Anda di halaman 1dari 8

 Geologi lingkungan pertambangan merupakan ilmu kegiatan atau pekerjaan pembersihan daerah

terapan yang ditujukan sebagai upaya memanfaatkan yang akan ditambang


sumber daya dan energi secara efisien dan efektif untuk c. Pengupasan Tanah Penutup (Stripping)
memenuhi kebutuhan manusia pada masa kini dan masa dilakukan pada lapisan tanah penutup
mendatang dengan seminimal mungkin mengurangi biasanya dilakukan bersama-sama dengan
dampak lingkungan yang ditimbulkannya dalam clearing.
ligkungan tambang. d. Pembuatan Jenjang (Bench)
 Peranan : memberikan informasi geologi lingkungan Pembuatan bench kelompok blok dan dimensi
untuk menyelesaikan konflik, memperkecil dari pada endapan akan turut mempengaruhi
kemungkinan degradasi lingkungan, dan bagian lereng bukit yang akan dipotong pada
memaksimalkan kemungkinan kondisi yang waktu pembuatan bench tersebut
menguntungkan sebagai akibat dari usaha 2. Operasi penambangan :
penambangan . a. Pembersihan lapisan batubara/jenis (coal
 Ekologi : hubungan timbal balik antara semua makhluk clearing)
hidup di bumi dengan lingkungan hidupnya sehingga b. Penggalian dan pengangkatan batubara
menjadi suatu sistem (loading and hauling)
 Ekosistem : Tatanan kesatuan kehidupan secara c. Peremukan batubara (crushing)
menyeluruh diantara unsur-unsur lingkungan hidup d. Pengangkatan batubara ke pelabuhan (hauling
yang saling mempengaruhi. to port)
 Habitat : Lingkungan tempat binatang (fauna) dan 3. Pasca Penambangan :
tumbuhan (flora) dapat hidup secara serasi, nyaman, a. Melakukan Reklamasi
dan alami. - Pembangunan drainase
 Daya Dukung Lingkungan : Kondisi tatanan geologi yang - Revegetasi jalan tambang
berpengaruh terhadap ke-mampuan suatu kawasan - Pembangunan fasilitas penunjang
untuk menerima pencemaran/ perusakan lingkungan reklamasi
hidup, sehingga masih mampu mempertahankan b. Pemeliharaan & perawatan
keserasian hidupnya secara alami c. Pengembangan usaha alternative
 Degradasi Lingkungan : Penurunan kondisi lingkungan d. Pelepasan tenaga kerja
hidup suatu kawasan, karena adanya penambahan e. Penyerahan aset
pencemaran lingkungan yang berlangsung lama,
sehingga mengurangi kenyamanan hidup yang pada  Komponen Lingkungan Hidup :
gilirannya akan menyebabkan penyu-sutan Geobiofisik-kimia, Sosekbud
keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.  Potensi : Akibat/pengaruh kegiatan industri (termasuk
 Emisi : Pelepasan komponen lingkungan hidup, baik pertam-bangan) yang signifikan terhadap kondisi
berupa gas, cairan dan atau padatan dari sumbernya ke lingkungan hidup yang bersifat menguntungkan bagi
dalam kawasan tertentu. masyarakat sekitarnya.
 Komponen Kegiatan Penambangan :  Dampak negative : Akibat/pengaruh kegiatan industri
Persiapan penambangan, Operasi penambangan, Pasca (termasuk pertam-bangan) yang signifikan terhadap
penambangan. kondisi lingkungan hidup yang bersifat merugikan bagi
1. Persiapan penambangan : masyarakat sekitarnya.
a. Perintisan (Pioneering)
kegiatan persiapan yang mencakup  Peranan Geologi dalam lingkungan pertambangan :
pembuatan sarana jalan angkut dan - Aspek klimatologi
penanganan sarana air drainase (saluran). - Aspek geomorfologi
b. Pembersihan (Clearing) - Aspek geologi
- Aspek geohidrologi
- Aspek bahaya geologi : Pengelolaan Risiko Bencana Risiko terbesar : menyebabkan penyakit kanker paru-
(Disaster Risk Management), Pengurangan Risiko paru.
Bencana (Disaster Risk Reduction), dan Rencana Pencegahan : mutasi ke tempat kerja lain secara teratur.
Tindak Untuk Pengurangan Risiko Bencana (Action 7. Sistem pengaliran tambang (mine drainage)
Plan for Disaster Risk Reduction). a. Pada tambang terbuka berbentuk cekungan
 Reklamasi : Kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau (Quarry Pit)
menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan - Cara langsung (konvensional) à mengeluarkan air
usaha pertambangan setelah aktivitas penambangan itu hujan dan air rembesan dari lapisan batuan
selesai. permeabel maupun yang telah terkumpul di dalam
tambang. Sumur Dangkal (Sump) atau Paritan
 Unsur-unsur Lingkungan Tambang : (Ditch) dan Penampungan air di kaki lereng (Toe of
1. Ventilasi tambang (mine ventilation) Bench).
a) Ventilasi alami (natural ventilation) - Cara tidak langsung/pencegahan (inkonvensional)
Aliran udara berlangsung karena adanya perbedaan à menampung/menahan air rembesan (airtanah)
tekanan di dua tempat tanpa bantuan peralatan di luar batas tambang.
mekanis (blower & exhaust fan). b. Pada tambang terbuka yang tidak membentuk
b) Ventilasi buatan/mekanis (artificial/mechanical cekungan à lereng bukit (Side Hill Quary)
ventilation) c. Pada tambang bawah permukaan (Underground
Aliran udara dapat berlangsung dengan dibantu Mine)
peralatan mekanis . Dijumpai pada tambang besar.
2. Kebisingan (noise)  Konsep pengelolaan lingkungan
Ambang batas baku mutu: 80 dB(A) à periode tidak 1. Pada dasarnya bumi adalah sistem yang tertutup
lebih dari satu shift (7 – 8 jam). 2. Bumi adalah tempat tinggal yang cocok bagi manusia,
3. Ledakan dan kebakaran tambang (mine explosion and tetapi sumber daya alamnya terbatas
fire) 3. Perkembangan fisik bumi saat ini telah merubah
Ledakan tidak terencana & Self combustion/ keadaan alam dan terus mengalami perubahan
spontaneous combustion 4. Selalu ada proses alam yang membahayakan dan
Pencegahan : sistem ventilasi yang baik. mengancam kehidupan manusia
4. Kemantapan lereng dan penyangga (slope stability and 5. Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air
support in mine) harus diusahakan agar mendapatkan keseimbangan
Gerakan tanah, ditandai : Retakan yang memanjang antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika
(tensional crack) 6. Dampak penggunaan lahan semakin menumpuk, oleh
Pencegahan : karena itu kita mempunyai kewajiban untuk menerima
- Mengurangi kemiringan dan ketinggian dan menanggungnya
lereng/jenjang dan 7. Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia
- Memasang penyangga yang sistematis (teratur adalah faktor geologi dan pemahaman terhadap
jarak dan ukurannya), dsb. lingkungan.
5. Pencahayaan tambang (mine illumination)
Tata letak lampu jangan sampai menyilaukan dan  Dampak usaha penambangan :
mengganggu aktifitas penambangan. Pemilihan kabel Dampak Penting :
dan sambungan listrik harus baik perubahan lingkungan yang sangat mendasar
6. Radiasi dari mineral radioaktif yang diakibatkan oleh suatu usaha/kegiatan.
Uranium (U) dan Thorium (Th) Dampak Penting ditentukan oleh faktor :
Gas radon : decay product mineral uranium. 1. jumlah manusia yang terkena dampak
Gas thoron : decay product mineral thorium. 2. luas wilayah persebaran dampak
3. lamanya dampak berlangsung
4. intensitas dampak h. Institusi/lembaga penerima laporan kegiatan dan
5. banyaknya komponen lingkungan lainnya kemajuan pengelolaan, bisa langsung Bupati, Walikota,
yang akan terkena dampak atau dinas yang terkait
6. sifat kumulatif dampak i. Biaya pengelolaan lingkungan
7. berbalik/tidak berbaliknya dampak j. Metode dan alat pantau yang dipakai (UPL)

 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)


1. Maksud UKL :
 Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Merumuskan kegiatan pengelolaan lingkungan
1. Maksud UPL :
sebagai pedoman bagi pengusaha untuk mencegah,
Merumuskan upaya pemantauan lingkungan yang
mengurangi (mitigasi), menanggulangi, dan
akan dilaksanakan oleh pemilik tambang dan hasil
mengendalikan dampak penting negatif serta
pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
meningkatkan manfaat dampak penting positif yang
2. Tujuan UPL :
diperkirakan akan timbul
a. Memeriksa/menilai apakah pelaksanaan
2. Tujuan UKL :
pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
a. Meningkatkan (mengembangkan) dampak
pemilik tambang telah sesuai dengan yang
penting positif
direncanakan di UKL
b. Memanfaatkan dampak penting positif
b. Mengukur keberhasilan :
c. mencegah/mengurangi (mitigasi) dampak
- Peningkatan pemanfaatan dampak penting positif
penting negatif
- Upaya pencegahan, pengurangan (mitigasi),
d. Menanggulangi dampak penting negatif
penanggulangan dan pemulihan dampak penting
e. Memulihkan (rehabilitasi) dampak penting
negatif
negatif
- Pemulihan bentang alam dan estetika lingkungan
3. Bentuk UKL :
- Upaya penyelarasan lingkungan, terutama di bidang
Untuk memudahkan penelusuran kegiatan UKL
sosial budaya
disusun uraian, penjelasan dan data yang tersedia
di dokumen ANDAL, kemudian dibuat ringkasan
 Pengendalian Erosi
dalam bentuk tabel yang mencantumkan aspek-
1. Macam erosi :
aspek sebagai berikut :
a. Angin
a. Sumber dampak penting baik positif maupun
Daerah yang peka terhadap erosi angin adalah
negatif
pantai pasir dan daerah semi kering/kering
b. Komponen lingkungan yang terkena dampak
(Nusa Tenggara) serta pada lahan tambang
c. Tolak ukur dampak (baku mutu dan ambang
yang sangat luas.
batas pencemaran yang dipakai sebagai acuan)
Dampak utama :
d. Tempat/lokasi pengelolaan :
- penurunan produktifitas tanah
- Di dalam kawasan tambang
- gangguan debu
- Di luar kawasan tambang
- terjadinya endapan debu pada selokan,
e. Waktu/periode pengelolaan :
jalan, bangunan
- Pada awal operasi penambangan
Untuk mengendalikan erosi dalam jangka yang
- Tiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun
lama digunakan tanaman tahunan/tanaman
- Pada pasca operasi penambangan
penutup tanah (cover crop). Namun sebelum
f. Institusi/lembaga pelaksana dan penyandang dana
tanaman berfungsi dilakukan tindakan sbb :
pengelolaan (pengusaha)
1. menggunakan mulsa sebagai penutup lahan
g. Institusi/lembaga pengawas, biasanya dinas/seksi
2. membuat kondisi tanah tahan terhadap
terkait dengan pelestarian lingkungan (BAPEDALDA)
erosi.
-membiarkan tanah tetap menggumpal
-membasahi permukaan tanah 2. Membatasi/mengurangi kecepatan run off
-membuat lekukan-lekukan tanah a. pembuatan teras/sengkedan: bagian
-membuat teras-teras tanah yang dibuat agak tinggi yang disebut
3. Mengurangi kecepatan angin dengan guludan dengan memotong arah lereng
membuat pemecah angin. sehingga bisa memperkecil run off.
- Pemecah angin dapat berupa deretan pohon b. pembuatan bendungan pengendali
atau semak belukar yang dibiarkan (check dam)
tumbuh/ditanam tegak lurus arah angin.
- Pohon/semak belukar yang ditanam Macam-macam Teras
sebaiknya tanaman yang cepat tumbuh dan  Teras guludan/contour terrace
kuat.
Dalam penempatan dan pemilihan pemecah
angin harus dipertimbangkan faktor-faktor :
 Arah angin
 Tinggi dan jarak tanam
 Kelolosan angin (± 40%)
4. Kontinuitas dan panjang pemecah angin
 Teras kredit/ridge terrace
Untuk menghindari terjadinya celah yang dapat
meningkatkan kecepatan angin dan turbulensi pada
daerah yang akan direklamasi.

 Teras bangku/bench terrace


b. Air Faktor yg perlu diperhatikan:
- Faktor yang menyebabkan terjadinya erosi air : a. Kelerengan ≥ 15%
1. curah hujan b. Teras dibuat sejajar kontur
2. kemiringan lahan (topografi) c. Bidang olah dibuat miring ke dalam (1-
3. jenis tanah 3%)
4. tata guna tanah (perlakuan terhadap tanah) d. Tinggi guludan teras ± 20cm dan lebar
5. tidak ada tanaman penutup tanah (cover dasar 20cm
crop) e. Tampingan teras ditanami rumput
- Dampak erosi air : sebagai penguat teras
1. pengikisan top soil yang subur sehingga
menurunkan kesuburan tanah,
2. pendangkalan sungai, waduk, danau.
- Cara pengendalian erosi dan run off:
1. Meminimalkan area terganggu
a. membuat rencana detail kegiatan
pembangunan dan reklamasi
b. membuat batas-batas yang jelas areal
terhadap pembangunan
c. penebangan pohon sebatas areal yang
akan dilakukan penambangan
 Teras kebun/garden terrace
d. pengawasan yang ketat pada
pelaksanaan penebangan pohon
1. Kemiringan 30-50% pada umumnya c. Penutupan lubang bukan tambang secara
dilakukan pada lahan yang belum aman dan permanen
ada terasnya d. Mengamankan kemantapan lereng dan
2. direncanakan untuk areal gerakan tanah
penanaman buah-buahan e. Mengatur saluran pengaliran
3. hanya dilakukan pada jalur tanaman f. Mengamankan lahan bekas tambang untuk
4. Lebar bidang olah 1,5m mencegah kecelakaan
5. Jarak teras satu dengan lain 5-10m 5. Pengaturan bentuklahan: Pengaturan bentuk lahan
disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi
 Reklamasi & Vegetasi setempat
 Reklamasi : Upaya mengembangkan lahan bekas a. Pengaturan Bentuk Lereng
tambang menjadi lahan yang mempunyai manfaat - Mengatur bentuk lereng dimaksud untuk
tertentu. mengurangi kecepatan run off, erosi,
1. Tujuan : sedimentasi serta longsor
a. pemulihan lahan bekas tambang untuk - Lereng jangan terlalu terjal dan di bentuk
memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya berteras-teras
b. mempersiapkan lahan bekas tambang yang b. Pengaturan Saluran Pembuangan Air (SPA)
sudah diperbaiki ekologinya untuk - Dimaksudkan untuk mengatur air agar
pemanfaatan selanjutnya mengalir pada tempat tertentu dan dapat
2. Yang harus diperhatikan dalam perencanaan mengurangi kerusakan lahan
reklamasi : - Jumlah/kerapatan dan bentuk SPA
a. luas areal yang direklamasi harus sama tergantung dari bentuklahan (topografi)
dengan luas areal penambangan dan luas areal yang direklamasi
b. memindahkan dan menempatkan top soil di 6. Pengolahan top soil
tempat tertentu a. Untuk mengatur dan memisahkan tanah
c. menata permukaan tanah sesuai dengan pucuk dengan lapisan tanah lain.
tujuan penggunaannya c. Hal ini penting karena tanah merupakan media
3. Pelaksanaan reklamasi lahan bekas tambang tumbuh tanaman dan merupakan salah satu
berdasarkan : faktor penting keberhasilan pertumbuhan
a. Rencana penggunaan lahan setelah tanaman pada kegiatan reklamasi
penambangan  Revegetasi:
b. Teknik-teknik reklamasi : - Melakukan konservasi tanah dengan
- pembuatan teras memanfaatkan tanaman untuk melindungi tanah
- saluran pembuangan air dari erosi air.
- bangunan pengendali lereng - Tanaman yang baik untuk konservasi tanah adalah
- check dam yang daunnya lebat, pohonnya tinggi dan tanaman
- pola tanam yang dapat tumbuh subur walaupun jarak
- sistem penanaman (monokultur, multiple tanamannya rapat.
cropping) 1. Tahapan penyiapan lahan :
- jenis tanaman disesuaikan kondisi setempat a. Pemilihan jenis tanaman yang cocok dengan
4. Pengamanan area bekas tambang kondisi setempat lebih efektif dibandingkan
a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dengan melakukan pengolahan tanah.
dan prasarana yang tidak digunakan di lahan b. Pengolahan tanah perlu dilakukan pada lahan
yang akan direklamasi yang sangat tandus/daerah tailing.
b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan 2. Pemilihan jenis tumbuhan
sampah/limbah beracun dan berbahaya (B3)
a. Reklamasi tambang diarahkan pada revegetasi b. Pemindahan ke lokasi treatment dan pemsangan
dengan jenis tumbuhan asli, sebaiknya dipilih liner
jenis tumbuhan lokal yang sesuai dengan iklim c. Penambahan nutrient ( C : N: P = 100 : 5 : 1)
dan kondisi tanah setempat. d. Pengadukan untuk menghomogenkan lhan dan
b. Jenis tumbuhan yang dipilih tergantung pada meningkatkan tekstur tanah
penggunaan lahan tersebut di masa yang akan e. Penyiraman untuk menjaga kelembaban tanah
datang. f. Pengadukan dan perataan untuk aerasi dan
c. Bila revegetasi bertujuan untuk menghidupkan pencampuran material
kembali bermacam-macam spesies lokal dan 2. Faktor penentu teknik bioremediasi :
bersifat permanen, maka pemilihan spesies a. Lokasi pencemar : Letak relatif pencemar dan
sesuai perlu memperhatikan hal-hal sebagai media tercemar terhadap permukaan tanah
berikut : b. Wujud pencemar : Kecenderungan wujud
- Pengamatan spesies tumbuhan yang tumbuh pencemar à menguap, melarut
secara alamiah pada setiap daerah yang sudah c. Biodegradabilitas pencemar : Kemudahan
lama terganggu dekat lokasi reklamasi, sehingga pencemar untuk didegradasi oleh mikroba asli
pengelompokan dan pertumbuhannya dapat daerah tersebut
diidentifikasi
- Pengamatan tanah dimana spesies lokal dapat d. Potensi migrasi pencemar:

menyesuaikan diri dengan kondisi lokasi bekas Pergerakan/perpindahan pencemar dari tempat
tambang asalnya
- Pemilihan jenis tanaman yang dapat menghasilkan 3. Metode pengkayaan yang dilakukan dalam
biji dan dapat memperbanyak diri secara alami bioremediasi:
- Jenis tanaman yang bernilai ekonomi dapat a. Augmentasi : bioremediasi dilakukan dengan
digunakan dengan mempertimbangkan peruntukan menggunakan mikroba khusus yang didatangkan
lahannya (RUTR) dari tempat lain dan melalui penambahan enzim
b. Stimulasi : bioremediasi benar-benar
 Bioremediasi mengandalkan ketersediaan mikroba asli tanah
- Penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi yang di stimulasi metabolismenya
polutan di lingkungan. 4. Konsep pengembangan perancangan bioremediasi
- Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang dapat dilakukan dengan dua cara :
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi a. In situ : pencemar dan media tercemarnya tetap
polutan beracun dengan mengubah struktur kimia berada di tempat aslinya saat upaya bioremediasi
polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut dilakukan
biotranformasi. b. Ex situ : pencemar dan media tercemarnya
- Polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi dipindahkan dari tempat aslinya ke tempat lain
tidak kompleks, dan akhirnya menjadi tidak untuk memungkinkan upaya bioremediasi
berbahaya dan tidak beracun. dilakukan
Beberapa jenis bakteri pendegradasi hidrokarbon yang efektif 5. Teknik bioremediasi :
dilingkungan alami: a. Teknik In situ :
 Pseudomonas aeruginosa - In situ landfarming (pembajakan tanah)
 Pseudomonas putida - Biopercolation (perkolasi biologis)
 Bacillus subtilis - Bioventing (ventilasi tanah dalam) :
 Bacillus cereus mengeluarkan air tanah yang kemudian
 Bacillus laterospor ditambah nutrisi dan oksigen dan
1. Tahapan Bioremediasi tanah : dimasukkan kembali ke dalam tanah melalui
a. Lahan terkontaminasi sumur injeksi.
b. Teknik Ex situ : - Peta geologi teknik daerah penyelidikan
- Ex situ landfarming : Tanah terkontaminasi - Persiapan peta dasar (1 : 50.000 dan 1 : 10.000)
dipindahkan dan disebar di permukaan - Informasi penambangan
lapangan kemudian diperlakukan dengan - Rencana tata ruang
penambahan bakteri, air,dan nutrisi. - Kependudukan dan data statistik lainnya
- Biopile (aerasi gundukan) - Persiapan alat, administrasi, perizinan survei, tenaga
- Bioreactor (reaktor lumpur) ahli.
- Soil vapor extraction and biofiltration - Pengumpulan data sekunder, mobilisasi peralatan
 Kelebihan : dan personil
1. Dapat membersihkan bahan beracun secara - Data tentang kegempaan sekitar daerah
permanen penyelidikan
2. Dapat dilaksanakan dilokasi/diluar lokasi lahan - Data tentang kondisi iklim dan curah hujan
tercemar - Data penggunaan lahan daerah penelitian.
3. Sistem biologi adalah sistem yang murah
4. Masyarakat dapat menerima dengan baik 2. Pekerjaan lapangan :
5. Ramah lingkungan 3. Pekerjaan lapangan yang dilaksanakan meliputi:
 Kelemahan: a. Peninjauan (orientasi) kondisi umum
1. Tidak semua bahan kimia dapat diolah secara b. Pemetaan morfologi dan kemiringan lereng
bioremediasi/biodegradable c. Pemetaan sebaran tanah dan batuan
2. Membutuhkan pemantauan yang intensif d. Pengamatan kemungkinan bahaya yang
3. Membutuhkan lokasi tertentu disebabkan oleh proses geologi (banjir, erosi,
4. Proses berjalan lambat dan berlangsung lama longsoran)
5. Sulitnya menciptakan kondisi ideal e. Pengamatan titik mintakat air tanah (mata air)
dan permukaan (sungai, genangan).
 Evaluasi GL untuk arahan PL pasca tambang f. Pengambilan contoh air
 Maksud dari penyelidikan geologi lingkungan adalah à  Pengumpulan data primer
memberikan informasi data geologi lingkungan (arahan 1. Aspek Hidrogeologi
reklamasi bekas penambangan yang berwawasan a. Pengumpulan data aspek hidrogeologi
lingkungan). Kajian geologi lingkungan meliputi: meliputi data primer dan data sekunder.
morfologi dan tata guna lahan, hidrologi, geologi teknik, b. Pengamatan dilakukan langsung di daerah
bencana geologi, kenampakan dampak penambangan tapak kegiatan dan lokasi sekitarnya yang
terhadap masyarakat sekitar tambang.\ diperkirakan terkena dampak kegiatan
 Tujuan àmelakukan analisis geologi lingkungan untuk penambangan bahan galian.
arahan reklamasi daerah bekas tambang tersebut yang c. Data primer diperoleh dengan cara
telah/akan ditinggalkan dengan cara yang murah, melakukan:
praktis, serta mudah dilaksanakan oleh pemerintah - pendugaan geolistrik
daerah maupun pengusaha tambang. - mengukur kedalaman muka air tanah
1. Tahap penyelidikan / persiapan - mengukur dan memetakan mata air
Tahap pekerjaan ini merupakan tahap pra-kegiatan, - mengidentifikasi jenis litologi akuifer
diantaranya melakukan inventarisasi data sekunder, - mengidentifikasi potensi/produktifitas
yaitu pengumpulan data sekunder dan studi literatur. akuifer
Meliputi: - mengukur kedalaman akuifer serta
- laporan-laporan terdahulu yang ada kaitannya penyebarannya
- interpretasi foto udara - pengujian akuifer (pumping test)
Peta-peta : - menentukan letak sumur pantau air tanah
- Peta topografi (1:50.000 dan 1:10.000) - membuat sumur pantau air tanah
- menganalisis kimia dan fisika untuk kualitas c. Untuk melakukan regionalisasi daerah
air tanah dan permukaan dilakukan dengan analisis peta.
- menentukan daerah resapan (imbuh) air  ANALISIS LABORATORIUM
tanah a. Pengujian tanah dan batuan (Metode ASTM)
2. Aspek Geologi Teknik b. Pengujian kualitas air
Data primer diperoleh dengan cara melakukan (acuan :No.416/MENKES/PER/IX/1990)
- pengambilan contoh tanah  PEKERJAAN KANTOR, DAN PELAPORAN
- pemboran tangan Evaluasi dan analisis data primer dan sekunder di kantor
- pengujian sumur (test pit) yang meliputi:
- mengamati geomorfologi dan perubahannya a. kondisi umum /regional daerah penyelidikan yang
- mengamati sifat fisik tanah dan batuan meliputi geografi, tataguna lahan, iklim, hidrologi,
- mengukur ketebalan overburden geologi
- mengamati kendala beraspek geologi b. Analisis geologi teknik guna pengelompokan
(gerakan tanah, erosi, lempung mengembang, tanah/batuan menurut sifat keteknikan dan daya
dan sedimentasi) dukung tanah untuk berbagai penggunaan.
3. Aspek Geologi Lingkungan c. Analisis keairan meliputi air permukaan dan
Data primer diperoleh dengan cara melakukan: hidrogeologi guna mengetahui potensi keairan,
- mengidentifikasi tipe, jenis racun dan volume baik kualitatif/kuantitatif
limbah serta tata letak bangunan limbah B3 d. Analisis geologi lingkungan untuk memperoleh
- pengamatan lokasi pembuangan limbah arahan penggunaan lahan dan prakiraan dampak
- pengamatan kuantitas dan kualitas top soil aktivitas penambangan dan rencana
- mengidentifikasi lokasi penyimpanan dan rencana pengelolaannya
revegetasi e. Penyusunan laporan diskusi
- pengamatan lintasan transportasi  Keluaran / hasil penyelidikan yang diharapkan:
- mengidentifikasi tata ruang dan pengembangan 1. hasil analisis geologi lingkungan yang berupa :
wilayah etempat. a. geometri akhir lubang bukaan tambang
4. Aspek Tambang b. stabilitas dinding bukaan tambang
Data yang dikumpulkan meliputi aspek c. stabilitas timbunan tanah penutup
penambangan yang secara langsung dapat d. permeabilitas tanah/batuan di lokasi rencana
menimbulkan dampak terhadap lingkungan geofisik dumping area
pada wilayah penambangan bahan galian dan e. pengaruh pasca tambang
sekitarnya meliputi: 2. analisis lanjut dari (a): berupa kegiatan pasca
- memperkirakan dan mengamati potensi penambangan yang terdiri sistem penimbunan
tambang tanah pucuk dan penutup, saluran pengering.
- mengamati seluruh kegiatan penambangan pada 3. hasil analisis lanjut dari (b): prakiraan dampak
areal penambangan pada tahap pasca penambangan (erosi,
- mengamati teknik penambangan yang sedang longsoran, genangan air)
berjalan 4. hasil analisis lanjut dari (c): arahan reklamasi
5. Aspek Ruang dan Lahan dan pemantauan dampak pada berbagai tahap
a. Pengumpulan data akan dilakukan melalui reklamasi bekas tambang.
istansi terkait seperti Bappeda, BPN dan
instansi mulai tingkat Kabupaten dan Propinsi.
b. Data yang dikumpulkan meliputi rencana tata
ruang wilayah Kabupaten, Propinsi, luas dan
penyebaran penggunaan lahan.

Anda mungkin juga menyukai