Pemanfaatan Sumber Daya Energi

Berkesinambungan,
Berkecukupan, Bertanggung-
jawab
Andang Widi Harto
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Pengantar

• Energi merupakan kebutuhan penting peradaban manusia terutama para era sekarang
• Manusia mengunakan energi untuk berbagai sector keperluan seperti :
- sector domestic (hunian, rumah)
- sector pelayanan umum (sekolah, tempat ibadah, sarana prasarana umum)
- sector bisnis (hotel, pusat perbelanjaan, pariwisata)
- sector industri
- sector transportasi (darat, laut, udara)
• Manusia juga memerlukan energi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting lainnya
(makanan, air bersih, udara bersih, kesehatan, sanitasi)
 Problema-problema penting berkaitan
dengan penggunaan energi

Secara umum, problema energi global
dunia dan juga Indonesia meliputi :
• Peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
jumlah penduduk dan tuntutan kepada standar
hidup yang lebih baik
• Ketergantungan yang sangat besar terhadap
sumber daya energi konvensional (fosil) yaitu
batubara, minyak bumi dan gas bumi
• Keterbatasan ketersediaan cadangan sumber daya
energi konvensional
• Dampak negatif terhadap lingkungan akibat
penggunaan sumber daya energi konvensional
Dampak negatif terhadap lingkungan akibat
penggunaan sumber daya energi
konvensional meliputi :
• emisi CO2 yang menyebabkan pemanasan global
(global warming)
• kerusakan lingkungan area pertambangan akibat
eksplorasi sumber daya tersebut
• dampak lainnya
 EMISI GAS
RUMAH
KACA
GLOBAL

Hydro 0,02

Nuclear 0,02

Geothermal 0,02

Wind 0,04

Photovoltaic 0,06

LNG Combined 0,51

LNG 0,65

Oil 0,73

Coal 0,99
Sumber daya
energi dan
asal mulanya
 KLASIFIKASI SUMBER DAYA ENERGI

Konvensional Nuklir Renewable

Batubara Fisi (pembelahan) nuklir - Solar thermal
- PV
Minyak - Uranium (U-235, U-238) - Makro hidro
Gas alam - Thorium - Mini hidro
- Mikro hidro
Hidrat gas alam Fusi (penggabungan) nuklir
- Angin
- Deuterium - Arus laut
- Gelombang laut
- Lithium (Li-6)
- Beda suhu laut
- Pasang Surut
- Biomass sampah
- Biomass kultivasi
- Geotermal
 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA ENERGI
Konvensional Nuklir Renewable
Teknologi nuklir yang sekarang Pemanfaatan yang sekarang (makro hidro, geothermal
- Ketersediaan terbatas tradisional)
(tidak sustainable) - Memanfaatkan U-235 - Masif dan kontinyu
- Pemanfaatan secara - Ketersediaan U-235 terbatas (tidak - Sustainable
masif dan kontinyu sustainable)
- Perlu pelestarian lingkungan pendukung
- Menimbulkan dampak - Masif dan kontinyu - Ada dampak lingkungan yang harus diperhatikan
negative bagi - Terdapat limbah radioaktif Biomass sampah, biomass kultivasi, solar thermal
lingkungan - Masif dan kontinyu
Nuklir advanced
- Pada masa depan, - Sustainable
- Menanfaatkan U-238 dan Th232
sumber daya - Perlu pelestarian lingkungan pendukung
konvensional tersebut - Sumber daya melimpah (sustainable)
- Ada dampak lingkungan yang harus diperhatikan
sebaiknya digunakan - Masif dan kontinyu
sebagai sumber daya Renewable lainnya
bahan baku, bukan - Limbah radioaktif lebih sedikit - Pemanfaatan skala kecil
bahan bakar Nuklir fusi - Intermiten
- Sumber daya melimpah (sustainable) - Sustainable

- Masif dan kontinyu - Ada komponen non renewable

 ENERGI DAN PEMBANGUNAN SISTEM
INDUSTRI INDONESIA YANG BERDAYA SAING
Pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan ini didominasi oleh sector sumber daya alam
dan perdagangan (trading)
Pertumbuhan ekonomi semacam ini akan mengalami stagnasi pada tingkat “middle income
trap”
Perlu pembangunan sistem industri untuk mengatasi “middle income trap” dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Sistem industri lengkap terdiri dari 4 level, yaitu
• Level 1 : industri berbasis sumber daya alam dan produk pertanian (bahan mentah)
• Level 2 : industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan siap pakai
• Level 3 : industri manufaktur
• Level 4 : industri berbasis kemampuan otak manusia (“brain ware industry”)
Semakin tinggi level industri, semakin tinggi nilai tambah, semakin sedikit material yang
diproses, semakin sedikit kebutuhan tenaga kerja
Suplai energi yang massif, kontinyu, murah dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk
pengembangan sisem industri Indonesia yang berdaya saing global
PENGEMBANGAN SISTEM INDUSTRI MANDIRI

• Harus mengembangkan 4 level industri

• Sistem industri Indonesia sekarang kurang memadai pada level 2
• Kekurangan pada level 2 menyebabkan harus mengekspor bahan
mentah sementara industri level 3 harus mengimpor bahan baku
• Industri level 2 pada umumnya adalah industri padat energi
• Pengembangan industri level 2 memerlukan supplai energi yang
massif, kontinyu dan murah
 STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA
YANG BERKELANJUTAN, BERDAYA SAING DAN
BERTANGGUNG JAWAB
• Mengurangi pemanfaatan sumber daya energi fosil (batubara, minyak bumi, gas alam)
• Cadangan sumber daya energi fosil yang tersisa sebaiknya tidak digunakan sebagai bahan bakar,
tetapi sebagai sumber daya material untuk berbagai industri petrokimia dan material maju
(misalnya grafit komposit)
• Untuk mendukung tujuan tersebut, metode-metode baru untuk penambangan dan pemrosesan
sumber daya energi fosil (misalnya gasifikasi batubara dalam tanah) perlu dikembangkan
• Penggunaan sumber daya terbarukan (renewable) perlu dioptimalkan untuk penggunaan yang
sesuai dengan karakter masing-masing
• Penggunaan sumber daya energi terbarukan membutuhkan komponen tak terbarukan (misalnya
material untuk baterai, panel surya dsb.). Untuk itu diperlukan optimalisasi penggunaan
komponen-komponen tersebut, misalnya dengan mengembangkan teknologi daur ulang
• Sumber daya energi nuklir dikembangkan untuk sector penggunaan energi yang membutuhkan
suplai energi massif, kontinyu dan murah
• Teknologi energi nuklir harus dikembangkan menuju teknologi energi nuklir yang berkelanjutan
(mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi nuklir secara maksimal), bersih (mengurangi
produksi limbah radioaktif seminimal mungkin), tingkat keselamatan dan keamanan tinggi
 • Sumber daya uranium
POTENSI SUMBER DAYA ENERGI NUKLIR alam sebanyak 35000 ton
INDONESIA • Hanya cukup untuk 4 PLTN
LWR (generasi 3 dan 3+)
berdaya 1000 MWe
selama 50 tahun
• Berpotensi untuk
mensuplai 35 PLTN
“advanced” (generasi 4)
berdaya 1000 MWe
selama 1000 tahun

• Sumber daya thorium

alam di Bangka Belitung
sebanyak 100000 ton
• Tidak dapat dimanfaatkan
oleh PLTN LWR (generasi 3
dan 3+)
• Berpotensi untuk
mensuplai 100 PLTN
“advanced” (generasi 4)
Kemandirian dan sustainabilitas energi nuklir hanya dapat dicapai dengan berdaya 1000 MWe
pengembangan reaktor nuklir generasi baru (“advanced reactor”) selama 1000 tahun
 • Uranium Open Cycle
• - Fission : U-235 + n → X1 + X2 + (2-3) n + 200 MeV

• Uranium Closed Cycle

• Breeding: U-238 + n → U-239 → Np-239 → Pu-239
MAIN • Fission : Pu-239 + n → X1 + X2 + (2-3) n + 200 MeV

NUCLEAR • Thorium Closed Cycle

REACTION • Breeding: Th-232 + n → Th-233 → Pa-233 → U-233
• Fission : U-233 + n → X1 + X2 + (2-3) n + 200 MeV

• Deuterium-Lithium Fusion Cycle

• Tritium breeding : Li-6 + n → T-3 + He-4 + 4,8 MeV
• Fusion reaction : D-2 + T-3 → He-4 + n + 17,5 MeV
 • 1. Reaktor nuklir generasi 1 (1950 – 1960)
• awal pengembangan teknologi reaktor nuklir, aneka jenis reaktor
• 2. Reaktor nuklir generasi 2 (1960 – 1980)
• standarisasi dan pencapaian keekonomian
• PWR, BWR (BWR 3,4,5,6), PHWR (Candu), GCR (Magnox, AGR), LWGR,
• HTR (THTR, Fort Saint Vrain), LMFBR (Mondju, Super Phenix, CRBR)
• 3. Reaktor nuklir generasi 3 (1980 – 2000)
• peningkatan aspek keselamatan dan kehandalan

Nuclear • PWR (KSNP/OPR, APWR), ABWR, PHWR (Candu 6)

• 4. Reaktor nuklir generasi 3+ (2000 – now)

Energy •
•
peningkatan aspek keselamatan dan kehandalan
introduksi sistem keselamatan pasif (pada beberapa desain)

Technology • PWR (APR, EPR, AP-1000), BWR (SBWR, ESBWR, Kerena), PHWR (Candu 9)
• 5. Reaktor nuklir NTD (target komersial tahun 2020)
• small modular, more passive safety system
Progress •
•
LWR (Carem, SMART, IRISH, IMR, Nu-Scale, mPower, KLT-40, ACP-100, RITM)
PHWR (Candu 3, Candu ACR, AHWR), HTR (PBMR, HTR-PM, HTMR, GT-MHR)
• Sodium cooled (PRISM), MSR (Thorcon MSR)
• 6. Reaktor nuklir generasi 4 (target deployment 2020, target komersial 2040)
• large power spectrum, mostly breeder
• SCWR, Candu X, Sodium cooled reactor (SCR), Liquid metal cooled reactor (LMR),
• VHTR, AHTR, GFR, MSR
• 7. Fusion Reactor
• target RDE 2020 (ITER), deployment 2040 (DEMO), commercial and simplification
Nuclear Energy Technology Available

• Teknologi Reaktor Nuklir yang tersedia sekarang adalah generasi 3 dan 3+

• Tipe LWR (PWR dan BWR)
• Menggunakan U open cycle
• Kebutuhan bahan bakar 20 ton LEU per GWey
• Kebutuhan sumber daya alam 180 – 200 ton U alam per GWey
• Limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan 20 tor per GWey dengan umur
panjang
• Memerlukan proses pengayaan uranium
• Sumber daya thorium belum dapat dimanfaatkan secara optimal
• Dapat dipergunakan untuk memulai pemanfaatan sumber daya thorium
• Reaktor nuklir generasi baru hanya memerlukan sumber daya alam bahan
bakar 1 ton per GWey uranium atau thorium
• Limbah radioaktif yang dihasilkan 1 ton per GWey dengan umur jauh lebih
pendek
• Teknologi reaktor nuklir generasi baru belum available
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR

• Pembangunan PLTN pertama tidak ada pilihan lain selain menggunakan teknologi
yang tersedia (generasi 3 dan 3+)
• Tipe LWR (PWR dan BWR), utamanya PWR
• Menggunakan U open cycle
• Sebaiknya bahan bakar impor. Sumber daya bahan bakar nuklir di Indonesia
dicadangkan untuk digunakan setelah teknologi “advanced reactor” menjadi
available
• Selanjutnya dikembangkan penelitian dan pengembangan reaktor maju yang
mampu memanfaatkan sumber daya bahan bakar nuklir secara optimal, utamanya
thorium
• Riset dan pengembangan “advanced reactor” dapat bekerja sama dengan berbagai
lembaga dan berbagai negara
 P C MS R 24 25 26 27
N N
PASSIVE
RE AC TO R
S YS TE M 32 28 31 3
0
M M
2

COMPACT
9
L L
K K
J 23 J

MOLTEN 1.
2.
3.
R e a c tor
Fue l va lve
P rim a ry He a t E xc ha nge r
I
H
19 20
I
H
SALT
4. Fue l C irc ula tion P um p
5. Fue l R e proc e s s ing P um p 22
6. P rim a ry C oola nt D own C om e r
7. Fue l C irc ula tion P um p
S ha ft S ys te m
8. Fue l R e proc e s s ing 18

REACTOR P um p S ha ft S ys te m 17 21
9. P rim a ry C oola nt R is e r G G
10. Fue l Va lve C ontro Me c ha nis m 15
11. P re s s ure E qua lize r G a s P ipe F F
12. R e a c tor G a s C ove r 14

(PCMSR)
13. Auxilia ry S hutdown S ys te m
14. R e a c tor P lug
15. P rim a ry C oola nt U ppe r P le num 13 16
16. Inte rm e dia te H e a t E xc ha nge r 9
17. G a s R e proc e s s ing P ipe 12
18. Fue l R e proc e s s ing P ipe
19. P os t S hutdown H e a t E xc ha nge r E E
20. Inte rm e dia te C oola nt R is e r
21. Inte rm e dia te C oola nt
D own C om e r 34
22. P os t S hutdown C oola nt Inle t
1
Va lve
23. P os t S hutdown C oola nt O utle t
D 7
D
D uc t 11 10
24. Fue l C irc ula rtion P um p Motor
25. Auxilia ry S hutdown D rive
C 2 C
Me c ha nis m + 6
Ins trum e nta tion P ort
26. Fue l R e proc e s s ing P um p Motor
27. R e a c tor C a vity C los ure 8
28. P rim a ry C oola nt G a s C ove r 36
29. Inte rm e dia te C oola nt O utle t
P ipe 3
30. Inte rm e dia te C oola nt Inle t P ipe
31. Inte rm e dia te G a s C ove r B B
4 5
32. R e a c tor C a vity C ooling O utle t
33. R e a c tor C a vity G a s Is ola tor
34. R e a c tor C a vity G uide ve s s e l 35
35. R e a c tor C a vity C ooling Inle t A A
Va lve
33
 P CMS R R E AC TOR
BUILDING
C ONF IGURATION

1. R e a ctor Ca vity
21 19 21 2. Fis s io n P rod uct
Inte rim S tora ge
F F C ompa rtme n t
20 20 3. Othe r
C ompa rtme n ts
C
E E 4. E me rge mcy
D D F ue l Dra in
14 14 C ompa rtme n t

PASSIVE COMPACT C
18
C
5. P rima ry C oola nt
Dra in Ta nk
6. Inte rme dia te

MOLTEN SALT 15 15
C oola nt Dra in
Ta nk
7. Que nch P ool
8. R e a ctor Ca vity

REACTOR (PCMSR) B
A
B
A
E xte ns ion
9. C omp a rtme nt
Acce s s C orridor

CONTAINMENT Z
Y
13 17 16 17 13 Z 10. R a il C a r
Y Tra ns fe r
11. R e a ctor Building

BUILDING X X Acce s s Airlo ck

11 10 8 9 12. Inte rme dia te
22 C oola nt P iping
Ga le ry
W W 13. Que nch P ool
V 14. PS atesasm P le nu m
ive He a t
S ink P ool
U 12 U
15. P a s s ive He a t
S ink C onde ns e r
16. R e a ctor Ca vity
E xte ns ion
2 C los u re
17. C omp a rtme nt
T T Acce s s C orridor
C los u re
1 18. R e a ctor Ha ll
1
19. P ola r C ra ne
7 3 4 5 7 20. P a s s ive He a t
4 5 S ink P ool Air
S 1 Inle t Ope ning
S
R R 21. P a s s ive He a t
S ink P ool Air
Q 5 6 Q Outle t Ope n ing
4
P P 22. Ga s Ve nt Du ct
a nd P a s s ive Ga s
O O C oole r
PCMSR (PASSIVE COMPACT MOLTEN SALT
REACTOR)- Overall System

Re a ctor Building Turbine Building

Auxilia ry Building

D D
C C

11
PCMSR (PASSIVE COMPACT MOLTEN SALT REACTOR)- Overall
System Lay Out
Auxiliary building 12. Inte rme dia te
coola nt piping
ga lle ry
63. Common
ins trume nta tion
ca ble ga lle ry 1 06. Auxilia ry
64. Common powe r in te rme dia te
ca ble ga lle ry coola nt
65. Dra ina ge ga lle ry compa rtme n t
106. Auxilia ry 1 07. Tu rbine
compa rtme n t
inte rme dia te
1 08. S ta tion powe r
coola nt
Reactor building Reactor building s upply s ys te m
compa rtme nt
compa rtme n t
107. Turbine 1 09. Tu rbine s ys te m
compa rtme nt lubrica tion
108. S ta tion powe r tre a tme nt
s upply s ys te m e quipme nt
72 compa rtme nt 1 15. Ge ne ra tor
109. Turbine s ys te m cooling s ys te m
lubrica tion 1 16. Die s e l ge ne ra tor
tre a tme nt for a uxilia ry
e quipme nt powe r s ys te m
63 110. Compa rtme nt 1 17. S ta tion
for turbine tra ns forme r
12 64 12 working fluid 1 18. Tu rbine building
tre a tme nt ma inte na nce ha ll
s ys te m
65 111. Compa rtme nt 118
for turbine
110 111 111 110
workingfluid
Turbine building ma ke up a nd 106 106
106 106 ba ck up s ys te m
112. Auxilia ry die s e l
107 107
5 1 5 107 107
515 ge ne ra tor fue l 515 515
4 2 4 2 s tora ge 109 4 2 4 2 109
109 109 3 6 3 3 6 3
3 6 3 108 3 6 3 compa rtme nt 108
2 4 2 4 113. Compa rtme nt for 2 4 2 4
515 515 turbine he a t 515 515
dis s ipa tion
s ys te m 116 116
e quipme nt 115 115
113 114 113 114. Ba tte ry room 117 117
112 112
LIMBAH YANG BERASAL DARI
PENGOPERASIAN REAKTOR NUKLIR FISI
LIMBAH PENGOPERASIAN LIMBAH NON
REAKTOR NUKLIR FISI RADIOAKTIF

LIMBAH
Bentuk
RADIOAKTIF
Fisik

“SPENT FUEL” = Padat

HIGH LEVEL NON SPENT
WASTE (HLW) FUEL
Cair

PRODUK
AKTI- AKTIVASI PRODUK Level Gas
NIDA NEUTRON FISI Radioaktivitas

Sisa Bahan Fisil / Dapat Medium Level

Fertil Awal Dimanfaatkan Waste (MLW)

Bahan Fisil / Fertil Belum Dapat Low Level

Hasil Transmutasi Dimanfaatkan Waste (LLW)

Aktinida Minor Exempt Waste

 KETERANGAN :
1 : Blower aliran udara 13 : Reaktor pelepasan CO2
2 : Kolam larutan penyerap CO2 14 : Reaktor Regenerasi Ca(OH)2
3 : Pengarah aliran udara 15 : Pompa sirkulasi Ca(OH)2 slurry
Udara keluar 4 : Kolom kontak udara dan larutan NaOH 16 : Kompresor CO2
(300 ppm CO2) 5 : Sistem spray NaOH 17 : Motor penggerak kompresor CO2
+ uap air 6 : Demister 18 : Reaktor sintesa metanol

Penangkapan
7 : Chimney 19 : Kompresor hidrogen
8 : Pompa sirkulasi Na2CO3 20 : Motor penggerak kompresor
9 : Reaktor regenerasi NaOH 21 : Sistem pensuplai hidrogen

(capture) CO2 7
10
11
12
:
:
:
Pengatur konsentrasi larutan
Sistem filter
Pompa sirkulasi larutan
22 :
23 :
24 :
Reaktor dehidrasi metanol
Reaktor dehidrasi dimetil eter
Sistem penambah air

atmosperik 24
H2O(l)

6 Ca(OH)(s) CaO(s) + H2O(l)

NaOH(aq) 10 (slurry)  Ca(OH)2(s)
(exothermic) 16 17
5 15
14
9
Udara Udara
masuk 4
masuk Na2CO3(aq) + Ca(OH) 2(s) CaO(s) CO2(g)
(400 (400  2 NaOH(aq) + CaCO3(s)
2 NaOH(aq) + CO2(g)
ppm ppm (slight endothermic)
 Na2CO3(aq) + H2O(l)
CO2) CO2)
(slight exothermic) CaCO3(s) 
12 CaO(s) + CO2(g)
(endothermic)

1 3 11
13
CaCO3(s)
2 8
Na2CO3(aq)

CO2(g)
CO2(g) + 3 H2(g) 
CH3OCH3  C2H4 CH3OCH3(g) 2 CH3OH(g)  CH3OH(g) + H2O(g)
+ H2O(g) (dimetil eter / CH3OCH3 + H2O(g) CH3OH(g) (slight exothermic)
DME) (metanol)
23 22 18 19 20

C2H4(g) H2(g)
(etilena) Produk
Polimerisasi etilena hidrokarbon 21
sintetik
 SUMBER DAYA REAKTOR Produk
ENERGI NUKLIR DAYA Energi listrik
energi listrik
(uranium, torium) NUKLIR

Aneka Energi
Sistem energi nuklir penggunaan
energi kalor
kalor Elektrolisis
suhu tinggi Oksigen
Produk
Oksigen

bagi sistem industri net

absorber CO2 Umpan air
laut
Desalinasi
air laut Air destilat
Produk air
destilat

Hidrogen Produk
Produk hidrogen
brine

Sistem Produk
Udara penangkap Sintesa Metanol
CO2 metanol
lingkungan metanol
CO2

Dehidrasi
Udara bersih metanol
Produk
DME
DME

Produk bahan bakar Berbagai moda

Polimerisasi Etilen Dehidrasi
hidrokarbon sistetis DME
etilen

Produk polimer Proses produksi Produk grafit

polietilen grafit komposit komposit
OPSI PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI REAKTOR Fusion energy vs Fission (breeder)
FUSI NUKLIR UNTUK • Fission (breeder)
SUSTAINABILITAS
JANGKA SANGAT - long term sustainability
PANJANG - massive and continue
- high level radioactive waste (fission product)
- technologically available in term of safety, economy
• Fusion
- long term sustainability
- massive and continue
- far lower radioactive waste production
- far more save due to far lower post shutdown heat
generation
- technological development stage
Fusion
theoretical
Fusion theoretical
Primary
interest
fusion
reaction
Most Interest Fusion Reaction

Tritium breeding reaction

Neutron multiplication reaction

Also berilium-9 alpha reaction

 • Coal : 2.700.000 ton of coal

• Oil : 1.900.000 ton of oil

Fuel • Fission (non breeder) :

Consumption 21 ton of 5% enriched U (equivalent 170 ton of natural U)

per 1000 • Fission (breeder) :

MWe year 800 kg of natural U or natural Th

• Fusion (D-T) :
120 kg D + 180 kg T or equivalent with
120 kg D + 360 kg Li-6 + 135 kg Be-9
Limitation of
Renewable
Energy
Sustainability
of nuclear D-
T Fusion Fuel