Anda di halaman 1dari 4

A.

JUDUL PERCOBAAN
Pembuatan Iodoform
B. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
menngenai:
1. Prinsip kerja dan teknikteknik kristalisasi zat padat organik
2. Reaksi haloform
3. Kegunaan reaksi haloform untuk pembuatan haloform dan asam karboksilat
dan untuk menunjukkan adanya gugus CH3CO dan CH3CHOH
C. TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa organik yang merupakan suatu golongan besar senyawa yang
dikaji secara khusus dalam kimia organik, banyak manfaatya bagi kehidupan
manusia sehari-hari. Ada diantaranya yang berwujud bahan makanan, bahan
sandang, obat-obatan, kosmetik dan berbagai jenis plastik. Bahkan di dalam tubuh
manusia pun sangat banyak terdapat senyawa organik dengan fungsi yang beraga
pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kimia organik pada hakikatnya
adalah cabang dari ilmu kimia yang khusus mempelajari senyawa karbon
(Wahjudi, 2003: 1-2)
Halogenansi alfa merupakan dasar suatu uji kimia yang disebut uji
iodoform, untuk meti ketonn. Gugu metil dari suatu metil keton diiodinasi
bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning. Uji ini
idaklah spesifik untuk metil keton. Iod merupakan zat pengoksidasi lembut, dan
senyawa apa saja yang dapat dioksidasi menjadi sutu senyawa karbonil metil juga
akan menunjukkan uji positif. Brom dan klor juga bereaksi dengan metil keton,
menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Istilah
umum untuk menyebut CHX3 ialah ‘haloform’ maka reaksi ini sering disebut
sebagai reaksi haloform. Karena bromoform dan kloroform merupakan cairan
yang tidak mencolok, maka pembentukannya tidak berguna untuk maksud uji.
Namun reaksi antara suatu metil keton dengan setiap halogen tersebut
memberikan suau metode pengubahan metol keton ini menjadi asam karboksilat
(Fessenden dan Fessenden, 1982: 42-43)
Hidrogen alfa dalam senyawa karbonil lebih asam daripada umumnya
hidrogen yang berikatan dengan atom karbon. Akibat dari penempatan gugus
karbonil di sebelah proton metil sangat luar biasa, yaitu meningkatnya keasaman
sampai lebih dari pangkat 30 dari 10. Ada dua alasan, pertama karbon karbonil
membawa muatan positif parsial. Elektron ikatan bergeser ke arah karbon karbonil
dan menjauhi hidrogen alfa, sehingga basa muudah mengambil hidrogen alfa
sebagai proton (artinya, tanpa membawa elektron ikatannya). Kedua, anion yang
dihasilkan distabilkan oleh resonansi, amino ini disebut anion enolat. Muatan
neegatifnya terdistribusi si antara karbon alfa dan atom oksigen karbonil. Anion
enolat ialah karbonil terionosasi dari dua struktur penyumbang berbeda hanya
dalam sususnan elektronnya (Hart, 2003: 292).
Iodoform merupakan senyawa yang diperoleh dari reaksi etil alkohol/ aseton
dengan iodium dan alkali. Jika dipakai etil alkohol terjadi reaksi:
C2H5OH + 4I2 + 6KOH CHI3 + HCOOK + 5KI + 5H2O
Cara lain untuk membuat CHI3 adalah dnegan hidrolisis larutan yang mengandung
etanol/ aseton, natrium karbonat, dan kalium iodida. Iodoform adalah zat padat
yang terbentuk kristal dengan warna kuning limau, mempunyai bau khas.
Kegunaan iodoform adalah mutlak untuk : a). bahan antiseptik, b). membuktikan
adanya etil alkohol dan beberapa alkohol lain (Wahjudi, 2003: 115).
Ikatan hidrogen merupakan ikatan kovalen koordinasi, dimana atom N dari
alkaloid akan menyumbangkan salah satu elektron bebasnya pada H dari aseton,
sehingga terbentuk ikatan hidrogen, semakin banyak ikatan hidrogen terbentuk
maka alkaloid akan semakin larut dalam aseton. Selain itu aseton juga memiliki
atom O yang mempunyai dua pasang elektron bebas. Ikatan hidrogen terjadi
antara atom O yang mempunyai 4 elektron bebas dengan atom H dari alkaloid,
dimana salah satu elektron bebas atom O disumbangkan pada atom H untuk
membentuk ikatan hidrogen. Semakin banyak ikatan hidrogen yang terbentuk
maka senyawa iodoform akan semakin larut (Iwan, 2018: 34).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kristalisasi yaitu antara lain, suhu,
laju pendinginan, agitasi, risibah, pelarut minyak, waktu kristalisasi dan jenis
pelarut. Viskositas larutan pada proses kristalisasi pelarut memengaruhi transfer
massa dipengaruhi oleh pindah massa dan pindah panas. Pertumbuhan kristal
dipengaruhi oleh pindah massa dan pindah panas. Pertumbuhan kristal berkaitan
dengan viskositas cairan induk. Viskositas cairan dipengaruhi oleh risbah pelarut
fraksi tidak tersabunkan (Ahmadi, 2011: 144).
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yag mengandung
gugus karboksil. Gugus karboksil mengandung sebuah guus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil, antara aksi dari kedua gugus ini, mengakibatkan suatu kreaktiva
kimia yang unik untuk asam karboksilat. Asam-asam karboksilat penting secra
biologis maupun komersial. Aspirin adalah sebuah asam karboksilat, seperti juga
asam oleat dan prostagladin. Karena gugus karboksil bersifat polar dan tak
terrintangi, maka reaksinya tidak terlalu dipengaruhi oleh sisa molekul. Gugus
karbonil dalam aspirin, asam oleat dan asam karbiksilat lain bereaksi serupa. Sifat
kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat ialag keasamannya.
Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO 3 (Fessenden dan
Fessenden, 1982: 44).
Sifat yang penting dari asam karboksilat adalah keasamannya. Dalam asam
karboksilat terdapat gugus fungsi karboksil, yaitu gugus fngsi yang namanya
diperoleh dari nama dua gugus penyusunnya masing-masing adalah gugus
karbonil. Dalam asam karboksilat gugus -COOH terikat pada gugus alkil atau
gugus aril. Meskipun yang mengikat gugus -COOH dapat berupa gugus alifatij
atau aromatik, jenuh atau tidak jenuh, terdistribusi atau tidak terdistribusi. Sifat
yang diperlihatkan oleh gugus -COOH terdapat pada dasarnya sama. Di samping
terdapat asam yang mengandung sebuah gugus karboksil (asam monokarboksilat),
diketahui juga adanya asam memiliki dua buah gugus karboksil (asam
dikarboksilat) dan tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat). Perbedaab
gugus -COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang mendasar.
Pemahaman konsep-konsep diperlukan untuk mempelajari berbagai senyawa
organik yang berikatan dengan asam karboksilat dan senyawa-senyawa turunanya
(Wahjudi, 2003: 186.)
Hasil akhir reaksi ini adalah RCH 2COCX3 yang akan mengalami reaksi
lanjut dengan OH dan menghasilkan 1 gugus lepas -CX3 yang mengambil proton
membentuk haloform dan anion karboksilat. Reaksi ini dikenal dengan reaksi
haloform yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya metil keton dengan cara
mereaksikan I2 dalam basa berair yang akan menghasilkan haloform dengan bau
khas, berwarna kuning dan tidak larut dalam media reaksi (Harno, 2020: 144).

Anda mungkin juga menyukai