Anda di halaman 1dari 21

Analisis Mengenai Dampak

Kesehatan Lingkungan

Nama : Nur Amalia Asruddin


Nim : 16204
A. Contoh Kasus Amdal
Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil tambang yangmemiliki
potensi sumber daya alam yang kaya di Indonesia, minyak mentah,emas, intan, dan
batubara adalah beberapa hasil tambang yang berskala besar ditiap tahunnya . Tambang
batubara merupakan produk andalan yang berasal dari Kalimantan Timur sekarang ini.
Namun, batubara adalah suatu kategori sumber daya alam yang tak terbaharui, sehingga
keberadaannya harus dijaga. Sehingga pembangunan nasional dapat bergulir terus-
menerus dengan mengedepankansumber daya alam yang dikelola secara baik.Salah
satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkankesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan dan berprikemanusiaan.
Batu Bara adalah salah satu hasil tambang yang dihasilkan dari pembekuan
fosil hewan purba pada zaman dahulu. Wilayah Indonesia di kenal sebagai Negara yang
kaya akan sumber daya alamnya . salah satu kekayaan alamnya yang di miliki adalah
cadangan batubara yang lumayan besar. Cadangan Batubara tersebut tersebar di
wilayah Kepulauan Kalimantan terutama di wilayah Kalimantan Timur.
Wilayah Kalimantan Timur merupakan Wilayah yang paling banyak

cadangan Batubaranya. Di Kaltim jumlah ijin pertambangan dinilai

sangat banyak, saat ini terdapat 1.212 kuasa pertambangan yang di

terbitkan pemerintah kabupaten/kota dan 32 izin dari pemerintah pusat.

Di kota Samarinda bahkan terbit 76 kuasa pertambangan yang luas

konsesinya menghabiskan 71 persen wolayah. Saat ini lahan yang

sedang ditambang seluas 38.814 hektar atau separuh lebih dari 71.823

hektar luas Samarinda.


B. Tahapan sebelum dan setelah adanya pertambangan
a) Tahap sebelum ada pertambangan
Pada tahap ini kondisi lingkungan masih dalam keadaan bagus, lingkungan masih
jauh dari kata tercemar baik dari keadaan kondisi air, kondisi tanah, hutan dan
lain-lain.
b) Tahap pasca setelah adanya pertambangan
Paradigma Kesehatan Lingkungan Proyek Batu-Bara.
 Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau
biasa disebut sebagai sumber emisi B3 dari pertambangan
1. Dalam hal ini adalah sumber emisi yang berasal dari kegiatan pertambangan
batu bara. Kegiatan pertambangan batu-bara yang menghasilkan sumber
emisi diantaranya adalah: Eksplorasi Kegiatan eksplorasi tidak termasuk
kedalam kajian studi AMDAL karena merupakan rangkaian kegiatan survey
dan studi pendahuluan yang dilakukan sebelum berbagai kajian kelayakan
dilakukan. Yang termasuk sebagai kegiatan ini adalah pengamatan melalui
udara, survey geofisika,studi sedimen di aliran sungai dan studi geokimia
yang lain, pembangunan jalan akses, pembukaan lahan untuk lokasi test
pengeboran, pembuatanlandasan pengeboran dan pembangunan anjungan
pengeboran.
2. Ekstraksi dan Pembuangan Limbah Batuan Diperkirakan lebih dari 2/3
kegiatan ekstaksi bahan mineral didunia dilakukan dengan pertambangan
terbuka. Teknik tambang terbuka biasanyadilakukan dengan open-pit mining,
strip mining, dan quarrying, tergantung pada bentuk geometris tambang dan
bahan yang digali. Ekstrasi bahan mineral dengan tambang terbuka sering
menyebabkanterpotongnya puncak gunung dan menimbulkan lubang yang
besar. Salahsatu teknik tambang terbuka adalah metode strip mining (tambang
bidang).Dengan menggunakan alat pengeruk, penggalian dilakukan pada
suatu bidang galian yang sempit untuk mengambil mineral. Setelah
mineraldiambil, dibuat bidang galian baru di dekat lokasi galian yang lama.
Batuanlimbah yang dihasilkan digunakan untuk menutup lubang yang
dihasilkanoleh galian sebelumnya. Teknik tambang seperti ini biasanya
digunakan untuk menggali deposit batubara yang tipis dan datar yang terletak
didekat permukaan tanah.
3. Pembangunan infrastruktur jalan akses dan pembangkit energi Kegiatan
pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses didalam daerah
tambang, pembangunan fasilitas penunjang pertambangan,akomodasi
tenaga kerja, pembangkit energi baik untuk kegiatan konstruksimaupun
kegiatan operasi dan pembangunan pelabuhan. Termasuk dalam kegiatan I
ini adalah pembangunan sistem pengangkutan di kawasantambang
(misalnya : crusher, ban berjalan, rel kereta, kabel gantung, sistem
perpipaan atau konsentrat bijih). Dampak lingkungan, sosial dan kesehatan
yang ditimbulkan olehkegiatan ini dapat bersifat sangat penting dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 Letak dan lokasi tambang terhadap akses infrastruktur dan sumber energi.
 Jumlah kegiatan konstruksi dan tenaga kerja yang diperlukan sertatingkat
migrasi pendatang.
 Letak kawasan konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat
alamiah,sumber air bersih dan badan air, pemukiman penduduk setempat
dantanah yang digunakan oleh masyarakat adat.
 Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja terhadap
penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis.
4. Pembangunan Pemukiman Karyawan Dan Base Camp

Kebutuhan tenaga kerja dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk kegiatan


pertambangan seringkali tidak dapat dipenuhi dari penduduk setempat. Tenaga
kerja trampil perlu didatangkan dari luar, dengandemikian diperlukan
pembangunan infrastruktur yang sangat besar.Jika jumlah sumberdaya alam
dan komponen-komponen lingkunganlainnya sangat terbatas sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan pendatang, sumberdaya alam akan mengalami
degradasi secara cepat.Akibatnya akan terjadi konflik sosial karena persaingan
pemanfaatansumber daya alam. Sebagai contoh, kegiatan pertambangan
seringkalidikaitkan dengan kerusakan hutan, kontaminasi dan penurunan
penyediaanair bersih, musnahnya hewan liar dan perdagangan hewan langka,
serta penyebaran penyakit menular.
 Media Lingkungan
Media lingkungan yang ikut tercemar dikarenakan kegiatan pertambangan
batu-bara. Emisi dari (proyek kegiatan pertambangan batu bara) yang
dibuang ke lingkungan.
a. Air
• Dari kegiatan proyek batu baara berdampak padakondisi air di daerah
pertambangan tersebut, seperti :
• Terjadinya perubahan bentang alam dan krisis air akibat penggalianyang
luar biasa besar terhadap kerusakan bentang lahan dan kawasan
air,sungai dan laut menjadi tercemar oleh limbah tambang tangkapan air
sehingga kandungan air tanah menurun , musim kemarau, susah air
danmusim hujan, terjadi banjir.
• Air permukaan dan air tanah di lokasi-lokasi tambang dapat tercemar
oleh logam berat kegiatan tambang batu-bara sehingga warga
menjadikesulitan mendapatkan air.
• Terjadinya air asam tambang.Drainase asam tambang terjadi ketika air
dan udara bercampur dengansulfur dari lapisan bawah tanah (sulfida)
untuk membentuk cairan asamyang melarutkan logam-logam berat dan
limbah tambang beracun lainnya.
• Dapat terjadi bencana banjir yang sangat berbahaya, dapatmenyebabkan
rusak atau jebolnya bendungan penampung tailing serta infrastruktur
lainnya.
b. Udara
Dari kegiatan proyek batu bara berdampak pada kondisi udara di daerah
pertambangan tersebut, seperti :
• Penambangan Batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkandari
adanya pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksidayang terlihat
cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain”(hujan Asam) dan
“ground level ozone”, yaitu tipe lain dari polusi yangdapat membuat kotor udara.
Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi
kesehatan.
• Polusi udara akibat dari flying ahses yang berbahaya bagi kesehatan penduduk
dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
• Gas-gas yang terbentuk dari kegiatan batubara menghasilkan metan,karbon
dioksida serta karbon monoksida, dan gas-gas lain yang akanterperangkap di
celah-celah batuan yang ada di sekitar lapisan batubara.Yang dapat mencemari
udara.
Next………
• Gas-gas yang muncul di tambang dalam (underground) terbagi menjadi gas berbahaya (hazardous

gas) dan gas mudah nyala (combustible gas). Gas berbahaya adalah gas yang dapat

mempengaruhi kesehatan yang dapat menyebabkan kondisi fatal pada seseorang, sedangkan gas

mudah nyala adalah gas yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan di dalam tambang.

• Pada tambang dalam, gas berbahaya yang sering ditemukan adalahkarbon monoksida (CO),

sedangkan yang dapat muncul tapi jarangditemui adalah hidrogen sulfida (H2S), sulfur dioksida

(SO2), dan nitrogen dioksida (NO2).

• Untuk gas mudah nyala pada tambang batubara, sebagian besar adalahgas metan (CH4). Metan

adalah gas ringan dengan berat jenis 0,558, tidak berwarna, dan tidak berbau. Gas ini muncul

secara alami di tambang batubara bawah tanah sebagai akibat terbukanya lapisan batubara dan

batuan di sekitarnya oleh kegiatan penambangan. Dari segi keselamatan tambang, keberadaan

metan harus selalu di kontrol terkait dengan sifatnya yang dapat meledak. Gas metan dapat

terbakar dan meledak ketika kadarnya di udara sekitar 5-15 persen dengan ledakan paling hebat

pada saat konsentrasinya 9,5 persen pada saat terdapat sumber api yangmemicunya.
c. Tanah

Tidak hanya air dan udara yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan
batubara ini, yaitu: .

1. Kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak
berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah,
pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi
mikroba tanah.

2. Terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembaliyang menyebabkan


terjadinya kubangan air dengan kandungan asamyang sangat tinggi. Air kubangan tersebut
mengadung zat kimia sepertiFe, Mn, SO4, Hg dan PB. Fe dan Mn dalam jumlah banyak
bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembangdengan baik.

3. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut
maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati

4. Terjadinya erosi dan sedimentasi.

5. Terjadinya gerakan tanah atau longsoran


d. Hutan
Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat
karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga
mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa
menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya
menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh
buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa. .

e. Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas bongkar
muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat
mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut
tersebut.[7]
 Pemajanan B3 ke manusia

Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air yang
tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan dapat pulakemasukan B3 melalui
kulit yang bersal dari kegiatan pertambangan batu- bara. Pada umumnya titik
pemajanan B3 kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan
kulit.Pencemaran air, tanah dan udara akibat dari kegiatan pertambangan batu- bara ini
masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral dan kulit

1. Untuk pencemaran udara yang penyebabnya dimulai dari pembakaran hutan untuk
membuka lahan pertambangan, gas-gas yang terbentuk darikegiatan pertambangan
batu bara sepeti metan, karbon dioksida, karbonmonoksida sampai gas –gas yang
muncul di dalam tambang (gas berbahaya dan mudah menyala) masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernapasan, terhirup oleh pekerja yang tidak menggunakan
masker atauterhirup oleh masyarakat sekitar yang beresiko, umumnya
adalahmasyarakat yang daerah bermukimnya paling dekat dengan lokasitambang.
2. Untuk pencemaran tanah dan air dapat masuk ke dalam tubuh

manusiamelalui oral (mulut). Tanah yang tercemar berakibat terhadap

tercemarnyaair tanah dan permukaan serta ditambah dengan adanya air

asam tambangmengakibatkan kualitas air menurun untuk dikonsumsi

setiap harinya.Bahan berbahaya dan beracun yang terkandung

didalamnya dapat terikutmasuk melalui makanan dan minuman.

3. Debu, tumpahan bahan kimia, serpihan logam-logam berat, panggangan

sinar matahari dan radiasi dapat memapar pekerja melaluikontak dengan

kulit.
 Dampak Kesehatan
Gangguan-gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja tambang
diantaranya :
1. Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam-logam berat dan
radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkan gangguankesehatan
sepanjang hidup mereka.
2. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal
dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.
3. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkankerusakan
pada urat syaraf serta peredaran darah, dan dapat menimbulkankehilangan rasa,
kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya sepertigangrene, bisa
mengakibatkan kematian.
4. Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkanmasalah
pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran. k.Jam kerja yang lama di
bawah tanah dengan cahaya yang redup dapatmerusak penglihatan.
5. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukupdapat
menyebabkan stres kepanasan. Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa
pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat, kehausanyang sangat, dan
jatuh pingsan. Selain pada tenaga kerja tambang, dampak kegiatan
pertambangan juagdialami oleh warga sekitar yang beresiko, diantaranya
adalah:

 Penambangan dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang seriusseperti


kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan, atau lorong-lorong galianyang rubuh
yang dapat menimbulkan dampak pada orang-orang yang bermukim di
komunitas sekitar tambang. Bahkan dampak jangka panjangnya dapat
mengancam kesehatan walaupun sudah berupa tempat-tempat bekas daerah
tambang, karena orang-orang dapat terpapar limbahtambang dan bahan-bahan
kimia yang masih melekat di tanah dan di air.
 Debu dari kegiatan tambang batubara dapat menyebabkan penyakit
paru-paru hitam (black lung diseases). Di samping itu debu dari
silikamenyebabkan silikosis (silicosis). Penderita penyakit paru-paru
hitam atausilikosis memiliki resiko yang tinggi untuk mengidap
penyakit lainnya seperti: tuberkulosis (TBC), bronkitis kronis, penyakit
jantung, kanker paru-paru, radang paru-paru, asma, rematik arthritis,
lupus, radangrematik, dan sklerosis.

 Pencemaran air membuat orang, tanaman, ikan dan hewan-


hewanmenjadi sakit.Bahkan asam sulfur Jika dicampur dengan air dan
logam berat akanmembentuk drainaise asam tambang. Asam sulfur
berbau seperti telur busuk. Kontak dengan asam sulfur akan
menyebabkan kulit terbakar, butaatau bahkan kematian.
• Dampak Positif
a. Terhadap lingkungan
meningkatnya devisa negara dan pendapatan asli daerah sertamenampung
tenaga kerja.
b. masyarakat sekitar dapat memperoleh pekerjaan dari pertambangantersebut
c. Sisi Ekonomi dan Sumber Daya Manusia
Tidak dapat dipungkiri baik secara langsung maupun tidak langsungsebagian
besar dengan adanya kegiatan penambangan dan adanya
perusahaanpertambangan disuatu daerah akan berdampak secara
sistematik pada segiekonomi masyarakat daerah tersebut.
d. Memasok kegiatan Ekonomi
keegiatan penambangan oleh perusahaan pertambangan khususnyapenambang
an bahan-bahan tambang yang pengunaan akhirnya sebagai sumberenergi
secara langsung akan berdampak pada peningkatan dan
mpemenuhanpermintaan pasokan energi khususnya didaerah tersebut dan pada
daerah lainsecara luas.
e. Memacu Pembangunan.
Pembangunan didaerah kegiatan penambangan dan perusahaanpertambangan
tentunya akan terus berkembang pesat sejalan dengan kegiatanpenambangan
itu sendiri. Pembangunan insfrastruktur pendukung kegiatan penambangan itu
sendiri tentunya akan memicu peningkatan pembangunandidaerah tersebut
guna mendukung kebutuhan perusahaan dan kegiatanpenambangan itu sendiri
mulai dari segi sosial, kesehatan, perekonomian dan lain-lain
• Dampak Negatif
a. kegiatan penambangan yang terjadi di kawasan hutan
dapat merusakekosistem hutan, sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan lingkungan dalambentuk pencemaran air, tanah, dan
udara yang disebabkan oleh benda-bendaasing sebagai akibat
perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak
berfungsi seperti semula.
b. usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat
dapat mengubahbentuk topografi dan keadaan muka tanah (land
impact), sehingga dapatmengubah keseimbangan sistem ekologi bagi
daerah sekitarnya.
c. Pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air,
limbah air,tailing (ampas buangan) serta buangan tambang yang
mengandung zatberacun.
d. Suara bising dari berbagai alat berat.
e. pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan keselamatan kerja
dankondisi geologi lapangan, dapat menimbulkan tanah longsor,
ledakan tambang,keruntuhan tambang dan gempa.
f. Polusi udara

Anda mungkin juga menyukai