Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan
fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi
penggunannya seperti iklim, relief, aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk
secara alami maupun akibat pengaruh manusia. Lahan Rusak adalah Lahan
yang tidak dapat berfungsi lagi sebagai media produksi untuk menumbuhkan
tanaman yang dibudidayakan atau yang tidak dibudidayakan. Kerusakan lahan
menyebabkan terganggunya fungsi lahan baik dari segi iklim (suhu,
kelembaban, curah hujan, angin, sinar matahari), relief (penampilan permukaan
2
tanah dalam hal bentuk, orientasi, ukuran, ketinggian, dan kemiringan), aspek
geologi (tata guna lahan, batuan/tanah sedimen, pengaruh pengambilan air
tanah berlebihan), dan hidrologi (run off, infiltrasi, aliran air permukaan).
Dalam kurun waktu tahun 2015 hingga 2022 Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan, telah melakukan upaya pemulihan lahan khususnya di
lahan bekas kegiatan tambang masyarakat seluas 218,2 Ha pada lokasi.
Kegiatan ini ditujukan untuk memulihkan kembali fungsi ekosistem yang telah
rusak akibat kegiatan pertambangan, namun juga memberikan manfaat ekonomi
bagi masyarakat sekitar. Kegiatan pemulihan yang telah dilakukan, di beberapa
tempat terbukti telah menumbuhkan perekonomian masyarakatdan utamanya
adalah dapat mengalihkan mata pencaharian sebagian masyarakat yang semula
bergerak di kegiatan pertambangan menjadi kegiatan positif lainnya.
Berdasarkan pengalaman sukses yang telah dilakukan di beberapa lokasi
tersebut diharapkan kedepan dapat menjadi contoh bagi kegiatan pemulihan
lahan bekas tambang lainnya. Peran serta berbagai pihak diharapkan dapat ikut
berkontribusi dalam mengembangkan kegiatan yang sudah ada dan mereplikasi
keberhasilan yang telah berjalan, untuk dapat dilakukan di tempat lainnya.
I.2.2. Sasaran
Sasaran penyusunan kajian tipologi dampak lingkungan pertambangan adalah
sebagai berikut :
(1) Tersedianya informasi mengenai karakteristik kerusakan lingkungan akibat
pertambangan yang berupa :
a. Aspek Iklim.
Aspek iklim ini meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, angin, tekanan
udara dan penyinaran matahari. Aspek iklim ini akan berpengaruh
terhadap pengelolaan air hujan. Pengelolaan air hujan adalah upaya dan
kegiatan untuk mempertahankan kondisi hidrologi alami, dengan cara
memaksimalkan pemanfaatan air hujan, infiltrasi air hujan, dan menyimpan
sementara air hujan untuk menurunkan debit banjir melalui optimasi
pemanfaatan elemen alam dan pemanfaatan elemen buatan. Pengelolaan
bisa dilakukan dengan membuat bangunan untuk pengumpulan dan
pemanfaatan, infiltrasi, dan detensi air hujan.
b. Aspek Relief
Aspek Relief ini meliputi aspek topografi, kelerengan, pola aliran air
(sistem drainase) yang akan berpengaruh terhadap pengelolaan
sedimentasi, erosi dan longsor. Pengelolaan dapat dilakukan dengan
melakukan pengelolaan melalui konservasi tanah baik secara vegetatif
maupun teknik sipil.
c. Aspek Geologi
3
Aspek geologi ini meliputi aspek struktur tanah, mikrobiologi tanah dan
ekosistem pendukung. Pengelolaan aspek geologi ini berpengaruh
terhadap pengelolaan keanekaragaman hayati, tata guna lahan dan
kesuburan tanah. Pengelolaan dapat dilakukan melalui pengelolaan
bukaan lahan, top soil dan keanekaragaman hayati yang mendukung
ekosistem alami dan endemik.
d. Aspek Hidrologi
Aspek Hidrologi ini meliputi aspek arah aliran air, tekanan air tanah, dan
berdasarkan dugaan kedalaman air tanah. Pengelolaan dapat dilakukan
melalui penghitungan neraca air dan pengelolaan aliran air permukaan
untuk antisipasi banjir, erosi dan tanah longsor.
(2) Tersedianya Informasi Geospasial Tematik (IGT) karakteristik kerusakan yang
terdiri :
a. IGT Penutupan Lahan (Time Series)
b. IGT Kawasan Hutan Indonesia
c. IGT Rencana Tata Ruang Provinsi seluruh Indonesia
d. IGT Wilayah Usaha Pertambangan
e. IGT Izin Usaha Pertambangan
f. IGT Geomorfologi untuk erosi tanah dan gerak massa tanah
g. IGT Hidrogeologi
(3) Tersusunnya laporan hasil kerja sesuai dengan tugas yang dilaksanakan.
II. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari Tim Penyusun adalah
1. Peta Indikatif Kerusakan Lahan dari aspek iklim, geologi, relief dan hidrologi
2. Laporan berupa data dan analisis 4 aspek kerusakan
4
Gambar 1 Diagram Alur Penyusunan Peta Kerusakan Lahan
5
2. Faktor geomorfologi dan erosi
6
7
8
V. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
9
1) Pendidikan minimal S1 Geografi
2) Memiliki pengalaman dalam desain dan perancangan kawasan minimum 3 Tahun;
3) Mampu melakukan analisis Geospasial dengan Sistem Informasi Geografi dan
Penginderajaan Jauh.
4) Mampu bekerja sama dalam tim atau bekerja secara mandiri;
5) Memiliki kemampuan yang baik dalam penyusunan laporan, bahan
presentasi/paparan serta dapat memvisualkannya menjadi infografis yang
komunikatif menjadi nilai tambah, mampu menerjemahkan konsep dan hasil analisis
ke dalam desain;
Tenaga Pendukung
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan Tenaga Pendukung sebagai berikut :
1) Operator SIG (2 orang)
2) Administrasi dan operator Komputer (1 Orang)
10