Anda di halaman 1dari 11

JITSA Volume 2 (1) Februari 2021

JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21


Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
ANALISA POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA PT. PLN (PERSERO)
SUMBAWA MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY
(HAZOP)

Resti Ariyani1*, Ryan Suarantalla2*, Ismi Mashabai3*


1,2,3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Sumbawa
*
Email:ademula38@gmail.com,ryan.suarantalla@uts.ac.id, ismi.mashabai@uts.ac.id

Abstrak
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah perusahaan.
Dengan adanya alasan ini maka SDM harus dijaga dengan baik sebagai aset tak ternilai di dalam
perusahaan. Perusahaan yang baik akan menyediakan fasilitas untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan SDM. Perusahaan biasanya akan menyediakan pedoman bekerja dalam sebuah
perusahaan yang sudah terstandarisasi sehingga pekerjaan menjadi mudah untuk dilakukan. Pedoman
ini sering kali disebut dengan pedoman Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3). Salah satu perusahaan
yang menerapkan K3 adalah PT. PLN (Persero) Sumbawa. Ancaman begitu besar dapat terjadi di
perusahaan ini dikarenakan lapangan kerja yang begitu luas sehingga terdapat beberapa risiko kerja
yang tinggi seperti jatuh dari ketinggian ataupun tersengat arus listrik.Oleh karena adanya bahaya
kerja (hazard) yang tinggi maka diperlukan manajemen risiko yang meliputi identifikasi hazard untuk
mengetahui risiko yang menimbulkan bahaya kecelakaan kerja, analisis potensi hazard, penilaian
risiko, dan membuat suatu rekomendasi guna mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga perlu
dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan usulan perbaikan kondisi kerja untuk meminimalisasi
bahaya. Penelitian ini menggunakan Hazard andOperability Study (HAZOP), yaitu suatu metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hazard sehingga proses yang berlangsung dalam
suatu sistem dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Kata Kunci:Kecelakaan Kerja, Hazard and Operability Study (HAZOP), PT. PLN (Persero)
Sumbawa

I. PENDAHULUAN

Tenaga kerja adalah sumber daya manusia melaksanakan sistem manajemen K3”. Data
sebagai aset perusahaan yang sangat penting dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
keberadaannya serta merupakan unsur yang tak (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat pada tahun
dapat terpisahkan dalam proses produksi selain 2017 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak
unsur-unsur penunjang lainnya (Mudjimu, 123.041 kasus dan meningkat pada tahun 2018
2019). Namun, persaingan industri yang sangat sebanyak 173.105 kasus (BPJS
kompetitif pada era globalisasi khususnya Ketenagakerjaan, 2019). Menurut Anizar
dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (2012) kerugian yang diakibatkan oleh
(MEA) membuat sumber daya manusia kecelakaan kerja antara lain kerugian ekonomi,
menjadi aspek terpenting sehingga aset kerusakan alat/mesin, bahan dan bangunan,
perusahaan atau humaninvesment harus lebih serta biaya pengobatan dan perawatan.
diperhatikan mengingat adanya ancaman Kecelakaan kerja merupakan salah satu hal
bahaya (hazard) potensial yang berhubungan yang dapat terjadi kapan saja dan tidak dapat
dengan kerja. Program K3 sesuai dengan pasal dipungkiri yang dapat merugikan berbagai
87 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 yang pihak mulai dari perusahan, karyawan, maupun
menyebutkan “Setiap perusahaan yang pekerja lapangan. Beberapa kecelakaan kerja
mempekerjakan lebih dari 100 karyawan atau dapat terjadi karena beberapa faktor (Ardana,
yang sifat proses dan bahan produksinya dkk., 2012). Kecelakaan kerja dalam suatu
mengandung bahaya karena dapat pekerjaan terkadang sulit untuk dihindari oleh
menyebabkan kecelakaan menerapkan dan karena itu, cara menanggulangi unsure

11
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
kecelakaan kerja dengan meniadakan unsure PT.PLN (Persero) merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja atau dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
mengadakan pengawasan yang ketat, sehingga bergerak dalam bidang penyediaan tenaga
pada dasarnya kecelakaan kerja hanyalah listrik yang keberadaannya sangat dibutuhkan
merupakan gejala yang berakar pada oleh masyarakat umum. Keberadaan listrik
manajemen. (Aziza, 2019). sangat dibutuhkan oleh masyarakat apalagi di
Tarwaka (2008) mendefinisikan era modern ini. Kebutuhan masyarakat akan
kecelakaan kerja sebagai suatu kejadian yang listrik semakin meningkat seiring
tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga perkembangan teknologi. Listrik juga
yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, digunakan dalam industri besar, menengah,
harta benda atau properti maupun korban jiwa dan industri kecil. Perusahaan pembangkit
yang terjadi di dalam suatu proses kerja tenaga listrik harus memiliki tenaga kerja yang
industri atau yang berkaitan dengannya. berkompetensi sesuai dengan perannya.
Adanya peristiwa kecelakaan dapat merugikan Aktivitas yang berhubungan dengan listrik
perusahaan dari segi biaya langsung (direct akan sangat berbahaya jika tidak dilengkapi
cost) seperti biaya kompensasi pembayaran dengan alat pelindung diri, baik untuk
asuransi kecelakaan dan biaya tidak langsung karyawan lapangan ataupun karyawan kantor.
(indirect cost) seperti hilangnya waktu kerja Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
dan terhentinya proses produksi sementara mengidentifikasi dan usulan perbaikan kondisi
(Hartoyo dkk, 2015). Keselamatan kerja kerja untuk meminimalisasi bahaya Penelitian
merupakan suatu bentuk upaya menghindari ini menggunakan Hazard and Operability
terjadinya kesalahan dan kerusakan kerja yang Study (HAZOP), yaitu suatu metode yang
dilakukan oleh para pekerja dan karyawan digunakan untuk mengidentifikasi dan
(Widodo, 2015). Menurut Mangkunegara menganalisis hazard sehingga proses yang
(2009), keselamatan kerja menunjukkan berlangsung dalam suatu sistem dapat berjalan
kondisi yang aman atau selamat dari dengan lancar dan aman (Juniani dkk, 2008).
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat
kerja.. Risiko keselamatan merupakan aspek- II. METODE
aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, terpotong, luka Penelitian ini dilakukan di PT. PLN
memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat (Persero), Sumbawa Besar, Nusa Tenggara
tubuh, penglihatan dan pendengaran. Barat, Indonesia. Penelitian ini dilakukan
Berdasarkan pendapat Leon C. Megginson selama 30 hari kerja (1 Juli s/d 12 Agustus
(dalam Mangkunegara, 2001) istilah 2020). Metode pengambilan data dalam
keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang penelitian ini adalah sebagai berikut:
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan, 1. Metode HAZOP (Hazard Operability
atau kerugian ditempat kerja. Kecelakaan kerja Study) digunakan dalam menganalisis
merupakan salah satu hal yang dapat terjadi potensi bahaya di PT. PLN (Persero)
kapan saja dan tidak dapat dipungkiri yang Sumbawa. Metode HAZOP merupakan
dapat merugikan berbagai pihak mulai dari metode identifikasi bahaya yang sistematis,
perusahan, karyawan, maupun pekerja teliti, dan terstruktur untuk
lapangan. mengidentifikasi berbagai permasalahan
Perusahaan pembangkit tenaga listrik yang mengganggu jalannya proses dan
harus memiliki tenaga kerja yang risiko yang terdapat pada suatu peralatan
berkompetensi sesuai dengan perannya. yang dapat menimbulkan risiko merugikan
Aktivitas yang berhubungan dengan listrik bagi manusia atau fasilitas pada
akan sangat berbahaya jika tidak dilengkapi sistem.Pengumpulan data primer diperoleh
dengan alat pelindung diri, baik untuk berupa gambaran bahaya dan risiko dengan
karyawan lapangan ataupun karyawan kantor. cara melakukan observasi terhadap mesin
Perusahaan dituntut agar dapat lebih yang digunakan, kondisi tempat kerja dan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan tahapan proses yang dilakukan terkait
kerja para karyawan, agar mereka dapat dengan proses produksi. Observasi
mampu mewujudkan tujuan dari perusahaan dilakukan dengan melihat kondisi tempat
tersebut (Mentang, 2013). kerja dan mesin yang digunakan serta
mencatat tahapan proses yang dilakukan di

12
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
lapangan. Sedangkan pengumpulan data b. Untuk setiap lokasi, dilakukan observasi
sekunder diperoleh dari data perusahaan terhadap pekerja yang melakukan
yaitu layout perusahaan, data kecelakaan Unsafe Action dan juga kondisi gedung
kerja, dan SOP. kerja.
Langkah-langkah dalam melakukan c. Menentukan penyimpangan yang ada
pengumpulan dan pengolahan data sebagai dilihat dari proses produksi dan instruksi
berikut: kerja berupa SOP, data kecelakaan
1. Melakukan identifikasi hazard kerja, dan unsafe action
Sebelum dilakukan identifikasi hazard, 2. Penilaian Risiko
identifikasi penyimpangan proses produksi Dilakukan berdasarkan tabel identifikasi
dibutuhkan untuk mengidentifikasi risiko. Penilaian risiko ini digunakan untuk
penyimpangan yang ada selama proses mengetahui potensi hazard pada setiap area
produksi berlangsung. Identifikasi kerja di unit Lokasi Kerja Lapangan dan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai Kantor PT. PLN (Persero) Sumbawa.
berikut: Berikut ini merupakan penilaian level risiko
a. Menentukan lokasi yang akan di yang mengacu pada Australian standard/
observasi. Dalam penelitian ini New Zealand :
dilakukan observasi pada Lokasi Kerja
Lapangan dan Kantor PT. PLN (Persero)
Sumbawa
Tabel 1. Penilaian Level Risiko
Consequence
Catastrophi
Insignificant Minor Moderat Major
c
(1) (2) e (3) (4)
(5)
Likelihoo Almost certain
A1 A2 A3 A4 A5
d (A)
Likely (B) B1 B2 B3 B4 B5
Possible (C) C1 C2 C3 C4 C5
Unlikely (D) D1 D2 D3 D4 D5
Catastrophic (E) E1 E2 E3 E4 E5
Sumber: //digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Keterangan Level Risiko


RISK LEVEL DESKRIPSI
Extreme Risk Sangat Berisiko, dibutuhkan tindakan secepatnya
Berisiko Besar, dibutuhkan perhatian dari
High Risk
manajemen puncak
Risiko Sedang, tanggung jawab manajemen harus
Moderate Risk
spesifik
Low Risk Risiko Rendah, ditangani dengan prosedur rutin
Sumber: //digilib.uns.ac.id

Skor Level Risiko = Likelihood x Consequence HAZOP worksheet meliputi penyimpangan


(deviation), penyebab penyimpangan
3. Klasifikasi Hazard berdasarkan sumbernya (cause), akibat dari penyimpangan
Sumber hazard diklasifikasikan (consequence), dan rekomendasi usulan
berdasarkan sikap kerja, prosedur kerja, tindakan perbaikan (action).
tempat kerja, dan lingkungan kerja.
4. HAZOP worksheet III. HASIL DAN PEMBAHASAN

13
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
1. Identifikasi Potensi Hazard langsung, sumber data dari instansi, dan
Metode HAZOP digunakan pada penelitian dokumentasi untuk memperoleh temuan
di PT.PLN (Persero) Sumbawa baik di potensi Hazard.
Lapangan maupun area perkantoran
merupakan data identifikasi dan penilaian
risiko melalui observasi lapangan secara
Tabel 3. Identifikasi Hazard di PT. PLN (Persero) Sumbawa
No. Lokasi Foto Potensi Risiko Sumber
Bahaya Bahaya
1. Lapangan Arus Pendek Tersengat Kabel
(Kota Listrik dan berantakan
Sumbawa) kebakaran akibat
jika adanya Pencurian
percikan api Listrik

2. Lapangan (By Arus pendek Kuli Pembangunan


Pass Tersengat dekat JTM
Sumbawa- Listrik
Bima)

3 Lapangan Arus Pendek Pekerja Pohon dekat


(Desa Perate, Tersengat JTM
Kec. Unter Listrik
Iwes

.
4. Lapangan Arus pendek Tersengat LVTC Lepas
(Desa Pelat, hingga listrik bagi dari strain
Kec. Unter panjang dan masyarakat clamp
Iwes) juga dan pekerja
menimbulkan yang
percikan api berkeliaran
di lokasi

5. Lapangan (Jln. Arus Pendek Luka Bakar Kabel JTR


Garuda, hingga Arus karena Terkelupas
Sumbawa Panjang Terkena
Besar) percikan
api, pekerja
tersengat
listrik

14
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009

6. Lapangan ( Ai Konslet Tersengat Andongan


Bari, Moyo Listrik bagi JTM kendor /
Utara) masyarakat rendah
yang
berkeliaran
di sekitar
area.

7. Lapangan Tersengat Tangan APD kurang


(Kota Listrik Pekerja lengkap
Sumbawa) mengalami (tidak
luka bakar memakai
baik ringan sarung
maupun tangan)
berat yang
berpotensi
di amfutasi

8. Lapangan Tertabrak Patah Tidak ada


(Kecamatan kendaraan Tulang, rambu
Lopok) luka-luka, peringatan
hingga perabasan
kematian pohon

Sumber: Hasil Penelitian

Gambar 1.Pie Chart Tingkat Risiko


Sumber: Hasil Penelitian

15
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
Gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat perusahaan agar segera melakukan tindakan
62% potensi bahaya dengan risiko ektrim, 12% perbaikan untuk mengurangi dampak risiko
potensi bahaya dengan tingkat risiko Tinggi, yang ada.
13% potensi bahaya dengan risiko sedang, dan Berdasarkan pada pengolahan data
13% potensi bahaya risiko rendah. Hal tersebut Tingkat Risiko maka didapatkan klasifikasi
menunjukan bahwa masih banyak potensi potensi Bahaya yang mungkin dapat terjadi
bahaya di PT. PLN (Persero) Sumbawa yang PT. PLN (Persero) Sumbawa dapat dilihat
perlu menjadi perhatian baik Pekerja dan juga pada pie chart berikut ini:

Gambar 2. Pie Chart Klasifikasi Potensi Bahaya


Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan gambar diatas,diketahui bahwa potensi bahaya pada sikap kerja. Hal tersebut
terdapat terdapat 50% potensi bahaya pada menunjukkan bahwa klasifikasi Prosedur kerja
klsifikasi prosedur kerja, 25% potensi bahaya diperlukan perhatian lebih dalam upaya
pada klasifikasi lingkungan kerja, 13% potensi pencegahan kecelakaan kerja.
bahaya pada klasifikasi tempat kerja, dan 12%

2. Penilaian Tingkat Risiko


Penilaian risiko digunakan untuk consequence (c) merupakan dampak akibat
mengetahui petensi hazard di PT. PLN dari suatu kejadian. Secara lengkap berikut
(Persero) Sumbawa. Proses rekapitulasi tabel contoh penilaian risiko yang ada di PT.
potensi bahaya dilakukan dengan menentukan PLN (Persero) Sumbawa:
level risiko. Likehood (l) merupakan tingkat Level Risiko = Likelihood x Consequence
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

Tabel 4. Contoh Penilaian Tingkat Risiko


Potensi Sumber Risk
No. Lokasi Foto Risiko L C S
Bahaya Bahaya Level
Terseng Kabel
Lapangan
Arus at berantak Extreme
1. (Kota C 4 C4
Pendek Listrik, an Risk
Sumbawa
dan akibat
16
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
kebakar Pencuria
an jika n Listrik
adanya
percikan
api
Sumber: Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan penilaian risiko kecelakaan kerja di PT. PLN (Persero) Sumbawa :

Tabel 5. Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja


Potensi Sumber Risk
No. Lokasi Foto Risiko L C S
Bahaya Bahaya Level
Terseng
at
Kabel
Listrik,
Arus berantak
Lapangan dan
Pendek an Extreme
1. (Kota kebakar C 4 C4
hingga arus akibat Risk
Sumbawa an jika
panjang Pencuria
adanya
n Listrik
percikan
api
Lapangan Kuli Pemban
(By Pass Arus Terseng gunan Extreme
2. A 3 A3
Sumbawa pendek at dekat Risk
-Bima) Listrik JTM
Lapangan
(Desa Pekerja
Arus Pohon
Perate, Terseng Moderat
3. Pendek dekat C 3 C3
Kec. at e
JTM
Unter Listrik
Iwes
Terseng
Arus at listrik
Lapangan pendek bagi LVTC
(Desa hingga masyara Lepas
Pelat, panjang dan kat dan dari High
4. B 3 B3
Kec. juga pekerja strain Risk
Unter menimbulk yang clamp
Iwes) an percikan berkelia
api ran di
lokasi
Luka
Bakar
Lapangan karena
Arus Kabel
(Jln. Terkena
Pendek JTR Extreme
5. Garuda, percikan A 3 A3
hingga Arus Terkelu Risk
Sumbawa api,
Panjang pas
Besar) pekerja
tersenga
t listrik

17
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
Terseng
at
Listrik
Lapangan bagi Andong
( Ai Bari, masyara an JTM Low
6. Konslet D 2 D2
Moyo kat yang kendor / Risk
Utara) berkelia rendah
ran di
sekitar
area.
Tangan
Pekerja
mengala
mi luka APD
bakar kurang
Lapangan
baik lengkap
(Kota Tersengat Extreme
7. ringan (tidak A 3 A3
Sumbawa Listrik Risk
maupun memaka
)
berat i sarung
yang tangan)
berpoten
si di
amfutasi
Patah Tidak
Tulang, ada
Lapangan luka- rambu
Tertabrak Extreme
8. (Kecamat luka, peringat A 3 A3
kendaraan Risk
an Lopok) hingga an
kematia perabasa
n n pohon
Sumber: Hasil Penelitian

Setelah dilakukan identifikasi bahaya dan dalam klasisikasi bahaya prosedur kerja
penilaian risiko, kemudian potensi hazard sebagai berikut:
tersebut diklasifikasikan berdasarkan sumber a. Potensi bahaya tersengat listrik
bahaya ditujukkan sebagai berikut : Bahaya ini dapat terjadi akibat
Tabel 6. Klasifikasi Hazard kurangnya kewaspadaan dan minimnya
Jumlah pengetahuan pekerja saat melakukan
No. Klasifikasi Bahaya Potensi prosedur kerja sehingga menyebabkan
Bahaya prosedur kerja yang belum aman (safe work
1. Sikap Kerja ( 1 ) 1 procedure) saat melakukan pemeliharaan
Prosedur Kerja ( 4, 6, 7, baik Jaringan tegangan rendah, menengah,
2. 4 maupun tinggi, serta pada saat melakukan
8)
3. Tempat Kerja ( 2 ) 1 instalasi. Perbaikan yang diusulkan
Kondisi Lingkungan terhadap potensi bahaya tersengat listrik
4. 2 yaitu menghimbau kepada pekerja untuk
Kerja ( 3, 5 )
Sumber: Hasil Penelitian lebih teliti dalam bekerja sesuai SOP, dan
kepada manager untuk selalu memantau
3. Analisis Klasifikasi Prosedur Kerja serta breafing rutin dan juga sosialisasi
Klasifikasi prosedur kerja merupakan akan bahaya potensi tersengat listrik ini.
pengelompokkan potensi bahaya berdasarkan Selain itu rambu-rambu pada jaringan juga
yang disebabkan oleh prosedur atau aktivitas diperlukan agar dapat diketahui apakah
kerja yang memiliki risiko dapat mencederai memiliki tegangan baik tinggi ataupun
pekerja. Potensi bahaya yang temasuk ke
18
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
rendah. Contoh rambu dapat dilihat sebagai Ini menjadi perhatian penting bagi para
berikut: pekerja baik pekerja lapangan, pengawas
kerja, maupun manager. Terkadang para
pekerja menyepelekan hal tersebut yang
bisa menjadi potensi bahaya higga
kecelakaan kerja. Usulan perbaikan disini
yaitu kepada manager sebelum melakukan
prosedur kerja lebih baik memberikan
pengarahan atau sosilaisasi kepada pekerja
dan juga breafing rutin mengenai rambu-
rambu pada khusunya baik itu
pemeliharaan jaringan dan juga perabasan
pohon.

Gambar 3. Rambu Listrik Tegangan Tinggi 4. Analisis Klasifikasi Lingkungan Kerja


Sumber: id.pinterest.com Klasifikasi bahaya berdasarkan lingkungan
kerja yaitu pengelompokan potensi bahaya
b. Alat Pelindung Diri Tidak Lengkap yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
APD yang dimaksud disini yaitu sarung yang dapat mempengaruhi aktivitas kerja yang
tangan sebagaimana pada tabel potensi mengacu pada keadaan tempat kerja. Potensi
Hazard diatas. Kurang lengkapnya APD bahaya yang termasuk dalam klasifikasi
dapat menjadi salah satu penyebab bahaya tersebut yaitu:
kecelakaan kerja. Jika melakukan kegiatan a. Pohon dekat JTM (Jaringan Tegangan
seperti instalasi dan pemeliharaan jaringan Menengah)
maka diutamakan APD harus lengkap. Salah satu penyebab terjadinya potensi
Usulan perbaikan disini yaitu pengawas bahaya yaitu pohon yang terlalu dekat dengan
lapangan harus lebih memperhatikan para jaringan yang sebenarnya antara pohon dan
pekerja baik sebelum atau sesudah bekerja jaringan yaitu berjarak aman 3 meter, dengan
terutama kelengkapan APD khususnya demikian jika tidak mencapai jarak aman maka
sarung tangan. Adapun sarung tangan yang akan menyebabkan potensi bahaya seperti arus
sesuai standar yaitu terdapat material karet pendek. Hal inilah yang menjadi usulan
pada bagian telapak tangan supaya perbaikan yaitu perabasan pohon secara
meningkatkan kenyaman pemakaian. berkala untuk menghindari potensi tersebut
sesuai ROW (Right Of Way ).

Gambar 5.Perabasan Pohon


Gambar 4.Sarung Tangan Sumber : Penelitian
Sumber : katigaku.top
b. Kabel JTR (Jaringan Tegangan Rendah)
c. Jarang Memasang Rambu-Rambu Saat Terkelupas
Bekerja Disebabkan oleh faktor lingkungan atau
cuaca yang tak menentu seperti panas maupun
19
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
hujan sehingga menyebabkn terkelupasnya Terakhir sikap kerja, yakni kurangnya
JTR yang berpotensi membahayakan pekerja sosialisasi mengenai bahaya pembangunan
saat melakukan pemeliharaan maupun dekat jaringan listrik PLN.
masyarakat sekitar. Usulan perbaikan disini Rekomendasi perbaikan yang dapat
yaitu Isolasi Kabel atau mengganti dengan dilakukan meliputi menggunting ranting pohon
yang baru, dan pekerja juga harus rutin secara berkala, selalu menggunakan APD,
mengontrol hal tersebut. mematuhi rambu-rambu peringatan saat
bekerja, dan melakukan sosialisasi akan
5. Analisis Klasifikasi Tempat Kerja bahaya kecelakaan kerja secara berkala, baik
Klasifikasi bahaya tempat kerja merupakan kepada pekerja maupun masyarakat umum,
pengelompokkan potensi bahaya berdasarkan serta pengamanan dan pengecekan dari pihak
kondisi tempat kerja yang kurang memadai perusahaan.
sehingga berpotensi mengganggu aktivitas
pekerja dan pekerja berpotensi mengalami Saran
kecelakaan kerja. Potensi yang mncul disini Saran yang dapat diberikan dalam
yaitu pembangunan didekat Jaringan yang penelitian ini yakni untuk perlu adanya
dapat menyebabkan potensi kecelakaan kerja pengawasan yang lebih baik dari pihak
baik pekerja maupun masyarakat atau pemilik perusahaan sehingga memberikan keamanan
bangunan. Seperti yang diketahui jarak aman dan kenyamanan bagi pekerja dan juga dapat
antara bangunan dengan jaringan yaitu 3 meter meningkatkan mutu serta produktifitas
selebihnya akan menyebabkan terjadinya kerja.Pelaksaan Briefing dan Evaluasi yang
potensi bahaya. Adapun usulan perbaikan yaitu berkesinambungan perlu ditingkatkan untuk
melakukan sosialisasi bahaya listrik kepada mengetahui bagaimana peningkatan kesadaran
pekerja dan juga masyarakat yang tinggal pekerja terhadap K3Untuk mengetahui kendala
disekitar bangunan. dalam mematuhui K3 menurut peneliti perlu
diadakan punishment yaitu pemberian sanksi
6. Analisis Klasifikasi Sikap Kerja pada pekerja tidak disiplin dalam penggunaan
Klasifikasi sikap kerja merupakan APD atau bentuk pelanggaran lainnya.
pengelompokan potensi bahaya berdasarkan Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap
sikap kerja yang kurang memadai sehingga rekomendasi atau usulan perbaikan, sehingga
berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja. untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
Potensi yang mucul disini yaitu pencurian dilakukan sampai implementasi dan evaluasi.
listrik yang dapat membahayakan banyak
pihak mulai dari perusahaan, pekerja lapangan, V. DAFTAR PUSTAKA
hingga masyarakat sekitar. Usulan perbaikan
yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian.
tentang bahaya pencurian listrik, dan juga Edisi revisi. Jakatra : Rineka Cipta.
meningkatkan pengamanan dan pengecekan Aziza, Safitri Nur. (2019). Penerapan Sistem
dari pihak perusahaan. Manajemen K3 Guna Mengurangi
Risiko Keselamatan Kerja pada UP3.
IV. PENUTUP Situbondo UIN Maulana Malik
Ibrahim. Malang.
Kesimpulan Haryoto, E. , Sholihah ,Q. , R. & Racmah , D.
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang (2015). Saranpan Pagi Dan
telah diperoleh sebelumnya, maka disimpulkan Produktivitas. Malang : Universitas
bahwa terdapat 8 potensi bahaya di PT. PLN Brawijaya Press (UB Press).
(Persero) Sumbawa yang di klasifikasikan Juniani, A., Handoko ,L., & Firmansyah , C.
berdasarkan sumbernya yaitu lingkungan kerja, (2008) .Implementasi metodo HAZOP
yakni jarak antara pohon dengan jaringan yang dalam proses identifikasi bahaya dan
terlalu dekat dan jaringan yang terkelupas. analisa risiko pada feedwater system
Prosedur kerja, yakni prosedur kerja yang di unit pembangkitan paiton PT.PJB.
kurang tepat, tidak disiplin menggunakan APD Mangkunegara, A.A. (2009). Manajemen
dan rambu-rambu saaat bekerja. Tempat kerja, Sumber Daya Manusia.
yakni kurangnya pengawasan baik dari pekerja Mentang, M.I.F. (2013). Evaluasi penerapan
maupun perusahaan tentang pencurian listrik. sistem manajemen keselamatan dan

20
JITSA Volume 2 (1) Februari 2021
JurnalIndustri&TeknologiSamawa Halaman 11–21
Email: jurnal.jitsa@uts.ac.id E-ISSN : 9772723868007
P-ISSN : 9772775315009
kesehatan kerja pada peningkatan
fasilitas PT. Trakindo Utama
Balikpapan. Jurnal sipil setatik , 1 (5).
Mudjimu . (2019). Analisis Penerapan Sistem-
Sistem Manajemen Kesehan Dan
Keselamatan Kerja Di PT.PLN
(Persero) Unit Induk Wilayah
Sulewesi Utara.Jurnal kesmas. Vol.8.
Pujian, B. (2012). Analisis Potensi Bahaya
serta Rekomendasi perbaikan dengan
metode HAZOP. Universitas
Brawijaya : Surabaya.
Tarwaka. (2008). Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja “Manajemen Dan Implementasi
K3 Di tempat Kerja”.Surakarta:
Harapan press.
Widodo,E. Suparno. (2015). Manajemen
Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai