Anda di halaman 1dari 27

NAMA : WIDYA ANGGRAINI

NIM : N1A118099
TUGAS 1

1. Sebutkan dan jelaskan desain ergonomis yang sesuai untuk pekerja


pertambangan?
Jawab:
Isu desain mesin untuk operasi dan pemeliharaan dan yang tidak memenuhi
standar kenyamanan bagi pekerja juga masih diperlukan penelitian dan
penanganan yang lebih jauh. Hubungan antara lama duduk, desain kabin dan
getaran yang dihasilkan mesin yang sedang dijalankan dengan punggung dan
leher sering diakui oleh pekerja menimbulkan rasa nyeri namun belum
ditangani dengan cara yang sistematis oleh pihak pemimpin industri
pertambangan. Di sisi positifnya beberapa perusahaan tambang telah
berkembang dengan baik secara partisipatif melakukan pendekatan untuk
pemecahan masalah dan ini perlu diperluas ke beberapa lingkup kajian
seperti ergonomi. Pengelompokan ergonomi dalam industry pertambangan
bisa dijelaskan dibawah ini:
- Perubahan dalam praktek kerja pertambangan
Pekerja secara efektif dapat menginstal pipa, kabel, ventilasi atap dan
dukungan sistem (dalam tambang bawah tanah), membongkar dan
menyusun sistem conveyor, membersihkan, dan memelihara mesin. Langkah
yang diambil di bidang pertambangan terhadap jam kerja lebih lama
merupakan alasan yang dikemukakan bahwa hal itu sebagai bagian dari
dorongan untuk produktivitas pekerja yang lebih besar
- Mesin dan desain kendaraan produksi
Undang-undang OHS modern memerlukan penilaian risiko rinci pabrik dan
peralatan untuk memastikan bahwa itu dirancang, diproduksi, disediakan,
dipasang dan digunakan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan risiko yang
signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja yang terkait
- Faktor beban dalam penanganan manual di pertambangan
Berat benda adalah masalah besar di bidang pertambangan, khususnya di
batubara industri di Australia di mana aluminium tidak diizinkan untuk
digunakan di bawah tanah. Oleh karena itu, praktis dalam beberapa situasi
untuk mempertimbangkan mengurangi berat item tertentu.
- Manajemen risiko dan partisipatif sebagai metode dalam pemecahan masalah
ergonomi
Penerapan pendekatan manajemen risiko untuk semua jenis risiko menjadi
semakin penting untuk mengurangi kemungkinan bahwa tujuan perusahaan
akan terancam oleh kejadian tak terduga. Manajemen risiko teknik, yang
biasa digunakan dalam bisnis dan keamanan sistem manajemen, dapat
disesuaikan dengan mudah untuk ergonomi.

2. Sebutkan dan jelaskan seberapa besar dampak ekonomi dan lingkungan


akibat industri pertambangan yang ada di dunia dan indonesia (dalam
rupiah)?
Jawab :
a) Dampak Lingkungan
Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan eksploitasi sumberdaya alam
yang tidak dapat diperbaharui, dimana didalam kegiatan penambangan dapat
berdampak pada rusaknya ekosistem. Kegiatan penambangan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan seperti sebagai berikut:
- Perubahan bentang lahan
Kegiatan pertambangan dimulai dengan pembukaan tanah pucuk dan
tanah penutup serta pembongkaran batubara yang berpotensi terhadap
perubahan bentang alam.
- Penurunan tingkat kesuburan tanah
Dampak penurunan kesuburan tanah oleh aktivitas pertambangan
batubara terjadi pada kegiatan pengupasan tanah pucuk (top soil) dan
tanah penutup (sub soil/overburden).
- Terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity)
Pembukaan lahan untuk penambangan menyebabkan terjadinya
degradasi vegetasi akibat kegiatan pembukaan lahan, terganggunya
keanekaragam hayati terutama flora dan fauna.
- Penurunan kualitas perairan
Kegiatan penambangan memberikan kontribusi tertinggi dalam
menurunkan kualitas air yaitu air sungai menjadi keruh dan menjadi
penyebab banjir.
- Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara disebabkan oleh pembongkaran batubara dan
mobilitas pengangkutan batubara dan peralatan dari dalam dan keluar
lokasi penambangan.
- Pencemaran lingkungan akibat limbah-limbah yang dihasilkan oleh
aktivitas pertambangan.
b) Dampak Ekonomi
Kesejahteraan masyarakat di wilayah pertambangan secara umum
terlihat meningkat karena efek domino dari keberadaan perusahaan telah
mampu mendorong dan menggerakkan sendi-sendi ekonomi masyarakat.
Dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum,
kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya
tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan
berusaha. Manfaat ekonomi dengan hadirnya pertambangan adalah : menjadi
pionir roda ekonomi, mendorong pengembangan wilayah, memberikan
manfaat ekonomi regional dan nasional, memberikan peluang usaha
pendukung, pembangungan infrastruktur baru, memberikan kesempatan
kerja, membuka isolasi daerah terpencil, meningkatkan ilmu pengetahuan
dengan transfer teknologi.

3. Apa menurut pendapat anda peran dan prospek ahli K3 di sektor


pertambangan dan perkebunan?
Jawab:
Menurut saya peran dan prospek ahli K3 di sektor pertambangan dan
perkebunan adalah :
- Harus mampu memahami dasar hukum maupun peraturan perundangan
lainnya dibidang k3 di sektor pertambangan dan perkebunan
- Berperan dalam menerapkan peraturan K3 secara efektif sesuai peraturan
perundangan dibidang k3 di sektor pertambangan dan perkebunan
- Dapat mengetahui persyaratan pekerja tambang dan persyaratan KTT
- Dapat mengetahui jenis, fungsi, dan kegunaan APD d
- Dapat memahami peran P2K3 di sektor pertambangan yang memiliki
pekerjaan high risk

4. Bagaimana tantangan industri pertambangan di era revolusi industri 4.0


dari aspek K3?
Jawab:
Penerapan K3 pada revolusi industry 4.0 masih menghadapi banyak
tantangan, salah satunya adalah kesiapan tenaga kerja itu sendiri dalam
menghadapi digitalisasi. Perubahan tersebut akan menimbulkan penyesuaian
dan peningkatan kompetensi. Oleh karena itu diperlukan strategi yang efektif,
efisien serta inovatif dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Adapun peran K3 dalam revolusi industrin sendiri yaitu :
- Terus mengawal perubahan industri dengan pendekatan kajian risiko.
- Ikut memastikan teknologi diterapkan dengan tepat guna.
- Mengedukasi SDM untuk menghadapi perubahan-perubahan teknologi
dan perkembangan.
- Dan terus membudayakan K3.

5. Menurut anda kompetensi apakah yang di perlukan di bidang industri


pertambangan dan perkebunan dari aspek K3?
Jawab:
Menurut saya kompetensi yang diperlukan di bidang industri pertambangan
dan perkebunan adalah melaksanakan komunikasi timbal balik, menetapkan
standar kinerja, melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3), mengendalikan risiko keselamatan dan kesehatan
kerja tambang, melaksanakan Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
menerapkan manajemen proyek, menginspeksi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dan menyusun perencanaan anggaran.

6. Menurut anda issue ter update apakah yang sedang menjadi tantangan
di industri pertambangan dan perkebunan?
Jawab:
Tantangan yang akan dihadapi itu antara lain, Greenfield Exploration,
peningkatan nilai tambah mineral, peningkatan nilai tambah batubara dan
juga transformasi mining 4.0. Keempat tantangan itu tentunya akan
menambah tekanan pada perusahaan tambang. Terlebih saat ini kondisi
global sedang berada dalam ketidakpastian akibat wabah pandemi.

7. Menurut anda bagaimana cara mereklamasi lahan atau galian bekas


tambang yang ramah lingkungan?
Jawab:
Reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya. Adapun upaya reklamasi yang ramah lingkungan sebagai
berikut.
- Revegetasi tanaman lokal
Dengan menggunakan tanaman lokal juga merupakan upaya untuk
menjaga kelestarian hayati. Selain dengan penanaman pohon, perlu
ditambahkan unsur lain seperti pupuk kompos untuk mempercepat
pertumbuhan pohon.
- Bersinergi dengan alam
penanaman buah-buahan dengan maksud mengundang kehadiran burung
dan kelelawar yang diharapkan dapat membawa benih dari hutan yang
tersisa di sekitar kawasan tambang sehingga nanti benih yang dibawa
oleh burung dan kelelawar dapat tumbuh di daerah bekas tambang.
- Memanfaatkan mikroorganisme
Salah satu mikroorganisme yang mendominasi dalam ekosistem tanah
yang dapat memperbaiki fungsi lahan adalah fungi atau jamur. Fungi
dapat membantu memindahkan fosfor dan nitrogen dalam ke tubuh
tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut.
- Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk
memperbaiki keseimbangan lahan yang melibatkan tanaman berklorofil.
Tanaman yang sering digunakan pada fitoremediasi ini adalah eceng
gondok karena mudah didapatkan dan pertumbuhan cepat.
- Tempat wisata
Lubang bekas tambang dijadikan sebagai tempat wisata menjadi pilihan
yang menarik. Selain dapat menikmati keindahan alam, tempat wisata
lubang bekas tambang dapat dijadikan sebagai wisata edukatif untuk
memberikan wawasan pertambangan bagi pengunjung yang berwisata.

8. Sebutkan jenis-jenis posisi kerja yang tidak ergonomis di sektor


pertambangan dan perkebunan dan berikan contoh dengan gambar?
Jawab:
- Memindahkan muatan ke atas unit angkut
Posisi sejajar dengan unit angkut, sehingga dapat menyebabkan unit
terkena swing angkut

- Melintas di jalan licin

- Bekerja di area yang crowded, beresiko tabrakan dan tergelincir


- Bekerja di atas material lepasan yang beresiko menyebabkan unit amblas
atau terguling

9. Apa yang anda ketahui tentang ergonomik?


Jawab:
Ergonomik adalah faktor kenyamanan kerja yang mempunyai pengaruh nyata
dalam hal peningkatan maupun penurunan efisiensi dan efektifitas kerja.
Beberapa aspek yang berhubungan dengan ergonomik adalah
- Pengukuran dan antropometrik
- Aspek ergonomik dari stasiun kerja
- Pencahayaan
- Suhu dan kualitas udara
- Gangguan suara
- Kesehatan dan Keamanan Kerja
- Kebiasaan dalam bekerja

10. Jelaskan dampak sosial dari industri pertambangan dan perkebunan?


Jawab:
Keberadaan industri pertambangan dan perkebunan merupakan wujud dan
partisipasi dalam peningkatan dan pengembangan pembangunan
masyarakat. Adapun dampak sosial berupa:
- Adanya konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan karena
masalah pembebasan lahan, pencemaran air dan udara, adanya
kecemburuan sosial antara penduduk lokal dengan warga pendatang
- Menurunnya kualitas kesehatan akibat debu
- Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat karena adanya kegiatan
pertambangan dan perkebunan merubah pola pikir masyarakat didalam
mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidup.
- Struktur sosial di masyarakat mengalami perubahan karena masyarakat
sekitar pertambangan termotivasi untuk mampu menyesuaikan perubahan
struktur sosial yang disebabkan banyaknya masyarakat pendatang yang
menjadi karyawan di perusahaan pertambangan dan perkebunan maupun
masyarakat pendatang berusaha di sekitar perusahaan.
- Kehadiran perusahaan mempengaruhi perilaku gotong royong terutama
partisipasi masyarakat dalam mengikuti kerja bakti dan kegiatan
keagamaan .

11. Sebutkan jenis hasil pertambangan dan nilai keekonomiannya?


Jawab:
- Minyak Bumi dan Gas
Minyak bumi serta gas merupakan sumber daya alam yang cukup
melimpah di Indonesia. Namun, saat ini sumber daya alam tersebut
semakin sulit ditemukan, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
pembentukan minyak bumi tersebut. Sumber daya alam minyak bumi dan
gas biasa dimanfaatkan untuk transportasi, perindustrian, dan juga rumah
tangga. Untuk transportasi yaitu sebagi bahan bakar kendaraan. Dalam
rumah tangga, biasanya digunakan untuk membantu kita dalam memasak,
yaitu menggunakan gas.
- Tembaga
Hasil pertambangan dan manfaatnya yang menguntungkan berikutnya
adalah tembaga. Hasil tambang ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti, bahan pembuatan suku cadang, pembuatan
kuningan, dan yang lain-lain. Karena memiliki sifat penghantar listrik,
tembaga sering digunakan pada bidang-bidang kelistrikan.
- Batu Bara
Selain minyak bumi dan gas, batu bara juga merupakan hasil tambang
yang banyak dimanfaatkan. Batu bara banyak digunakan sebagai salah
satu bahan bakar untuk pembangkit listrik, yang nantinya listrik tersebut
disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Selain itu, batu bara sering
dimanfaatkan untuk peleburan biji logam dan juga di perindustrian. Waktu
pembentukan batu bara sendiri sama lamanya dengan pembentukan
minyak bumi. Pusat tambang batu bara yang ada di Indonesia salah
satunya berada di Tanjung Enim.
- Emas
Semua sudah tahu, emas memiliki nilai harga yang tinggi di pasaran.
Emas banyak dimanfaatkan atau diolah menjadi perhiasan serta
aksesoris. Tetapi, saat ini bukan hanya dijadikan sebagai perhiasan saja,
melainkan orang banyak menjadikan emas sebagai ladang investasi.
Tidak heran apabila emas memang sering mengalami peningkatan harga
setiap tahunnya. Selain itu, emas juga banyak diolah menjadi bahan
campuran makanan. Beberapa koki membuat menu mereka dengan
menggunakan tambahan topping emas dan menjual makanan tersebut
dengan harga tinggi.
- Timah
Hasil pertambangan dan manfaatnya yang dimiliki timah sangat banyak.
Timah biasa dimanfaatkan untuk pembuatan kaleng, tube, pelapis besi,
dan yang lain-lain. Saat ini timah juga digunakan sebagai pembungkus
coklat, rokok, dan permen. Mengapa demikian? Karena bentuk timah
tersebut tipis seperti kertas. Di mata dunia, Indonesia meraih posisi 4
sebagai negara penghasil timah. Jumlah timah yang ada di Indonesia
sebesar 8,1% dari jumlah logam timah yang ada di seluruh dunia.
Tambang timah yang ada di Indonesia berlokasi di Pulau Bangka, Pulai
Karimun, dan juga daratan Riau.

12. Buatlah gambar/bagan/design infografis proses industri di


pertambangan dan perkebunan sawit analisi bahaya yang ada?
A. Pertambangan
Jenis bahaya di area pertambangan:

B) Perkebunan

Jenis Bahaya Industri Perkebunan


8 jenis sumber bahaya industri perkebunan yaitu: sikap pekerja, lantai basah,
lantai plat bolong, penutup saluran limbah bolong, lantai rusak, material dan
peralatan berserakan, garis aman, limbah berserakan (biji kelapa sawit). Dari
sumber bahaya, terdapat 2 ekstrim yaitu sikap pekerja dan lantai basah.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyanti, R. (2016). Pertambangan Batubara : Dampak Lingkungan, Sosial Dan


Ekonomi. Jurnal Redoks, 1(1).

https://www.trainingcenter.co.id/k3-sektor-pertambangan

https://www.kompasiana.com/rahmayolandadalimo9225/60b8e0d5d541df7d612ce94
2/peran-k3-dalam-era-revolusi-industri-4-0

https://she-kalimantan.co.id/training-ahli-utama-keselamatan-pertambangan/

https://duniatambang.co.id/Berita/read/119/Lakukan-5-Upaya-Ini-untuk-Menyulap-
Lubang-Bekas-Tambang-Jadi-Kawasan-Berwawasan-Lingkungan

Mallapiang, F., & Samosir, I. A. (2014). Analisis Potensi Bahaya Dan


Pengendaliannya Dengan Metode HIRAC. Public Health Science Journal, VI(2).
NAMA : WIDYA ANGGRAINI
NIM : N1A118099
TUGAS 2
1. Sebutkan dan jelaskan regulasi pertambangan di dunia dan di Indonesia
Jawaban :
Di indoneisia
Saat ini pelaksanaan pengelolaan pertambangan rakyat belum memiliki
pedoman dan kebijakan yang tepat untuk memberikan kontribusi yang besar
bagi negara dan perekonomian domestik. Hal ini penting untuk mendukung
peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari subsektor Minerba
dan membangun kedaulatan Energi dan Sumber Daya Mineral melalui
kemandirian ekonomi pada sektor strategis ekonomi domestik, yaitu peningkatan
peran pertambangan rakyat. Kajian ini dilakukan untuk memetakan dan mereviu
pelaksanaan regulasi dan kebijakan pengelolaan pertambangan rakyat untuk
membuat rekomendasi dalam menyusun pedoman pelaksanaan kegiatan
pertambangan rakyat nasional. Definisi dan kriteria pertambangan rakyat di
dalam Undang-undang No. 3 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU
No.3/2020) telah ada, namun demikian perlu diperjelas dalam peraturan
turunannya. Dalam Undang-undang tersebut, dijelaskan bahwa Izin
Pertambangan Rakyat (IPR) adalah Izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan
investasi terbatas. Namun demikian, kriteria mengenai besaran investasi untuk
pertambangan rakyat sendiri belum disebutkan secara spesifik sebagai dasar
pelaksanaannya sehingga perlu kajian lebih lanjut dalam penentuan kriteria-
kriteria tersebut. Dalam UU No.3/2020, Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR)
merupakan bagian dari Wilayah Pertambangan (WP). WP merupakan bagian
dari Wilayah Hukum Pertambangan. Dari 34 Provinsi di Indonesia, baru terdapat
25 Provinsi (sekitar 73.6%) yang sudah menetapkan WPR dan beberapa daerah
masih mengusulkan untuk dilakukan penetapan WPR, misalnya dari Provinsi
Jawa Barat dan Papua. Sesuai data yang diperoleh, WPR di Indonesia
mempunyai total luas 580.712 hektar dengan total blok sebanyak 3.329 blok.
Data IPR di seluruh Indonesia yang tercatat pada Direktorat Jenderal Mineral
dan Batubara per November 2020 sebanyak 16 IPR. Jumlah ini sangatlah minim
dibandingkan dengan Jumlah blok WPR dan total luas Wilayah WPR di
Indonesia. Beberapa permasalahan dalam pengelolaan pertambangan rakyat
antara lain: kewenangan penetapan WP setiap 5 tahun sekali, tumpang tindih
wilayah dengan sektor lain, wilayah yang ditetapkan tidak mengandung
sumberdaya dan cadangan serta keterbatasan dari Pemerintah Daerah untuk
menyiapkan dokumen pendukung dalam rangka penerbitan IPR. Dalam hal
pembinaan dan pengawasan pertambangan rakyat, Pemerintah dapat
melakukan pembinaan dan pengawasan sesuai dengan amanat UU No.3/2020
pasal 73 bahwasanya Menteri melakukan pembinaan di bidang pengusahaan,
teknologi pertambangan, serta permodalan dan pemasaran dalam usaha
meningkatkan kemampuan IPR serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
keselamatan pertambangan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pemerintah
selama ini banyak melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap aktivitas
pertambangan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan aktivitas
pertambangan ilegal di dalam IUP aktif, hal ini tentunya diperlukan suatu
terobosan bagaimana menata dan melakukan formalisasi dan legalisasi kegiatan
pertambangan rakyat yang sebelumnya ilegal menjadi legal Kajian Pengelolaan
Pertambangan Rakyat | iv sehingga dapat memberikan pemasukan bagi negara,
menumbuhkan ekonomi lokal dan tidak merusak lingkungan.
Kajian ini memberikan gambaran konsep pengelolaan pertambangan
rakyat yang baik dengan mencakup 4 (empat) aspek utama yaitu:
a. Wilayah dan Perizinan,
b. Kelembagaan Penambang rakyat,
c. Pendampingan, Pelatihan dan Pembinaan, dan
d. Pengawasan dan Pencegahan.
Konsep pengelolaan pertambangan rakyat ini perlu dibuat ke dalam suatu
rencana strategis sebagai dasar pelaksanaan konsep tersebut. Salah satu
langkah strategis terkait pertambangan rakyat adalah pembentukan regulasi
mengenai pengawasan terintegrasi dalam rangka pencegahan dan penegakan
hukum pertambangan ilegal serta Percepatan Formalisasi atau Legalisasi bagi
penambang rakyat yang melakukan kegiatan sesuai dengan UU No. 4 tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No.4/2009) pasal 24
yaitu Wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan tetapi
belum ditetapkan sebagai WPR diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR
dengan mekanisme penilaian kriteria tertentu.
2. Sebutkan dan jelaskan bahaya dan risiko pertambangan batu bara?
Jawaban :
- Kesehatan
Pertambangan adalah salah satu pekerjaan paling berbahaya di dunia dalam hal
risiko cedera, kematian, serta efek kesehatan jangka panjang yang terkait
dengannya. Efek jangka panjang pertambangan batubara yakni gangguan
pernapasan pneumokoniosis, asbestosis, dan silikosis.Risiko kesehatan itu
berdasarkan jenis kegiatan pertambangan yaitu penambangan dalam dan
terbuka. Tambang batu bara menghasilkan banyak debu yang jika terhirup dapat
menyebabkan flek hitam di paru-paru para pekerja atau orang lain yang tinggal di
wilayah sekitar.Peledakan dan pengeboran dalam proses pertambangan juga
menghasilkan mineral halus pada debu yang bisa terhirup dan menumpuk di
paru-paru sehingga jadi penyebab pneumokoniosis.Ketika penambang
menghirup kuarsa atau kristal silika dalam jumlah berlebihan, kemungkinan
besar akan menderita penyakit tidak dapat disembuhkan yang disebut silikosis.
selain itu, pekerja dan masyarakat yang berada dekat pertambangan batu bara
terganggu risiko kematian lebih tinggi akibat penyakit jantung, pernapasan, dan
ginjal kronis.

- Lingkungan
Salah satu efek negatif pertambangan batu bara pada lingkungan yakni
mempengaruhi perairan di permukaan atau bawah tanah. Aktivitas
pertambangan yang menghasilkan banyak bahan kimia bisa meracuni perairan.
Penggunaan bahan peledak serta aktivitas lain dalam proses pertambangan juga
bisa menyebabkan erosi, menghapus keanekaragaman tumbuhan dan hewan
yang kehilangan habitat, serta transfer racun di rantai makanan. limbah debu
batu bara atau emisi fly dari pertambangan, dulu dilepaskan ke udara melalui
pembakaran namun hal ini sudah dilarang oleh undang-undang. Emisi fly ash itu
wajib ditangkap oleh perangkat pengendalian polusi begitu pula dengan limbah
bottom ash. Indonesia diketahui baru saja mengeluarkan fly ash dan bottom ash
dari kategori limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Kebijakan ini tertuang
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Sebutkan dan jelaskan bahaya dan risiko pertambangan minyak bumi dan gas ?
Jawaban :

Adapun faktor risiko lain yang sering dijumpai pada pabrik minyak dan gas
adalah sebagai berikut :

1. Ledakan

Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan
nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam.
Ledakan merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan
dapat menimbulkan kerusakan yang fatal.

2. Kebakaran

Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam eksplorasi lepas pantai mengalami
suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan roda-
roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu
terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam
kondisi batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan
terjadi ledakan yang diiringi oleh kebakaran.

3.Badai pada area eksplorasi


Cuaca pada kegiatan eksplorasi lepas pantai sangat menentukan berjalannya
suatu proses penambangan minyak. Dimana pada saat cuaca buruk dapat
menimbulkan badai pada areal di sekitar eksplorasi .

4.Bahaya Khusus Yang Timbul Dari Crude Oil

Crude oil adalah cairan gelap, lengket, highly flammable, dan dapat dibakar
untuk menghasilkan energi. Bersama dengan natural gas, crude oil merupakan
sumber bahan bakar yang sangat dahsyat dan strategis.

5.Bagi para pekerja sendiri

tentunya akan berakibat cedera jika kecelakaan yang terjadi sangat fatal,
sedangkan bagi lingkungan hidup akan terjadi gangguan keseimbangan
ekosistem bahkan penurunan kualitas lingkungan hidup.

6.Bahaya Kimia

Dalam proses produksi kilang minyak menggunakan bahan-bahan kimia yang


terkadang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan manusia serta
lingkungan hidup.

7.Proses Produksi

Bahaya proses produksi dari pekerjaan pabrik minyak dan gas adalah potensi
bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh beberapa kegiatan yang dilakukan
dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang
dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan. Potensi bahaya
keselamatan terdapat pada alat/mesin, serta bahan yang digunakan dalam
proses produksi, seperti forklift (tertabrak), gancu (tertusuk), pallet (tertimpa), dan
bahan baku (tertimpa, terjatuh dari tumpukan bahan baku), feed
additive (kerusakan mata akibat terkena debu feed additive), cutter, mesin
bubut/las (kerusakan mata akibat terpercik geram, lecet akibat terkena part
panas, dan kerusakan paru-paru akibat terhirup debu las), luka bakar akibat
kebocoran gas, terjepit part, semburan panas dari blow down otomatis.
Kecelakaan kerja pada pabrik minyak dan gas biasanya pada pengeboran yang
berhubungan dengan semburan gas yang tak terduga dari sumur akibat tekanan
yang tinggi. Secara garis besar ada dua kategori utama kecelakaan
pengeboran, pertama adalah memancarnya hidrokarbon yang intens dan
berkepanjangan, kedua adalah tumpahan hidrokarbon dan semburan gas
selama operasi pengeboran.

4. Sebutkan dan jelaskan bahaya dan risiko sector perkebunan sawit ?


Jawaban :
Penyerapan kedalam kulit atau kontak invasive yaitu zat melewati kulit dan
masuk kepembuluh darah, biasanya melalui tangan dan wajah. Terkadang zat-
zat juga masuk melalui luka dan lecet atau suntikan (misalnya kecelakaan
medis).
Bahan–bahan kimia tersebut bersifat karsinogen, sehingga dapat menimbulkan :
a. Iritasi dan gangguan kulit lainnya dalam bentuk gatal–gatal, kulit kering dan
pecah–pecah, kemerah–merahan, koreng yang tidak sembuh– sembuh.
b. Iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan dengan gejala batuk, pilek,
sesak napas, demam.
c. Iritasi mata dengan gejala mata kemerah– merahan, pedih,berair
Bahaya Faktor Fisik
a. Kebisingan yaitu semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan atau
berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitive ditelinga, sehingga dapat
menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen. Hal tersebut
sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, namun hal itu adalah salah satu
bahaya fisik utama. Batas pajanan terhadap kebisingan adalah selama 8 jam
sehari.
b. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang cepat (reciprocating), memantul
keatas dan kebawah atau kebelakang dan kedepan. Gerakan tersebut terjadi
secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negative terhadap semua atau
sebagian anggota tubuh. Misalnya, memegang peralatan yang bergetar sering
mempengaruhi tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan pada
pembuluh daran dan sirkulasi di tangan.
c. Suhu di tempat kerja yang berada diatas atau dibawah batas normal akan
memperlambat pekerjaan. Hal ini adalah respon alami dan fisiologis dan
merupakan salah satu alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan
tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban di tempat kerja. Pada saat suhu
tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat dan mempersempit pembuluh darah sehingga mengurangi pengeluaran
panas oleh tubuh.
f. Radiasi ultraviolet berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang
menggunakan lampu penghasil sinar ultraviolet. Radiasi ini dapat berdampak
pada kulit dan mata.
5. Sebutkan contoh penerapan higieni industry di sector perminyakan
Jawaban :
1. Identifikasi Potensi Bahaya dan Faktor Bahaya1.Potensi
Bahayaa)KebakaranTerjadinya bahaya kebakaran merupakan suatu hal yang
tidak diinginkan.Bagi tenaga kerja kebakaran dapat merupakan penderitaan,
malapetaka dan dapatberakibat kehilanganwaktu kerja. pengurus
wajibmencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.Untuk mencegah
kebakaran perusahaan wajib melakukan pencegahan antara lain penyediaan
APAR, hydrant, fire alarm system,pemasangan poster-poster keselamatan,
misalnya tentang adanya laranganmerokok. Usaha tersebut merupakan
pemenuhan terhadap peraturan KepmenakerNo. Kep 186 / MEN / 1999 tentang
unit penanggulangan kebakaran di tempatkerja karena telah memperhatikan
aspek-aspek keselamatan kerja terutama untukmencegah bahaya kebakaran.
2. PencahayaanDalam proses produksi di Pusdiklat Migas Cepu pencahayaan
merupakansuatu kebutuhan yang sangat penting. Berdasarkan pengamatan
langsung yangdilakukan oleh penulis pada proses produksi diketahui bahwa
pencahayaan yangdigunakan bersumber dari pencahayaan alami dan buatan.
Tetapi pada prosesproduksi di Perusahaan banyak menggunakan pencahayaan
alami, sehingga pada waktu mendung atau agak sore pencahayaan diarea-area
produksi sangatlah kurang.
3. Iklim
KerjaIklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakanudaradan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerjasebagai akibat pekerjaannya. Dalam hal ini pengukuran iklim kerja
dilakukandengan menggunakan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).
4. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Pusdiklat Migas
Cepu adalahberupa ASKES (Asuransi Kesehatan) yang dapat digunakan apabila
tenaga kerjamengalami gangguan kesehatan dan memerlukan perawatan lebih
lanjut di RumahSakit Migas.Apabila ada kecelakaan kecil dan memerlukan
pertolongan cepat PusdiklatMigas Cepu telah menyediakan kotok-kotak P3K
disetiap area.
5. Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersamasama
dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologinya untuk mencapai kesesuaian
satusamalain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang
manfaatdaripadanya dapat diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja
6. Kondisi tempat kerja
7. Peralatan kerja dan fasilitas keamanan tersedia.
8. Audit k3Audit K3 perusahaan yang telah dilaksanakan adalah audit \internal.
9. Gizi Kerja
Dalam Surat Edaran Menakertrans No. SE. 01/MEN/1979 tentangpengadaan
kantin dan ruang makan disebutkan bahwa perusahaan yangmemperkerjakan
tenaga kerja atau buruh lebih dari 200 orang supaya menyediakan kantin di
perusahaan yang bersangkutan
6. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan oi spilss?
Jawaban : oil spilss adalah Tumpahan minyak adalah pelepasan hidrokarbon
minyak bumi ke lingkungan, terutama ekosistem laut, karena aktivitas manusia,
dan merupakan bentuk polusi.

7. Sebutkan dan prinsip hierarkipengendalian disektor pertambangan


Jawaban : Dalam Hierarchy Control itu diketahui ada lima kategori metode yang
harus diterapkan oleh perusahaan tambang ataupun perusahaan profesional
dalam berbagai bidang. Lima metode tersebut meliputi Eliminasi, Subtitusi,
Engineering, Administrasi, dan Personal Protective Equipment (PPE).

Eliminasi

Metode eliminasi dianggap sebagai metode yang paling efektif dalam


pengendalian bahaya di areal pertambangan. Penerapannya dilakukan dengan
langkah meniadakan bahaya. Contoh paling konkrit adalah bahaya bekerja di
ketinggian, bisa dihilangkan ancaman bahayanya dengan memindahkan lokasi di
area dengan kondisi tanah yang lebih datar.

Substitusi

Metode substitusi tingkat efektifnya masih berada di bawah metode eliminasi.


Metode ini dilakukan dengan cara mengganti sesuatu yang menjadi ancaman
bahaya menjadi sesuatu yang tidak berbahaya. Contohnya adalah mengganti
peralatan yang mengandung kimia berbahaya, dengan bahan lain yang lebih
ramah.

Engineering

Sedikit berbeda dengan dua metode sebelumnya, metode Engineering dilakukan


dengan tidak menghilangkan ancaman bahaya yang sudah ada. Namun dengan
melakukan isolasi atau pengalihan bahaya terhadap para pekerja tambang.
Misalnya adalah dengan menempatkan penyedot debu khusus, yang mampu
menyerap material debu berbahaya sehingga tidak sampai terhirup oleh para
pekerja.

Administrasi

Metode ini dilakukan dengan memberikan arahan atau petunjuk tentang


bagaimana cara bekerja dengan mengutamakan safety atau keselamatan
kepada para pekerja. Beberapa hal yang biasa dilakukan dengan metode ini
adalah dengan membuat Standard Operational Procedure (SOP), training atau
pelatihan khusus, hingga memasang rambu-rambu keselamatan. Secara garis
besar metode ini tidak benar-benar menghilangkan ancaman bahaya, namun
meminimalisir risiko para pekerja mengalami kecelakaan.

Personal Protective Equipment (PPE)

Secara umum metode ini dilakukan dengan membekali para pekerja dengan Alat
Perlindungan Diri (APD) seperti sarung tangan, masker, helm, seragam khusus
hingga kacamata pelindung. Metode ini sudah menjadi standar keselamatan
kerja yang selalu ada dalam areal pertambangan. Namun dari kelima metode
tersebut, PPE tingkat efektifitasnya dinilai paling rendah.

8. Buatlah contoh ERP di sector migas dan perkebunan sawit


Jawaban :
1.Contoh ERP di sek tor migas yaitu di PERTAMINA

Pertamina merupakan salah satu pengguna SAP R/3. Dalam proses


pengimplementasiannya menemukan banyak kendala sehingga berbagai pihak
menilai pemanfaatan SAP R/3 yang dipilih oleh Pertamina kurang mampu
dioptimalkan. Pertamina menerapkan ERP dengan sistem mySAP 2005 telah Go
Live pada tanggal 2 Januari 2009. Beberapa hal yang dapat dipelajari dari
implementasi ERP di Pertamina adalah sebagai berikut.
Dalam Information System (IS) terdapat tiga komponen yang harus
disinergikan agar memperoleh hasil yang optimal yaitu business
process, people dan IT. Banyak pihak terlalu berkonsentrasi pada aspek IT.
Padahal tantangan implementasi IS yang sesungguhnya ada pada kedua aspek
lainnya. Jika perusahaan telah memiliki business process yang baik dan teratur
maka tantangan yang paling utama adalah pada aspek people. Hal ini
disebabkan oleh rumitnya mengubah kebiasaan kerja setiap karyawan yang tidak
jarang menimbulkan resistensi.

Manajemen Pertamina menyadari bahwa keselarasan antar tiga komponen IS


merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam
mengimplementasikan ERP. Oleh karena itu, Pertamina membentuk tim yang
bertanggung jawab terhadap rencana implementasi ERP ini. Tim menyadari
sepenuhnya bahwa implementasi ERP di Pertamina harus melalui business
process reengineering. Hal ini dikarenakan Pertamina telah melakukan
serangkaian kajian dan memutuskan untuk menggunakan SAP R/3. Keputusan
ini didasarkan bahwa SAP merupakan salah satu best practice. Dengan
menggunakan ERP ‘vanilla’ seperti ini maka salah satu konsekuensinya adalah
melakukan business process reengineering agar sesuai dengan ERP yang
dipilih. Adapun tim yang telah dibentuk ini dibantu oleh Accenture dalam
mengimplementasikan SAP R/3 di Pertamina.

Namun demikian implementasi ERP di Pertamina kurang optimal karena


cukup besarnya resisten untuk berubah. Dapat dipahami bahwa mengubah cara
kerja karyawan adalah sesuatu yang rumit. Hal ini dikarenakan para pengguna
ERP tersebut telah terbiasa dengan cara kerja lama yang lebih mapan dan
mudah dimengerti. Sebagai contoh, pengguna ERP masih sering menggunakan
sistem informasi berdasarkan telpon dan hard copy. Selain itu, hal lain yang perlu
menjadi perhatian pula adalah adanya pendapat dari karyawan bahwa ERP
hanyalah proyek IT. Mungkin tim harus lebih melakukan sosialisasi guna
meluruskan pendapat yang keliru ini. Tim harus memberikan pemahaman bahwa
ERP merupakan salah satu sarana yang memudahkan setiap pihak dalam
mencapai tujuan perusahaan sehingga adanya rasa memiliki terhadap program
ini. Dengan demikian implementasi ERP lebih mendapat dukungan dari setiap
pihak dan pada akhirnya dapat dipergunakan secara optimal.
Metode pengembangan sistem di Pertamina ini menggunakan
pendekatan big bang. Pada awalnya pelaksanaan business process
reengineering dan implementasi ERP akan dilakukan secara sekuensial. Tim
merencanakan untuk melakukan business process reengineering terlebih dahulu
sebelum mengimplementasikan ERP seperti yang dilakukan oleh Garuda dan
Telkom. Namun seiring dengan adanya UU Migas No.22 tahun 2001 tanggal 23
November 2001 serta adanya AFTA di tahun 2003, maka Pertamina menyadari
dengan cara sekuensial tidak akan dapat mengejar batas waktu yang dimaksud.
Kedua hal tersebut menuntut Pertamina untuk dapat beroperasi secara optimal
sehingga siap menghadapi pasar bebas. Oleh karena itu, tim memutuskan untuk
melakukan business process reengineering dan implementasi ERP secara
simultan. Tim menyadari adanya resiko besar yang akan dihadapi jika
menggunakan cara ini. Akan tetapi, tim tidak memiliki pilihan lain untuk
melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh untuk membawa Pertamina
menjadi perusahaan kelas dunia. Kekhawatiran ini ternyata terbukti yaitu
ketidaksiapan sumber daya manusia untuk melakukan perubahan cara kerja
sehingga implementasi ERP di Pertamina tidak memberikan hasil yang optimal.
Dari beberapa keterangan dapat disimpulkan pendekatan big bang di Pertamina
ini dilakukan per unit bisnis namun tanpa menjadikan salah satu unit
sebagai pilot project. Upms II merupakan unit pemasaran pertama Go Live SAP
yang merupakan non pilot project dalam melaksanakan SAP secara mandiri.
Adapun modul yang pertama kali digunakan oleh Pertamina meliputi SD, MM, FI,
CO dan HR. Kini Pertamina merencanakan menggunakan mySAP dengan
menggunakan modul yang lebih lengkap yaitu meliputi MMH(Materials
Management Hydro), MMNH (Materials Management Non Hydro), SD/TD (Sales
& Distribution/ Transportation & Distribution), PP (Production Planning), PM(Plant
Maintenance), Human Capital Management, FI(Finanancial Accounting) dan
CO (Controlling).

2.ERP di sector perkebunan sawit


Sebuah perusahaan besar pasti memiliki beberapa bagian fungsional, misalnya
pembelian, penjualan, produksi, keuangan, dan lain sebagainya. Setiap bagian
fungsional dalam perusahaan tersebut juga dapat dipastikan memiliki sejumlah
kegiatan operasional sehari-hari sehingga menghasilkan data dan informasi
dalam jumlah yang besar. Untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap bagian
fungsional tersebut harus saling bekerjasama, saling menyebarkan dan
menerima informasi. Salah satu kunci keberhasilan kerjasama tersebut adalah
harus adanya aliran data yang lancar, akurat dan up to date antar bagian
fungsional. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mengintegrasikan
semua bagian fungsional tersebut. Sistem informasi demikian dinamakan dengan
sistem informasi ERP (Enterprise Resource Planning). PT. Padasa Enam Utama
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan
pengolahan kelapa sawit dan memiliki empat buah kebun. Perusahaan ini selalu
mengalami berbagai masalah, terutama dalam hal aliran data dan informasi antar
bagian fungsional, di mana data dan informasi masih diberikan dalam bentuk
print out, yang dikirim lewat fax, ratel, bahkan lewat jalan darat. Akibatnya bisa
ditebak, mulai dari lamanya penerimaan data dan informasi, kurang jelasnya data
dan informasi yang diterima, data yang harus diinput ulang kembali sehingga
terdapat redundancy data, hingga pembuatan laporan yang membutuhkan waktu
lama. Hal ini disebabkan belum adanya integrasi yang baik antara sistem
informasi fungsional di perusahaan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan di
atas, dibentuk lah suatu sistem informasi ERP dengan metodologi System
Development Life Cycle (SDLC) model waterfall. Dengan adanya sistem
informasi ERP diharapkan aliran data dan informasi dapat disebarkan dari satu
bagian ke bagian lainnya dengan lancar sehingga mampu meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja. Sehingga proses bisnis yang ada menunjukkan
kelancaran aliran data dan informasi dari satu bagian ke bagian lain. Dengan
kemudahan suatu bagian mendapatkan data dan informasi dari bagian lain, tidak
terjadi lagi data yang harus diinput ulang. Berbagai pekerjaan bahkan sudah
digantikan oleh sistem.

9. Apa yang anda ketahui terkait human factor di sector pertambangan


Jawaban :
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan
persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang belum dilaksanakan
secara benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja karena:
Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe Action)
yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin
dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain:
a) Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (Lack of Knowledge and Skill).
b) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability).
c) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly Defect).
d) Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom).
e) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe Attitude and Habits).
f) Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang baru
dan belum dipahami.
g) Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru (Lack of
skill)
h) Penurunan konsentrasi (Difficulting in Concerting) dari tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan.
i) Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja.
j) Kurang adanya motivasi kerja (Improper Motivation) dari tenaga kerja.
k) Kurang adanya kepuasan kerja (Low Job Satisfaction).
l) Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri.
10. Sebutkan regulasi terkini di bidag perkebunan sawitdan pertambangan terkait K3

Jawaban :

a.Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


b.Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

c.Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


d.Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
e.Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena
Hubungan Kerja.
f.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 05/Men/1993
g.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/ 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
h.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-01/Men/ 1998 tentang
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja

11. Apakah perbedaan mendasar antara radiasi pengion dan non-pengion?

Jawaban : Perbedaan utama antara radiasi pengion dan non- pengion adalah
jumlah energi yang dibawa radiasi. Radiasi pengion membawa energi lebih
banyak daripada radiasi non-pengion. Radiasi pengion memiliki energi ,tinggi
sehingga ke,ka melakukan perjalanan melalui materi, ia mengetuk elektron
terlepas dari atom.
Daftar pustaka

http://lipi.go.id/publikasi/kajian-regulasi-dan-kebijakan-pengelolaan-
pertambangan-rakyat-/39542

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210315081452-199-617419/efek-
tambang-batu-bara-yang-merusak-kesehatan-dan-lingkungan

https://petrotrainingasia.com/bahaya-k3-di-industri-migas/

https://www.google.com/search?q=oil+spills+adalah&ie=utf-8&oe=utf-8

http://breakandescape.blogspot.com/2011/06/erp-pertamina.html

https://library.ui.ac.id/detail?id=126305

https://toolsfortransformation.net/indonesia/wp-content/uploads/2017/05/SOP-
Pelatihan-K3-.pdf

Anda mungkin juga menyukai