MIKRO TEKNIK
PREPARASI ACETOLISIS POLLEN
Disusun oleh:
Nama : Danita Kurnia Anfira
NIM : K4317017
Kelas :A
Kelompok : 10
di sentrifus (pollen
menganti larutan 4000 rpm selama 5
waterbath 650C mendiamkan
dengan AAG : menit, spora 3000
selama 30 menit sampai dingin rpm selama 3
H2SO4 9:1
menit) )
larutan dibuang,
memberi gliserin dipanaskan di
jelly pada
mounting
waterbath
spora/polen
3
2. Spora Pityrogramma sp 1. Membran sel
2. Inti sel
3. Sitoplasma
2
1
4. Pembahasan
Teknik Handling Bahan
Teknik handling bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan
teknik acetolisis. Acetolisis adalah salah satu metode pembuatan preparat pollen
dan / atau spora yang menggunkan prinsip melisiskan dinding sel dengan asam
asetat glasial (AAG) serta asam sulfat pekat sebagai bahan tambahan. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan hasil amatan morfologi dinding pollen dan spora
serta ornamentasi dari pollen dan spora tersebut. Pollen dan spora yang digunakan
dalam pembuatan preparat ini haruslah merupakan pollen dan spora yang matang.
Pollen dan spora yang matang ini dapat ditandai dengan sudah tidak ada air dalam
pollen dan spora tersebut, jika pollen dan spora dipatahkan maka hanya akan
seperti tepung saja.
Penggunaan Teknik
Hal yang pertama kali dilakukan adalah menyisir pollen bunga dan spora
pada tumbuhan paku dengan kuas kecil. Kemudian bahan di fiksasi dengan cara
dimasukkan ke dalam botol flakon yang sudah berisi AAG 45%, fiksasi
dilakukan selama 24 jam. Setelah itu, bahan di pindah ke dalam tabung sentrifus
dan di sentrifugasi (pollen 3000 rpm selama 7 menit, spora 5000 rpm selama 5
menit).
Setelah di sentrifugasi, larutan diganti dengan campuran AAG dan H2SO4
dengan perbandingan 9 : 1. H2SO4 ditambahkan setetes demi setetes ke dalam
AAG. Lalu dipanaskan ke dalam waterbath dengan suhu 65o selama 3 menit.
Setelah itu, keluarkan dari waterbath dan tunggu sampai dingin. Setelah itu di
sentrifugasi lagi (pollen 4000 rpm selama 5 menit, spora 3000 rpm selama 3
menit). Kemudian membuang larutan dan cuci dengan aquades, lalu di
sentrifugasi lagi dua kali (pollen dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit dan
6500 rpm selama 1 menit dan spora dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit
sebanyak dua kali). Kemudian bahan diwarnai dengan safranin sebanyak 2 tetes,
diamkan 30 detik, kemudian diencerkan dengan aquades setinggi 3 cm.
Kemudian di sentrifugasi lagi (pollen dan spora dengan kecepatan 6000
rpm selama 5 menit). Kemudian mengganti larutan dengan gliserin jelly dan
dipanaskan dalam waterbath. Kemudian di mounting dengan cara meneteskan
bahan pada object glass, kemudian letakkan parafin di keempat sisi unuk
memblokade bahan, letakkan cover glass diatas parafin, kemudian panaskan
dengan pembakar bunsen sampai parafin mencair dan mengunci bahan agar tidak
melebar keluar. Lalu didinginkan kemudian diamati dibawah mikroskop.
Alasan penggunaan teknik
Dalam pembuatan preparat pada praktikum ini digunakan teknik acetolisis
karena teknik ini dapat menghasilkan preparat yang dapat menampilkan bentuk
sekaligus ornament dari pollen dan spora.
Langkah-langkah dari proses asetolisis ini antara lain adalah fiksasi,
pemanasan, pencucian, pewarnaan (staining), penutupan (mounting), dan
labelling. Langkah pertama yaitu fiksasi pollen dan spora. Fiksasi adalah suatu
usaha untuk mempertahankan elemen-elemen sel atau jaringan, dalam hal ini
pollen dan spora agar tetap pada tempatnya, dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun ukuran dengan media kimia sebagai fiksatif. Fiksasi umumnya
memiliki kemampuan untuk mengubah indeks bias bagian-bagian sel, sehingga
bagian-bagian dalam sel tersebut mudah terlihat di bawah mikroskop. Tetapi
tidaklah berarti banyak, karena tanpa diwarnai bagian-bagian jaringan tidak akan
dapat jelas dibedakan satu sama lain. Fiksatif mempunyai kemampuan untuk
membuat jaringan mudah menerap zat warna. Dari proses fiksasi ini, fiksatif
diharapkan akan :
1. Menghentikan proses metabolisme dengan cepat
2. Mengawetkan elemen sitologis dan histologis
3. Mengawetkan bentuk yang sebenarnya
4. Mengeraskan atau memberi konsistensi material yang lunak biasanjya secara
koagulasi, dari protoplasma dan material-material yang dibentuk oleh
protoplasma. (Sari, Kriswiyanti, dan Darsini, 2013)
Selanjutnya dilakukan tahap sentrifus. Tujuan dari centrifuge ini adalah
memisahkan pollen / spora dan asam asetat glacial, karena pollen / spora berukuran
kecil dan bercampur dengan asam asetat glasial sehingga pollen / spora susah
untuk diambil, maka diperlukan sentrifus. Dari hasil sentrifus ini akan terbentuk
supernatan asam asetat dan endapan serbuk sari. (Sari, Kriswiyanti, dan Astarini,
2010).
Langkah selanjutnya adalah menambahkan larutan campuran antara
H2SO4 pekat dan asam asetat glasial dengan perbandingan 1 : 9 pada tabung
centrifuge yang berisi endapan pollen dan spora. Penambahan larutan kemudian
diikuti dengan pemanasan campuran larutan tersebut di dalam waterbath (penangas
air) di atas lampu spiritus. Pemanasan ini dilakukan hingga air dalam penangas
mendidih. Pemanasan larutan ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi
yang terjadi pada pollen dan spora. (Shivanna & Sawhney, 1997).
Tahap selanjutnya yaitu pencucian pollen dan spora dengan aquades
sebanyak dua kali. Pencucian dilakukan dengan penambahan aquades ke dalam
tabung sentrifus yang berisi pollen / spora kemudian melakukan sentrifus untuk
mendapatkan pollen / spora yang sudah bersih. Perlakuan tersebut dilakukan dua
kali untuk mendapatkan serbuk sari yang bersih tanpa ada sisa zat kimia seperti
fiksatif dalam pollen / spora yang akan dibuat preparat. (Zahrina, Hasanuddin, dan
Wardiah, 2017).
Setelah pencucian, tahap berikutnya adalah pewarnaan (staining) dengan
menggunakan safranin 1 %. Tujuan utama dari pewarnaan adalah untuk
meningkatkan kontras warna pollen / spora dengan sekitarnya sehingga
memudahkan dalam pengamatan pollen / spora di bawah mikroskop. Pewarnaan
dapat memperjelas bentuk ornamen dinding sel pollen / spora serta mempermudah
mengetahui ukuran pollen / spora. (Zahrina, Hasanuddin, dan Wardiah, 2017).
VIII. Lampiran
Satu lembar foto ACC logbook
Empat lembar screenshot jurnal
IX. Lembar Pengesahan
Asisten Praktikan