BAB X
LINGKUNGAN, K3,PERIJINAN TAMBANG DAN CSR
10.1. Lingkungan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 Lingkungan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Mengacu pada Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Tabel 10.1)
Tabel 10.1
Jenis Kegiatan Pertambangan yang Wajib dilengkapi AMDAL Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
ekologi dan
hidrologi.
Lama kegiatan
juga akan
memberikan
dampak penting
terhadap kualitas
udara, kebisingan,
getaran apabila
menggunakan
peledak, serta
dampak dari
limbah yang
dihasilkan.
2. Tahap eksploitasi:
a.Eksploitasi mineral bukan
≥500.000m3/tahun Jumlah pemindahan
logam/mineral batuan
material berpengaruh
- Kapasitas, dan/atau ≥1.000.000
terhadap intensitas
m3/tahun
Jumlah material penutup dampak yang akan
yang dipindahkan terjadi.
b.Batubara/gambut
- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 Jumlah pemindahan
ton/tahun material berpengaruh
≥ 4.000.000 ton terhadap intensitas
- Jumlah material penutup
dampak yang akan
yang dipindahkan
terjadi.
210
Jumlah pemindahan
d. Bijih Sekunder/Endapan
material berpengaruh
Alluvial ≥300.000 ton/tahun
terhadap intensitas
- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 ton
dampak yang akan
- Jumlah material penutup
terjadi.
yang dipindahkan
Jumlah pemindahan
e.Bahan galian bukan logam
material berpengaruh
atau bahan galian golongan C ≥ 250.000m3/tahun
terhadap intensitas
- Kapasitas, dan/atau ≥ 1.000.000 ton
dampak yang akan
- Jumlah material penutup
terjadi.
yang dipindahkan
dapat ditimbulkan,
keterkaitannya
dengan masalah
pertahanan dan
keamanan menjadi
alasan mengapa
kegiatan ini wajib
dilengkapi AMDAL
untuk semua besaran.
Potensi perubahan
dan gangguan sistem
hidrogeologi.
Berpotensi
menimbulkan dampak
g.Pengambilan air bawah ≥ 50 liter/detik berupa perubahan
tanah (sumur tanah dangkal, (dari 1 sumur batimetri, ekosistem
sumur tanah dalam, dan mata sampai dengan 5 pesisir dan laut,
air) sumur dalam satu mengganggu alur
area < 10 ha) pelayaran dan proses-
proses alamiah di
daerah pantai
termasuk menurunnya
produktivitas kawasan
yang dapat
212
berpotensi
menimbulkan
pencemaran air
permukaan, air tanah
dan udara.
PT. Jaran Goyang Abadi. memiliki luas IUP 63,2 Ha dengan luas daerah
untuk memproduksi batubara sehingga berkewajiban untuk menyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
Dalam penyusunan AMDAL, PT. Jaran Goyang Abadi. berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.PP No. 27
Tahun 2012 adalah Peraturan Pemerintah yang menggantikan PP No. 27 Tahun 1999
tentang Amdal.Peraturan ini adalah peraturan turunan dari UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.Peraturan ini mengatur
tentang Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan.
10.1.1 Dampak Kegiatan
Kegiatan pertambangan batubara akan menimbulkan dampak positif dan
negatif terhadap lingkungan, seperti terjadinya perubahan rona lingkungan awal,
dapat dilihat pada tabel 10.2
214
Tabel 10.2
Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara terhadap Lingkungan
No. Tahap Pertambangan Komponen Lingkungan yang terkena
Dampak
Tabel 10.3
Komponen lingkungan 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3
Tahap Prakonstruksi
A. Fisik-Kim`ia
1. Sosialisasi
Iklim X X X X X X X X 2. Pembebasan lahan
Kualitas udara X X X X X X X X X X X 3. Penerimaan tenaga kerja
Kebisingan X X X X X X X X X X X 4. Mobilisasi peralatan
Tahap Konstruksi
Fisiografi dan geologi X X X X X X
1. Pembangunan jalan
Lahan dan Ruang X X X X X X 2. Pembang. fasilitas penunjang
Tanah X X X X X X X Tahap Operasi
Hidrologi X X X X X X X 1. Pembersihan lahan
2. Pengupasan tanah pucuk dan tanah
Kualitas Air X X X X X X X X X
peutup
Transportasi X X 3. Penggalian andesit
B. Biologi 4. Penyalirantambang
Flora darat X X X X X X 5. Pemuatan & pengangkutan batubara
Fauna darat X X X X X 6. Pengoperasian fasilitas penunjang
Biota Air X X X X X X X X 7. CSR/CD
C. Sosial Tahap Pascaoperasi
Demografi X X 1. Pemutusan hubungan kerja
Sosial ekonomi X X X X X X 2. Reklamasi dan revegetasi
Sosial budaya X X X X X 3. Pengelolaan fasilitas tambang
Sikap dan persepsi
X X X X X X X X X X X X X X X= Ada dampak,positif maupun negatif
masy.
D. Kesehatan
X X X X X X X X X X X X
Masyarakat
217
1. Lingkungan Abiotik
a. Melakukan penyemprotan pada jalan tambang untuk mengurangi polusi
debu.
b. Membuat kolam pengendapan untuk mengendapkan lumpur yang terbawa
air hujan dari tambang dan pengolahan sebelum dibuang ke sungai.
c. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat untuk mengurangi kebisingan
dan polusi udara akibat alat-alat yang digunakan
2. Lingkungan Biotik
a. Melakukan penanaman pohon di areal IUP.
3. Lingkungan Culture
a. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal.
b. Memberikan pelatihan-pelatihan ketrampilan pada masyarakat sekitar.
c. Membantu sarana kesehatan di lingkungan sekitar.
d. Memperbaiki sarana dan prasarana fisik sehingga dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan sendiri dan masyarakat sekitar.
220
1. Lingkungan Abiotik
a. Pengambilan sampling kualitas udara langsung di lapangan.
b. Menganalisis data pengukuran debu dan hasilnya dibandingkan dengan
angka baku mutu lingkungan.
c. Melakukan pengambilan sampling air limbah dari buangan/kolam
pengendapan dan dianalisis di Laboratorium.
d. Membandingkan hasil analisa dari kualitas air permukaan dengan baku
mutu air yang telah ditetapkan.
2. Lingkungan Biotik
a. Melakukan pemantauan langsung terhadap tanaman pohon di areal IUP
3. Lingkungan Culture
b. Melakukan pengawasan terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang telah
dibangun.
c. Memantau kesehatan masyarakat sekitar.
d. Membantu penyaluran atau usaha yang didirikan oleh lulusan didikan
keterampilan perusahaan.
Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT. Jaran Goyang
Abadiselanjutnya dijabarkan dalam suatu matriks dimana pada matriks tersebut
terdapat rincian hal tentang tata cara pelaksanaan dan pemantauan lingkungan yang
dilakukan sesuai dengan tahapan penambangan yang dilakukan. Adapun matriks
tersebut ditampilkan sebagai berikut.
221
Tabel 10.4
KOMPONEN
NO LINGKUGAN
KEGIATAN YANG PENGELOLAAN LOKASI PERIODE PELAKSANA
.
TERKENA
DAMPAK
TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Sosialisasi Sosial ekonomi - Terus dilakukan jika terjadi Daerah IUP Pra Divisi Human
masyarakat konflik yang menerus Konstruksi Resources
Development
2. Pembebasan lahan Sosial ekonomi - Membentuk tim negosiasi Daerah IUP Pra Divisi Human
masyarakat Konstruksi Resources
- Memberi penawaran harga
Development,
222
3. Penerimaan tenaga Sosial ekonomi - Menyerap 60%-70% tenaga Daerah IUP Pra Divisi
kerja dan sosial kerja lokal Konstruksi Administrasi
bidaya dan tiap 2 dan Keuangan
- Memberikan pelatihan bagi
tahun
tenaga kerja local
4. Pembersihan lahan Geofisik, - Pembersihan lahan dilakukan Daerah IUP Pra Divisi Operasi
Biologi secara bertahap sehingga debu Konstruksi Tambang
yang ditimbulkan tidak terlalu
banyak
- Tempat penampungan
dijauhkan dari pemukiman
penduduk
5. Pembuatan pit atau Geofisika, - Pemantauan kestabilan lereng Daerah Selama Divisi geotek
area kerja Biologi pit bukaan dilakukan tiap Penambangan kegiatan dam Divisi
kemajuan penggalian penambanga Operasi
n
TAHAP KONSTRUKSI
6. Pembangunan jalan Fisik-kimia - Membuat saluran air di salah Daerah IUP Pra Divisi Operasi
satu sisi atau di kedua sisi Konstruksi Tambang
jalan
224
penambangan
9. Penyaliran tambang Geofisik-kimia - Mengalirkan semua air larian Daerah Selama Divisi
ke kolam pengendap untuk penambangan Kegiatan Hidrogeologi
kemudian dilakukan dan sekitar Penambanga
penetralan IUP n
10. Pemuatan dan Fisik-kimia - Membatasi kecepatan truk- Daerah Tiap 6 bulan Divisi Operasi
pengangkutan truk pengangkut andesit hasil penambangan Tambang
penambangan dengan
kecepatan maksimum 20
km/jam
11. Geofisik, - Lokasi pengolahan jauh dari DaerahPengol Tiap 6 bulan Divisi
Biologi pemukiman warga ahan Pengolahan
12. Pengoperasian Geofisik - Menggunakan oil trap untuk Daerah sekitar Tiap 1 bulan Divisi K3L
fasilitas penunjang menangkap air buangan IUP dan
bengkel yang mengandung Lingkungan
minyak dan oli
13. Penutupan tambang Geofisik, - Pembongkaran dan Daerah Selama Divisi K3&
Biologi, Sosial pemindahan saran tambang tahap
227
14. Reklamasi Geofisik, - Penanaman awal dengan Daerah IUP Selama Divisi K3&
Biologi, Kimia tanaman perintis, yaitu dan sekitarnya kegiatan Lingkungan
tanaman yang cepat tumbuh pertambanga
di daerah andesit n
- Penanaman tanaman
produktif
15. Pemutusan Sosial ekonomi - Melakukan pemutusan tenaga Daerah sekitar - Divisi
hubungan kerja kerja dengan prosedur yang IUP Administrasi
benar dan Keuangan
modal
- Memberikan pelatihan-
pelatihan ketrampilan
229
Tabel 10.5
KOMPONEN
NO LINGKUGAN
KEGIATAN YANG PEMANTAUAN LOKASI PERIODE PEMANTAU
.
TERKENA
DAMPAK
TAHAP PRA-KONSTRUKSI
1. Sosialisasi Sosial ekonomi - Pengawasan secara langsung Daerah IUP Tiap DinasPerindus
masyarakat kegiatan sosialisasi sosialisasi trian
Perdagangan
- Melakukan pendekatan
230
2. Pembebasan lahan Sosial ekonomi - Pengawasan secara langsung Daerah IUP Tiap6 bulan - BPN Tanah
masyarakat pada tiap tahap UKL yang sekali Laut
dilakukan di lapangan selama 2
- Bapeda
tahun
Pembedilan
pertama
3. Penerimaan tenaga Sosial ekonomi - Pengawasan setiap kegiatan Daerah IUP - Dinas Sosial
kerja dan sosial rekrutmen tenaga kerja dan Tenaga
bidaya Kerja dan
- Pengawasan persyaratan
Transmigrasi
perekrutan tenaga kerja
Tanah Laut
4. Pembersihan Lahan Geofisik, - Mengecek tempat dan proses Daerah IUP Tiap 3 bulan - Bapeda
Biologi penimbunan Pembedilan
TAHAP KONSTRUKSI
6. Pembangunan jalan Fisik-kimia - Memantau kualitas udara Daerah IUP Tiap 6 bulan -Bapeda
(debu dan kebisingan) Pembedilan
jalan Kehutanan
Tanah Laut
-Dinas
Pekerjaan
Umum Tanah
Laut
penambangan
11. Pemuatan dan Fisik-kimia - Pengawasan secara langsung Daerah Tiap 6 bulan Bapeda
pengangkutan saat proses pemuatan dan penambangan Pembedilan
pengangkutan bahan tambang
- Pengecekan peralatan
pemuatan dan pengangkutan
- Melakukan pengambilan
sampling kualitas udara
(pengukuran debu dan
234
kebisingan) langsung di
lapangan
- Membandingkan hasil
pengukuran tingkat
kebisingan dengan baku mutu
lingkungan
- Melakukan pengambilan
sampling kualitas udara
(pengukuran debu dan
kebisingan) langsung di
235
lapangan
- Membandingkan hasil
pengukuran tingkat
kebisingan dengan baku mutu
lingkungan
13. Pengoperasian Geofisik - Memantau workshop secara Daerah sekitar Tiap 6bulan Bapeda
fasilitas penunjang rutin dan dan apabila terjadi IUP Pembedilan
ceceran terjadi hubungi
bagian environmental
- Menghentikan sumber
ceceran bila mugkin
dilakukan dan hubungi
penanggung jawab area
(foreman/supervisor)
14. Penutupan tambang Geofisik, - Pengecekan penimbunan Daerah IUP Tiap 6 bulan -Bapeda
Biologi, Sosial tanah penutup dan tanah Pembedilan
Ekonomi, Sosial pucuk
-Bapeda
Budaya
- Pengeceken penataan lahan Pembedilan
Masyarakat
setelah penutupan tambang
15. Reklamasi dan Geofisik, - Pengecekan daerah reklamasi Daerah IUP Tiap 1 tahun Bapeda
revegetasi Biologi, Kimia apakah telah memenuhi Pembedilan
kriteria keberhasilan
reklamasi atau belum
16. Pemutusan Sosial ekonomi - Pengawasan setiap kegiatan Daerah IUP -Dinas Sosial
hubungan kerja UKL yang dilakukan Tenaga Kerja
237
237
Gambar 10.1
Organisasi Manajemen Keselamatan Kerja
Tabel 10.8
Peralatan Keselamatan KerjaPT. Jaran Goyang Abadi
No Kegiatan Uraian
1. Iritasi mata
2. Gangguan pernapasan
3. Gangguan telinga
4. Gangguan hidung
a. Penyebab Terganggunya Kesehatan Akibat Kerja
Kondisi penambangan PT. Jaran Goyang Abadiyang menerapkan sistem
penambangan terbuka secara langsung maupun tidak langsung dapat
menyebabkan kondisi dapat mengganggu kesehatan kerja penambang. Pada
sistem tambang terbuka kebutuhan udara yang ada pada tempat kerja merupakan
prioritas utama yang harus dipenuhi, karena cukupnya udara yang ada dapat
mempengerahui konsentrasi dalam bekerja jika tidak dipenuhi. Berikut adalah
penyebab terganggunya kesehatan kerja dan akibat yang ditimbulkan Lihat tabel
10.10
Tabel 10.10
Penyebab Terganggunya Kesehatan Kerja
No. Penyebab terganggunya kesehatan Penyakit yang dapat timbul
kerja
1. Tidak menggunakan masker pada saat a. Dapat menyebabkan
kegiatan penambangan terganggunyasistem
pernapasan pekerja
2. Jadwal kerja yang terlalu padat b. Kelelahan yang sangat
tinggi sehingga membuat
kesehatan fisik menurun
3. Tidak menggunakan earplug pada saat c. Menyebabkan gangguan
kegiatan pengolahan pada telinga akibat
adanya mesin pengolahan
yang membuat bising
4. Debu yang berterbangan di area d. Dapat menyebabkan
pengolahan dan jalan tambang terganggunyasistem
pernapasan pekerja dan
penduduk sekitar
5. Air yang tergenang di area tambang. e. Menyebabkan suhu
didalam lubang semakin
dingin , dan berpotensi
menimbulkan banyak
bibit penyakit lain seperti
penyakit kulit .
Tabel 10.11
Pencegahan terganggunya kesehatan kerja
10.2.5.1 Prospeksi
Tabel 10.12
250
TAHAP PROSPEKSI
Pencegahan Penanganan
No Mengidentifikasi Bahaya
Bahaya Bahaya
Membawa
Menggunakan
3 Bahaya adanya hewan buas perlengkapan
perlengkapan P3K
perlindungan diri
pastikan kondisi
badan fit saat Menggunakan
Adanya Bahaya penyakit
4 melakukan perlengkapan P3K
malaria dan hipotermia
kegiatan dan obat-obatan
prospeksi
10.2.5.2 Eksplorasi
Tabel 10.13
TAHAP EKSPLORASI
Membawa
Menggunakan
3 Bahaya adanya hewan buas perlengkapan
perlengkapan P3K
perlindungan diri
pastikan kondisi
badan fit saat Menggunakan
Adanya Bahaya penyakit
4 melakukan perlengkapan P3K
malaria dan hipotermia
kegiatan dan obat-obatan
prospeksi
Menutup kembali
lubang bekas
pemboran dengan Menggunakan
Adanya bahaya pada lubang
8 material padat perlengkapan P3K
bekas pemboran eksplorasi
(Pasal 231 dan obat-obatan
Pemboran
eksplorasi) ayat 7
9 Menggunakan
Bahaya adanya debu pada Menggunakan
perlengkapan P3K
252
Menyiapan alat
pemadam ap
Segera melakukan
dalam jumlah
pemadaman atau
Adanya bahaya kebakaran yang cukup dan
10 menghubungi dinas
saat pemboran kondisi yang baik
pemadam kebakaran
(Pasal 232
terdekat
Pencegahan
Umum) ayat 2
Pastikan instalasi
Menggunakan
listrik beroperasi
perlengkapan P3K
Adanya bahaya tersengat dengan baik dan
11 dan obat-obatan dan
listrik tidak ada kabel-
menghubungi
kabel yang
ambulance terdekat
terkelupas
Menggunakan
dilarang perlengkapan P3K
Bahaya saat alat pemboran
12 mendekati lokasi dan obat-obatan dan
sedang beroperasi
pemboran menghubungi
ambulance terdekat
Tabel 10.14
Membawa dan
Bahaya Binatang Liar Menggunakan
menggunakan
1 pada saat pembatasan perlengkapan P3K
perlengkapan
lahan land clearing dan obat-obatan
perlindungan diri
Menggunakan teknik
Bahaya Gravitasi seperti Menggunakan
pemotongan untuk
3 tumbangnya pohon yang perlengkapan P3K
menjatuhkan arah
di gusur atau di tebang dan obat-obatan
tebangan pohon
10.2.5.4 Penambangan
a. Pelajari dan pastikan bahwa batas-batas atau tanda batas boundary pit dan
panduan Crop line telah terpasang secara memadai (sesuai dengan ketentuan
dan rencana perusahaan)
b. Penggalian OB pada saat pembukaan Pit Baru, harus dimulai dari batas
panduan crop batu bara (batas boundary rencana Low Wall) sampai batas pit
yang telah ditentukan (batas boundary High Wall).
c. Apabila telah ditemukan Crop batubara pastikan bahwa telah dilakukan
pemasangan pita Crop Line Batubara.
d. Apabila terdapat penyimpangan actual crop batubara dari rencana, sesegera
mungkin melakukan komunikasi dengan bagian pengawas, survey dan mine
Plan Perusahaan atas perubahan tersebut.
254
e. Untuk menjaga kualitas batubara (mencegah air dan longsor) dibelakang crop
line harus disiapkan area untuk rencana pembuatan parit sepanjang cropline
(kurang lebih 1 meter kebelakang dari batas cropline)
f. Setiap penggalian OB harus bertujuan untuk expose batubara
g. Penggalian OB tidak boleh Langsung mengenai permukaan Batubara, harus
disisakan OB nya sekitar 5 sampai dengan 10 cm)
h. Kegiatan penggalian OB harus sesuai dengan :
1. Rencana arah Kegiatan penggalian
2. Rencana Blok Kegiatan Perusahaan.
i. Dimensi Lereng (slope) baik high wall maupun sidewall yang akan dibentuk
selama penggalian harus sesuai dengan ketentuan mine design antara lain:
tinggi jenjang, lebar bench, kemiringan lereng baik sebagai lereng tunggal
(single slop) maupun lereng keseluruhan (ultimate pit slope). Untuk itu perlu
diperhatikan,bahwa :
1. Sebelum melakukan kegiatan pembentukan slope apakah Papan Panduan
Slope sudah terpasang sesuai yang direncanakan dan penggalian dilakukan
mengikuti panduan tersebut. Penggalian OB tidak boleh menyimpang dari
Panduan untuk mencegah terjadinya Slope menjadi bunting (Under cut),
2. Pada setiap bench yang terbentuk pastikan,bahwa Pita Informasi Elevasi
telah terpasang secara memadai sesuai dengan ketentuan perusahaan.
(Lihat ketentuan SOP Rambu-rambu Tambang).
j. Kegiatan penggalian OB harus dilakukan sesuai dengan Elevasi Final Pit
sebagaimana direncanakan
k. Jumlah dan jenis unit/alat yang tersedia cukup memadai sesuai dengan
rencana Setting Alat yang telah disepakati dan aman untuk melakukan
penggalian OB. Operator harus memilki keahlian untuk mengoperasikan unit
yang tersedia dan memilki kemampuan melakukan pekerjaan penggalian OB.
l. Front penggalian di Pit harus tetap rapi dan baik (cukup padat,bersih dari
tumpukan spoil-spoil) dan tidak tergenang air
m. Jalan untuk pengangkutan OB harus sesuai dengan rencana design jalan yang
ditentukan oleh perusahaan (rute, lebar, grade dan permukaan)
n. Perawatan jalan untuk kelancaran pengangkutan OB sudah dilakukan secara
memadai meliputi :
1. Penimbunan dan perataan jalan yang berlubang-lubang
2. Penyiraman rutin untuk mencegah debu
3. Perbaikan dan perapian tanggul-tanggul pengaman dan parit
i. Pembuangan OB sudah dilakukan dengan cara yang benar dan ditempat yang
telah ditentukan seuai dengan mine design.
j. Area disposal sudah dilengkapi dengan batas- batas yang memadai
k. Mekanisme penanganan air permukaan yang berpotensi masuk ke dalam pit
harus dilakukan secara benar dan memadai sesui dengan disain.dan lay out
yang direncanakan perusahaan diantaranya adalah pembuatan parit
disekeliling batas terluar dari pit telah memenuhi syarat dan memadai untuk
dapat mencegah mengalirnya air permukaan kedalam pit.
l. Mekanisme penanganan air yang telah berada di dalam pit sudah dilakukan
secara benar dan memadai diantaranya adalah :
- Sump ( sumuran tempat seluruh air akan terkumpul) telah disiapkan
secara benar dan memadai.( di daerah terendah dari lantai pit)
- Pemompaan air untuk proses pengeringan telah dilakukan dengan benar
dan memadai.Unit water pump selalu tersedia dan siap digunakan.
Tabel 10.15
TAHAP PENAMBANGAN
Mengidentifikasi Penanganan
No Pencegahan Bahaya
Bahaya Bahaya
Kebakaran Spontan
diakibatkan debu Tersedianya
Pembersihan debu secara
2 batubara yang APAR pada
berkala pada mesin
menempel di mesin Alat
Alat berat
Menggunakan
Aktifitas Pekerja di Radio Komunikasi di setiap perlengkapan
3
sekitar Alat Berat alat berat dan antar pekerja P3K dan obat-
obatan
Menggunakan
Penggunaan Respirator perlengkapan
8 Debu Batubara
(masker) P3K dan obat-
obatan
Menggunakan
Terhirup gas Beracun
Auxiliary Fan,Gas perlengkapan
9 dan kekurangan
Detektor,Respirator (masker) P3K dan obat-
Oksigen
obatan
Menggunakan
Kebisingan yang
Menggunakan Ear Plug/Ear perlengkapan
10 ditimbulkan dari alat
Muff (pelindung telinga) P3K dan obat-
Mekanis
obatan
Menggunakan
Pemberian pelatihan pada
Tertabrak atau terjepit perlengkapan
11 operator, pemasangan rambu,
alat berat P3K dan obat-
radio komunikasi (HT)
obatan
Menggunakan
Melakukan supporting pada perlengkapan
12 Tertimpa Material
roof dan wall, safety helmet P3K dan obat-
obatan
a. Batu bara yang terexpose dengan tinggi anatar 2 s/d 4 meter harus segera di
cleaning dan di coal getting untuk selanjutnya di hauling menuju stockpile /
stockroom
b. Permukaan batubara harus bersih dari kotoran-kotoran terutama sisa-sisa
tanah atau batuan penutup .
c. Kegiatan Cleaning batu bara sudah dilakukan dengan benar dalam arti :
- Menggunakan unit excavator dengan bucket yang dilengkapi dengan
Cutting edge (bukan teeth) pada ujungnya. Pastikan bahwa: ujung cutting
edge melingkupi seluruh permukaan bucket (rata dan tidak ada yang
terbelah atau gumpil).
258
TAHAP PENGOLAHAN
Mengidentifikasi
No Pencegahan Bahaya Penanganan Bahaya
Bahaya
Pekerja
tergelincir,ketarik,
Pemasangan Rambu Menggunakan
terjepit,di bagian
1 larangan , penggunaan perlengkapan P3K dan
alat, atau tertimpa
APD obat-obatan
material hasil
pengolahan
Rambu larangan
Kebakaran secara Merokok, atau
4 Menggunakan APAR
Spontan penggunaan bahan
mudah terbakar
260
a. Batu bara yang telah di gali (Coal Getting) harus segera diangkut untuk
ditempatkan di stockpile/stock room. ( tidak boleh di tumpuk atau di stock di
front / langsung dimasukan ke dalam bak dump truck)
b. Unit Dump truck yang digunakan harus memadai baik jumlah maupun
kondisinya.
c. Bak Unit Dump truck yang digunakan harus benar2 bersih dan tutup bak
harus berfungsi dengan normal (layak dan memiliki kunci dikedua sisinya)
d. Apabila terdapat batubara yang kotor maka harus diangkut secara tersendiri
(dipisahkan dari batubara yang bersih / tidak boleh dicampur dalam satuDump
truck
e. Sebelum kegiatan hauling dilakukan harus dipastikan kondisi jalan hauling
dalam kondisi memadai :
f. Perawatan jalan untuk kelancaran pengangkutan batu bara sudah dilakukan
secara memadai meliputi :
Penimbunan dan perataan jalan yang berlubang-lubang
Penyiraman rutin untuk mencegah debu
Perbaikan dan perapian tanggul-tanggul pengaman dan parit
g. Dumping batu bara distock pile harus di area yang sudah di beding
h. Untuk mencegah masuknya material pengotor (tanah,Lumpur,spoil
danlainnya) Dump truck tidak boleh masuk / melintas di tempat untuk
penumpukan batubara. Pada saat dumping ban dump truck tidak menginjak
area stock pile/room
Tabel 10.17
Standar Operasional Prosedur Tahap Hauling
STANDAR OPERATION PROCEDURE
TAHAP HAULING
Pencegahan
No Mengidentifikasi Bahaya Penanganan Bahaya
Bahaya
Radio Menggunakan
Tertimpa material
1 komunikasi perlengkapan P3K dan
pengisian
(HT) obat-obatan
Rambu
kecepatan,
pemasangan
cermin pada
setiap
Kecelakaan alat angkut, Diderek menggunakan
2 tikungan serta
jalan licin crane
membunyikan
klakson,
perawatan
jalan berkala
di screper
Penyiraman
Penyiraman Jalan dengan
3 Jalan berdebu Jalan dengan
water tank
water tank
mencengkram
Pembuatan
Pembatas
Jalan (Road
Barier) atau
Kecelakaan pada 2 jalur Diderek menggunakan
5 dengan
yang berbeda crane
melebarkan
jalan sesuai
dengan lebar
alat angkut
Pemasangan
Bendera,
Pemasangan
Radio
Menabrak kendaraan yang Komunikasi, Diderek menggunakan
6
lebih kecil membunyikan crane
Klakson,Selal
u
Menghidupka
n Lampu Kota
Tabel 10.18
Mengidentifikasi Penanganan
No Pencegahan Bahaya
Bahaya Bahaya
1 Tercemar nya air Membuat Settlind pond Penebaran kapur
asam tambang untuk mengendapkan air lalu tor pada area
di alirkan ke sungai settlind pond
A. Kantor
Seperti perusahaan industri lainnya perusahaan tambang juga
memperlukan kantor yang berguna untuk menerima informasi, merekam
informasi, mengatur informasi, memberi informasi serta melindungi aset atau
harta. Berikut SOP didalam kantor atau office:
Tabel 10.19
DI DALAM KANTOR
Mengidentifi Penanganan
No Pencegahan Bahaya
kasi Bahaya Bahaya
B. Bengkel
Bengkel adalah suatu tempat atau ruang kerja untuk melakukan perbaikan,
perawatan, pembuatan, pemasangan,atau pengujian peralatan pertambangan dan
pekerjaan teknik lainnya yang menunjang kegiatan pertambangan.
Tabel 10.20
DI DALAM BENGKEL
10.2.5.9Kegiatan Reklamasi
Tabel 10.21
a. Orang
PT. Jaran Goyang Abadiselain divisi K3, akan menempatkan salah
satu pekerja dari setiap divisi untuk dapat membantu berjalannya
sistem manajemen ini.
b. Perlengkapan
Perlunya persiapan adanya ruang tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan
data.
268
c. Waktu
Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang
terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, menulis
dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit assessment.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang
dapat berlangsung dalam satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama
kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap menghadapi
gangguan arus kas karena waktu yang seharusnya dikonsentrasikan
untuk memproduksikan atau beroperasi banyak terserap ke proses
penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari
dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik.
D. Kegiatan Penyuluhan
Penerapan sistem manajemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk
kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, harus dibangun rasa adanya
keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam perusahaan melalui program
penyuluhan dengan beberapa cara yaitu pernyataan komitmen manajemen,
melalui ceramah, atau pembagian buku-buku yang terkait mengenai sistem
manajemen K3.
E. Peninjauan sistem
Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk mulai bekerja untuk
meninjau sistem yang sedang berlangsung dan kemudian membandingkan
dengan persyaratan yang ada dalam sistem manajemen K3, peninjauan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
G. Proses Sertifikasi
Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem Manajemen K3. Misalnya
Sucofindo melakukan sertifikasi terhadap Permenaker 05 /Men/1996. Namun
Untuk OHSAS 18001:1999 perusahaan bebas menentukan lembaga sertifikasi
manapun yang diinginkan. Untuk itu organisasis disarankan untuk memilih
lembaga sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.
Hal ini dilakukan apabila terdapat kondisi pada pekerja yang terlihat
tidak optimal, dan mempunyai tanda-tanda awal penyakit yang tidak
dapat diatasi di poliklinik perusahaan.
10.3 Perizinan
Untuk memperoleh suatu izin tambang, harus memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan. IUP diberikan oleh Menteri, Gurbernur, Bupati/Walikota
sesuai dengan permohonan yang diajukan :
a. Badan Usaha,
b. Koperasi, dan
c. Perseorangan
PT. Jaran Goyang Abadiadalah perusahaan pertambangan batubara yang
berbentuk Badan Usaha. IUP PT.Basudewa Krisna Coal berlokasi di desa Sungai
Cuka , kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Sehingga izinnya
dikeluarkan dari Camat, ke Bupati dan Gurbernur. IUP diberikan melalui dua
tahapan:
a. Pemberian WIUP, dan
b. Pemberian IUP
Selain itu, untuk pembuatan izinnya maka PT. PT. Jaran Goyang
Abadiharus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, sehingga IUP nya
dapat keluar.
a. Pemberian WIUP
Batubara termasuk golongan jenis mineral, maka sesuai dengan PP No.23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara pasal 8 ayat 4 maka untuk memperoleh WIUP diperoleh dengan
mengajukan permohonan wilayah. Permohonan Wilayah diajukan kepada
Bupati Ketapang. Kemudian dari Bupati Ketapang yang direkomendasikan ke
Gurbernur Kalbar, dan setelah itu direkomendasikan ke Menteri ESDM.
Untuk memperoleh WIUP PT. PT. Jaran Goyang Abadimemenuhi
persyaratan koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan
system informasi geografi yang berlaku secara nasional dan membayar biaya
pencadangan wilayah dan percetakan peta. Bupati Ketapang sesuai dengan
kewenangannya dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
memutuskan menerima permohonan WIUP yang diajukan oleh pihak PT.
Jaran Goyang Abadi.
b. Alur Proses Pembuatan IUP
PP No.23 Tahun 2010 pasal 22 ayat 1 menyebutkan bahwa pemberian
IUP terbagi menjadi 2 yaitu:
1. IUP Eksplorasi
Yaitu meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan. Berikut adalah alur proses pembuatan IUP Eksplorasi yang
dilakukan PT. Basudewa Krisna Coal:
Nomor : A-01/MPD/V/2015
Lampiran : 1 (satu) bendel
Perihal : Permohonan IUP EKSPLORASI
9. Persetujuan AMDAL
Demikian atas persetujuan Bapak Bupati Barito Selatan dengan ini kami
ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
Nomor : A-02/MPD/V/2016
Lampiran : 1 (satu) bendel
Perihal : Permohonan IUP OPERASIONAL PRODUKSI
Yth. Bapak Bupati
Kabupaten Tanah Laut
di tempat
Kami yang bertanda tangn di bawah ini:
Nama : Abdul Malik ST.M.T.
Alamat : JL Arif Rahman Hakim 100
Jabatan/pekerjaan : Direktur
Untuk/atas nama perusahaan : PT. JARAN GOYANG ABADI
Alamat Perusahaan :Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap,
Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Selatan.
Telp. (031) 7834127 Fax (031) 7834114
Demikian atas persetujuan Bapak Bupati Barito Selatan dengan ini kami
ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
1. Rencana Kegiatan :
a. Bantuan perlengkapan sekolah seperti papan tulis dan renovasi
b. Bantuan perlengkapan murid seperti buku, dan alat tulis lainnya.
c. Beasiswa pendidikan dari perusahaan.
2. Tujuan Kegiatan :
Meningkatkan mutu pendidikan masyarakat sekitar area pertambangan PT.
Jaran Goyang Abadi. Pelaksana Rencana Kegiatan:
a. SDN Sungai Cuka1
3. Sasaran Kegiatan :
a. Memberi ilmu pengetahuan baru kepada sekolah yang berada ditiga
dusun.
b. Renovasi Bangunan (Pos Ronda, Rumah Peribadatan, Balai desa)
Suatu kegiatan sosial membutuhkan wadah atau tempat untuk menjalankan
program kerjanya, bangunan dan infrastruktur seperti pos ronda, rumah
peribadatan, merupakan penunjang yang sangat penting dalam pencapaian
kesuksesan program dusun sekitar. Meskipun bangunan dan infrastruktur di lokasi
sekitar tambang sudah ada akan tetapi fasilitas tersebut masih bisa dikatakan
minim serta jauh dari layak.
PT. Jaran Goyang Abadimelalui program rencana jangka menengah akan
mengalokasikan dana dari pendapatan perusaahaan untuk menunjang kegiatan
masyarakat sekitar melalui perbaikan dan rehabilitasi maupun renovasi bangunan
dan infrastruktur kecamatan. Adapun rencana kegiatan dalam program bangunan
dan infrastruktur.
292
Gambar 10.2
Pengecetan SDN Sungai Cuka 1
Gambar 10.3
Renovasi Pos Ronda di Desa Sungai Cuka
Gambar 10.4
Pemeriksaan kesehatan di desa Sungai Cuka
Kegiatan CSR ini rencananya tidak hanya sampai di titik akhir kegiatan
penambangan melainkan berlanjut untuk beberapa tahun kedepan sehingga
dampak positif dari perusahaan akan selalu menjadi bagian yang terpenting dan
berguna untuk masyarakat sekitar.
Tabel 10.13
Matrik Rencana Strategis Jangka Menengah Program Coorporate Social
Responsibility (CSR)