Anda di halaman 1dari 21

APLIKASI THERMODINAMIKA

Aplikasi Termodinamika dalam Kehidupan Sehari-hari.


Hukum termodinamika telah berhasil diterapkan dalam
penelitian tentang proses kimia dan fisika.
Hukum pertama termodinamika didasarkan pada hukum
kekekalan energi.
Hukum kedua termodinamika berkenaan dengan proses
alami atau proses spontan dimana fungsi yang
memprediksi kespontanan reaksi ialah entropi, yang
merupakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem.
Hukum kedua ini menyatakan bahwa untuk proses
spontan, perubahan entropi semesta haruslah positif.
Sedangkan hukum ketiga termodinamika
memungkinkan untuk menentukan nilai entropi mutlak
(Chang, 2002: 165).
Berikut beberapa contoh aplikasi termodinamika yang
biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari :
1. Air Conditioner (AC) Sistem kerja AC terdiri dari
bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan tekanan supaya penguapan dan
penyerapan panas dapat berlangsung. Kompresor
yang ada pada sistem pendingin dipergunakan
sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja
(refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam
kompresor dialirkan ke kondenser yang kemudian
dimampatkan di kondenser. Di bagian kondenser ini
refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari
refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka
refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigent.
Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh
kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor
yang diperlukan dan energi kalor yang diambil
evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor, tekanan refrigent yang berada
dalam pipa-pipa kondensor relatif jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan refrigent yang
berada pada pipi-pipa evaporator. Setelah refrigent
lewat kondensor dan melepaskan kalor penguapan
dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan
melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini
refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent
berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang
kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam
evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya
dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini
disebabkan karena tekanan refrigent dibuat
sedemikian rupa sehingga refrigent setelah
melewati katup ekspansi dan melalui evaporator
tekanannya menjadi sangat turun. Hal ini secara
praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa
yang ada dievaporator relatif lebih besar jika
dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada
kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari
fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari
fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan,
dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah
energi yang berada didalam substansi yang akan
didinginkan. Dengan diambilnya energi yang
diambil dalam substansi yang akan didinginkan
maka entalpi, substansi yang akan didinginkan
akan menjadi turun, dengan turunnya entalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan
akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-
menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai
dengan keinginan. Berikut rangkaian gambar
skema kerja dari AC :
2. Dispenser Prinsip kerja pemanas air Proses
pemanasan air terjadi pada saat air masuk kedalam
tabung pemanas. Tabung pemanas merupakan
tabung yang terbuat dari logam yang disekitar
tabung tersebut dikelilingi oleh elemen pemanas,
sehingga ketika air mengalir dari tampungan
menuju tabung pemanas sensor suhu yang ada
pada tabung pemanas akan memicu elemen
pemanas untuk bekerja, suhu tinggi yang dihasilkan
elemen pemanas diserap oleh air yang suhunya
lebih rendah, setelah suhu air dalam tabung
pemanas tinggi maksimal sensor suhu yang ada
pada tabung pemanas akan memutuskan arus
listrik pada elemen pemanas, pada saat elemen
pemanas menyala lampu indikator pemanas
menyala dan pada saat elemen pemanas mati
lampu indikator pemanas mati.
Pada tabung dispenser dipasang Heater/pemanas
serta sensor suhu atau thermostat yang berfungsi
untuk membatasi kerja heater agar tidak bekerja
terus-menerus yang akan menimbulkan suhu air
dalam tabung dispenser berlebihan, karena apabila
heater berkerja berlebih, heater akan panas dan
bahkan heater tersebut akan terjadi kerusakan
didalamnya. Untuk mengurangi terjadinya resiko
tersebut, di heater dipasang thermostat yang
berguna untuk mengatur suhu. Ketika suhu air yang
dipanaskan oleh heater mencapai suhu tertentu
sehingga melebihi suhu kerja sensor/thermostat
maka sensor akan bekerja dan memutuskan arus
yang mengalir ke heater, dengan demikian heater
akan berhenti bekerja sehingga suhu air tetap
terjaga sesuai dengan kebutuhan, bisa dilihat di
lampu indikator dari warna merah akan berganti
warna hijau. Heater akan bekerja kembali manakala
suhu air pada tabung menurun sampai suhunya
berada dibawah suhu kerja sensor, sensor
dipasang seri dengan heater, dengan demikian
fungsi dari sensor ini mirip seperti saklar, hanya
saja bekerjanya secara otomatis berdasarkan
perubahan suhu.
Prinsip kerja pendingin air
Proses pendinginan air pada dispenser pada
umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Pendinginan Air dengan Fan Proses pendinginan
air menggunakan fan dilakukan dengan cara
menghisap suhu tinggi pada air ketika air berada
pada tampungan air kedua yang letaknya berada
dibawah tampungan air pertama, namun pada
kenyataannya fan hanya alat bantu untuk
mempercepat pembuangan panas pada air,
sehingga temperatur air hanya akan turun sedikit
saja. Setelah melewati tampungan air kedua air
akan dikeluarkan melalui keran dan siap untuk
diminum.
2. Pendinginan Air dengan Sistem Refrigran
Pendinginan air pada dispenser menggunakan
sistem refrigran sama seperti sistem refrigran
pada kulkas hanya saja evaporatornya
dimasukkan kedalam tampungan air kedua yang
berada dibawah tampungan air pertama,
sehingga air disekitar evapurator akan menjadi air
dingin. Hasil pendinginan air pada dispenser
menggunakan sistem refrigran lebih maksimal
dibandingkan pendinginan air menggunakan fan.
Setelah air melalui proses pendinginan pada
tampungan air kedua, air akan mengalir dan
keluar memalui keran. Nama komponen pada
dispenser: 1. Saklar On/Off 2. Thermostat 1 3.
Thermostat 2 4. Saluran daya utama 5. Elemen
pemanas 6. Saluran air panas 7. Saluran air
normal 8. Pipa pembuangan
3. Rice Cooker Pada rice cooker, energi panas ini
dihasilkan dari energi listrik. Suatu cairan akan
menguap bila tekanan uap gas yang berasal dari
cairan adalah sama dengan tekanan dari cairan ke
sekitarnya (Puap = Pcair). Jadi, titik didih suatu
cairan sebenarnya bisa dimanipulasi dengan
meningkatkan tekanan di luar cairan (tekanan
eksternal). Pada penanak nasi biasa, air akan
dididihkan dengan tekanan eksternal biasa, yaitu
101 kpa, dan mendidih pada titik didih biasa, yaitu
100 C (373 K). Sementara, pada penanak nasi
yang memanipulasi tekanan (pressure cooker, atau
electric pressure cooker) jika tutup lubang uapnya
dibuka, maka pressure cooker akan bekerja seperti
penanak nasi biasa, karena tekanan eksternalnya
sama dengan tekanan udara luar. Namun, jika tutup
lubang uapnya (biasanya berupa katup) ditutup,
akan ada perubahan pada tekanan udara di ruang
dalam pressure cooker dan titik didih cairan akan
berubah. Ketika katupnya ditutup, kondisi sistem
berubah karena uap airnya hanya dapat berada di
dalam ruang pressure cooker. Karena ada
tambahan massa (tutup katup), tekanan makin
tinggi dan titik kesetimbangan antar fase (dalam hal
ini, antara fase cair dan fase uap) berubah ke
temperatur yang lebih tinggi, dan terbentuklah titik
didih baru.
Massa tutup katup menentukan tekanan di dalam
ruang pressure cooker, karena lubang katup akan
membiarkan uap air keluar ketika tekanannya telah
mencapai titik tertentu. Kelebihan tekanan akan
dikurangi dengan melepaskan sedikit uap melalui
katup.
PRINSIP KERJA TERMOS.
Termos Vacuum Flash adalah alat bantu komponen
yang mempunyai fungsi untuk menyimpan air, di
sini menyimpan air tidak hanya menyimpan air
biasa tetapi juga menjaga suhu air agar tetap.
Contohnya bila diisi air panas maka suhu air dalam
termos akan tetap tinggi karena panas tidak bisa
merambat pada dinding termos. Penemuan vacuum
flask (tabung hampa udara) oleh Sir James Dewar
di OxfordUniversity menjadi cikal bakal penemuan
termos tempat menyimpan air panas dan dingin
untuk minuman. Penemuan yang di ciptakan secara
tidak sengaja ini menjadi produk hotter atau cooler
bagi produk minuman di dunia. James Dewar lahir
pada tanggal 20 September 1842 di Kincardineon-
Fourth, Scotlandia. Ia dibesarkan dari keluarga
berprofesi sebagai pedagang anggur. Semenjak
kecil dan dewasa ia tinggal di kota kelahirannya.
Setelah lulus dari bangku sekolah, ia melanjutkan
pendidikan ke Universitas Edonburgh dan m,enjadi
murid ilmuan kimia Lyon Playfair. Menurut Teori
Pertukaran dari Henry Prevost Babbage ( ) bahwa
benda yang lebih dingin selalu menyerap
gelombang panas dari benda yang lain sampai
keduanya mempunyai temperatur yang sama.
Didasarkan pada teori ini maka teh yang panas
ataupun dingin dalam termos akan kehilangan
panas atau menyerap panas dari tempatnya.
Namun, termos sudah didesain agar bisa
menghambat ketiga cara panas berpindah:
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Lalu Bagaimana Prinsip Kerja Termos? Prinsip
kerja termos itu sederhana. Termos menggunakan
bahan yang bersifat adiabatik. Bahan adiabatik
secara ideal menghambat atau tidak
memungkinkan terjadinya interaksi, antara sistem
dengan lingkungan. Kalau tidak ada interaksi antara
sistem dan lingkungan, maka tidak ada
perpindahan kalor antara sistem dalam termos
dengan lingkungannya. Akibatnya tidak terjadi
pertukaran temperatur. Dengan menggunakan
bahan adiabatik ini termos mampu
mempertahankan suhu air yang berada di
dalamnya. Air panas yang udah masuk termos tidak
cepat dingin. sistem keadaan dan sifat
termodinamik Sistem keadaan dan sifat
termodinamik Pada kali ini akan memperkenalkan
konsep dan terminologi yang dipergunakan untuk
mempelajari sistem dan perilaku 1.
Sistem termodinamik Besaran makroskopik yang
dikaitkan dengan bagian dalam sistem disebut
koordinat termodinamik.sistem yang diberikan oleh
koordinat termodinamik disebut sistem
termodinamik. Untuk menganalisis termodinamika
terlebih dahulu dimulai dengan pemilihan
sistem,permukaan batasnya dan lingkungan dari
sistem.apabila sistem telah dipilih langkah
berikutnya yaitu memberikan dalam besaran yang
berkaitan dengan sifat sistem dan interaksinya
dengan lingkungan atau keduanya..berdasarkan
interaksi lingkungannya sistem dibedakan menjadi
3 yaitu sistem terbuka tertutup dan terisolasi.
Dalam kasus seperti ini kita dapat menetapkan
suatu ruang tertentu atau daerah didalam pipa
dimana aliran massa ini mengalir sebagai
sistem.daerah yang ditetapkan ini disebut dengan
volume atur.permukaan batas atur disebut dengan
permukaan atur yang ditunjukan sebgaia garis
putus putus.permukaan dalam pipa dapat diambil
sebagia bagian dari permukaan batas sistem yang
nyata.namun kenyataannya ada permukaan batas
yang imajiner karena tidak ada permukaan nyata
yang menandai posisi dari ujung ujung yang
terbuka,sehingga massa dapat mengalir dari sistem
batas volume atur dan sistem seperti ini disebut
sebagai sistem terbuka karena terdapaat
pertukaran massa dan energi antara sistem dan
lingkungan melalui permukaan batas.
Pada silinder yang dilengkapi dengan piston berisi
zat alir.zat alir dalam silinder dipilih sebagai
sistem.permukaan dalam silinder dan piston diambil
sebagai permukaan batas sistem yang ditandai
dengan garis putus putus.dalam contoh ini bentuk
dan volume sistem dapat berubah dengan
menaikan atau menurunkan piston,karena itu
sistem seperti ini juga dapat disebut massa
atur.perubahan bentuk dan volume permukaan
batas selalu diperbolehkan sepanjang perubahan
ini dikenali dalam perhitungan selanjutnya,pada
sistem ini tidak terdapat pertukaran massa dengan
lingkungan.sitem seperti ini disebut dengan sistem
tertutup.meskipun sejumlah materi ditetapkan
dalam sistem tertutup.energi masih dapat mengalir
melewati permukaan batas sistem.oleh karena itu
sistem dikatakan tertutup apabila tidak terdapat
pertukaran massa tetapi dapat terjadi pertukaran
energi melalui permukaan batas dengan
lingkungan.jenis khusus dari sistem tertutup adalah
sistem terisolasi yaitu sistem tidak dapat melakukan
pertukaran masa dan energi melewati permukaan
batas. Permukaan batas semacam ini disebut
dinding adiabatik.
Fase dan Zat Murni
Fase adalah besaran yang mempunyai struktur fisika
dan komposisi kimia yang homogen.struktur fisika
dikatakan homogen apabila zat terdiri dari fgas saja.atau
padat saja.komposisi kimia dikatakan homogen apabila
zat terdiri dari satu bahan kimia yang dapat berbentuk
gas,padat,atau cair.
Zat murni adalah zat yang mempuyai komposisi kimia
yang tetap dan homogen.zat murni umumnya terdapat
lebih dari satu fase tetapi komposisi kimianya sama
untuk seluruh fase.
Sifat Termodinamik
Sifat sistem adalah ciri umum dari sistem yang
mempunyai nilai.nilai sifat ini dapat diukur secara
langsung seperti tekanan,volume dan suhu.
Sifat sistem digolongkan menjadi 2 yaitu ekstensif dan
intensif.jika harga seluruh sistem sama dengan jumlah
harga sifat subsistem atau bagian sifat disebut
ekstensif.dan apabila harga sifat seluruh sistem tidak
sama dengan jumlah harga subsistem atau bagian itu
disebut dengan intensif.
Keadaan sistem dispesifikan oleh sederetan harga
sifatnya.mengingat pada umumnya terdapat hubungan
antar sifat sifat ini. Keadaan Sistem dapat
dispesifikasikan berdasarkan nilai pasangan sifatnya.

Sejarah Penemuan Termodinamika


Istilah termodinamika sering kali kita dengar didalam
kehidupan kita. Setiap perbendaharaan kata yang
sering kita gunakan itu tentunya memiliki arti dan makna
tersendiri. Begitupun kata termodinamika, seperti yang
dikatakan oleh Widoyo. (2011:1), Termodinamika
(bahasa Yunani: thermos= panas and dynamic=
perubahan ) adalah fisika energi, panas, kerja, entropi
dan kespontanan proses.
Hubungan-hubungan yang ada dalam termodinamika itu
berasal dari mekanika statistik, oleh sebab itu banyak
sekali keterkaitan antara termodinamika dan mekanika
statistik, bahkan terdapat beberapa kajian yang sama
seperti pandangan terhadap suatu sistem.
Pada sebuah sistem dimana terjadi suatu proses
perubahan wujud atau pertukaran energi, ternyata
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kecepatan suatu proses reaksi berlangsung atau biasa
kita sebut kinetika reaksi. Karena hal tersebut, istilah
termodinamika biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang.
Dari itu, dapat kita katakan bahwa termodinamika
merupakan cabang fisika yang mempelajari mengenai
hubungan antara panas dengan energi. Pada dasarnya,
seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
termodinamika merupakan ilmu yang yang mempelajari
tentang panas sebagai energi yang mengalir. Karena
itu, sejarah perkembangan ilmu termodinamika berawal
sejak manusia memikirkan tentang panas.
Abad ke-5 SM, seorang filsuf Yunani Parmenides
menulis sebuah puisi konvensional yang berjudul On
Nature, beliau menggunakan penalaran verbal untuk
mengungkapkan bahwa kekosongan, pada dasarnya
apa yang sekarang kita kenal sebagai vakum di alam ini
ternyata tidak bisa terjadi.
Pandangan tersebut didukung oleh Aristoteles.
Aristoteles (350 SM) merupakan orang yang pertama
kali melakukan percobaan tentang panas. Dia
mengatakan bahwa panas merupakan bagian dari
materi atau dengan kata lain materi tersusun dari panas
dan pada tahun 1593, penalaran Aristoteles diteruskan
oleh seorang bernama Galileo Galilei. Dia menganggap
bahwa panas adalah sesuatu yang dapat diukur, melalui
penemuannya berupa termometer air.
Beberapa tahun kemudian setelah Galileo Galilei
meneruskan penalaran Aristoteles, tepatnya pada tahun
1799 dua Ilmuwan bernama Sir Humphrey Davy dan
Count Rumford menegaskan bahwa panas adalah
sesuatu yang mengalir. Pernyataan tersebut
mendukung prinsip kerja termometer yang ditemukan
oleh Galileo Galilei namun membantah pernyataan
Aristoteles yang menyatakan bahwa panas merupakan
bagian dari materi atau dengan kata lain materi tersusun
dari panas.
Saat itu seharusnya dirumuskan hukum ke-nol
termodinamika, akan tetapi karena pada saat itu
termodinamika belum berkembang sebagai ilmu maka
para tidak terpikirkan oleh para ilmuwan untuk
merumuskan hukum ke-nol dengan pernyataannya: dua
sistem dalam keadaan yang setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu
dengan lainnya.
Beberapa tahun sebelum Sir Humphrey Davy dan Count
Rumford menegaskan bahwa panas adalah sesuatu
yang mengalir, tepatnya pada tahun 1778 seorang
ilmuwan bernama Thomas Alfa Edison
memeperkenalkan sebuah mesin uap pertama yang
mengkonvensi panas menjadi kerja mekanik.
Kemudian pada tahun 1824, ilmuwan bernama Sadi
Carnot berupaya untuk menemukan hubungan antara
panas yang digunakan dan kerja mekanik yang
dihasilkannya. Hasil pemikiran Carnot merupakan titik
awal perkembangan ilmu termodinamika klasik. Carnot
dianggap sebagai Bapak Termodinamika, dia
mempublikasikan refleksi pada kekuatan motif api,
wacana pada efisiensi panas, kekuatan, energi dan
mesin.
Makalah tersebut menguraikan hubungan energi dasar
antara mesin Carnot, siklus Carnot, dan kekuatan motif.
Hal ini menjadi tanda bahwa termodinamika sebagai
ilmu pengetahuan modern telah dimulai. Tahun 1845,
67 tahun setelah Thomas Alfa Edison memperkenalkan
mesin uapnya, James P.Joule menyimpulkan bahwa
panas dan kerja merupakan dua bentuk energi yang
satusama lainnya dapat dikonversi.
Kesimpulan Joule didukung oleh ilmuwan-ilmuwan
lainnya seperti rudolf Clausius, Lord Kelvin (William
Thompson), Helmhozt, dan Robert Mayer, kemudian
selanjutnya para ilmuwan ini merumuskan hukum
pertama termodinamika
Setahun sebelumnya, ternyata Lord Kelvin telah
memperkenalkan istilah termodinamika melalui
makalahnya yang berjudul: An Account of Carnot s
Theory of the Motive Power of Heat. Sedangkan buku
tentang termodinamika pertama ditulis oleh William
Rankine pada tahun
Pernyataan hukum pertama termodinamika yang
dirumuskan oleh para ilmuwan tadi adalah: perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup
sama dengan total dari jumlah energi panas yang
disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap system.
Secara matematis, pernyataan tersebut dapat
diungkapkan dengan persamaan: U = Q + W Setelah
Lord Kelvin dan Planck mempelajari mesin carnot,
kemudian menyimpulkan bahwa pada suatu mesin siklik
tidaklah mungkin kalor yang diterima mesin itu akan
diubah semuanya menjadi kerja, tetapi akan selalu ada
kalor yang dibuang oleh mesin. Hal ini terjadi akibat sifat
sebuah sistem yang selalu menuju ketidakteraturan,
entropi (S) meningkat.
Pada saat itu tepatnya pada tahun 1860 hukum kedua
termodinamika diperkenalkan. Menurut Clausius, dia
menyatakan bahwa besarnya perubahan entropi yang
dialami oleh suatu sistem ketika sistem tersebut
mendapatkan tambahan kalor (Q) pada temperatur atau
suhu konstan dapat dinyatakan melalui pernyataan yang
dikenal sebagai hukum kedua termodinamika yang
berbunyi: total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Artinya, kalor dapat mengalir secara alami dari benda
yang panas ke benda yang dingin, sebaliknya kalor
tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke
benda panas. Tahun , seorang ilmuwan matematika
yang merupakan fisikawan Amerika bernama Josiah
Williard Gibbs menerbitkan tiga makalah, dimana salah
satu makalahnya yang paling terkenal adalah pada
kesetimbangan substansi heterogen.
Pada makalah itu ia menunjukan bagaimana proses
termodinamika, termasuk didalamnya adalah reaksi
kimia yang dapat dianalisis melalui grafis dengan
mempelajari energi, entropi, volume, suhu dan tekanan
dari sistem termodinamika sedemikian rupa. Beberapa
tahun kemudian, pada tahun 1885 Boltzman
menyatakan bahwa energi dalam dan entropi
merupakan besaran yang menyatakan keadaan
mikroskopis sistem.
Pernyataan tersebut menjadi awal perkembangan
termodinamika statistik yang merupakan pendekatan
secara mikroskopis tentang sifat termodinamis suatu zat
berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel sebagai
penyusunnya. Pada tahun 1906, Giauque dan W.
Nernst merumuskan hukum ketiga termodinamika.
Pernyataan hukum ketiga tersebut adalah:
pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, maka semua proses yang terjadi dalam sistem
tersebut akan berhenti dan entropi sistem akan
mendekati nilai minimum.
Awal abad ke-20, munculah termodinamika statistik
yang juga disebut sebagai mekanika statistik.
Kemunculan tersebut ditandai dengan perkembangan
teori atom dan molekuk pada paruh kedua abad ke-19
yang kemudian melengkapi termodinamika dengan
menginterpretasikan interaksi mikroskopis antara
partikel individu atau kuantum mekanis.
Bidang ini menghubungkan sifat mikroskopis atom dan
molekul individu dengan sifat makroskopisnya adalah
sebagian besar bahan-bahan yang dapat diamati pada
skla manusia, sehingga menjelaskan bahwa
termodinamika merupakan akibat alami dari statistik,
mekanika klasik, dan teori kuantum pada tingkat
mikroskopis.
Apakah termodinamika itu? Termodinamika adalah
bidang ilmu yang meliputi hubungan antara panas dan
jenis energi lainnya. Termodinamika ditemukan dan
diteliti awal tahun 1800-an. Pada saat itu, itu terkait
dengan dan mendapat perhatian karena penggunaan
mesin uap.
Termodinamika dapat dipecah menjadi empat hukum.
Meskipun ditambahkan ke dalam hukum termodinamika
setelah tiga hukum lainnya, hukum ke nol biasanya
dibahas terlebih dahulu. Ini menyatakan bahwa jika dua
sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan
sistem ketiga, maka mereka berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain.
Dengan kata lain, jika dua sistem adalah temperatur
yang sama sebagai sistem yang ketiga, maka ketiganya
adalah suhu yang sama.
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa
energi total sistem tetap konstan, bahkan jika itu diubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Misalnya, energi
kinetik energi yang memiliki obyek ketika bergerak
diubah menjadi energi panas ketika sopir menekan rem
pada mobil untuk memperlambatnya. Ada sering
menangkap frase untuk membantu orang mengingat
hukum pertama termodinamika:
Usaha adalah kalor, dan kalor adalah usaha. Pada
dasarnya, usaha dan panas yang setara.
Hukum kedua termodinamika adalah salah satu hukum
yang paling dasar dalam ilmu pengetahuan. Ini
menyatakan bahwa panas tidak bisa mengalir ke sistem
pada suhu yang lebih tinggi dari sistem pada suhu yang
lebih rendah dengan kemauan sendiri.
Untuk tindakan tersebut terjadi, usaha harus dilakukan.
Jika es batu ditempatkan dalam secangkir air hangat, es
batu mencair saat panas air mengalir ke dalamnya.
Hasil akhirnya adalah secangkir air yang sedikit dingin.
Es batu hanya bisa terbentuk jika menggunakan energi.
Contoh lain dari hukum kedua hanya bekerja dengan
penambahan energi dapat dilihat dengan kulkas tua.
Dalam hal ini, pendinginan dari dalam kulkas
menghangatkan di luar itu.
Jadi, usaha yang dilakukan dan usaha membuat kalor.
Usaha selesai dengan pompa kulkas. Hukum kedua
termodinamika juga mengatakan bahwa hal-hal dapat
aus. Sebagai contoh, jika sebuah rumah bata dibiarkan
tidak terawat, akhirnya akan runtuh karena angin, hujan,
dingin, dan kondisi cuaca lainnya.
Namun, jika tumpukan batu bata jika dibiarkan tanpa
pengawasan, tidak akan pernah membentuk sebuah
rumah, kecuali usaha akan ditambahkan ke dalam
campuran.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa
perubahan entropi dari suatu sistem ketika mengubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya mendekati nol
suhunya mendekati nol pada skala Kelvin. Nol pada
skala Kelvin adalah mutlak batas bawah suhu ketika
atom dan molekul memiliki energi paling mungkin.
Entropi didefinisikan sebagai ketersediaan energi sistem
untuk melakukan pekerjaan.
Jadi, berikut bahwa ada skala absolut entropi.
Akibatnya, tidak ada sistem nyata yang bisa mencapai
nol derajat pada skala Kelvin.
Perubahan Fase Zat
Perubahan Fase Zat Artikel ini adalah suplemen dari
artikel Wujud Zat Kelima, membahas sedikit detil
tentang konsep perubahan fase. Cocok untuk
mengingat kembali, terutama yang masih bingung
dengan asas Black,
Kata kunci pada perubahan fase sebuah zat adalah
panas zat berubah, tapi temperaturnya tetap. Pada
artikel Wujud Zat Kelima, disinggung konsep perubahan
fase. Secara harfiah, perubahan fase terjadi saat
sebuah zat berubah dari satu wujud ke wujud yang lain.
Misalnya dari gas ke cair, cair ke padat, padat ke gas,
dan sebaliknya.
Proses-proses perubahan fase diilustrasikan oleh
Gambar Proses perubahan fase zat (baca artikel Wujud
Zat Kelima). Setiap proses melibatkan panas, baik
panas itu dilepas oleh zat ataupun diterima oleh zat, tapi
tidak melibatkan perubahan temperatur!
Proses Pendidihan dan Penguapan
Fenomena ini mungkin jarang kita amati, atau bahkan
sebagian kita merasa ini adalah hil yang mustahal.
Kenapa? Karena perubahan temperatur, normalnya,
mengindikasikan perubahan panas. Semakin tinggi
temperatur sebuah zat, semakin panas juga dia. Untuk
menaikkan temperatur sebuah zat, kita dapat
memanaskan zat tersebut. Sebaliknya, untuk
mendinginkan sebuah zat, maka sebagian panasnya
harus dibuang sehingga pada akhirnya temperaturnya
berkurang.
Kulkas, atau refrigerator, adalah piranti umum yang
dapat mengambil panas suatu zat dan dibuang ke
lingkungan. Oleh karena itu bagian belakang kulkas
panas dan bisa dipakai untuk mengeringkan pakaian ini
termasuk ide daur ulang energi yang cerdas menurut
saya.
Air tepat mendidih: gelembung-gelembung udara pecah
di dalam air sebelum sampai ke permukaan. Namun
sebenarnya tidak selalu demikian. Misalnya kita ingin
menguapkan sejumlah air. Ketika tepat mendidih
(biasanya pada temperatur 100 celcius), kita tetap
memberikan panas (misalnya panas api dari kompor)
supaya dia benar-benar mendidih.
Tanda air tepat mendidih adalah muncul gelembung-
gelembung udara dari dasar panci namun gelembung
itu meletus di dalam air sehingga terdengar bunyi
mendesis. Jika kita matikan kompor saat itu, maka
gelembung-gelembung tersebut langsung hilang.
Kejadian Ini menandakan temperatur air turun.
Air telah mendidih: terlihat gelembung-gelembung udara
berhasil mencapai permukaan air. Jadi kompor tetap
dinyalakan (untuk memberikan panas pada air).
Gelembung-gelembung terus bermunculan dan terlihat
mereka seakan-akan berjuang untuk dapat sampai ke
permukaan air. Pada saat ini, meskipun air terus
menerima panas, tapi temperaturnya tidak berubah,
tetap 100 celcius.
Kita bisa uji ini dengan cara meletakkan termometer ke
dalam air selama proses pendidihan berlangsung. Jika
gelembung-gelembung udara tersebut berhasil sampai
di permukaan air, maka disebut air telah mendidih
sebagian air (zat cair) telah berubah menjadi uap (gas).
Ambil termometer lain dan coba ukur temperatur gas
yang berada tepat di atas permukaan air nilainya pasti
sama atau lebih tinggi dari 100 celcius.
Pada kondisi ini, panas yang diterima uap air dipakai
untuk menaikkan temperaturnya kondisi kembali normal.
Kalor dan Kalor Laten Diagram temperatur-energi panas
(T-Q) pada perubahan fase wujud zat. Cerita ini
digambarkan oleh diagram temperatur-energi
perubahan fase. Istilah panas yang sering kita ucapkan
sehari-hari adalah energi yang dipakai untuk mengubah
temperatur zat disebut juga dengan istilah kalor.
Nilainya diberikan oleh. dengan adalah panas yang
terlibat (diterima atau dilepaskan zat, satuan joule (J)),
adalah massa zat (kg), adalah kalor jenis (J/kg.K), dan
adalah perubahan temperatur yang dialami oleh zat (K,
kelvin).
Ada konsep baru yang disebut di sini, yaitu kalor jenis.
Kalor jenis adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur satu kilogram zat sebanyak 1 K
(atau setara dengan 1 celcius) ini sesuai dengan
satuannya J/kg.K. Setiap zat memiliki nilai yang
berbeda-beda. Air misalnya, memiliki nilai J/kg.K. Oke,
kita lanjut.
Bagaimana dengan panas yang terlibat selama proses
perubahan fase? Panas ini disebut panas laten atau
kalor laten. Istilah laten berasal dari bahasa Inggris,
latent, yang berarti tersembunyi. Zaman orba dulu,
istilah laten sering dipakai untuk mencap paham
komunis sebagai bahaya laten. artinya paham ini adalah
bahaya yang tidak terlihat tapi sesungguhnya adalah
bahaya. Ini seperti api dalam sekam, apinya tidak
terlihat dari luar tapi sesungguhnya dia ada di sana.
Kalor laten, dalam termodinamika, dirumuskan sebagai
dengan adalah kalor laten, adalah massa zat, dan
adalah kalor jenis laten (J/kg). Penggunakan Diagram T-
Q Salah satu penggunaan diagram T-Q adalah
menghitung panas yang terlibat selama proses
perubahan fase berlangsung.
Gambar di bawah ini contoh diagram T-Q untuk air
(wujud padat, cair, dan gas). Misalnya, untuk
mencairkan es butuh 334 kj panas (kalor laten). Untuk
mendidihkannya butuh 418,6 kj panas. Untuk
menguapkannya, butuh 2260 kj (kalor laten). Jadi,
setidak-tidaknya butuh 3012,6 kilojoule panas!
Nilai ini akan bertambah jika temperatur es di bawah 0
celcius Penggunaan lain adalah untuk menganalisis
prinsip asas Black yang sering diuji di sekolah dulu.

Anda mungkin juga menyukai