Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

SOSIALISASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN


TAMBANG BATUAN / GALIAN C
KECAMATAN NAMO RAMBE
SUMATERA UTARA

OLEH:
ABRAR MIRANDHA - 177004010
DINDA AYU PERTIWI SITORUS - 177004018
PARIONO - 177004023

SEKOLAH PASCA SARJANA


PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan Ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan “Sosialisasi Pengelolaan Lingkungan Tambang Batuan
/ Galian C Kecamatan Namo Rambe Sumatera Utara”, dibuat sebagai salah satu
syarat untuk tugas mata kuliah Ekonomi Lingkungan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M. Si. sebagai dosen pengasuh mata kuliah
Ekonomi Lingkungan yang telah banyak memberikan arahan dan masukan
dalam penyempurnaan penyusunan hasil Penulisan ini.
2. Seluruh Dosen dan staff pengajar di Sekolah Pascasarjana jurusan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang telah membekali penulis
dengan berbagai disiplin ilmu.

Akhir kata semoga Allah selalu memberikan rahmatnya dalam kita mengejar ilmu
dan semoga hasil laporan penulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG I-1
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN YANG INGIN DICAPAI I-2
1.2.1 Maksud I-2
1.2.2 Tujuan I-2
1.2.3 Sasaran yang ingin dicapai I-2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERTAMBANGAN II-1
2.2 TAMBANG BATUAN / GALIAN C KECAMATAN NAMO
RAMBE II-2
2.3 SOSIALISASI PENGELOLAAN LINKUNGAN TAMBANG
BATUAN / GALIAN C II-3
2.3.1 Proses Sosialisasi II-3
2.3.2 Hasil Sosialisasi II-11

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN III-1
3.2 SARAN III-1

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang mengolah Sumber
Daya Alam (SDA) dengan memproses bahan tambang untuk menghasilkan
berbagai produk akhir yang dibutuhkan umat manusia. Industri pertambangan
merupakan salah satu sektor yang dapat menghasilkan devisa besar bagi negara.
Selain devisa, sektor industri pertambangan juga menghasilkan dampak terhadap
lingkungan, sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan
ekosistem yang dapat mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup
manusia itu sendiri. Kegiatan seperti pembukaan hutan, penambangan, pembukaan
lahan pertanian dan pemukiman, merupakan kegiatan yang berdampak terhadap
kerusakan lingkungan tersebut.
Salah satu pertambangan yang ada di Sumatera Utara adalah Tambang
Batuan/Galian C yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe. Adanya proyek galian
ini dapat membantu warga disekitarnya untuk mendapatkan lowongan pekerjaan
dengan mudah. Karena biasanya dalam proyek Tambang Batuan/Galian C akan
membuka lowongan pekerjaan seperti “pengumpul batu”, yang tidak memerlukan
pendidikan yang tinggi. Untuk bekerja seperti itu hanya memerlukan fisik yang kuat
untuk mengangkat batu.
Dampak yang timbul akibat kegiatan ini apabila tidak dikelola dengan baik
antara lain berdampak terhadap komponen fisik, kimia dan biologis tanah yang
menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density
(pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah, serta penurunan
populasi mikroba tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya
pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Menghadapi
tuntutan tersebut, maka perlu adanya sosialisasi dengan masyarakat terhadap
pengelolaan lingkungan tambang batuan. Sehingga masyarakat dapat mengetahui
bagaimana melakukan pengelolaan tambang agar tetap menguntungkan dari aspek
ekonomi dan lingkungan.

I-1
1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN YANG INGIN DICAPAI
1.2.1 Maksud
Adapaun maksud sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan di lokasi
pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan sosialisasi ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga lingkungan di lokasi pertambangan.
1.2.3 Sasaran yang ingin dicapai
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah timbulnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga lingkungan di lokasi pertambangan.

I-2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PERTAMBANGAN
Salah satu kegiatan yang memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) adalah
kegiatan pertambangan yang saat ini merupakan salah satu sektor industri
penyumbang devisa negara yang terbesar. Keberadaan pertambangan secara
signifikan menjadi sektor strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Namun
demikian kegiatan pertambangan yang tidak dilaksanakan dengan tepat dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama terhadap
keseimbangan produktivitas permukaan tanah (Soemarno, 2006).
Kegiatan operasional tambang dan pasca tambang berdampak terhadap
lingkungan. Dampak lingkungan akibat pertambangan dipengaruhi oleh teknologi
dan teknik pertambangan yang digunakan (Ahyar dkk, 2010). Sementara teknologi
dan Teknik pertambangan juga tergantung pada jenis mineral yang ditambang dan
kedalaman bahan tambang, misalnya penambangan dengan sistem tambang terbuka
(open pit) yaitu system dumping (penambangan dengan menggali permukaan tanah)
(Subowo, 2010).
Kerusakan daya dukung alam disebabkan beberapa factor, diantaranya adalah
kerusakan internal dan kerusakan eksternal. Kerusakan internal disebabkan oleh
alam itu sendiri, dimana kerusakan jenis ini sulit untuk dicegah karena terjadi secara
alami. Contoh kerusakan internal adalah akibat letusan gunung berapi dan gempa
bumi yang berdampak terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan kerusakan eksternal
disebabkan oleh aktivitas manusia yang berdampak terhadap lingkungan. Contoh
kerusakan eksternal adalah limbah dari aktivitas industri pabrik, dan
mengeksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) tanpa memperhatikan dampak
terhadap lingkungan. Pertambangan menyebabkan kerusakan lingkungan karena
melakukan kegiatan pembukaan lahan yang luas, menggali lubang yang dalam dan
memindahkan tanah dalam jumlah besar (Hesperian, 2013 dalam Fachlevi, T.A,
dkk, 2015).

II-1
Gambar 2.1 Proses Integrasi Perencanaan Pertambangan, Reklamasi, dan
Tata Guna Lahan (Ramani et al. 1990 dalam Kuter. N. 2013)

II-2
2.2 TAMBANG BATUAN / GALIAN C KECAMATAN NAMO RAMBE
Galian C adalah bahan tambang yang biasanya digunakan untuk
pembangunan infrastruktur. Baik bangunan pribadi, swasta maupun pemerintah.
Salah satu contoh kongkrit galian C yang berasal dari sungai ataupun dari
pegunungan yaitu batu, koral dan pasir.
Di Kecamatan Namo Rambe, bahan galian C diekspolari dan dikelola di
aliran sungai oleh pihak swasta. Pengelolaan oleh swasta tersebut tentunya
mendatangkan pemasukan bagi daerah, baik yang berhubungan langsung dengan
lokasi maupun pemerintah daerah. Karena lokasi galian C di daerah ini berada
sangat dekat dengan pemukiman masyarakat desa, maka biasanya pihak pengelola
memberikan kesempatan kepada masyarakat desa sekitar untuk mencari nafkah
dengan bekerja sebagai pekerja kasar yang disebut “pengumpul batu” di tambang
galian C tersebut.
Pengelolaan bahan tambang di daerah ini sudah berlangsung sejak puluhan
tahun lalu. Ketersediaan dan potensi tambang ini memang cukup menjanjikan.
Bahkan sampai dengan detik ini ketersediaan batu koral dan pasir di lokasi
penambangan galian C masih tersedia meskipun sudah mulai menipis.
Untuk mengekspolarsi bahan tambang Galian C tersebut dari dalam sungai,
pihak swasta atau pengelola menggunakan tenaga mesin berupa alat-alat berat
seperti buldoser dan eksapator. Buldoser biasanya digunakan untuk pengerjaan
pada tahap pertama untuk membangun akses jalan menuju lokasi ekplorasi tersebut.
Selanjutnya untuk melakukan pengerukan dari dalam aliran sungai maka
digunakanlah alat berat jenis lainya berupa eksapator. Semua pekerjaan yang
menggunakan mesin khususya alat-alat berat semuanya menggunakan tenaga
operator.
Selanjutnya untuk jasa angkutan material tersebut sudah pasti menggunakan
kendaraan berupa truk-truk yang kesemuanya disedikan oleh pihak pengelola. Baik
dari lokasi eksplorasi maupun untuk sampai ke konsumen, dalam hal ini bisa
masyarakat umum bisa juga para kontraktor yang dalam proses pelaksanaan proyek
baik itu proyek pemerintah maupun pihak swasta.

II-3
2.3 SOSIALISASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMBANG
BATUAN / GALIAN C
2.3.1 Proses Sosialisasi
Secara geografis wilayah Kecamatan Namo Rambe teletak pada 20 50’
Lintang Utara dan 98 50’ Bujur Timur. Luas daerah Kecamatan Namo Rambe
adalah 62,30 kilometer persegi atau 6.230 hektar yang terdiri dari 36 desa dan 65
dusun. Batas-batas wilayah Kecamatan Namo Rambe adalah Sebelah Utara
Kecamtan Medan Johor (Kota Medan), Sebelah Timur Kecamatan Biru-Biru dan
Kecamatan Deli Tua, Sebelah Barat Kecamatan. Pancur Batu, Sebelah Selatan
Kecamatan Sibolangit.
Keadaan Alam /Topografii Daerah landai yang tingginya 51 sampai dengan
200 meter di atas permukaan laut. Iklim Kecamatan Namo Rambe beriklim sedang
yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau, yang rata-rata dipengaruhi oleh
angin gunung. Curah hujan yang menonjol adalah pada bulan Agustus sampai
dengan Desember, sedangkan musim kemarau adalah pada bulan Mei sampai
dengan Juli.
Kesuburan tanah di wilayah ini sangat menguntungkan bagi Kabupaten Deli
serdang karena berbagai tanaman dapat tumbuh di daerah ini. Untuk budidaya
tanaman padi, berdasarkan luas areal panen pada tahun 2013 seluas 1.856 hektar,
telah berhasil memproduksi panen beras sebanyak 9.969 dengan rata-rata produksi
5,37 ton/Ha. Dengan banyaknya jumlah produksi padi di daerah ini, masyarakat
membutuhkan pengilangan padi untuk mengahasilkan beras bagi masyarakat
tersebut.
Selain budidaya tanaman padi, kecamatan ini juga membudidayakan tanaman
Jagung dengan luas lahan panen sebesar 1.161 Ha dengan produksi panen sebesar
5.727 Ton dengan rata-rata produksi 4,93 Ton/Ha. Selain budidaya tanaman padi
dan jagung juga banyak berbagai jenis tanaman palawija dan tanaman sayur –
sayuran. Jenis tanaman kebun yang ditanam yaitu Kelapa sawit (Elais Gunieensis),
Karet (Havea brassiliensis), Kakao (Theobromo cacao), Kelapa (Cocos nucifera),
Pinang (Areca catechu), Aren (Arenga pinnata)

II-4
Tanaman–tanaman kebun ini merupakan usaha kecil masyarakat yang
terdapat di sebagia wilayah Kecamatan Namo Rambe.

Gambar 2.3 Lokasi Studi 1 (Desa Namo Rambe)

Gambar 2.4 Sosialisasi di Desa Namolandur, Kecamatan Namo Rambe

II-5
Lokasi studi : Lokasi kunjungan pertama berada di Desa Namolandur,
Kecamatan Namo Rambe, Sumatera Utara.
Hasil yang dicapai : Masyarakat Desa Namolandur memberikan respon positif
terhadap pentingnya kebersihan lingkungan terhadap
sampah yang berserakan di lingkungan masyarakat
khususnya di sepanjang aliran sungai.
Pembukaan lahan di lokasi kunjungan pertama dikelola
oleh masyarakat setempat dijadikan sebagai tempat wisata
dan budidaya ikan mas dengan daya tampung sebanyak
60.000 ekor.
Proses pembukaan lahan dikelola dengan baik oleh pemilik
lahan/warga setempat. Pengelolaan lingkungan yang
dilakukan yaitu menyusun bebatuan di sepanjang aliran
sungai yang melewati wilayah lahan mereka untuk
mencegah terjadinya erosi pada saat proses konstruksi.

Gambar 2.5 Lokasi Budidaya Ikan Mas

II-6
Gambar 2.6 Lokasi Tempat Wisata

Gambar 2.7 Lokasi Studi 2 (Desa Kuta Tengah)

II-7
Gambar 2.8 Sosialisasi di Desa Kuta Tengah, Kecamatan Namo Rambe

Gambar 2.9 Tempat Wisata Kolam Pemancingan Ikan

II-8
Gambar 2.10 Warehouse Perusahaan Tambang Batuan

Gambar 2.11 Lokasi Tambang Batuan

II-9
Lokasi studi : Lokasi kunjungan kedua berada di Desa Kuta Tengah,
Kecamatan Namo Rambe, Sumatera Utara.
Hasil yang dicapai : Masyarakat Desa Kuta Tengah memberikan respon positif
terhadap pentingnya kebersihan lingkungan terhadap
sampah yang berserakan di lingkungan masyarakat.
Upaya Pengelolaan yang telah dilakukan Perusahaan
Tambang Batuan:
1. Melakukan penyiraman secara rutin di sepanjang jalan
yang dilalui oleh alat berat dan truck. Sehingga
meminimalisir dampak terhadap penurunan kualitas
udara.
2. Mengutamakan masyarakat sekitar sebagai pekerja di
Perusahaan tersebut.

2.3.2 Hasil Sosialisasi


Adapun hasil sosialisasi yang telah dirangkum berdasarkan kunjungan ke
Desa Namolandur dan Desa Kuta Tengah, Kecamatan Namo Rambe:
1. Masyarakat di sepanjang aliran Sungai Deli menjaga kondisi perairan sungai
agar tetap bersih dari dan terbebas dari sampah.
2. Pemerintah Kota rutin melakukan kegiatan menebar bibit ikan mas di sepanjang
aliran Sungai Deli setiap tahunya. Namun sebagian masyarakat memanfaatkan
moment tersebut dengan mengambil ikan-ikan di aliran Sungai Deli untuk
dikonsumsi secara pribadi.
3. Berdasarkan hasil survey pada umumunya masyarakat Kecamatan Namo Rambe
bekerja sebagai petani (sawah, sawit dll), bekerja di Perusahaan Tambang, PNS,
Pedagang (Warung Makan, Kelontong, dll), dan Supir Angkot.
4. Penyakit yang sering terjadi di Kecamatan Namo Rambe antara lain flu, diare,
batuk, dan penyakit pada lansia.
5. Sebagian masyarakat masih menggunakan air sumur/air tanah dikarenakan
belum terlayaninya secara menyeluruh disitribusi PAM.

II-10
6. Belum terlayaninya pengelolaan sampah secara menyeluruh oleh petugas
pengambilan sampah sehingga masih banyak masyarakat yang melakukan
pembakaran sampah.

II-11
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah kami lakukan di proyek penambangan galian C,
dapat kami simpulkan:
1. Keberadaan proyek penambangan galian C dikarenakan ingin memanfaatkan
sumber daya alam yang ada.
2. Proyek penambangan galian C ini memiliki dampak positif dan dampak negatif
tersendiri.
3. Kesempatan kerja di proyek penambangan galian C ini cukup tinggi, apalagi di
tambah dengan bekerja di sana tidak memerlukan pendidikan yang tinggi.

3.2 SARAN
Saran untuk Pemerintah:
1. Tetap melakukan pemeriksaan terhadap proyek-proyek yang ada.
2. Memberikan sanksi tegas apabila ada pihak-pihak yang membangun proyek
penambangan galian C secara illegal.
3. Meningkatkan pelayanan air PAM di seluruh Kecamatan Namo Rambe.
4. Meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah oleh petugas pengambilan
sampah di seluruh Kecamatan Namo Rambe.
Saran untuk Pemilik Proyek Tambang Batuan / Galian C:
1. Agar tetap mematuhi peraturan atau norma yang berlaku.
2. Tidak mengoperasikan proyek selama 24 jam penuh.

III-1
DAFTAR PUSTAKA

Hesperian. 2013, dalam Fachlevi, T.A, dkk, 2015. Dampak Dan Evaluasi Kebijakan
Pertambangan Batubara Di Kecamatan Mereubo. Risalah Kebijakan
Pertanian dan Lingkungan. Vol. 2 No. 2, Agustus 2015: 170-179. ISSN :
2355-6226. E-ISSN : 2477-0299.
Ramani et.al 1990, dalam Kuter. N. 2013. Reclamation of Degraded Landscapes
due to Opencast Mining. Intech.
Soemarno. W. S. 2006. Pertambangan Sebagai Aset Bangsa Indonesia Journal for
Sustainable Future Vol. 2 No. 4 Desember 2006.
Subowo. G. 2010. Penambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan dan Upaya
Reklamasi Pasca Tambang Untuk Memperbaiki Kualitas Sumberdaya Lahan
dan Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 5 No. 2 Desember 2011.
ISSN 19070799.
Ahyar. G, dkk. Teknik Cepat Identifikasi Lahan Terbuka Melalui Citra Multi
Temporal dan Multi Spasial. JMHT Boll. XVI, (2): 63-72, Agustus 2010
Artikel Ilmiah ISSN: 2087-0469.

Anda mungkin juga menyukai