Anda di halaman 1dari 3

Nama : Widya Anggraini

NIM : N1A118099
Mata Kuliah : K3 RS
Semester : VII
Dosen : drg. Willya Novita Eka Rini, M.Kes

Pertanyaan

1. Jelaskan prinsip patient dan ptovider safety


2. Buatlah contoh sebuah naskah/ kebijakan K3RS dilingkungan rumah sakit sesuai kaidah
yang ada

Jawaban
1. - Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
Tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit terdiri dari:
1. Kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien,
2. Komitmen pelayanan kesehatan berorientasi patient safety.
3. Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebab insiden terkait patient safety.
4. Kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety.
5. Kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan pasien tentang faktor risiko
insiden terkait patient safety.
6. Kemampuan mengidentifikasi akar masalah penyebab masalah terkait patient
safety.
7. Kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi untuk
mencegah kejadian berulang.
- Prinsip provider safety adalah mengupayakan keselamatan atau keamanan tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama perawat sebagai tenaga
kesehatan yang paling besar jumlahnya dan paling lama kontak dengan pasien,
sehingga sangat berisiko dengan pekerjaannya, namun banyak perawat tidak
menyadari terhadap risiko yang mengancam dirinya yang telah melupakan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Provider safety lebih merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan seseorang. Sedangkan kesehatannya merujuk pada kondisi imim
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

2. Kebijakan pelaksanaan K3
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang padat karya, pakar, modal, dan
teknologi, namun keberadaan rumah sakit juga memiliki dampak negatif terhadap
timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bila rumah sakit tersebut tidak
melaksanakan prosedur K3. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan kebijakan sebagai
berikut :
(1) Membuat kebijakan tertulis dari pimpinan rumah sakit
(2) Menyediakan Organisasi K3 di Rumah Sakit sesuai dengan Kepmenkes Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit
(3) Melakukan sosialisasi K3 di rumah sakit pada seluruh jajaran rumah sakit
(4) Membudayakan perilaku k3 di rumah sakit
(5) Meningkatkan SDM yang professional dalam bidang K3 di masing-masing unit
kerja di rumah sakit
(6) Meningkatkan Sistem Informasi K3 di rumah sakit
Pelayanan K3RS harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai
komponen yang ada di rumah sakit. Pelayanan K3 di rumah sakit sampai saat ini
dirasakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak rumah sakit yang
belum menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja (SMK3).
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
tercantum pada pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009 dan peraturan Menteri
tenaga kerja dan Transmigrasi RI No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan
kerja. Adapun bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, sebagai
berikut :
(1) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebekum kerja bagi pekerja
(2) Melakukan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di rumah sakit dalam penyesuaian diri baik
fisik maupun mental terhadap pekerjanya.
(3) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan
di rumah sakit
(4) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
pekerja
(5) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang
menderita sakit
(6) Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja rumah sakit yang akan
pension atau pindah kerja
(7) Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap pekerja dan pasien
(8) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
(9) Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan
kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi,
psikososial, dan ergonomi)
(10) Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja yang
disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah
kerja Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai