Ditetapkan Oleh
A. Pendahuluan
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius karena diperkirakan pada saat ini
terdapat sekitar 42 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah yang lingkungannnya
miskin Yodium. Atas dasar prevalensi penderita GAKY hasil survey Nasional Gondok
Endemik 1980-1982. Diperkirakan di Indonesia telah terjadi deficit tingkat kecerdasan
sebesar 140 juta IQ-Points. Lebih jauh, telah diidentifikasi bahwa para penderita GAKY
memiliki produktifitas kerja yang rendah, sehingga dapat mengurangi penghasilan
sampai 15 persen.
Rendahnya produktifitas kerja mereka secara mikro berpengaruh terhadap ekonomi
keluarga dan secara makro berpegaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Negara.
Selain hal-hal tersebut, akibat dari GAKY yang lain adalah:
Lahir mati, cacat baaan, retardasi mental, lumpuh, tuli, gondok, gangguan
pertumbuhan, paada ibu hamil bisa terjadi keguguran.
Pada tingkat ringan kekurangan iodium akan berkaitan menurunnya libido,
kesuburan, dan immunitas.
Penanggulangan GAKY yang paling tepat adalah dengan suplementasi yodium, baik
secara langsung melalui pemberian kapsul minyak beryodium (khusus daerah endemis)
maupun tidak langsung melalui garam beryodium, mengkonsumsi aneka ragam
makanan dari laut dan mengurangi zat goitrogenik (misal pada kol dan singkong).
Di masyarakat garam yang dikonsumsi adalah garam NaCl. Garam ini diperoleh dengan
proses penguapan air laut maupun cara lain, yang aman untuk digunakan sebagai
bahan makanan. Jenis air laut tersebut akan menghasilkan kualitas garam yang
berbeda-beda. Hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dalam metode
penguapan air laut dan sumber air laut yang digunakan.
Oleh karena berbedanya kualitas garam yang dihasilkan, maka dibuat suatu standar
garam konsumsi disesuaikan dengan kemampuan para produsuen dan kebutuhan
konsumen.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
No. Kode : ...........
Terbitan : Pertama
No. Revisi : 00
Pemerintah Kota Tgl. Mulai Berlaku : 1 September 2015
Surakarta UPTD Puskesmas Gajahan
Halaman :2/5
Dalam SNI kadar yodium dalam darah yang ditentukan sebesar 30-80 ppm alam bentuk
KIO3, hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari 5- 10
gram, sedangkan kebetuhan tubuh akan yodium adalah sekitar 100-150 µg tiap orang
perhari. SNI garam konsumsi diterapkan secara wajib terhadap produsen,
distributor/pedagang sesuaidengan Kepres No 69.Tahun 1994 tentang Pengadaan
Garam Beryodium untuk melindungi kesehatan masyarakat.Untuk itu perlu dipantau
agar garam konsumsi yang beredar tetap terjamin keamanannya.
Sebaran dan besar masalah garam yang beredar di berbagai daerah sangat penting
untuk diketahui, agar para pengelola progam dapat secara tepat merencanakan
penanggulangannya.Karena itu perlu dilakukan pemantauan garam beryodium secra
terintegrasi mulai dari tingkat produsen, distributor, pasar dan di tingkat masyarakat di
seluruh Indonesia.
Pelaksanaan pemantauan di Kota Surakarta tidak menggunakan sampel dari murid
SD/MI namun memanfaatkan posyandu. Hal ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan, yaitu:
Di wilayah kerja Puskesmas Gajahan mempunyaiSD/MI di wilayahnya 6 kelurahan
(22 SD), namun semua kelurahan mempunyai posyandu.
Tidak seluruh murid SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Gajahan adalah warga
Surakarta sehingga tidak menggambarkan konsumsi garam yodium kota Surakarta.
Melalui garam beryodium yang dibawa peserta posyandu dari rumah, sampel garam
dapat terkumpul dalam variasi yang cukup banyak, dan terkumpul dalam waktu yang
singkat.
Gerakan pemudayaan hidup sehat dan sadar gizi dapat dijadikan sarana untuk mendidik
masyarakat.
B. Latar Belakang
Garam beryodium: garam Natrium Chlorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses
yodisasi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) kandungan yodium antara
30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau ternak.
- Daerah Endemik Berat: daerah yang penduduknya mengalami pembesaran kelenjar
gondok dengan total Goiter Rate (TGR) ≥30,0%.
- Daerah Endemik Sedang: daerah yang penduduknya mengalami pembesasaran
kelenjar gondok dengan total Goiter Rate (TGR) 20,0 – 29,9%.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
No. Kode : ...........
Terbitan : Pertama
No. Revisi : 00
Pemerintah Kota Tgl. Mulai Berlaku : 1 September 2015
Surakarta UPTD Puskesmas Gajahan
Halaman :3/5