
pencemaran air
permukaan, air tanah
dan udara.

5. Pengolahan dan pemurnian:  Pengolahan dan


Semua besaran pemurnian bijih
a. Mineral logam
≥500.000m3/tahun berpotensi
b. Mineral bukan logam
menimbulkan
c. Batuan ≥500.000m3/tahun
dampak penting
d. Batubara ≥1.000.000
m3/tahun  Besarnya dampak
yang timbul
e. Mineral radioaktif Semua besaran
dipengaruhi oleh
volume yang diolah

PT. Jaran Goyang Abadi. memiliki luas IUP 63,2 Ha dengan luas daerah
untuk memproduksi batubara sehingga berkewajiban untuk menyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
Dalam penyusunan AMDAL, PT. Jaran Goyang Abadi. berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.PP No. 27
Tahun 2012 adalah Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun 1999
tentang Amdal.Peraturan ini adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.Peraturan ini mengatur
tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
10.1.1 Dampak Kegiatan
Kegiatan pertambangan batubara akan menimbulkan dampak positif dan
negatif terhadap lingkungan, seperti terjadinya perubahan rona lingkungan awal,
dapat dilihat pada tabel 10.2
214

Tabel 10.2
Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara terhadap Lingkungan
No. Tahap Pertambangan Komponen Lingkungan yang terkena
Dampak

1. Tahap Persiapan  Abiotik, meliputi iklim mikro, kualitas


udara ambient, perubahan fungsi lahan,
dan tekstur tanah serta kesuburannya.
 Biotik, vegetasi binaan (kebun) berupa
tanaman pohon kayu, bambu, dan
rotan.
 Sosial budaya, meliputi perubahan
budaya dan pembauran etnis/budaya,
kesempatan kerja, kegiatan ekonomi
masyarakat, tersedianya fasilitas yang
dapat dimanfaatkan masyarakat.
2. Tahap Operasi  Abiotik, meliputi bentang alam,
kelongsoran pada jenjang tambang,
kualitas udara (debu, suhum
kelembaban dan iklim mikro)
 Biotik, meliputi vegetasi perkebunan
dan hutan
 Sosial budaya, meliputi kesempatan
kerja, berkembangnya kegiatan
ekonomi masyarakat dan meningkatnya
pendapatan masyarakat dan daerah,
tersedianya fasilitas yang dapat
dimanfaatkan masyarakat serta
kesehatan masyarakat di Desa Bipak
215

Kali, Kecamatan Gunung Bintang


Awai
3. Tahap Pasca Operasi  Abiotik, yaitu menurunnya intensitas
dampak terhadap bentang alam, kondisi
fisik dan kepadatan transportasi
 Biotik, yaitu berkurangnya gangguan
terhadap vegetasi perkebunan dan
hutan
 Sosial budaya, yaitu terjadinya
pemutusan hubungan kerja, serta
permasalahan sosial lainnya
216

Tabel 10.3

Komponen lingkungan 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3
Tahap Prakonstruksi
A. Fisik-Kim`ia
1. Sosialisasi
Iklim X X X X X X X X 2. Pembebasan lahan
Kualitas udara X X X X X X X X X X X 3. Penerimaan tenaga kerja
Kebisingan X X X X X X X X X X X 4. Mobilisasi peralatan
Tahap Konstruksi
Fisiografi dan geologi X X X X X X
1. Pembangunan jalan
Lahan dan Ruang X X X X X X 2. Pembang. fasilitas penunjang
Tanah X X X X X X X Tahap Operasi
Hidrologi X X X X X X X 1. Pembersihan lahan
2. Pengupasan tanah pucuk dan tanah
Kualitas Air X X X X X X X X X
peutup
Transportasi X X 3. Penggalian andesit
B. Biologi 4. Penyalirantambang
Flora darat X X X X X X 5. Pemuatan & pengangkutan batubara
Fauna darat X X X X X 6. Pengoperasian fasilitas penunjang
Biota Air X X X X X X X X 7. CSR/CD
C. Sosial Tahap Pascaoperasi
Demografi X X 1. Pemutusan hubungan kerja
Sosial ekonomi X X X X X X 2. Reklamasi dan revegetasi
Sosial budaya X X X X X 3. Pengelolaan fasilitas tambang
Sikap dan persepsi
X X X X X X X X X X X X X X X= Ada dampak,positif maupun negatif
masy.
D. Kesehatan
X X X X X X X X X X X X
Masyarakat
217

Matriks Identifikasi Dampak Rencana Kegiatan Pertambanga


218
219

10.1.2 Pemantuan Lingkungan

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan UpayaPemantauan


Lingkungan Hidup (UPL). Sesuai dengan PP nomor 27 tahun 2012,PT. Jaran Goyang
Abadiwajib melakukan kegiatan UKL-UPLdimana UKL dilakukan oleh PT. Jaran
Goyang Abadi dan UPL dilakukan oleh instansi pemerintah di bidang lingkungan
hidup.
Dengan adanya dampak negatif yang mungkin terjadi saat penambangan yang
dilakukan maka perlu adanya suatu usaha untuk meminimalisirnya sehingga tidak
berdampak langsung terhadap kelangsungan perusahaan sendiri maupun lingkungan
hidup. Adapun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh PT. Jaran
Goyang Abadisebagai berikut:

1. Lingkungan Abiotik
a. Melakukan penyemprotan pada jalan tambang untuk mengurangi polusi
debu.
b. Membuat kolam pengendapan untuk mengendapkan lumpur yang terbawa
air hujan dari tambang dan pengolahan sebelum dibuang ke sungai.
c. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat untuk mengurangi kebisingan
dan polusi udara akibat alat-alat yang digunakan
2. Lingkungan Biotik
a. Melakukan penanaman pohon di areal IUP.
3. Lingkungan Culture
a. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal.
b. Memberikan pelatihan-pelatihan ketrampilan pada masyarakat sekitar.
c. Membantu sarana kesehatan di lingkungan sekitar.
d. Memperbaiki sarana dan prasarana fisik sehingga dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan sendiri dan masyarakat sekitar.
220

Sedangkan untuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh


instansi pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Abiotik
a. Pengambilan sampling kualitas udara langsung di lapangan.
b. Menganalisis data pengukuran debu dan hasilnya dibandingkan dengan
angka baku mutu lingkungan.
c. Melakukan pengambilan sampling air limbah dari buangan/kolam
pengendapan dan dianalisis di Laboratorium.
d. Membandingkan hasil analisa dari kualitas air permukaan dengan baku
mutu air yang telah ditetapkan.
2. Lingkungan Biotik
a. Melakukan pemantauan langsung terhadap tanaman pohon di areal IUP
3. Lingkungan Culture
b. Melakukan pengawasan terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang telah
dibangun.
c. Memantau kesehatan masyarakat sekitar.
d. Membantu penyaluran atau usaha yang didirikan oleh lulusan didikan
keterampilan perusahaan.
Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT. Jaran Goyang
Abadiselanjutnya dijabarkan dalam suatu matriks dimana pada matriks tersebut
terdapat rincian hal tentang tata cara pelaksanaan dan pemantauan lingkungan yang
dilakukan sesuai dengan tahapan penambangan yang dilakukan. Adapun matriks
tersebut ditampilkan sebagai berikut.
221

Tabel 10.4

Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan PT. Jaran Goyang Abadi

KOMPONEN

NO LINGKUGAN
KEGIATAN YANG PENGELOLAAN LOKASI PERIODE PELAKSANA
.
TERKENA
DAMPAK

TAHAP PRA-KONSTRUKSI

1. Sosialisasi Sosial ekonomi - Terus dilakukan jika terjadi Daerah IUP Pra Divisi Human
masyarakat konflik yang menerus Konstruksi Resources
Development

2. Pembebasan lahan Sosial ekonomi - Membentuk tim negosiasi Daerah IUP Pra Divisi Human
masyarakat Konstruksi Resources
- Memberi penawaran harga
Development,
222

yang layak Divisi


Administrasi
- Memasang patok pada lahan
dan Keuangan
yang telah dibebaskan.

3. Penerimaan tenaga Sosial ekonomi - Menyerap 60%-70% tenaga Daerah IUP Pra Divisi
kerja dan sosial kerja lokal Konstruksi Administrasi
bidaya dan tiap 2 dan Keuangan
- Memberikan pelatihan bagi
tahun
tenaga kerja local

4. Pembersihan lahan Geofisik, - Pembersihan lahan dilakukan Daerah IUP Pra Divisi Operasi
Biologi secara bertahap sehingga debu Konstruksi Tambang
yang ditimbulkan tidak terlalu
banyak

- Pembersihan dilakukan secara


bertahap sesuai kemajuan
tambang.
223

- Tempat penampungan
dijauhkan dari pemukiman
penduduk

5. Pembuatan pit atau Geofisika, - Pemantauan kestabilan lereng Daerah Selama Divisi geotek
area kerja Biologi pit bukaan dilakukan tiap Penambangan kegiatan dam Divisi
kemajuan penggalian penambanga Operasi
n

6. Mobilisasi Fisik-kimia - Membatasi kecepatan Daerah IUP Pra Divisi Operasi


peralatan peralatan maksimum 20 Konstruksi Tambang
km/jam

TAHAP KONSTRUKSI

6. Pembangunan jalan Fisik-kimia - Membuat saluran air di salah Daerah IUP Pra Divisi Operasi
satu sisi atau di kedua sisi Konstruksi Tambang
jalan
224

- Penyiraman jalan tambang


secara kontinyu

TAHAP OPERASI PENAMBANGAN

7. Pembongkaran Geofisik-kimia, - Pemantauan kestabilan lereng Daerah Sesuai Divisi


batubara dan over biologi dilakukan tiap kemajuan penambangan kemajuan Geoteknik dan
bourden untuk penggalian tambang Divisi Operasi
pembuatan pit Tambang

8. Pembongkaran Geofisik, - Kegiatan penambangan sesuai Daerah Selama Divisi Operasi


batubara Biologi dengan kemajuan tambang penambangan Kegiatan Tambang dan
Penambanga Divisi K3&
- Memasang alat penangkap
n Lingkungan
debu

- Perawatan alat penambangan


secara rutin

- Mengontrol udara di daerah


225

penambangan

9. Penyaliran tambang Geofisik-kimia - Mengalirkan semua air larian Daerah Selama Divisi
ke kolam pengendap untuk penambangan Kegiatan Hidrogeologi
kemudian dilakukan dan sekitar Penambanga
penetralan IUP n

- Membuat saluran di sekitar


tambang dan pengalihan arah
aliran air hujan yang menuju
area pertambangan

10. Pemuatan dan Fisik-kimia - Membatasi kecepatan truk- Daerah Tiap 6 bulan Divisi Operasi
pengangkutan truk pengangkut andesit hasil penambangan Tambang
penambangan dengan
kecepatan maksimum 20
km/jam

- Melakukan perawatan berkala


pada alat-alat yang digunakan
226

11. Geofisik, - Lokasi pengolahan jauh dari DaerahPengol Tiap 6 bulan Divisi
Biologi pemukiman warga ahan Pengolahan

- Memberikan retribusi pada


desa setempat.

- Melakukan perawatan alat-


alat peremuk

- Memasang alat penangkap


debu berupa bag filter

12. Pengoperasian Geofisik - Menggunakan oil trap untuk Daerah sekitar Tiap 1 bulan Divisi K3L
fasilitas penunjang menangkap air buangan IUP dan
bengkel yang mengandung Lingkungan
minyak dan oli

TAHAP PASCA PENAMBANGAN

13. Penutupan tambang Geofisik, - Pembongkaran dan Daerah Selama Divisi K3&
Biologi, Sosial pemindahan saran tambang tahap
227

Ekonomi, Sosial yang sudah tidak digunakan penambangan penutupan Lingkungan


Budaya tambang
- Perubahan tata guna lahan dan
Masyarakat
juga perubahan terhadap
kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar.

14. Reklamasi Geofisik, - Penanaman awal dengan Daerah IUP Selama Divisi K3&
Biologi, Kimia tanaman perintis, yaitu dan sekitarnya kegiatan Lingkungan
tanaman yang cepat tumbuh pertambanga
di daerah andesit n

- Penanaman tanaman
produktif

15. Pemutusan Sosial ekonomi - Melakukan pemutusan tenaga Daerah sekitar - Divisi
hubungan kerja kerja dengan prosedur yang IUP Administrasi
benar dan Keuangan

- Memberikan pesangon atau


228

modal

- Memberikan pelatihan-
pelatihan ketrampilan
229

Tabel 10.5

Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan PT. Jaran Goyang Abadi

KOMPONEN

NO LINGKUGAN
KEGIATAN YANG PEMANTAUAN LOKASI PERIODE PEMANTAU
.
TERKENA
DAMPAK

TAHAP PRA-KONSTRUKSI

1. Sosialisasi Sosial ekonomi - Pengawasan secara langsung Daerah IUP Tiap DinasPerindus
masyarakat kegiatan sosialisasi sosialisasi trian
Perdagangan
- Melakukan pendekatan
230

kepada masyarakat dan ESDM

2. Pembebasan lahan Sosial ekonomi - Pengawasan secara langsung Daerah IUP Tiap6 bulan - BPN Tanah
masyarakat pada tiap tahap UKL yang sekali Laut
dilakukan di lapangan selama 2
- Bapeda
tahun
Pembedilan
pertama

3. Penerimaan tenaga Sosial ekonomi - Pengawasan setiap kegiatan Daerah IUP - Dinas Sosial
kerja dan sosial rekrutmen tenaga kerja dan Tenaga
bidaya Kerja dan
- Pengawasan persyaratan
Transmigrasi
perekrutan tenaga kerja
Tanah Laut

4. Pembersihan Lahan Geofisik, - Mengecek tempat dan proses Daerah IUP Tiap 3 bulan - Bapeda
Biologi penimbunan Pembedilan

- Mengecek dampak adanya - Dinas


debu tambang di pemukiman Pertanian dan
sekitar dengan cara Kehutanan
231

melakukan analisis udara Tanah Laut

- Penghitungan air limpasan -Dinas


Kesehatan
Tanah Laut

5. Mobilisasi Fisik-kimia - Memantau kualitas udara Daerah IUP - -Bapeda


peralatan (debu dan kebisingan) Pembedilan

- Mengecek dampak adanya -Dinas


debu tambang di pemukiman Kesehatan
sekitar dengan cara Tanah Laut
melakukan analisis udara

TAHAP KONSTRUKSI

6. Pembangunan jalan Fisik-kimia - Memantau kualitas udara Daerah IUP Tiap 6 bulan -Bapeda
(debu dan kebisingan) Pembedilan

- Mengecek saluran air di sisi -Dinas


Pertanian dan
232

jalan Kehutanan
Tanah Laut

-Dinas
Pekerjaan
Umum Tanah
Laut

TAHAP OPERASI PENAMBANGAN

7. Pembongkaran Geofisik, - Kegiatan penambangan Daerah Tiap 6 bulan -Bapeda


batubara Biologi sesuai dengan kemajuan penambangan Pembedilan
tambang
-Dinas
- Memasang alat penangkap Perindustrian
debu Perdagangan
dan Energi
- Perawatan alat penambangan
Sumber Daya
secara rutin
Mineral
- Mengontrol udara di daerah
233

penambangan

8. Penyaliran tambang Geofisik-kimia - Melakukan pengecekan Daerah Tiap 6 bulan Bapeda


saluran air penyaliran penambangan Pembedilan
tambang secara rutin dan sekitar
IUP
- Memantau dan mengeruk
kolam pengendapan jika
terjadi sedimentasi

11. Pemuatan dan Fisik-kimia - Pengawasan secara langsung Daerah Tiap 6 bulan Bapeda
pengangkutan saat proses pemuatan dan penambangan Pembedilan
pengangkutan bahan tambang

- Pengecekan peralatan
pemuatan dan pengangkutan

- Melakukan pengambilan
sampling kualitas udara
(pengukuran debu dan
234

kebisingan) langsung di
lapangan

- Membandingkan hasil
pengukuran tingkat
kebisingan dengan baku mutu
lingkungan

12. Peremukan Geofisik, - Pengecekan langsung Daerah Tiap 6 bulan Bapeda


batubara Biologi terhadap kondisi di lokasi peremukan Pembedilan
peremukan

- Pengecekan pada peralatan


yang digunakan oleh unit
peremukan

- Melakukan pengambilan
sampling kualitas udara
(pengukuran debu dan
kebisingan) langsung di
235

lapangan

- Membandingkan hasil
pengukuran tingkat
kebisingan dengan baku mutu
lingkungan

13. Pengoperasian Geofisik - Memantau workshop secara Daerah sekitar Tiap 6bulan Bapeda
fasilitas penunjang rutin dan dan apabila terjadi IUP Pembedilan
ceceran terjadi hubungi
bagian environmental

- Menghentikan sumber
ceceran bila mugkin
dilakukan dan hubungi
penanggung jawab area
(foreman/supervisor)

TAHAP PASCA PENAMBANGAN


236

14. Penutupan tambang Geofisik, - Pengecekan penimbunan Daerah IUP Tiap 6 bulan -Bapeda
Biologi, Sosial tanah penutup dan tanah Pembedilan
Ekonomi, Sosial pucuk
-Bapeda
Budaya
- Pengeceken penataan lahan Pembedilan
Masyarakat
setelah penutupan tambang

15. Reklamasi dan Geofisik, - Pengecekan daerah reklamasi Daerah IUP Tiap 1 tahun Bapeda
revegetasi Biologi, Kimia apakah telah memenuhi Pembedilan
kriteria keberhasilan
reklamasi atau belum

16. Pemutusan Sosial ekonomi - Pengawasan setiap kegiatan Daerah IUP -Dinas Sosial
hubungan kerja UKL yang dilakukan Tenaga Kerja
237
237

10.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam


pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan suatu usaha
untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri


pertambangan akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi
dalam bidang industri pertambangan. Kemajuan tersebut telah
mengakibatkan munculnya berbagai persoalan dan dampak industri
pertambangan yang semakin kompleks dan telah mengundang perhatian
banyak. Maka dari itu PT. Jaran Goyang Abadi menerapkan Pola
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan tujuan dapat meminimalkan
tingkat kecelakaan dan sakit akibat hubungan kerja dengan cara yang paling
efektif dan efisien sehingga pada akhirnya meningkatkan produktivitas
kegiatan penambangan.

10.2.1 Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap
manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja,
bengkel tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak
langsung. Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan
keselamatan kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting,
mengingat resiko bahaya dalam penerapan teknologi juga semakin
kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab semua orang
baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat produsen
dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya.
238

Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya


pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap
sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang
berlimpah pada masa yang akan datang. Kegiatan keselamatan baru akan
berhenti bersamaan dengan berhentinya pekerjaan tambang.

Tujuan dibuatnya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:


1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaanuntuk kesejahteraan hidup & meningkatan produktivitas
nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien.
a. Penyebab Kecelakaan Kerja
PT. Jaran Goyang Abadiyang menerapkan sistem tambang terbuka system
selektif mining untuk kegiatan eksploitasi bahan galian mineral bauksit tentu
terdapat faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
Berdasarkan kegiatan pemantauan di lapangan adapun sebab – sebab kecelakaan
kerja yang mungkin terjadi terbagi menjadi tiga faktor, yaitu :
1. Faktor tindakan pekerja yang tidak aman
2. Faktor kondisi kerja yang tidak aman
3. Faktor diluar kemampuan manusia.
Berikut kecelakaan kerja yang sering terjadi pada kegiatan pertambangan
di
PT. Jaran Goyang Abadi disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 10.6
Penyebab Kecelakaan Kerja PT. Jaran Goyang Abadi

No. Faktor – factor Penyebab Kecelakaan


1. Faktor tindakan pekerja - Tidak menggunakan alat
yang tidak aman pelindung diri (helm, sarung
tangan, masker, dll) pada site
kerja (stope penambangan,
batugamping processing unit,
bengkel, gudang dan tempat kerja
lainnya).
- Penggunaan alat pelindung diri
yang tidak benar.
- Penggunaan peralatan tambang
yang tidak sesuai standar
operasional prosedur.
- Kelalaian pekerja ketika
melakukan pembongkaran.
- Kelalaian pekerja saat melakukan
pembongkaran yang tidak sesuai
metode penambangan .
- Kelalaian pekerja dalam
mengemudikan truk kecepatannya
melebihi batas maksimal .
- Kurangnya kegiatan pengawasan
kerja.
2. Faktor kondisi kerja yang - Peralatan pengaman yang dipakai
tidak aman sudah tidak layak. Seperti masker
yang digunakan sudah sedikit
sobek dan helm yang digunakan
tidak kuat.
- Kurangnya pencahayaan disetiap
titik sehingga menyebabkan
kurangnya konsentrasi kerja
akibat terlalu gelap
- Kurangnya rambu bahaya dan
dilarang memasuki area bahaya
240

3. Faktor diluar kemampuan - Terjadinya bencana alam seperti


manusia gempa bumi sehingga dapat
menyebabkan runtuhnya
terowongan.

b. Pencegahan Kecelakaan Kerja


Setelah mengetahui potensi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada
lingkungan PT. Jaran Goyang Abadi. Langkah selanjutnya yang diambil oleh
managemen adalah menyusun suatu standar sistem pencegahan untuk
menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Adapun upaya yang dilakukan disajikan
dalam tabulasi berikut.
Tabel 10.7
Pencegahan Kecelakaan Kerja

No. Faktor-faktor yang Dicegah Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja


1. Faktor tindakan pekerja a. Memberikan dan menyiapkan Alat
yang tidak aman Pelindung Diri (APD) standar
keselamatan bagi pekerja tambang di
setiap tempat kerja.
b. Memberikan pelatihan kepada para
pekerja serta memberikan
penghargaan tahunan bagi pekerja
tambang yang disiplin
c. Menetapkan standar operasional
prosedur setiap peralatan dan
kegiatan tambang.
d. Memberikan instruksi tentang
keselamatan tata cara bekerja dan
motivasi kepada pekerja setiap
sebelum memulai kerja.
e. Membentuk tim safety patrol dan
safety supervisor tambang
f. Memberikan dan selalu mengontrol
pekerja saat melakukan kegiatan
pembongkaran .
g. Mengontrol selalu kecepatan alat
angkut memberikan tanggung jawab
itu kepada operator.
2. Faktor kondisi kerja yang a. Pemantauan dan evaluasi kestabilan
tidak aman lereng.
b. Memberikan lampu penerangan yang
cukup di titik dimana kegiatan
penambangan berlangsung
c. Menyediakan alat pelindung diri yang
sesuai dengan standar operasional
kerja.
d. Menggunakan peralatan pengaman
tambahan pada peralatan dan pekerja
sewaktu hujan.
e. Memasang rambu bahaya dan
dilarang masuk area tambang yang
mungkin berbahaya.
3. Faktor diluar kemampuan a. Memberi simulasi penanganan
manusia bencana kepada seluruh karyawan di
area penambangan

c.Penanggulangan Kecelakaan Kerja


Setelah melakukan kegiatan pencegahan kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi pada lingkungan PT. Jaran Goyang Abadi. Managemen juga
melakukan upaya penanggulangan kecelakaan kerja jika telah terjadi
kecelakaan kerja pada lingkungan tambang. Adapun upaya penanggulangan
yang dilakukan antara lain meliputi :
242

1. Pembentukan tim tanggap darurat kecelakaan kerja.


2. Evaluasi standar operasional prosedur pekerjaan.

10.2.2. Peralatan Keselamatan Kerja

Untuk menjalankan sistem managemen dan program K-3 dengan baik


maka PT. Jaran Goyang Abadimembentuk suatu badan organisasi atau
Departemen yang memiliki tugas untuk memantau dan mengawasi jalannya
sistem managemen K-3 yang ada di perusahaan ini seperti yang terlihat pada
gambar 10.1. Penanganan K-3 merupakan tanggung jawab Divisi Keselamatan
Kerja yang langsung akan bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang
atau Manajer Tambang.

Gambar 10.1
Organisasi Manajemen Keselamatan Kerja

ManagemenPT. Jaran Goyang Abadiseperti yang telah dipaparkan pada


tabulasi diatas. Untuk menunjang dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan
kerja , PT. Jaran Goyang Abadiberupaya meminimalisasikan kecelakaan
lingkungan dengan cara menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja
tambang adapun peralatan keselamatan yang digunakan ditabulasikan berdasarkan
tempat kerja sebagai berikut

Tabel 10.8
Peralatan Keselamatan KerjaPT. Jaran Goyang Abadi

No Lokasi Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1 Tambang TerbukaBauksit a. Helm pengaman


b. Sepatu pengaman
c. Kacamata pelindung
d. Sarung tangan
e. Masker debu dan earplug
f. Reflector vest
g. Alat pemadam api dan perlengkapan K-
3 pada masing-masing kendaraan
pengangkut personil dan alat-alat
tambang
h. Bendera merah atau kuning (tinggi 2m)
untuk kendaraan pengangkutan personil,
pengawas Rambu lalu lintas batas
kecepatan truk ≤ 30 km/jam dan
kendaraan personil ≤ 50 km/ja
2 Batubara Processing Unit a. Helm pengaman
b. Sepatu pengaman
c. Sarung tangan
d. Masker debu dan earplug
e. Kacamata pelindung
f. Alat pemadam kebakaran
g. Perlengkapan P3K
h. Ban pinggang pengaman dengan tali
pengikat
244

3 Bengkel a. Helm pengaman


b. Sepatu pengaman
c. Sarung tangan kulit
d. Masker debu
e. Perlengkapan P3K
f. Alat pemadam kebakaran
4 Gudang a. Helm dan sepatu pengaman
b. Sarung tangan kulit
c. Masker debu
d. Perlengkapan P3K
e. Alat Pemadam Kebakaran

10.2.3 Langkah – Langkah Pelaksanaan K3 Pertambangan

Selanjutnya untuk pencapaian tujuan dari sistem managemen keselamatan


maka program harus diaktualisasikan melalui kegiatan riil di lapangan berikut
tabulasi pelaksanaan program keselamatan. Program keselamatan kerja dapat
dilihat pada tabel 10.9
Tabel 10.9.
Langkah-langkah Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan

No Kegiatan Uraian

1. Patroli a. Implementasi peninjauan/pengecekan untuk mengantisipasi


keamanan kekurangan dan kondisi yang tidak aman
b. Melakukan tindakan pencegahan dengan pemberhentian
dan peringatan jika terdapat hal-hal yang bertentangan
dengan peraturan K-3
c. Melaporkan secara lisan/tertulis ke supervisor dari
pelanggar

2. Inspeksi a. Cek kondisi dari alat pemadam api, buat inventaris


keamanan b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi
c. Cek kondisi dari fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan dari camp utama dan lokasi kerja
3. Diskusi a. Diskusi masalah keselamatan pada saat jam kerja
masalah b. Diskusi pagi dengan karyawan, membantu dan memonitor
keselamata realisasi dari diskusi pagi
n

4. Kampanye a. Implementasi pengutamaan keselamatan kerja pada setiap


keselamata tingkat pekerjaan yang dilakukan dengan sistem
n pendekatan pribadi, pemberian pelajaran dan slogan yang
diedarkan
b. Evaluasi kontes keselamatan
5. Pelindung a. Inventarisasi alat pencegahan sendiri
keamanan b. Melengkapi kekurangan alat K3
c. Memonitor pemakaian
d. Cek dan lengkapi pelindungan keselamatan pada alat dan
rambu
6. a. Cek jenis peralatan

Pemilihan b. cek kesehatan operator


operator
c. cek mental para operator

7. Laporan a. Laporan kecelakaan


keselamata b. Laporan bulanan
n kerja c. Laporan pelatihan
246

10.2.4 Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran dan
prakteknya yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial, serta dilakukan dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif.

Kegiatan penambangan mineral bauksit PT. Jaran Goyang Abadidapat


berpengaruh terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat terutama yang berlokasi
sepanjang jalan angkut. Oleh karena itu, masyarakat sekitar apabila melewati area
penambangan dianjurkan mengggunakan masker dan bagi para pekerja tambang
diwajibkan menggunakan alat-alat safety. Agar terhindar dari penyakit baik itu
berakibat langsung maupun di waktu yang akan datang.

Macam-macam penyakit yang dapat timbul akibat dari kegiatan


penambangan dan pengolahan batubara , yaitu:

1. Iritasi mata
2. Gangguan pernapasan
3. Gangguan telinga
4. Gangguan hidung
a. Penyebab Terganggunya Kesehatan Akibat Kerja
Kondisi penambangan PT. Jaran Goyang Abadiyang menerapkan sistem
penambangan terbuka secara langsung maupun tidak langsung dapat
menyebabkan kondisi dapat mengganggu kesehatan kerja penambang. Pada
sistem tambang terbuka kebutuhan udara yang ada pada tempat kerja merupakan
prioritas utama yang harus dipenuhi, karena cukupnya udara yang ada dapat
mempengerahui konsentrasi dalam bekerja jika tidak dipenuhi. Berikut adalah
penyebab terganggunya kesehatan kerja dan akibat yang ditimbulkan Lihat tabel
10.10
Tabel 10.10
Penyebab Terganggunya Kesehatan Kerja
No. Penyebab terganggunya kesehatan Penyakit yang dapat timbul
kerja
1. Tidak menggunakan masker pada saat a. Dapat menyebabkan
kegiatan penambangan terganggunyasistem
pernapasan pekerja
2. Jadwal kerja yang terlalu padat b. Kelelahan yang sangat
tinggi sehingga membuat
kesehatan fisik menurun
3. Tidak menggunakan earplug pada saat c. Menyebabkan gangguan
kegiatan pengolahan pada telinga akibat
adanya mesin pengolahan
yang membuat bising
4. Debu yang berterbangan di area d. Dapat menyebabkan
pengolahan dan jalan tambang terganggunyasistem
pernapasan pekerja dan
penduduk sekitar
5. Air yang tergenang di area tambang. e. Menyebabkan suhu
didalam lubang semakin
dingin , dan berpotensi
menimbulkan banyak
bibit penyakit lain seperti
penyakit kulit .

Selain pada lingkungan kerja tambang penyebab terganggunya kesehatan


kerja juga dapat muncul dari luar lingkungan kerja PT. Jaran Goyang Abadiseperti
halnya anomali perubahan cuaca dan penyakit bawaan yang diderita oleh pekerja
tambang.

b. Pencegahan Terganggunya Kesehatan Akibat Kerja


Terganggunya kesehatan pekerja dapat membahayakan pekerja maupun
lingkungan pekerja sehingga perlu dilakukan langkah pencegahan untuk
248

mengatasi masalah tersebut. PT. Jaran Goyang Abadimelakukan upaya


pencegahan sesuai dengan penyebab yang mungkin terjadi. Berikut adalah
tabulasi upaya pencegahan yang dilakukan.

Tabel 10.11
Pencegahan terganggunya kesehatan kerja

No. Penyebab terganggunya kesehatan Upaya pencegahan yang dilakukan


kerja
1. Tidak menggunakan masker pada a. Menyediakan masker yang sesuai
saat kegiatan penambangan standar bagi pekerja.
b. Pemeriksaan kesehatan awal
sebelum pekerja beraktivitas.
2. Jadwal kerja yang terlalu padat c. Membuat jam kerja yang teratur

3. Tidak menggunakan earplug pada d. Menyediakan earplug yang sesuai


saat kegiatan pengolahan standar bagi pekerja.
4. Debu yang berterbangan e. Membuat desain pengolahan yang
dapat meminimalisasi adanya
debu yang keluar ke rumah
penduduk dan melakukan
penyiraman secara berkala
5. Air yang tergenang di area f. Sesegera mungkin air yang sudah
tambang. masuk kedalam area
penambangan untuk dialirkan
dan di pompa keluar.

Selain kegiatan yang ditabulasikan diatas kegiatan pencegahan lainnya yang


dilakukan oleh PT. Jaran Goyang Abadiantara lain:
1. Melengkapi peralatan P3K pada lingkungan kerja tambang.
2. Mengaudit dan mengevaluasi kondisi kerja yang berdampak bagi
kesehatan pekerja.
3. Menentukan standar operasional prosedur pekerjaan.
4. Memberikan fasiltas asuransi kesehatan bagi pekerja.
5. Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk menjaga kesehatan pekerja.
c. PenanggulanganTerganggunya Kesehatan AkibatKerja
Setelah melakukan kegiatan pencegahan kesehatan kerja yang mungkin
terjadi pada lingkungan PT. Jaran Goyang Abadi. Managemen juga
melakukan upaya penanggulangan kesehatan kerja jika telah terjadi kasus
terganggunya kesehatan kerja pada lingkungan tambang. Adapun upaya
penanggulangan yang dilakukan antara lain meliputi :
1. Tenaga medis di lapangan kerja untuk penanganan penyakit-penyakit atau
luka-luka ringan.
2. Rujukan untuk penangangan penyakit yang tidak dapat ditanggung tenaga
medis lapangan.
3. Pemberian masa pemulihan kesehatan bagi pekerja yang mengalami
gangguan kesehatan.

10.2.5 Standar Operasional Prosedure (SOP) K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat


penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Berikut
SOP PT. Jaran Goyang Abadi.

10.2.5.1 Prospeksi

Tabel 10.12
250

Standar Operasional Prosedur Tahap Prospeksi

STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP PROSPEKSI

Pencegahan Penanganan
No Mengidentifikasi Bahaya
Bahaya Bahaya

Adanya bahaya batu-batu


tajam maupun bahaya adanya Menggunakan Menggunakan
1
lintah yang berada di sungai- Sepatu Safety perlengkapan P3K
sungai

Bahaya terkena cairan HCL Menggunakan Menggunakan


2
dan H2SO4 Sarung Tangan perlengkapan P3K

Membawa
Menggunakan
3 Bahaya adanya hewan buas perlengkapan
perlengkapan P3K
perlindungan diri

pastikan kondisi
badan fit saat Menggunakan
Adanya Bahaya penyakit
4 melakukan perlengkapan P3K
malaria dan hipotermia
kegiatan dan obat-obatan
prospeksi

Kemungkinan adanya bahaya Menggunakan Meninggalkan jejak


5 tersesat di area hutan maupun Kompas maupun dan menyusuri hulu
sungai GPS sungai

10.2.5.2 Eksplorasi

Tabel 10.13

Standar Operasional Prosedur Tahap Eksplorasi

STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP EKSPLORASI

No Mengidentifikasi Bahaya Pencegahan Penanganan


Bahaya Bahaya

Adanya bahaya batu-batu


tajam maupun bahaya adanya Menggunakan Menggunakan
1
lintah yang berada di sungai- Sepatu Safety perlengkapan P3K
sungai

Bahaya terkena cairan HCL Menggunakan Menggunakan


2
dan H2SO4 Sarung Tangan perlengkapan P3K

Membawa
Menggunakan
3 Bahaya adanya hewan buas perlengkapan
perlengkapan P3K
perlindungan diri

pastikan kondisi
badan fit saat Menggunakan
Adanya Bahaya penyakit
4 melakukan perlengkapan P3K
malaria dan hipotermia
kegiatan dan obat-obatan
prospeksi

Kemungkinan adanya bahaya Menggunakan Meninggalkan jejak


5 tersesat di area hutan maupun Kompas maupun dan menyusuri hulu
sungai GPS sungai

Adanya bahaya pada saat


Menggunakan Menggunakan
6 pembuatan sumur uji
Sarung Tangan perlengkapan P3K
mauapun parit uji

Adanya bahaya pada saat


Menggunakan Menggunakan
melakukan pembuatan
7 Sarung Tangan perlengkapan P3K
pemboran awal maupun
dan Sepatu Safety dan obat-obatan
pemboran eksplorasi detail

Menutup kembali
lubang bekas
pemboran dengan Menggunakan
Adanya bahaya pada lubang
8 material padat perlengkapan P3K
bekas pemboran eksplorasi
(Pasal 231 dan obat-obatan
Pemboran
eksplorasi) ayat 7

9 Menggunakan
Bahaya adanya debu pada Menggunakan
perlengkapan P3K
252

saat pemboran masker dan obat-obatan

Menyiapan alat
pemadam ap
Segera melakukan
dalam jumlah
pemadaman atau
Adanya bahaya kebakaran yang cukup dan
10 menghubungi dinas
saat pemboran kondisi yang baik
pemadam kebakaran
(Pasal 232
terdekat
Pencegahan
Umum) ayat 2

Pastikan instalasi
Menggunakan
listrik beroperasi
perlengkapan P3K
Adanya bahaya tersengat dengan baik dan
11 dan obat-obatan dan
listrik tidak ada kabel-
menghubungi
kabel yang
ambulance terdekat
terkelupas

Menggunakan
dilarang perlengkapan P3K
Bahaya saat alat pemboran
12 mendekati lokasi dan obat-obatan dan
sedang beroperasi
pemboran menghubungi
ambulance terdekat

Dilarang merokok Segera melakukan


di area pemboran pemadaman atau
13 Bahaya kebakaran (Pasal 235 menghubungi dinas
Peringatan dan pemadam kebakaran
Tanda Lain) terdekat

10.2.5.3 Land Clearing atau Pembersihan Lahan

Tabel 10.14

Standar Operasional Prosedur Tahap Land Clearing

STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP LAND CLEARING

No Mengidentifikasi Bahaya Pencegahan Bahaya Penanganan


Bahaya

Membawa dan
Bahaya Binatang Liar Menggunakan
menggunakan
1 pada saat pembatasan perlengkapan P3K
perlengkapan
lahan land clearing dan obat-obatan
perlindungan diri

Bahaya Mekanis pada saat Membuat garis Menggunakan


2 penebangan atau saat pembatas atau rambu- perlengkapan P3K
Menggusur rambu dan obat-obatan

Menggunakan teknik
Bahaya Gravitasi seperti Menggunakan
pemotongan untuk
3 tumbangnya pohon yang perlengkapan P3K
menjatuhkan arah
di gusur atau di tebang dan obat-obatan
tebangan pohon

Kebakaran Spontan Pengecekan secara


diakibatkan panasnya berkala sebelum Tersedianya
4
mesin dalam proses penggunaan dan APAR
penggusuran diadakan time break

10.2.5.4 Penambangan

Standar Opertasional Penggalian Batuan Dasar/OB adalah sebagai berikut


:

a. Pelajari dan pastikan bahwa batas-batas atau tanda batas boundary pit dan
panduan Crop line telah terpasang secara memadai (sesuai dengan ketentuan
dan rencana perusahaan)
b. Penggalian OB pada saat pembukaan Pit Baru, harus dimulai dari batas
panduan crop batu bara (batas boundary rencana Low Wall) sampai batas pit
yang telah ditentukan (batas boundary High Wall).
c. Apabila telah ditemukan Crop batubara pastikan bahwa telah dilakukan
pemasangan pita Crop Line Batubara.
d. Apabila terdapat penyimpangan actual crop batubara dari rencana, sesegera
mungkin melakukan komunikasi dengan bagian pengawas, survey dan mine
Plan Perusahaan atas perubahan tersebut.
254

e. Untuk menjaga kualitas batubara (mencegah air dan longsor) dibelakang crop
line harus disiapkan area untuk rencana pembuatan parit sepanjang cropline
(kurang lebih 1 meter kebelakang dari batas cropline)
f. Setiap penggalian OB harus bertujuan untuk expose batubara
g. Penggalian OB tidak boleh Langsung mengenai permukaan Batubara, harus
disisakan OB nya sekitar 5 sampai dengan 10 cm)
h. Kegiatan penggalian OB harus sesuai dengan :
1. Rencana arah Kegiatan penggalian
2. Rencana Blok Kegiatan Perusahaan.
i. Dimensi Lereng (slope) baik high wall maupun sidewall yang akan dibentuk
selama penggalian harus sesuai dengan ketentuan mine design antara lain:
tinggi jenjang, lebar bench, kemiringan lereng baik sebagai lereng tunggal
(single slop) maupun lereng keseluruhan (ultimate pit slope). Untuk itu perlu
diperhatikan,bahwa :
1. Sebelum melakukan kegiatan pembentukan slope apakah Papan Panduan
Slope sudah terpasang sesuai yang direncanakan dan penggalian dilakukan
mengikuti panduan tersebut. Penggalian OB tidak boleh menyimpang dari
Panduan untuk mencegah terjadinya Slope menjadi bunting (Under cut),
2. Pada setiap bench yang terbentuk pastikan,bahwa Pita Informasi Elevasi
telah terpasang secara memadai sesuai dengan ketentuan perusahaan.
(Lihat ketentuan SOP Rambu-rambu Tambang).
j. Kegiatan penggalian OB harus dilakukan sesuai dengan Elevasi Final Pit
sebagaimana direncanakan
k. Jumlah dan jenis unit/alat yang tersedia cukup memadai sesuai dengan
rencana Setting Alat yang telah disepakati dan aman untuk melakukan
penggalian OB. Operator harus memilki keahlian untuk mengoperasikan unit
yang tersedia dan memilki kemampuan melakukan pekerjaan penggalian OB.
l. Front penggalian di Pit harus tetap rapi dan baik (cukup padat,bersih dari
tumpukan spoil-spoil) dan tidak tergenang air
m. Jalan untuk pengangkutan OB harus sesuai dengan rencana design jalan yang
ditentukan oleh perusahaan (rute, lebar, grade dan permukaan)
n. Perawatan jalan untuk kelancaran pengangkutan OB sudah dilakukan secara
memadai meliputi :
1. Penimbunan dan perataan jalan yang berlubang-lubang
2. Penyiraman rutin untuk mencegah debu
3. Perbaikan dan perapian tanggul-tanggul pengaman dan parit
i. Pembuangan OB sudah dilakukan dengan cara yang benar dan ditempat yang
telah ditentukan seuai dengan mine design.
j. Area disposal sudah dilengkapi dengan batas- batas yang memadai
k. Mekanisme penanganan air permukaan yang berpotensi masuk ke dalam pit
harus dilakukan secara benar dan memadai sesui dengan disain.dan lay out
yang direncanakan perusahaan diantaranya adalah pembuatan parit
disekeliling batas terluar dari pit telah memenuhi syarat dan memadai untuk
dapat mencegah mengalirnya air permukaan kedalam pit.
l. Mekanisme penanganan air yang telah berada di dalam pit sudah dilakukan
secara benar dan memadai diantaranya adalah :
- Sump ( sumuran tempat seluruh air akan terkumpul) telah disiapkan
secara benar dan memadai.( di daerah terendah dari lantai pit)
- Pemompaan air untuk proses pengeringan telah dilakukan dengan benar
dan memadai.Unit water pump selalu tersedia dan siap digunakan.

Tabel 10.15

Standar Operasional Prosedur Tahap Penambangan

STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP PENAMBANGAN

Mengidentifikasi Penanganan
No Pencegahan Bahaya
Bahaya Bahaya

Interaksi Kepadatan Rambu lalu lintas dan Radio Menggunakan


1 Komunikasi, Pemasangan perlengkapan
Alat Berat
Bendera pada Kendaraan P3K dan obat-
256

yang lebih kecil obatan

Kebakaran Spontan
diakibatkan debu Tersedianya
Pembersihan debu secara
2 batubara yang APAR pada
berkala pada mesin
menempel di mesin Alat
Alat berat

Menggunakan
Aktifitas Pekerja di Radio Komunikasi di setiap perlengkapan
3
sekitar Alat Berat alat berat dan antar pekerja P3K dan obat-
obatan

Debu yang di Penyiraman Jalan atau di


4 timbulkan dari hasil tempat kegiatan,safety
kegiatan alat berat Glasses,Respirator

Pantulan batu krikil Menggunakan


pada saat alat angkut Perawatan Jalan atau selalu di perlengkapan
5
melewati Aktifitas screper P3K dan obat-
Pekerja obatan

Penerangan pada saat


Penambahan penerangan pada
malam hari
6 setiap jalan dan tikungan
mempengaruhi jarak
glass road stud (mata kucing)
pandang pekerja

Melakukan supporting pada Penyedotan


roof and wall, pemompaan keluar air
7 Muncul air tambang
dan membuat saluran ke menggunakan
staling pond Mesin Pompa

Menggunakan
Penggunaan Respirator perlengkapan
8 Debu Batubara
(masker) P3K dan obat-
obatan

Menggunakan
Terhirup gas Beracun
Auxiliary Fan,Gas perlengkapan
9 dan kekurangan
Detektor,Respirator (masker) P3K dan obat-
Oksigen
obatan
Menggunakan
Kebisingan yang
Menggunakan Ear Plug/Ear perlengkapan
10 ditimbulkan dari alat
Muff (pelindung telinga) P3K dan obat-
Mekanis
obatan

Menggunakan
Pemberian pelatihan pada
Tertabrak atau terjepit perlengkapan
11 operator, pemasangan rambu,
alat berat P3K dan obat-
radio komunikasi (HT)
obatan

Menggunakan
Melakukan supporting pada perlengkapan
12 Tertimpa Material
roof dan wall, safety helmet P3K dan obat-
obatan

10.2.5.5 Pengolahan Batubara

Sasaran yang harus dicapai adalah dihasilkannya batubara dengan kwalitas


yang bersih. Batubara yang bersih adalah batubara yang bebas dari pengotor antar
lain bagian-bagian dari pepohonan (akar, ranting, daun), sisa-sisa tanah atau
batuan penutup. dan bebas kontaminasi terutama logam dan plastik.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka kegiatan Coal Cleaning / Coal


Getting harus dilaksanakan dengan benar,yaitu sebagai berikut :

a. Batu bara yang terexpose dengan tinggi anatar 2 s/d 4 meter harus segera di
cleaning dan di coal getting untuk selanjutnya di hauling menuju stockpile /
stockroom
b. Permukaan batubara harus bersih dari kotoran-kotoran terutama sisa-sisa
tanah atau batuan penutup .
c. Kegiatan Cleaning batu bara sudah dilakukan dengan benar dalam arti :
- Menggunakan unit excavator dengan bucket yang dilengkapi dengan
Cutting edge (bukan teeth) pada ujungnya. Pastikan bahwa: ujung cutting
edge melingkupi seluruh permukaan bucket (rata dan tidak ada yang
terbelah atau gumpil).
258

- Operator excavator harus mempunyai keahlian khusus untuk Cleaning


Coal.
d. Permukaan batubara yang sudah dibersihkan tidak terkotori lagi dan sudah
diberi tanda pembatas antara batubara yg sudah dibersihkandengan yang
belum.
e. Sebelum coal Getting dilakukan harus diteliti dan diperiksa secara seksama
lokasi batu bara yang akan di gali / coal getting,antara lain :
- Pastikan bahwa permukaan batu bara yang akan di coal getting sudah
benar-benar bersih bebas dari pengotor ( sisa-sisa tanah atau batuan
penutup)
- Memberi alas (hamparan) dengan parting (bekas cleaning-an) pada bagian
kemungkinan batubara jatuh ke tanah pada saat coal getting dilakukan.
- Tidak ada aliran air masuk areal batu bara yang sudah dicleaning. Aliran
air berpotensi untuk membawa lumpur. Jika perlu buat parit kecil
disekeliling areal batubara yang bersih.
f. Pada prinsipnya Parting yang terdapat didalam lapisan batubara harus
dibuang/ dibersihkan dari permukaan batubara :
 Cara pembersihan parting sebagaimana proses cleaning tersebut di atas,
 Pembersihan Parting tidak diperbolehkan memakan/ membuang terlalu
banyak batubara.
 Apabila karena kondisi tertentu dimana lapisan parting yang ada tidak
dimungkinkan untuk dibersihkan secara keseluruhan atau apabila
pembersihan parting terlalu banyak mengorbankan batu bara yang hilang
(misalnya karena struktur batu bara dan partingnya), maka batas maksimal
parting yang ditolerir untuk tidak dibuang adalah maksimal setebal 10 cm.
Apabila kondisi tersebut terjadi sebelum dilakukan Coal Getting, sesegera
mungkin laporkan kepada perusahaan untuk dimintakan persetujuan
mengenai hal tersebut.
g. Peralatan yang digunakan untuk coal getting tersedia secara memadai dan
dalam kondisi benar-benar bersih ( track unit, bucket,, bak Dump Truck).
Apabila unit yang digunakan masih berpotensi menyebabkan batu bara
terkontaminasi atau menjadi kotor (tidak bersih) ,maka harus dibersihkan
terlebih dahulu.
h. Pada saat coal getting harus ada sisa ketinggian lapisan batubara dengan
permukaan tanah / batuan penutup (OB) sekitar 30 hingga 50 centimeter. Hal
ini perlu diperhatikan untuk mencegah lapisan batubara terkotori oleh
material sekitarnya atau terinjak oleh kendaraan atau alat berat.
i. Pastikan area batubara yang sudah selesai / habis digali telah diberi tanda/pita
Mine Out.
Tabel 10.16
Standar Operasional Prosedur Tahap Pengolahan
STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP PENGOLAHAN

Mengidentifikasi
No Pencegahan Bahaya Penanganan Bahaya
Bahaya

Pekerja
tergelincir,ketarik,
Pemasangan Rambu Menggunakan
terjepit,di bagian
1 larangan , penggunaan perlengkapan P3K dan
alat, atau tertimpa
APD obat-obatan
material hasil
pengolahan

Debu hasil Penggunaan Respirator


Memberhentikan
pengolahan (masker), pemasangan
2 sementara kegiatan
bottom and fly Dust Catcher pada
pengolahan
ask cerobong asap

Pencemaran tanah Dengan cara Penebaran kapur dan


3 oleh air asam pembuatan drainase tanaman eceng gondok dan
tambang dan satling pond teratai

Rambu larangan
Kebakaran secara Merokok, atau
4 Menggunakan APAR
Spontan penggunaan bahan
mudah terbakar
260

10.2.5.6 Hauling Batubara

Mengikuti dan memastikan pelaksanaan Hauling batubara dilaksanakan sesuai


dengan rencana perusahaan, yang meliputi :

a. Batu bara yang telah di gali (Coal Getting) harus segera diangkut untuk
ditempatkan di stockpile/stock room. ( tidak boleh di tumpuk atau di stock di
front / langsung dimasukan ke dalam bak dump truck)
b. Unit Dump truck yang digunakan harus memadai baik jumlah maupun
kondisinya.
c. Bak Unit Dump truck yang digunakan harus benar2 bersih dan tutup bak
harus berfungsi dengan normal (layak dan memiliki kunci dikedua sisinya)
d. Apabila terdapat batubara yang kotor maka harus diangkut secara tersendiri
(dipisahkan dari batubara yang bersih / tidak boleh dicampur dalam satuDump
truck
e. Sebelum kegiatan hauling dilakukan harus dipastikan kondisi jalan hauling
dalam kondisi memadai :
f. Perawatan jalan untuk kelancaran pengangkutan batu bara sudah dilakukan
secara memadai meliputi :
 Penimbunan dan perataan jalan yang berlubang-lubang
 Penyiraman rutin untuk mencegah debu
 Perbaikan dan perapian tanggul-tanggul pengaman dan parit
g. Dumping batu bara distock pile harus di area yang sudah di beding
h. Untuk mencegah masuknya material pengotor (tanah,Lumpur,spoil
danlainnya) Dump truck tidak boleh masuk / melintas di tempat untuk
penumpukan batubara. Pada saat dumping ban dump truck tidak menginjak
area stock pile/room

Tabel 10.17
Standar Operasional Prosedur Tahap Hauling
STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP HAULING

Pencegahan
No Mengidentifikasi Bahaya Penanganan Bahaya
Bahaya

Radio Menggunakan
Tertimpa material
1 komunikasi perlengkapan P3K dan
pengisian
(HT) obat-obatan

Rambu
kecepatan,
pemasangan
cermin pada
setiap
Kecelakaan alat angkut, Diderek menggunakan
2 tikungan serta
jalan licin crane
membunyikan
klakson,
perawatan
jalan berkala
di screper

Penyiraman
Penyiraman Jalan dengan
3 Jalan berdebu Jalan dengan
water tank
water tank

Tergelincir alat angkut Penanaman Diderek menggunakan


4 karena licinya jalan/ batuan kerikil crane
tanjakan agar lebih
262

mencengkram

Pembuatan
Pembatas
Jalan (Road
Barier) atau
Kecelakaan pada 2 jalur Diderek menggunakan
5 dengan
yang berbeda crane
melebarkan
jalan sesuai
dengan lebar
alat angkut

Pemasangan
Bendera,
Pemasangan
Radio
Menabrak kendaraan yang Komunikasi, Diderek menggunakan
6
lebih kecil membunyikan crane
Klakson,Selal
u
Menghidupka
n Lampu Kota

Pemasangan Diderek menggunakan


7 Keluar Jalur Hauling
Guardrail crane

10.2.5.7 Air Asam Tabang

Tabel 10.18

Standar Operasional Prosedur Tahap Penanganan AAT

STANDAR OPERATION PROCEDURE

TAHAP PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG

Mengidentifikasi Penanganan
No Pencegahan Bahaya
Bahaya Bahaya
1 Tercemar nya air Membuat Settlind pond Penebaran kapur
asam tambang untuk mengendapkan air lalu tor pada area
di alirkan ke sungai settlind pond

2 Bahaya manusia Di pasang Rambu-rambu Hubungi rumah


terjatuh ke dalam yang menandakan adanya sakit terdekat
settlind pond settlind pond. Di beri lampu
ketika malam hari

3 Tergelincir alat angkut Di pasang Rambu-rambu Diderek


ke dalam settlind pond yang menandakan adanya menggunakan
karena jalan licin settlind pond. Di beri lampu crane
ketika malam hari

10.2.5.8Sarana Pendukung Dalam Kegiatan Pertambangan

A. Kantor
Seperti perusahaan industri lainnya perusahaan tambang juga
memperlukan kantor yang berguna untuk menerima informasi, merekam
informasi, mengatur informasi, memberi informasi serta melindungi aset atau
harta. Berikut SOP didalam kantor atau office:

Tabel 10.19

Standar Operasional Prosedur Dalam Kantor

STANDAR OPERATION PROCEDURE

DI DALAM KANTOR

Mengidentifi Penanganan
No Pencegahan Bahaya
kasi Bahaya Bahaya

1 Bahaya nya Menyediakan alat pemadam Hubungi Pemadam


kebakaran kebakaran, pastikan alat berfungsi kebarakaran yang
264

dan dalam kondisi baik. terdekat

Adanya Memastikan tidak ada kabel kabel Hubungi rumah


bahaya yang terurai, selalu memberi sakit terdekat
2
konsleting himbauan utuk berhati-hati dan
listrik waspada.

3 Pentingnya Memastikan ventilasi udara Menggunakan


sirkulasi berjalan dengan baik perlengkapan P3K
udara dan obat-obatan

B. Bengkel
Bengkel adalah suatu tempat atau ruang kerja untuk melakukan perbaikan,
perawatan, pembuatan, pemasangan,atau pengujian peralatan pertambangan dan
pekerjaan teknik lainnya yang menunjang kegiatan pertambangan.

Tabel 10.20

Standar Operasional Prosedur Dalam Bengkel

STANDAR OPERATION PROCEDURE

DI DALAM BENGKEL

No Mengidentifikasi Pencegahan Bahaya Penanganan


Bahaya Bahaya

1 Bahaya nya Menyediakan alat pemadam Hubungi


kebakaran kebakaran, pastikan alat berfungsi Pemadam
dan dalam kondisi baik. Tanda kebarakaran
“dilarang merokok” diarea gudang. yang terdekat

2 Adanya bahaya Memastikan tidak ada kabel kabel Hubungi


konsleting listrik yang terurai, selalu memberi rumah sakit
himbauan utuk berhati-hati dan terdekat
waspada.

3 Penyebaran gas Membuat ventilasi agar sirkulasi Menggunakan


dan uap udara berjalan dengan baik perlengkapan
berbahaya dari P3K dan obat-
alat-alat berat obatan

4 Bahaya sinar las Penggunaan kacamata las untuk Menggunakan


melindungi mata dari sinar las atau perlengkapan
percikan logam P3K dan obat-
obatan

5 Bahaya pada saat Penggunaan sarung tangan Menggunakan


pemotongan pada perlengkapan
saat pengelas P3K dan obat-
obatan

10.2.5.9Kegiatan Reklamasi

Tabel 10.21

Standar Operasional Prosedur Tahap Reklamasi

STANDAR OPERATION PROCEDURE

PADA TAHAP REKLAMASI

No Mengidenti Pencegahan Bahaya Penanganan Bahaya


fikasi
Bahaya

1 Bahaya Pembuatan lereng yang Hubungi rumah sakit terdekat


longsor aman
pada area
reklamasi
266

2 Penanganan Pembuatan settlind Menggunakan perlengkapan


Void pond untuk kolam P3K dan obat-obatan
pengendapan setelah itu
air dialirkan ke sungai

10.2.6 Program Manajemen K3

Program Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang


direncanakan pada PT. Jaran Goyang Abadidisesuaikan dengan
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 (pelayanan kesehatan kerja) dan
menurut standard OHSAS 18001. OHSAS (Occupational health and safety
assessment series 18001) merupakan standard internasional untuk penerapan
system manajemen kesehatan & keselamatan kerja atau biasa disebut
manajemen K3. Tujuan dari OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh berbeda
dengan tujuan sistem manajemen K3 Permen Nakertrans diatas, yaitu
perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yang
timbul dari lingkungan kerja ataupun aktivitas pekerjaan itu sendiri yang
berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja serta supaya
tidak menimbulkan kerugian besar yang diakibatkan dari kecelakaan kerja
yang dapat menimbulkan citra buruk perusahaan.

Komponen utama standard OHSAS 18001 dalam penerapannya


diperusahaan meliputi:

1. Adanya komitmen PT. Jaran Goyang Abaditentang sistem manajemen K3


2. Adanya perencanaan tentang program-program sistem manajemen K3

3. Adanya operasi dan implementasi sistem manajemen K3

Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 ada beberapa tahapan yang harus


dilakukan agar Sistem Manajemen K3 tersebut menjadi efektif, berikut ini
dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya yaitu
A. Tahap persiapan
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus
dilakukan PT. Jaran Goyang Abadi, dengan menyatakan komitmen
manajemen dengan seluruh karyawan dan staf dengan jumlah 80 pekerja
harus mengetahui bahwa tanggungjawab dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai dari
manajemen puncak sampai karyawan terendah. Karena itu manajemen
membuat cara dan pelatihan untuk mengkomunikasikan komitmennya ke
seluruh jajaran dalam perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu yang
tepat guna menyampaikan komitmen manajemen terhadap penerapan
Sistem Manajemen K3.

B. Tahap pengembangan dan penerapan


Pada tahap ini berisi langkah-langkah yang akan ditempuh
PT. Jaran Goyang Abadi, untuk menerapkan sistem manajemen K3 tanpa
menggunakan jasa konsultan, melainkan akan melibatkan pekerja pada
PT. Jaran Goyang Abadiitu sendiri dengan cara menempatkan salah satu
orang dari setiap divisi.

C. Menetapkan sumber daya yang diperlukan


Sumber daya yang dimaksudkan adalah

a. Orang
PT. Jaran Goyang Abadiselain divisi K3, akan menempatkan salah
satu pekerja dari setiap divisi untuk dapat membantu berjalannya
sistem manajemen ini.
b. Perlengkapan
Perlunya persiapan adanya ruang tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan
data.
268

c. Waktu
Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang
terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, menulis
dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit assessment.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang
dapat berlangsung dalam satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama
kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap menghadapi
gangguan arus kas karena waktu yang seharusnya dikonsentrasikan
untuk memproduksikan atau beroperasi banyak terserap ke proses
penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari
dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik.
D. Kegiatan Penyuluhan
Penerapan sistem manajemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk
kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, harus dibangun rasa adanya
keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam perusahaan melalui program
penyuluhan dengan beberapa cara yaitu pernyataan komitmen manajemen,
melalui ceramah, atau pembagian buku-buku yang terkait mengenai sistem
manajemen K3.

E. Peninjauan sistem
Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk mulai bekerja untuk
meninjau sistem yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan
dengan persyaratan yang ada dalam sistem manajemen K3, peninjauan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Dengan meninjau prosedur instruksi kerja dari OHSAS 18001 atau


permenaker 05/men/1996
b. Perusahaan belum memiliki dokumen tetapi sudah menerapkan
sebagian atau seluruh persyaratan dalam standar sistem manajemen
K3.
F. Pengembangan sistem manajemen K3
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah mencakup
dokumentasi, penyusunan bagan alir, penulisan manual sistem manajemen
K3, Prosedur dan instruksi kerja.

G. Proses Sertifikasi
Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem Manajemen K3. Misalnya
Sucofindo melakukan sertifikasi terhadap Permenaker 05 /Men/1996. Namun
Untuk OHSAS 18001:1999 perusahaan bebas menentukan lembaga sertifikasi
manapun yang diinginkan. Untuk itu organisasis disarankan untuk memilih
lembaga sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.

Dimana penyelenggaraan pelayanaan kesehatan kerja langsung


dilaksanakan oleh perusahaan dengan membangun sarana dan prasarana
kesehatan berupa poliklinik selain itu juga perusahaan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan BPJS. Adapun pelayanan yang
didapat oleh tenaga kerja adalah :

1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, meliputi :


a. Pemeriksaan Awal
Hal ini dilakukan pada setiap tenaga kerja baru yang bekerja pada
perusahaan, hal ini dimaksutkan untuk memastikan kondisi awal
pekerja pada saat belum memasuki lingkungan tambang.
b. Pemeriksaan Berkala
PT. Jaran Goyang Abadimelakukan pemeriksaan rutin kepada seluruh
pekerja setiap 6 bulan sekali, pemeriksaan ini dilakukan di polilinik
yang disediakan oleh perusahaan.
c. Pemeriksaan Khusus
270

Hal ini dilakukan apabila terdapat kondisi pada pekerja yang terlihat
tidak optimal, dan mempunyai tanda-tanda awal penyakit yang tidak
dapat diatasi di poliklinik perusahaan.

H. Rehabilitasi akibat kecelakaan


PT. Jaran Goyang Abadijuga merencanakan program Keselamatan
Kerja yaitu seluruh anggota manajemen perusahaan dan staf pada tingkat
Supervisor bertanggung jawab dalam menjamin adanya keamanan dalam
kegiatan perusahaan dan adanya perlakuan dan perawatan yang memadai
kepada semua pemilik perusahaan yang berada dalam areal tanggung jawab
mereka dan mengetahui serta mengenal secara mendalam prosedur
pengawasan kecelakaan. Adapun peraturan yang direncanakan oleh PT. Jaran
Goyang Abadi. untuk karyawanya adalah sebagai berikut:

1. Dengan segera melaporkan kepada manajer jika:


a. Segala jenis barang/benda maupun situasi yang mempunyai
resiko atau potensi tinggi sebagai penyebab kecelakaan kerja
b. Ada yang terluka baik ringan maupun berat agar dapat dengan
segera diberi pertolongan pertama
c. Rekan kerja Sakit
d. Tidak yakin apakah suatu pekerjaan yang anda lakukan
termasuk aman atau tidak, anda diharapkan agar berkonsultasi
dengan Supervisor
2. Setiap Karyawan diharuskan :
a. Mengenakan pakaian kerja dan peralatan kerja yang disediakan
perusahaan untuk melindungi keselamatan pribadi.
b. Mematuhi segala jenis rambu-rambu peringatan/larangan
c. Bahan-bahan kimiawi yang berbahaya haruslah ditangani oleh
karyawan/orang yang telah ditunjuk perusahaan
3. Setiap karyawan harus menjaga kebersihan :
a. Daerah kerja dan tempat ganti pakaian/penyimpanan milik
pribadi (locker).
b. Tempat-tempat yang berminyak/basah maupun benda-benda
yang terkena tumpahan minyak.
c. Tempat yang sering dilalui/menjadi tempat jalan utama agar
setiap saat senantiasa dijaga kebersihannya.
4. Hal-hal tentang larangan :
a. Tidak boleh bercanda selama bekerja
b. Semua peraturan tentang dilarang merokok haruslah dipatuhi
c. Cairan yang mengandung racun/bahan kimiawi, ataupun obat-
obatan yang bukan berasal dari resep seorang petugas
medis/dokter
d. Dilarang meninggalkan peralatan kerja dalam kondisi
membahayakan.
Berdasarkan pada kerangka dasar manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tersebut diatas maka tujuan manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja PT. Jaran Goyang Abadi adalah melakukan pencegahan
kecelakaan atau kerugian perusahaan dengan merealisasikan setiap fungsi
manajemen dalam melaksanakan kegiatan yang dibatasi oleh sumber atau
masukan yang dimiliki Perencanaan target dan strategi dalam pelaksanaan
program K-3 PT. Jaran Goyang Abadidapat dilihat pada tabel 10.12 berikut
Tabel 10.22
Perencanaan Strategi Program K-3
Komponen Catatan

Visi Operasi tanpa kematian, cidera, dan penyakit

Target - Nol kecelakaan, Nol Cidera, Nol kematian


- Kurangi kecelakaan potensi kematian
272

Prioritas -Tingkatkan kepemimpinan baris manajemen menengah


dan frontman
-Identifikasi resiko K-3 disetiap aktivitas operasi yang
mengarah kematian
- Perbaiki sistem manajemen K-3, laksanakan standar
perusahaan
-Cegah kematian dengan menerapkan praktek K-3
terbaik
Tindakan yang -Perbaiki Kualitas proses identifikasi, menaksir dan
diperlukan menilai
- Perbaiki material pelatihan dari upaya pencegahan
kematian
Berikan dukungan dan perkuat kepatuhan dengan contoh
kepemimpinan

10.3 Perizinan
Untuk memperoleh suatu izin tambang, harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan. IUP diberikan oleh Menteri, Gurbernur, Bupati/Walikota
sesuai dengan permohonan yang diajukan :
a. Badan Usaha,
b. Koperasi, dan
c. Perseorangan
PT. Jaran Goyang Abadiadalah perusahaan pertambangan batubara yang
berbentuk Badan Usaha. IUP PT.Basudewa Krisna Coal berlokasi di desa Sungai
Cuka , kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Sehingga izinnya
dikeluarkan dari Camat, ke Bupati dan Gurbernur. IUP diberikan melalui dua
tahapan:
a. Pemberian WIUP, dan
b. Pemberian IUP
Selain itu, untuk pembuatan izinnya maka PT. PT. Jaran Goyang
Abadiharus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, sehingga IUP nya
dapat keluar.
a. Pemberian WIUP
Batubara termasuk golongan jenis mineral, maka sesuai dengan PP No.23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara pasal 8 ayat 4 maka untuk memperoleh WIUP diperoleh dengan
mengajukan permohonan wilayah. Permohonan Wilayah diajukan kepada
Bupati Ketapang. Kemudian dari Bupati Ketapang yang direkomendasikan ke
Gurbernur Kalbar, dan setelah itu direkomendasikan ke Menteri ESDM.
Untuk memperoleh WIUP PT. PT. Jaran Goyang Abadimemenuhi
persyaratan koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan
system informasi geografi yang berlaku secara nasional dan membayar biaya
pencadangan wilayah dan percetakan peta. Bupati Ketapang sesuai dengan
kewenangannya dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
memutuskan menerima permohonan WIUP yang diajukan oleh pihak PT.
Jaran Goyang Abadi.
b. Alur Proses Pembuatan IUP
PP No.23 Tahun 2010 pasal 22 ayat 1 menyebutkan bahwa pemberian
IUP terbagi menjadi 2 yaitu:
1. IUP Eksplorasi
Yaitu meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan. Berikut adalah alur proses pembuatan IUP Eksplorasi yang
dilakukan PT. Basudewa Krisna Coal:

a. PT. Jaran Goyang Abadimeminta informasi proses masalah IUP


kepada PPT bagian Informasi pelayanan dan atau, Dinas ESDM
Provinsi Kalimantan Selatan, Bidang Pertambangan Umum dan
Migas, Seksi Pemanfaatan dan Konservasi Pertambangan Umum dan
Migas;
274

b. PT. Jaran Goyang Abadimelengkapi berkas permohonan, dan


diserahkan ke Dinas ESDM;
c. Dinas ESDM melakukan penelitian berkas permohonan yang dibuat
oleh pihak PT. Jaran Goyang AbadiBerkas telah lengkap kemudian
dilakukan rapat koordinasi dan pihak PT. Jaran Goyang
Abadimelakukan paparan rencana kerja (2 hari);
d. Dinas ESDM melakukan kajian teknis dan melakukan peninjauan
lapangan bersama- sama dengan Instansi teknis terkait (2 hari). Dari
hasil kajian teknis dan peninjauan lapangan, lokasi dinyatakan layak
dan langsung direkomendasikan kepada kabupaten Tanah Laut dan
instansi terkait;
e. Jawaban Rekomendasi dari Bupati Tanah Laut dan Instansi terkait (6
hari). Bupati Tanah Laut menyetujui dan memberikan rekomendasi
dan permohonan akan diproses lebih lanjut dengan membuat konsep
IUP Eksplorasi dan surat perintah membayar kepada pihak PT. Jaran
Goyang Abadi(1 hari);
f. Penyerahan konsep IUP Eksplorasi ke loket pendaftaran (1 hari);
g. Penandatangan/penerbitan IUP Eksplorasi;
h. Penyerahan IUP Eksplorasi ke loket pengambilan untuk diserahkan ke
Pihak PT. Jaran Goyang Abadi;
i. Penyampaian Surat Perintah membayar kepada pihak PT. Jaran
Goyang Abadi(1hari);
j. PT. Jaran Goyang Abadimembayar kewajiban-kewajiban sebagai
calon pemegang IUP eksplorasi;
k. Setelah membayar kewajiban di loket pembayaran, pemohon
mengambil IUP Eksplorasi dengan menyerahkan bukti pembayaran.
2. IUP Operasi Produksi

IUP Operasi Produksi, yaitu meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,


pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. Pemegang IUP
Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi produksi sebagai peningkatan
dengan mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan peningkatan operasi
produksi. Berikut adalah alur proses pembuatan IUP Operasi Produksi yang
dilakukan oleh PT. Jaran Goyang Abadi:

a. Pihak PT. Jaran Goyang Abadimeminta informasi masalah IUP kepada


PPT bagian Informasi pelayanan atau Dinas ESDM Provinsi Kalimantan
Selatan , Bidang Pertambangan Umum dan Migas, Seksi Pemanfaatan
dan Konservasi Pertambangan Umum dan Migas;
b. Pihak PT. Jaran Goyang Abadimelengkapi berkas permohonan, dan
diserahkan ke Dinas ESDM;
c. Dinas ESDM melakukan penelitian berkas permohonan dan berkas telah
lengkap, maka dilakukan rapat koordinasi dan pihak PT. Jaran Goyang
Abadimelakukan paparan rencana kerja dan
Hasil - hasil studi (2 hari);
d. Dinas ESDM melakukan kajian teknis dan melakukan peninjauan
lapangan bersama-sama dengan Instansi teknis terkait (2 hari). Dan lokasi
yang dimohon layak, maka permohonan akan langsung direkomendasikan
kepada Bupati Ketapangdan Instansi terkait (1 hari);
e. Jawaban Rekomendasi dari Bupati Tanah Laut dan Instansi terkait (6
hari). Dan Bupati Tanah Laut menyetujui dan memberi rekomendasi
maka permohonan akan diproses lebih lanjut dengan membuat konsep
IUP Operasi Produksi dan surat perintah membayar kepada pemohon (1
hari);
f. Penyerahan konsep IUP Operasi Produksi ke loket pendaftaran (1 hari);
g. Penandatangan/penerbitan IUP Operasi produksi;
h. Penyerahan IUP Operasi Produksi diserahkan ke Pemohon;
i. Penyampaian Surat Perintah membayar pihak PT. Jaran Goyang
Abadi(1hari);
j. PT. Jaran Goyang Abadimembayar kewajiban-kewajiban sebagai calan
pemegang IUP Operasi Produksi;
276

k. Setelah membayar kewajiban di loket pembayaran, pihak PT. Jaran


Goyang Abadimengambil IUP Operasi Produksi dengan menyerahkan
bukti pembayarann.
10.3.1 Prosedur Perizinan
A. Surat Izin Mendirikan Usaha
Surat izin ini diajukan kepada Dirjen MINERBA, Departemen
pertambanganan melalui Kantor Wilayah Dinas Perindustrian setempat.
Surat permohonan ini disetujui oleh kantor wilayah tersebut jika
perusahaan telah mempunyai prasyaratan yang telah ditentukan.

B. Tata Cara Surat Izin Perusahaan


Tempat usaha dapat diperoleh dengan cara mengajukan
permohonan kepada kepala daerah Kabupaten Tanah Laut, yaitu Bupati
Tanah Laut permohona tersebut berisi formulir tentang usaha yang
dilaksanakan yaitu penambangan batubara yang berlokasi di Desa Sungai
Cuka, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Sarana yang akan disediakan adalah bangunan untuk kantor, gudang
penyimpanan, jalan masuk, dan alat-alat berat yang digunakan
disesuaikan dengan sistem tambang terbuka. Alat-alat tersebut semuanya
dibeli oleh perusahaan.
C. Tata Cara Surat Izin Tempat Usaha
Surat izin ini diperoleh dengan cara mengisi formulir permohonan
yang telah disediakan oleh Bagian Ketertiban Sekwilda Tingkat Provinsi
Kalimantan Selatan. Permohonan disetujui dan diketahui kepala desa atau
kepala kelurahan dan camat kepala wilayah setempat.
D. Tata Cara Perizinan Pemakaian Lahan
Status kepemilikan lahan adalah milik Negara, berupa areal bukit
yang sebagian besar tumbuhan penutup daerah Kintap dan sekitarnya
adalah hutan sekunder, semak belukar (bekas ladang berpindah) dan
perkebunan penduduk, sedangkan sisanya adalah hutan primer.

E. Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Permohonan izin mendirikan bangunan diperlukan untuk
mendirikan bangunan-bangunan perkantoran dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Permohonan tersebut diajukan kepada Kantor Pelayanan Perizinan Satu
Atap (KPPSA)
F. Surat Keterangan Persetujuan Tetangga
Surat keterangan persetujuan dapat diperoleh dengan cara
mengajukan kepada masyarakat sekitar dan merupakan surat yang
menyatakan persetujuan dari masyarakat sekitar lokasi penambangan atas
pendirian bangunan.

G. Surat Pernyataan ketertiban Lingkungan dan Izin Tetangga


Surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
bangunan, tata ruang dan prasarana utility sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Diajukan kepada masyarakat sekita lokasi penambangan.
H. Izin Usaha Pertambangan
Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-undang No 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Untuk
lebih merinci pelaksanaan dari Undang-undang ini diturunkan kembali
dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang salah satunya adalah PP No
23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara. Berdasarkan PP ini komoditas pertambangan
dikelompokkan dalam 5 golongan yaitu :
1. Mineral radioaktif antara lain: radium, thorium, uranium
2. Mineral logam antara lain: emas, tembaga
3. Mineral bukan logam antara lain: intan, bentonit
4. Batuan antara lain: andesit, tanah liat, tanah urug, kerikil galian dari
bukit, kerikil sungai, pasir urug
278

5. Batubara antara lain: batuan aspal, batubara, gambut


Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan
berdasarkan PP No 23 Tahun 2010 dilakukan dengan cara permohonan
wilayah. Permohonan wilayah maksudnya adalah setiap pihak badan
usaha, koperasi atau perseorangan yang ingin memiliki IUP harus
menyampaikan permohonan kepada Menteri, gubernur atau bupati
walikota sesuai kewenangannya. Pembagian kewenangan Menteri,
gubernur dan bupati/walikota adalah:
1. Menteri ESDM, untuk permohonan wilayah yang berada lintas
wilayah provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai
2. Gubernur, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah
kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4 sampai dengan
12 mil
3. Bupati/walikota, untuk permohonan wilayah yang berada di dalam 1
wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil.
IUP mineral batuan diberikan oleh Menteri ESDM (selanjutnya
disebut Menteri), gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan oleh: badan
usaha, koperasi, dan perseorangan. IUP diberikan melalui 2 tahapan yaitu:
1. Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) batuan
a. Badan usaha, koperasi atau perseorangan mengajukan permohonan
wilayah untuk mendapatkan WIUP batuan kepada Menteri, gubernur
atau bupati/walikota sesuai kewenangannya
b. Sebelum memberikan WIUP, Menteri harus mendapat rekomendasi
dari gubernur dan bupati/walikota dan oleh gubernur harus mendapat
rekomendasi dari bupati/walikota
c. Permohonan WIUP yang terlebih dahulu telah memenuhi persyaratan
koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem
informasi geografi yang berlaku secara nasional dan membayar biaya
pencadangan wilayah dan pencetakan peta, memperoleh prioritas
pertama untuk mendapatkan WIUP
d. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam paling lama 10 hari
kerja setelah diterima permohonan wajib memberikan keputusan
menerima atau menolak atas permohonan WIUP
e. Keputusan menerima disampaikan kepada pemohon WIUP disertai
dengan penyerahan peta WIUP berikut batas dan koordinat WIUP.
Keputusan menolak harus disampaikan secara tertulis kepada
pemohon WIUP disertai dengan alasan penolakan
2. Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral, terdiri dari:
A. Pemberian IUP Eksplorasi batuan
1. IUP Eksplorasi diberikan oleh :
a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas wilayah
provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai
b. Gubernur, untuk WIUP yang berada dalam lintas
kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4 - 12 mil
dari garis pantai
c. bupati/walikota, untuk WIUP yang berada dalam 1 wilayah
kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari
garis pantai
2. IUP Eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan
usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan WIUP
dan memenuhi persyaratan
3. Menteri atau guberrnur menyampaikan penerbitan peta WIUP
batuan yang diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau
perseorangan kepada gubernur atau bupati/walikota untuk
mendapatkan rekomendasi dalam rangka penerbitan IUP
Eksplorasi. Gubernur atau bupati/walikota memberikan
rekomendasi paling lama 5 hari kerja sejak diterimanya tanda bukti
penyampaian peta WIUP mineral batuan
4. Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan
peta WIUP beserta batas dan koordinat dalam waktu paling lambat
5 hari kerja setelah penerbitan peta WIUP mineral batuan harus
280

menyampaikan permohonan IUP Eksplorasi kepada Menteri,


gubernur, atau bupati/walikota dan wajib memenuhi persyaratan
5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari
kerja tidak menyampaikan permohonan IUP, dianggap
mengundurkan diri dan uang pencadangan wilayah menjadi milik
Pemerintah atau pemerintah daerah dan WIUP menjadi wilayah
terbuka.
IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)
huruf a wajib memuat ketentuan sekurang- kurangnya:
a. nama perusahaan;
b. lokasi dan luas wilayah;
c. rencana umum tata ruang;
d. jaminan kesungguhan;
e. modal investasi;
f. perpanjangan waktu tahap kegiatan;
g. hak dan kewajiban pemegang IUP;
h. jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;
i. jenis usaha yang diberikan;
j. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
wilayah pertambangan;
k. perpajakan;
l. penyelesaian perselisihan;
m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan
n. amdal.
B. Pemberian IUP Operasi Produksi batuan
1. IUP Operasi Produksi diberikan oleh :
a. Bupati/walikota, apabila lokasi penambangan, lokasi
pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam 1
wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4
mil dari garis pantai.
b. Gubernur, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan
dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah
kabupaten/kota yang berbeda dalam 1 provinsi atau wilayah
laut sampai dengan 12 mil dari garis pantai setelah mendapat
rekomendasi dari bupati/walikota.
c. Menteri, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah provinsi
yang berbeda atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis
pantai setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan
bupati/walikota setempat.
2. IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi,
dan perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi
yang memenuhi persyaratan dimana pemegang IUP Eksplorasi
dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai
peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi
persyaratan peningkatan operasi produksi.
3. Pemegang IUP Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan
wilayah di luar WIUP kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota untuk menunjang usaha pertambangannya.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak diperolehnya IUP Operasi
Produksi, pemegang IUP Operasi Produksi wajib memberikan
tanda batas wilayah pada WIUP.
5. Bila pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya
yang bukan asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP,
pemegang IUP Operasi Produksi memperoleh keutamaan
mengusahakannya dengan membentuk badan usaha baru.
6. Permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi diajukan kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota paling cepat 2 tahun dan
paling lambat 6 bulan sebelum berakhirnya IUP
7. Pemegang IUP Operasi Produksi hanya dapat diberikan
perpanjangan 2 kali dan harus mengembalikan WIUP Operasi
282

Produksi dan menyampaikan keberadaan potensi dan cadangan


mineral batuan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
8. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat menolak
permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi apabila
pemegang IUP Operasi Produksi berdasarkan hasil evaluasi tidak
menunjukkan kinerja operasi produksi yang baik
IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
(1) huruf b wajib memuat ketentuan sekurang-kurangnya:
a. nama perusahaan;
b. luas wilayah;
c. lokasi penambangan;
d. lokasi pengolahan dan pemurnian;
e. pengangkutan dan penjualan;
f. modal investasi;
g. jangka waktu berlakunya IUP;
h. jangka waktu tahap kegiatan;
i. penyelesaian masalah pertanahan;
j. lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;
k. dana jaminan reklamasi dan pascatambang;
l. perpanjangan IUP;
m. hak dan kewajiban pemegang IUP;
n. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
wilayah pertambangan;
o. perpajakan;
p. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan
iuran produksi;
q. penyelesaian perselisihan;
r. keselamatan dan kesehatan kerja;
s. konservasi mineral atau batubara;
t. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;
u. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang
baik;
v. pengembangan tenaga kerja Indonesia;
w. pengelolaan data mineral atau batubara; dan
x. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan
mineral atau batubara.
I. Tata Cara Surat Izin Pengangkutan dan Pemakaian Jalan
Raya
Surat izin diajukan ke Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Raya. Permohonan tersebut berisi tentang pengaturan Peggunaan
jalan bagi kendaraan terhadap penyimpangan rute perjalanan

J. Izin Tenaga Kerja


Permohonan ini ditujukan ke Departemen Tenagan kerja daerah
setempat dengan tembusan ditujukan kepada Bupati setempat. Disamping
itu pula diperlukan izin dari pihak keamanan setempat (Kejaksaan,
KORAMIL, KODIM, dan Kepolisian)

K. Tata Cara Perizinan Surat Izin Perdagangan


Surat izin ini diajukan ke Departemen Perdagangan dengan
melampirkan akte notaris tentang tambang batubara yang telah disahkan
oleh badan kehakiman. Dalam jangka waktu 1(satu) bulan surat izin ini
sudah dapat diberikan. Surat izin ini menerangkan tentang barang
dagangan yang akan dijual yaitu berupa bijih bauksit yang nantinya akan
dijual ke berbagai tempat.
L. Surat-surat Wajib Pajak
Adapun surat-surat wajib pajak yang harus di penuhi adalah sebagai
berikut:
a. Pajak penjualan
b. Iuran tetap
c. Pajak bumi dan bangunan
284

d. Pajak pertambahan nilai


e. Pajak penghasilan
f. Pajak produksi
Dari syarat syarat pengajuan IUP Eksplorasi PT. Jaran Goyang Abadi
memohon perijinan atas kegiatan eksplorasi pertambangan batubara di Desa
Sungai Cuka, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan
Selatan. Dengan surat surat yang telah dilampirkan oleh PT. Jaran Goyang Abadi
yang melakukan kegiatan pertambangan dalam sektor penambangan batubara dan
dinyatakan. Legal dengan bukti-bukti surat yang sudah memiliki legalitas dan
dilampirkan dibawah ini

SURAT IJIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI


(IUP-EKPLORASI)
PT. JARAN GOYANG ABADI
Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan Selatan. 70883
Telp. (031) 7834127 Fax (031) 7834114

Kalimantan Selatan, 1 Januari 2015

Nomor : A-01/MPD/V/2015
Lampiran : 1 (satu) bendel
Perihal : Permohonan IUP EKSPLORASI

Yth. Bapak Bupati


Kabupaten Tanah Laut
di tempat
Kami yang bertanda tangn di bawah ini:
Nama : Abdul Malik ST. M.T
Alamat : Jalan Arif Rahman Hakim
Jabatan/pekerjaan : Direktur
Untuk/atas nama perusahaan : PT. Jaran Goyang Abadi
Alamat Perusahaan : Desa Sungai Cuka, Kec.Kintap
Kab. Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan
70883

Bersama ini kami mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi


(IUP-Ekplorasi) sebagai berikut:

1. Bahan galian : Batubara


2. Luas wilayah : 126 Ha
3. Terletak di :
- Desa : Sungai Cuka
- Kecamatan : Kintap
- Kabupaten : Tanah Laut
4. Jangka waktu : 1 Tahun
5. Dengan batas-batas :
A. Sebelah Utara :
B. Sebelah Barat :
C. Sebelah Selatan :
D. Sebelah Timur :

Sebagai pertimbangan, bersama ini kami lampirkan:

1. Salinan akte pendirian perusahaan bagi Badan Hukum;


2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;
3. Referensi Bank Pemerintah atau fiscal;
4. Surat pernyataan tenaga ahli;
5. Fotocopy NPWP
6. Surat pernyataan kesanggupan melaksanakan reklamasi dengan memberikan
jaminan.
7. Peta wilayah pertambangan yang dimohon dengan skala antara 1 : 1.000
sampai dengan 1 : 10.000 yang dilengkapi dengan koordinatnya, didalammya
memuat situasi daerah sekitar;
8. Studi kelayakan, yang dalam hal ini berupa Perencanaan Tambang Batu
Andesit.
286

9. Persetujuan AMDAL

Demikian atas persetujuan Bapak Bupati Barito Selatan dengan ini kami
ucapkan terimakasih.

Hormat kami,

(Abdul Malik ST. M.T.)

Tembusan disampaikan kepada Yth:

1) BAPPEDA Kabupaten Tanah Laut;


2) Dinas Pertambangan Kabupaten Tanah Laut;
3) Kepala Kecamatan Kintap;
4) Kepala Desa Sungai Cuka;
5) Arsip
SURAT IJIN USAHA PERTAMBANGAN PRODUKSI
(IUP-OPERASIONAL PRODUKSI)
PT. BAUDEWA KRISNA COAL
Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan Selatan. 70883
Telp. (031) 7834127 Fax (031) 7834114

Kalimantan Selatan, 1 Januari 2016

Nomor : A-02/MPD/V/2016
Lampiran : 1 (satu) bendel
Perihal : Permohonan IUP OPERASIONAL PRODUKSI
Yth. Bapak Bupati
Kabupaten Tanah Laut
di tempat
Kami yang bertanda tangn di bawah ini:
Nama : Abdul Malik ST.M.T.
Alamat : JL Arif Rahman Hakim 100
Jabatan/pekerjaan : Direktur
Untuk/atas nama perusahaan : PT. JARAN GOYANG ABADI
Alamat Perusahaan :Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap,
Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Selatan.
Telp. (031) 7834127 Fax (031) 7834114

Bersama ini kami mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan


Eksplorasi (IUP-Ekplorasi) sebagai berikut:

1. Bahan galian : Batubara


2. Luas wilayah : 126.000 m²
3. Terletak di :
288

- Desa : Sungai Cuka


- Kecamatan : Kintap
- Kabupaten : Tanah Laut
4. Jangka waktu : - Tahun
5. Dengan batas-batas :
A. Sebelah Utara :
B. Sebelah Barat :
C. Sebelah Selatan :
D. Sebelah Timur :

Sebagai pertimbangan, bersama ini kami lampirkan:

1. Salinan akte pendirian perusahaan bagi Badan Hukum;


2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon;
3. Referensi Bank Pemerintah atau fiscal;
4. Surat pernyataan tenaga ahli;
5. Peta wilayah pertambangan yang dimohon dengan skala antara 1 : 1.000
sampai dengan 1 : 10.000 yang dilengkapi dengan koordinatnya, didalammya
memuat situasi daerah sekitar;
6. Fotocopy NPWP;
7. Hasil studi eksplorasi dan atau amdal;
8. Rencana kerja eksploitasi dan pengolahan;
9. Dokumen teknik AMDAL

Demikian atas persetujuan Bapak Bupati Barito Selatan dengan ini kami
ucapkan terimakasih.

Hormat kami,

(Abdul Malik ST.M.T.)

Tembusan disampaikan kepada Yth:

1) BAPPEDA Kabupaten Tanah Laut;


2) Dinas Pertambangan Kabupaten Tanah Laut;
3) Kepala Kecamatan Kintap;
4) Kepala Desa Sungai Cuka;
5) Arsip

Untuk surat – surat dan kelengkapan perizinan dapat dilihat di lampiran


10.4 CSR (Corporate Social Responsibility)
Tanggung Jawab Sosial Korporasi/Coorporate Social Responsibility (CSR)
merupakan sebuah kewajiban dasar yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk
menjaga relasi antara perusahaan dan pemangku kepentingannya, termasuk
komunitas yang ada di sekitar wilayah operasional perusahaan. Pelaksanaan CSR
juga berperan dalam menjaga keberlanjutan aktivitas perusahaan dalam jangka
panjang.

Salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan adalah keterlibatan


perusahaan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Rencana Coorporate
Social Responsibility memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal. Terlepas
dari jumlahnya, sebagian dari masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan
mendapatkan kesempatan bekerja pada perusahaan tersebut. Selain itu, proses
produksi merangsang munculnya kegiatan-kagiatan ekonomi di wilayah
operasinya. Kondisi seperti ini memungkinkan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat lokal. Kondisi ini bisa berubah sebaliknya ketika proses ekstraksi
berhenti karena sumberdaya alamnya tidak bisa diekploitasi lagi. Masyarakat yang
sebelumnya mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan tidak
memiliki kesempatan itu lagi.

PT. Jaran Goyang Abadimerencanakan Coorporate Social Responsibility


(CSR) melalui kegiatan Community Development (CD) atau pengembangan
masyarakan selama operasi produksi sampai dengan pascatambang. PT. Jaran
Goyang Abadimerupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pertambangan bauksit yang berlokasi di Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap,
Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, ikut serta berperan aktif
dalam pengembangan masyarakat sekitar dan menjadikan masyarakat serta
pemerintah sebagai mitra kerja dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Dalam menjalankan program pengembangan masyarakat, PT. Jaran Goyang


Abadimembagi ke dalam dua rencana, yaitu rencana strategis jangka menengah
dan rencana strategis jangka panjang. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40
290

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyebutkan bahwa: Perseroan


yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau
biasa kita namakan Coorporate Social Responsibility (CSR).

10.4.1 Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR) atau kegiatan
Community Development (CD) berada di desa atau perkampungan sekitar area
kegiatan pertambangan PT. Jaran Goyang Abadiyaitu Desa Sungai Cuka,
Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.

Maksud dan tujuan dari Coorporate Social Responsibility (CSR) :

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui sektor ekonomi.


2. Memperbaiki kualitas hidup masyarakat sekitar melalui pendidikan dan
kesehatan.
3. Pelestarian lingkungan masyarakat.
4. Terciptanya pembangunan berkelanjutan.
5. Melestarikan dan mengembangkan budaya masyarakat sekitar.

10.4.2 Rencana Strategis Program Coorporate Social Responsibility (CSR)


1. Rencana Strategis Jangka Menengah
Rencana strategis jangka menengah merupakan langkah awal untuk
membina dan mengembangkan masyarakat sekitar untuk mendapatkan hasil yang
tidak cukup lama. Terdapat dua program dalam rencana strategis jangka
menengah antara lain Program Pendidikan dan Program Pembangunan
infratruktur bagi masyarakat sekitar. Program rencana strategis jangka menengah
selengkapnya sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan modal dasar bagi setiap manusia dalam mencapai
kehidupan yang lebih baik, maka dari itu PT. Jaran Goyang Abadisangat
konsisten dalam perkembangan pendidikan di daerah sekitar lokasi pertambangan
dan menempatkan program pendidikan kedalam rencana strategis jangka
menengah, melalui bantuan biaya pendidikan yang dianggarkan oleh PT. Jaran
Goyang Abadi

1. Rencana Kegiatan :
a. Bantuan perlengkapan sekolah seperti papan tulis dan renovasi
b. Bantuan perlengkapan murid seperti buku, dan alat tulis lainnya.
c. Beasiswa pendidikan dari perusahaan.
2. Tujuan Kegiatan :
Meningkatkan mutu pendidikan masyarakat sekitar area pertambangan PT.
Jaran Goyang Abadi. Pelaksana Rencana Kegiatan:
a. SDN Sungai Cuka1
3. Sasaran Kegiatan :
a. Memberi ilmu pengetahuan baru kepada sekolah yang berada ditiga
dusun.
b. Renovasi Bangunan (Pos Ronda, Rumah Peribadatan, Balai desa)
Suatu kegiatan sosial membutuhkan wadah atau tempat untuk menjalankan
program kerjanya, bangunan dan infrastruktur seperti pos ronda, rumah
peribadatan, merupakan penunjang yang sangat penting dalam pencapaian
kesuksesan program dusun sekitar. Meskipun bangunan dan infrastruktur di lokasi
sekitar tambang sudah ada akan tetapi fasilitas tersebut masih bisa dikatakan
minim serta jauh dari layak.
PT. Jaran Goyang Abadimelalui program rencana jangka menengah akan
mengalokasikan dana dari pendapatan perusaahaan untuk menunjang kegiatan
masyarakat sekitar melalui perbaikan dan rehabilitasi maupun renovasi bangunan
dan infrastruktur kecamatan. Adapun rencana kegiatan dalam program bangunan
dan infrastruktur.
292

a. Pendidikan Melakukan renovasi, dan memberikan fasilitas penunjang


kegiatan

Gambar 10.2
Pengecetan SDN Sungai Cuka 1

b. Sosial Kemasyarakatan Pembanguan Pos Ronda di tiga dusun terdekat

Gambar 10.3
Renovasi Pos Ronda di Desa Sungai Cuka

c. Melakukan kegiatan posyandu dan pemeriksaan kesehatan

Gambar 10.4
Pemeriksaan kesehatan di desa Sungai Cuka

Dari beberapa kegiatan di atas hanya sebagian kecil yang dipaparkan


karena masih banyak yang tidak di paparkan. PT. Jaran Goyang Abadimelalui
bagian humasnya akan selalu berkomunikasi dengan baik seputar kebutuhan dan
untuk kemajuan masyarakat Desa Sungai Cuka khususnya menjadi bagian
terpenting dari keluarga besar PT. Jaran Goyang Abadi.

Kegiatan CSR ini rencananya tidak hanya sampai di titik akhir kegiatan
penambangan melainkan berlanjut untuk beberapa tahun kedepan sehingga
dampak positif dari perusahaan akan selalu menjadi bagian yang terpenting dan
berguna untuk masyarakat sekitar.

Tabel 10.13
Matrik Rencana Strategis Jangka Menengah Program Coorporate Social
Responsibility (CSR)

No. Program Rencana Tujuan Pelaksana Sasaran


Strategis Kegiatan

1. Pendidika  Bantuan Meningkatkan  PT. Jaran  Anak-


n perlengkapan mutu pendidikan Goyang anak di
SD Sungai masyarakat AbadiPeme desaSung
Cuka 1 seperti sekitar area rintah ai Cuka,
papan tulis, pertambangan Kecamatan  Relawan
meja, kursi, dll. PT. Jaran Goyang Kintap. Pendidika
 Bantuan Abadidi Desa  Organisasi n.
perlengkapan Sungai Cuka swadaya  Para Guru
murid di SD Kecamatan masyarakat SD
 Sekolah- Kintap Kabupaten
Sekolah seperti Tanah Laut
seragam, buku,
294

dan alat tulis


lainnya.
 Pemberian dana
operasional
Ssekolah.
 Beasiswa di
Sekolah dari
perusahaan.
 Perpustakaan
dan operasional
internet.
 Penambahan
fasilitas
laboratorium di
Sekolah Dasar
2. Memperba  Perbaikan/reh  Memperbaiki  PT. Jaran Masyarakat
iki abilitasi jalan Infrastuktur Goyang di Kecamatan
Fasilitas dan jembatan Desa Sungai Abadi Kintap dan
Bangunan disekitar Cukasekitar Pemerintah Sekitarnya.
dan lokasi area Kecamatan
Infrastrukt penambangan pertambangan Kintap .
ur (Balai  Renovasi dan PT. Jaran  Organisasi
desa , pembangunan Goyang swadaya
Kantor, Sekolah AbadiMening masyarakat
Sekolah, katkan .
Rumah aktifitas sosial
Peribadata masyarakat.
n)

Anda mungkin juga menyukai