Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAMPAK PENAMBANGAN BATU KAPUR TERHADAP

LINGKUNGAN DI KECAMATAN GUNEM,KABUPATEN REMBANG

A. Jenis Bahan Galian


Batu kapur merupakan salah satu jenis bahan galian golongan C
yang banyak digunakan dalam proses industri maupun bangunan.
Penambangan batu kapur dilakukan di daerah yang memiliki lahan kapur
yang merupakan daerah kering. Dibidang pertambangan, pada masa yang
lalu pengawasan terutama tertuju pada keselamatan kerja para pekerja
tambang dan masyarakat luar pada daerah kegiatan tambang. Kini selain itu
masalah lingkungan hidup mulai mendapat perhatian khusus. Semua itu
mempengaruhi masyarakat pedesaan di sekitar proyek pertambangan yang
biasanya berlokasi di daerah terpencil.

B. Lokasi Bahan Galian


lokasi penambangan batu kapur di Tegaldowo berjarak sekitar 27
kilometer dari pusat kota Rembang.

C. Teknologi Penambangan

Penambangan batugamping yang dilakukan oleh menggunakan metode


tambang terbuka (kuari)
Adapun kegiatan penambangan nya adalah sebagai berikut:
1. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping Overburden)
Sebelum melakukan pengupasan lapisan tanah penutup, biasanya
terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan seperti menebang pohon-
pohon besar ataupun semak-semak belukar dengan mengunakan alat
mekanis berupa Bulldozer dan Backhoe. Setelah pembersian lahan
dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pengupasan lapisan tanah
penutup dengan menggunakan Backhoe dan Bulldozer.Hasil dari
pengupasan lapisan tanah penutup ini selanjutnya ditempatkan di suatu
lahan yang sudah ditentukan sebelumnya guna persiapan tahapan
reklamasi.
2. Pemboran ( Drilling ), Peledakan ( Blasting ) dan Pemuatan
(Loading).
Kegiatan pemboran dilakukan untuk memasukkan bahan peledak
guna proses peledakan selanjutnya. Peledakan dilakukan untuk lebih
memudahkan dalam melakukan penambangan batugamping dalam
jumlah besar.Peledak yang digunakan adalah bahan peledak ANFO
(Ammonium Nitrate Fuel Oil).Pemboran yang dilakukan untuk
membuat lubang ledak dilakukan dengan menggunakan Crawler Rock
Drill (CRD). Dalam seharinya PT. Semen Indonesia melakukan
peledakan sebanyak dua kali yang dilakukan pada saat jam istirahat.
Adapun data yang digunakan untuk peledakan adalah sebagai
berikut:
1. Penggalian dan pemuatan
Penggalian dan pemuatan pada PT. Semen
Indonesia menggunakan alat berat, seperti backhoe dan power
shovel
2. Kegiatan Pengangkutan (Hauling).
Alat angkut yang digunakan oleh PT. Semen Gresik untuk
mengangkut batukapur dari lokasi penambangan menuju tempat
penimbunan (stock yard) adalah Dump Truck dengan kapasitas 30
ton.
3. Peremukan
Setelah disimpan di hopper, nantinya batugamping akan
direduksi ukurannya dengan menggunakan Hammer Crusher.

Berikut ini merupakan diagram alir penambangan batugamping


Diagram Alir Penambangan Batugamping

Pembersihan lahan dan pengupasan lapisan tanah penutup


(Bulldozer dan Backhoe)

Pemboran dan Peledakan


(CRD) (ANFO)

Pemuatan
(Backhoe Excavator)

Pengangkutan menuju Hopper


(Dump Truck kapasitas 30 ton)

Hopper
(tempat penampungan)

D. Proses Lanjut Hasil Tambang


Dalam pemanfaatannya batu kapur dapat digunakan sebagai batako dan
bubuk kapur untuk melapisi dinding. Batu kapur yang sudah diproses dan
diolah hingga memiliki niai ekonomis/nilai jual yang bisa dipasarkan di
perusahaan lain seperti perusahaan semen .

E. Tabel Dampak Kegiatan Pertambangan


No Kegiatan Uraian Kegiatan Dampak Penyelesaian
1 Pra Prospeksi, Belum Perlu
konstruksi eksplorasi, menimbulkan
diperhitungkan
Studi gangguan
Kelayakan keseimbangan dampak positif dan
lingkungan
buruk yang terjadi
hidup yang
berarti dari kegiatan
penambangan serta
cara untuk
mencegah dan
mengatasi dampak
buruh yang terjadi
2 Konstruksi Konstruksi Kebisingan Pengendalian waktu
konstruksi agar
tidak mengganggu
kegiatan
masyarakat sekitar
Menurunnya Melakukan
kualitas udara penyiraman secara
berkala di lokasi
kegiatan konstruksi
untuk mengurang
hamburan debu
Rusaknya jalan Pada saat disain
konstruksi jalan
perlu disain stuktur
yang
mempertimbangkan
masalah getaran
Terganggunya Melakukan
Aliran Air pengawasan,
Permukaan pemeliharaan dan
pelebaran saluran-
saluran drainase
lokal yang sudah
ada.
3 Operasi Pembongkaran, Polusi Udara Melakukan
penyiraman secara
Pemuatan,
berkala di lokasi
Pengangkutan Penambangan agar
tidak ada debu
berterbangan
Hilangnya Memindahkan
floura dan floura dan fauna
founa daerah indemik ke daerah
yang tidak terkena
dampaknya
Berubahnya Melakukan
bentang alam reklamasi setelah
penambangan
4 Pasca Operasi Reklamasi Penjagaan Membuat bangunan
lingkungan atau suatu usaha
agar tetap pada lahan yang
lestari serta sudah di lakukan
pemanfaatan penambangan,
lahan agar penanaman suatu
dapat tumbuhan yang
digunakan dapat tumbuh
kembali dengan baik di
menjadi yang lahan sesudah
lebih penambangan
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai