Anda di halaman 1dari 9

MINE DUST UNTUK TAMBANG BAWAH TANAH DAN UPAYA

PENANGGULANGANNYA

OLEH: ZULFIKAR (D621 15 507)


(oopupikar@gmail.com)

Abstrak

Dilusi oleh sistem ventilasi saat ini masih dianggap sebagai metoda utama yang
digunakan untuk mengontrol debu tambang yang ada. Dalam metode ini, kecepatan
aliran udara lebih berperan daripada kuantitas udara. Pada setiap lubang bukaan yang
menghasilkan debu, jarak partikel yang terbawa oleh aliran udara bergantung pada
kecepatan udara dan kecepatan pengendapan dari partikel tersebut. Upaya yang
umum dikerjakan untuk mengurangi tingkat resiko akibat terpapar debu yaitu dengan
membuat sistem ventilasi udara yang baik. Sirkulasi udara di tambang bawah tanah
harus dibuat selancar mungkin dengan mengalirkan udara bersih dan supply oksigen
serta membawa keluar udara kotor. Selain itu untuk menambah keselamatan, para
pekerja juga harus dilengkapi dengan respirator (masker) sebagai alat pelindung
kesehatan. Ventilasi tambang merupakan teknologi pertambangan yang sangat penting
dalam mengantisipasi segala permasalahan yang berhubungan dengan kondisi udara di
dalam tambang bawah tanah.Ventilasi tambang sangat berperan di dalam tambang
bawah, dimana ventilasi tambang merupakan media pengatur kebutuhan jumlah
udara, kecepatan udara dan tekanan udara.

Kata Kunci: Debu, Pengontrolan, Udara, Underground dan Ventilasi.

Pendahuluan
Industri pertambangan dalam dan penyakit akibat kerja dan berusaha
menjalankan aktivitasnya tentu mengatasinya sehingga diharapkan
menginginkan keberhasilan untuk suatu kondisi tanpa kecelakaan atau
mencapai kegiatan pertambangan yang Zero Accident.
baik dan benar (good mining practice), Tambang bawah tanah memiliki
salah satu faktor keberhasilan tersebut resiko keselamatan kharakteristik
adalah penerapan keselamatan dan dibandingkan dengan tambang terbuka
kesehatan kerja (K3) sehingga tidak dikarenakan keterbatasan kondisi yang
terjadi kecelakaan ataupun penyakit disesaikan dengan aktivitas bawah
akibat kerja. Untuk itu kita harus tanahnya. Tingkat resiko yang tinggi ini
mengetahui risiko-risiko yang dapat maka keselamatan kerja haruslah
menimbulkan terjadinya kecelakaan
1
menjadi perhatian utama dalam pengaruh terhadap peralatan, debu
pelaksanaan kegiatan tambang.  tambang dapat menimbulkan
Debu-debu tambang itu dapat kerusakan alat atau mesin-mesin
menimbulkan berbagai dampak buruk tambang. Lebih jauh daripada itu debu-
bagi kesehatan para pekerja tambang, debu tambang dapat menjadi pemicu
antara lain penyakit pernafasan, paru- kebakaran dan ledakan yang cukup
paru berdebu, keracunan, dan besar dan berbahaya.
peradangan pada mata. Dari segi
Upaya yang umum dikerjakan seperti emas, tembaga, seng, nikel,
untuk mengurangi tingkat resiko akibat dan timbal. Karena letak cadangan
terpapar debu yaitu dengan membuat yang umumnya berada jauh dibawah
sistem ventilasi udara yang baik. tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk
Sirkulasi udara di tambang bawah mencapai lokasi cadangan.
tanah harus dibuat selancar mungkin Prinsip pokok eksploitasi
dengan mengalirkan udara bersih dan tambang bawah tanah adalah memilih
supply oksigen serta membawa keluar metode penambangan yang paling
udara kotor. Selain itu untuk cocok dengan keunikan karakter (sifat
menambah keselamatan, para pekerja alamiah, geologi, lingkungan, dll)
juga harus dilengkapi dengan respirator endapan mineral dan batuan yang akan
(masker) sebagai alat pelindung ditambang, dengan memperhatikan
kesehatan. batasan tentang keamanan, teknologi
Tambang Bawah Tanah dan ekonomi. Batasan keekonomian
Secara umum pengertian berarti bahwa dengan biaya produksi
tambang bawah tanah adalah suatu yang rendah tetapi diperoleh
sistim penambangan mineral atau keuntungan pengembalian yang
batubara dimana seluruh aktivitas maksimum (return the maximum profit
penambangan tidak berhubungan ataupun rate of return ROR) serta
langsung dengan udara terbuka. lingkungan. Untuk menentukan
Tambang bawah tanah tambang bawah tanah harus
mengacu pada metode pengambilan memperhatikan:
bahan mineral yang dilakukan dengan 1. Karakteristik penyebaran
membuat terowongan menuju lokasi deposit atau geometri deposit
mineral tersebut. Berbagai macam (massive, vein, disseminated,
logam bisa diambil melalui metode ini tabular, platy, sill, dll).

2
2. Karakteristik geologi dan utama eksploitasi mineral dan enerji
hidrologi (patahan, sesar, air (Hartman, 1987). Hal ini karena
tanah, permeabilitas). beberapa hal yaitu Semakin
3. Karakteristik geoteknik (kuat berkurangnya deposit (cebakan)
tekan, kuat tarik, kuat geser, berkadar tinggi pada atau dekat
kohesi, Rock Mass Rating, Q- permukaan untuk ditambang. Dengan
System, dll). kata lain bertambahnya kedalaman
4. Faktor-faktor teknologi deposit akan menyulitkan bila
(hadirnya teknologi baru, ditambang dengan sistim tambang
penguasaan teknologi, Sumber terbuka karena setiap tambang terbuka
Daya Manusia, dll). dibatasi oleh besaran Stripping Ratio.
5. Faktor lingkungan (limbah Berkurangnya mobilitas peralatan
pencucian, tailing, amblesan, mekanik pada tambang terbuka apabila
sedimentasi, dll). penambangan semakin dalam.
Rate of Return (ROR) secara Pengetatan dan pembatasan mengenai
umum diartikan sebagai tingkat masalah-masalah lingkungan, dimana
pengembalian modal yang dinyatakan tambang terbuka akan memberikan
dalam persen. Investasi dinyatakan dampak lingkungan yang lebih besar
menguntungkan apabila mempunyai dibandingkan tambang bawah
ROR diatas tingkat bunga bank saat tanah.Pengembangkan teknologi baru
itu. Cut-off grade merupakan Kadar dalam peralatan Tambang Bawah
rata-rata minimum suatu logam yang Tanah, khususnya dalam hal teknik
terdapat dalam bijih supaya dapat penggalian dan peralatan
ditambang secara menguntungkan penambangan yang kontinyu, serta
berdasarkan ekonomi dan teknologi sistim konstruksi penyangga dan
saat itu maupun lingkungan. Kadar perkuatan yang semakin baik. Stripping
minimum suatu logam yang terdapat Ratio (SR) adalah perbandingan antara
dalam bijih supaya dapat ditambang volume over burden (tanah penutup)
secara menguntungkan berdasarkan dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang
ekonomi dan teknologi saat itu maupun harus digali untuk dapat menambang
lingkungan. satu ton bijih. Pada tambang terbuka,
Kecenderungan umum di masa penggalian yang semakin dalam akan
yang akan datang, sistim tambang menghasilkan nilai SR yang semakin
bawah tanah akan menjadi pilihan besar.

3
Bahaya Tambang Bawah Tanah Indonesia menempati posisi yang buruk
Tambang bawah tanah memiliki jauh di bawah Singapura, Malaysia,
resiko keselamatan kharakteristik Filipina dan Thailand. Kondisi  tersebut
dibandingkan dengan tambang terbuka mencerminkan kesiapan daya saing
dikarenakan keterbatasan kondisi yang perusahaan Indonesia di dunia
disesaikan dengan aktivitas bawah internasional masih sangat rendah.
tanahnya. Tingkat resiko yang tinggi ini Indonesia akan sulit menghadapi pasar
maka keselamatan kerja haruslah global karena mengalami
menjadi perhatian utama dalam ketidakefisienan pemanfaatan tenaga
pelaksanaan kegiatan tambang.  kerja (produktivitas kerja yang rendah).
Di dalam aktivitas Padahal kemajuan perusahaan sangat
pertambangan bawah tanah, potensi ditentukan peranan mutu tenaga
bahaya dari aktivitas yang dilakukan kerjanya. Karena itu disamping
lebih banyak dibandingkan perhatian perusahaan, pemerintah juga
dengan  tambang terbuka. Ini perlu memfasilitasi dengan peraturan
dikarenakan kondisi dan lokasi kerja atau aturan perlindungan Keselamatan
yang sangat terbatas dibanding dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus
tambang terbuka. Beberapa bersifat manusiawi atau bermartabat.
keterbatasan tersebut adalah: Debu Tambang Bawah Tanah
a. Ruang Kerja yang Terbatas Aktivitas di bawah tanah hampir selalu
b. Cahaya yang terbatas dipengaruhi oleh debu baik yang
c. Kondisi batuan yang rawan berasal dari batuan halus, kayu, semen
d. Gas berbahaya maupun dampak dari lalu lintas alat
e. Debu dan Partikulat berat. Debu yang berbahaya adalah
f. Heat and Cold Stress debu silica yang jika terhisap dapat
g. Bahan Kimia mengendap di pernafasan dan
h. Personal Hygiene mengakibatkan penyakit silikosis. Jenis
i. Kebisingan debu yang juga berbahaya adalah debu
j. Manual Handling batubara dan debu dari bijih radioaktif.
k. Kelembaban Debu-debu ini juga mampu
Kondisi  keselamatan dan menimbulkan masalah kesehatan yang
kesehatan kerja (K3) perusahaan di serius.
Indonesia secara umum diperkirakan Debu adalah partikel zat halus
termasuk rendah. Pada tahun 2005 yang berdiameter 0.1 – 50 mikron atau

4
lebih yang dihasilkan oleh proses Menurut Departemen Kesehatan
mekanis. Proses mekanis ini dapat RI (2003) debu adalah partikel-partikel
menimbulkan debu yang halus yang kecil yang dihasilkan oleh proses
melayang di udara dan debu yang mekanis sedangkan menurut The Mine
kasar mengandap di permukaan. Safety and Health Administration
Partikel-partikel debu yang dapat dilihat (MSHA) debu adalah zat padat yang
oleh mata adalah yang berukuran lebih terbagi secara halus dimana dapat naik
dari 50 mikron, sedangkan yang ke udara dari keadaan semula tanpa
berukuran kurang dari 10 mikron sulit adanya bahan kimia dan perubahan
atau tidak dapat untuk dideteksi oleh fisik lainnya. Secara fisik debu
mata, dan hanya dideteksi oleh mata diklasifikasikan ke dalam kategori
apabila terdapat pantulan cahaya yang aerosol yaitu hamburan partikel padat
kuat dari partikel-partikel debu tersebut dan atau cair di dalam medium
atau dengan menggunakan mikroskop gas/udara. Pada tambang bawah
(Siswanto, 1998). tanah, debu ini dihasilkan oleh aktifitas
penambangan seperti pemboran,
peledakan, pemuatan, pengangkutan
dan penumpahan bijih. Berikut ini
klasifikasi debu berdasarkan tingkat
bahayanya, yaitu:
1. Debu fibrogenik
Merupakan debu yang
berbahaya terhadap pernafasan,
seperti silica (kuarsa dan chert),
silikat (asbestos, talk, mika dan
silimanit), meal fumes (asap
logam), bijih timah, bijih besi,
karborondum dan batubara
(anthrasit, bitumineous).
2. Debu karsiogenik
Contohnya kelompok radon,
asbestos dan arsenik.
3. Debu beracun

5
Merupakan debu yang 1. Pneumoconiosis disebabkan
mengandung racun yang oleh debu mineral pembentukan
berbahaya terhadap organ dan jaringan perut (Silikosis,
jaringan tubuh, seperti bijih antrakosilikosis, asbestosis).
berilium, arsenik, timah hitam, Gejala penyakit ini berupa sakit
uranium, radium, thorium, paru-paru, namun berbeda
khromium, vanadium, air raksa, dengan penyakit TBC paru.
kadmium, antimoni, selenium, 2. Silikosis adalah penyakit yang
mangan, tungsten, nikel dan paling penting dari golongan
perak (khususnya oksida dan penyakit Pneumokoniosis.
karbonat). Penyebabnya adalah silica
4. Debu radioaktif bebas ( ) yang terdapat dalam
Merupakan debu yang debu yang dihirup waktu
berbahaya karena radiasi sinar bernafas dan ditimbun dalam
alpha dan sinar beta, seperti paru-paru dengan masa
bijih uranium, radium dan inkubasi 2 - 4 tahun. Pekerja
thorium. yang sering terkena penyakit ini
5. Debu yang dapat meledak umumnya yang bekerja di
(terbakar di udara) perusahaan seperti tambang
Contohnya debu logam timah putih, tambang besi,
(magnesium, alumunium, seng, tambang batu bara, dan lain-
timah dan besi), batubara lain. Gejalanya penyakitnya
(bituminous dan lignit), bijih dibedakan pada tingkat ringan
sulfida dan debu organic. dan berat. Gejala tingkat ringan
6. Debu pengganggu misalnya seperti: batuk ringan
Contohnya gypsum, gamping dan pengembangan paru-paru.
dan kaolin. Pada tingkat berat terjadi sesak
nafas yang mengakibatkan
Jenis Penyakit Akibat Debu cacat total, hypertofi jantung
Berdasarkan pengelompokan debu kanan, kegagalan jantung
tersebut maka macam-macam penyakit kanan.
yang diakibatkan adalah sebagai 3. Antrakosilikosis adalah
berikut: pneumoconiosis yang
disebabkan oleh silika bebas

6
bersama debu arang batu. dengan: "Monday Morning
Penyakit ini mungkin ditemukan Sydroma "atau" Monday
pada tambang batu bara atau Fightnesi" sebagai gejala timbul
karayawan industri yang setelah hari kerja sesudah libur,
menggunakan bahan batu bara terasa demam, lemah badan,
jenis lain. Gejalanya berupa sesak nafas, batuk-batuk, "Vital
sesak nafas, bronchitis chronis Caoacity" jelas menurun setelah
batuk dengan dahak hitam 5-10 tahun bekerja dengan
(Melanophtys). debu.
4. Absestosis adalah jenis 7. Stannosis disebabkan debu bijih
pneumokniosis yang disebabkan timah putih (SnO).
oleh debu asbes dengan masa Pengontrolan Debu
latennya 10-20 tahun. Asbes Pengotrolan aerosol, khususnya debu
adalah campuran berbagai pada daerah pertambangan adalah
silikat. Yang terpenting adalah salah satu tujuan utama dari ahli
campuran magnesium silikat ventilasi karena hubungannya dengan
pekerja yang umumnya terkena kesehatan dan keselamatan para
penyakit ini adalah pengelola pekerja. Terdapat banyak cara untuk
asbes, penenunan, pemintalan mengotrol debu tambang, beberapa
asbes dana reparasi tekstil yang metoda Pengotrolan debu yang efektif
terbuat dari asbes. Gejala yang dalam dunia tambang adalah:
timbul berupa sesak nafas, 1. Kontrol dengan menggunakan
batuk berdahak/riak dengan bahan dasar air
rhonchi di basis paru, cyanosis Metoda ini adalah
terlihat bibir biru. metoda yang paling banyak
5. Berryliosis, penyebabnya adalah digunakan dan paling efektif
debu yang mengandung untuk mengontrol debu di area
Berrylium, terdapat pada penambangan. Cara
pekerja pembuat aliasi penggunaan air juga bervariasi.
berrylium tembaga, pada Dasar dari metode ini adalah
pembuatan tabung radio, dan memasukkan air atau uap
lain-lain. kedalam deposit mineral agar
6. Byssinosis disebabkan oleh debu menjadi basah dan mengurangi
kapas atau sejenisnya dikenal kesempatan bagi debu untuk

7
dapat mengapung di udara. beberapa dekade karena alas an
Menurut Cervik (1997), water kesehatan dan masalah debu
infusion pada tambang batubara yang semakin meningkat. Wet
Eropa mempunyai efektifitas scrubber dan filter digunakan
sebesar 50 % sampai 95% untuk tambang bawah tanah
dalam mereduksi debu sementara cyclone digunakan
tambang. untuk tambang terbuka.
Metode lain yang paling 3. Kontrol umum dan lokal
umum digunakan, berbiaya Pada banyak situasi,
rendah, dan dapat digunakan pemakaian air dan dust collector
untuk berbagai sumber debu dalam tambang adalah sangat
adalah penggunaan air dalam sulit atau tidak mungkin. Dalam
pengeboran, cutting, dan kondisi ini kontrol umum dan
operasi continuous mining. local dapat digunakan.
Pengeboran basah menjadi 4. Dilusi oleh ventilasi.
umum digunakan setelah Dilusi oleh sistem
masalah silicosis diumumkan ventilasi saat ini masih dianggap
pada sekitar tahun 1930. Water sebagai metoda utama yang
spray digunakan untuk debu digunakan untuk mengontrol
yang telah berada di udara. debu tambang yang ada. Dalam
Apabila debu telah berada di metode ini, kecepatan aliran
udara, penggunaan air menjadi udara lebih berperan daripada
kurang efisien karena partikel kuantitas udara.
debu menjadi lebih sukar untuk
Penutup
dibasahi. Jenis water spray yang
Berbeda dengan tambang permukaan
lazim digunakan adalah Solid
(open cut) yang lebih terfokus pada
Stream, Hollow Cone Flat, Spray
manajemen mobilisasi alat berat,
Atomizing, Spray Full cone, dan
tambang dalam jauh lebih banyak
Ventury spray.
memerlukan perhitungan baik dari segi
2. Dust collectors
perencanaan penambangan maupun
Alat ini semakin umum
keselamatan, karena kondisi kerjanya
digunakan dalam dunia industri,
yang lebih ekstrim. Sehingga sangatlah
termasuk pertambangan dan
tidak masuk akal apabila operasional
mineral processing, selama
tambang bawah tanah sampai

8
dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak aparat harus berani melarang kegiatan
berkompeten, dalam hal ini adalah penambangan tanpa ijin (PETI) karena
pelaku tambang rakyat ilegal. terbukti lebih banyak menimbulkan
Oleh karena itu, sudah kerugian bagi banyak pihak, disamping
seharusnya instansi yang berwenang aktivitas itu sendiri sudah jelas – jelas
benar – benar memahami karakteristik melanggar hukum.
metode penambangan bawah tanah ini,
sehingga tindakan antisipatif dapat
dilakukan untuk mencegah timbulnya
bencana di tambang dalam. Kemudian
yang jauh lebih penting lagi adalah

Daftar Pustaka

Guyton, A.C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.


Mukono,H.J. 2008. Pencemaran Udara Dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan. Surabaya: Airlangga University Press.
Ventilasi tambang (2012, 04) Diambil kembali dari Lingkup Ventilasi Tambang
http://bigminer.blogspot.com/2012/04/.html
Yulianto, Agus. 2015. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tambang Bawah Tanah.
Bahan Pelajaran Pendidikan dan Pelatihan Pengenalan Pertambangan Bawah
Tanah Bagi Aparatur Non Teknis. Balai Diklat Tambang Bawah Tanah.
Sawahlunto.

Anda mungkin juga menyukai