(Studi kasus Dermaga Linau Kecamatan Maje Kabupaten Kaur) September 22, 2011
Dampak Pertambangan Pasir Besi
Beberapa dampak negatif akibat pertambangan jika tidak terkendali antara lain sebagai
berikut:
4). Dalam jangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat
kritis yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya.
5). Pencemaran baik tanah, air maupun udara. Misalnya debu, gas beracun, bunyi dll.
5). Dalam prakteknya otonomi daerah menyebabkan pertambangan maju pesat dan
nyaris tidak terkendali. Banyak kasus di beberapa daerah justru terjadi konversi hutan
lindung menjadi kawasan produksi. Illegal logging justru dilakukan oleh oknum-oknum
yang seharusnya melindungi hutan.
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kaur Nomor. 245 Tahun 2008 tanggal 15
September 2008, PT. Selomoro Banyu Arto memperoleh Kuasa Pertambangan
eksplorasi pasir besi di Kecamatan Maje dengan kode wilayah KW. 08 PKR 004
dengan luas kuasa wilayah pertambangan eksplorasi pasir besi 179,36 Hektar.
Dampak penambangan pasir besi di Kecamatan Maje Kabupaten Kaur (Anonim 2011):
Pada tahap prakonstruksi tambang akibat kegiatan mobilisasi alat berat diperkirakan
perusahaan akan mengoperasikan 44 unit alat berat. Pada tahap ini aktifitas yang
dilakukan meliputi pembersihan lahan, pembuatan jalan tambang , pembangunan
sarana tambang, pembangunan pengelolaan instalasi pasir besi, dipastikan akan
2. Kebisingan
Kegiatan tambang pasir besi pada tahap prakonstruksi berupa mobilisasi alat-alat berat.
Dipastikan ini akan meningkatkan kebisingan di areal tambang dan pemukiman
masyarakat. Tingkat kebisingan akan semakin bertambah ketika operasional
pertambangan mulai berjalan normal.
4. Abrasi Pantai
Harus diakui aktifitas pertambangan juga akan mempengaruhi struktur pantai, ancaman
akan meningkat khususnya pada saat air laut pasang dan gelombang besar serta tinggi
akan membuat bentuk pantai berubah. Resiko kemungkinan air mencapai pemukiman
penduduk akan lebih besar.
Kegiatan pertambangan dipastikan akan mengurangi kualitas air tanah (sumur) dan
kualitas air permukaan. Pasir besi membutuhkan banyak air untuk diolah di Magnetic
Separator, yang menghasilkan pasir besi dan limbah dengan kapasitas air 225 m3/ jam.
Limbah dari pengolaan ini tentu akan mempengaruhi kadar air yang ada di sekitar
pemukiman warga. Sumber negatif lainnya adalah pengoperasian bengkel. Perawatan
alat berat tambang pasir besi dipastikan akan menghasilkan pelumas bekas sebanyak
58,49 liter per hari. Sisa oli bekas ini jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mencemari danau kembar dan sumur warga, serta air laut di lingkungan tambang. Hal
ini terbukti dibanyak pertambangan yang dengan ceroboh membuang begitu saja
pelumas bekas mereka ke sungai atau berceceran di tanah.
6. Kerusakan Jalan
kegiatan ini juga bias merusak jalan yang menuju daerah di pantai atau ke pemukiman
terdekat oleh akibat mobilisasi alat alat berat sehingga menyebabkan tanah menjadi
gempur atu mungkin bias menjadi becek apabila teradi hujan.
7. Aspek biologi
8. Biota Air
Dampak terhadap biota air merupakan dampak tak langsung akibat kegiatan tambang
pasir besi. Sumber dampak berasal dari perubahan kulitas air akibat limbah pengolahan
pasir. Sumber lainnya adalah karena tirisan penumpukan pasir besi, air limbah bekas
pelumas dari kegiatan bengkel. Kondisi ini akan menurunkan jumlah ikan, udang,
kepiting, yang merupakan mata pencaharian tambahan bagi masyarakat selain bertani.
9. Pendapatan Masyarakat
dijadikan buruh kasar saja, yang sewaktu-waktu dapat mereka PHK dengan beragam
alasan. Selain itu, proses ini akan membuat masyarakat meninggalkan profesi asal
mereka yang mungkin awalnya petani, nelayan, menjadi pekerja buruh di perusahaan
yang biasanya mereka tidak memiliki posisi tawar tinggi. Ini banyak terjadi di
pertambangan-pertambangan lain.
Reaksi air asam tambang (Acid Mine Drainage/AMD) berdampak secara langsung
terhadap kualitas tanah dan air karena pH menurun sangat tajam. Menurunnya, pH
tanah akan mengganggu keseimbangan unsur hara pada lahan tersebut, unsur hara
makro menjadi tidak tersedia karena terikat oleh logam sedangkan unsur hara mikro
kelarutannya meningkat .Turunnya pH secara drastis akan meningkatkan kelarutan
logam-logam berat pada lingkungan tersebut.
Dampak yang dirasakan akibat AMD tersebut bagi perusahaan adalah alat-alat yang
terbuat dari besi atau baja menjadi sangat cepat terkorosi sehingga menyebabkan
inefisiensi baik pada kegiatan pengadaan maupun pemeliharaan alat-alat berat.
Terhadap makhluk hidup, AMD dapat mengganggu kehidupan flora dan fauna pada
lahan bekas tambang maupun hidupan yang berada di sepanjang aliran sungai yang
terkena dampak dari aktivitas pertambangan. Hal ini menyebabkan kegiatan revegetasi
lahan bekas tambang menjadi sangat mahal dengan hasil yang kurang memuaskan.
Disamping itu, kualitas air yang ada dapat mengganggu kesehatan manusia.
berbahaya dan tidak Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di
laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan.